PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIF LEARNING)

Abstrak

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, sikap sosial, dan keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat bangsa dan negara (Sisdiknas tahun 2001). Kualitas pendidikan saat ini masih terlihat kurang memuaskan. Ukuran kualitas pendidikan dapat dilihat dari prestasi akademik siswanya, yaitu berupa nilai ujian dan dapat dilihat dari pengaruh hasil belajar terhadap kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat dimulai dari peningkatan prestasi akademik atau hasil belajar siswa di sekolah. Keberhasilan pendidikan ditentukan oleh banyak faktor, antaranya adalah faktor guru, yaitu guru yang memiliki keterampilan dalam proses pembelajaran, yang berkait rapat dengan kemampuannya memilih model pembelajaran yang dapat memberikan keberhasilan pada siswa. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif.

Kata Kunci : Peningkatan mutu pendidikan, pembelajaran kooperatif

PENDAHULUAN

Pembelajaran pada hakikatnya adalah kegiatan guru dalam membelajarkan siswa, yang berarti membuat atau menjadikan siswa dalam kondisi belajar. Siswa dalam kondisi belajar dapat diamati dan dicermati melalui aktivitas yang dilakukan, yaitu perhatian fokus, antusias, bertanya, menjawab, berkomentar, presentasi, diskusi, mencoba, menduga, atau menemukan. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru perlu merancang strategi yang tepat yaitu cara guru mengatur keseluruhan proses pembelajaran.

Mengajar bukan semata persoalan menceritakan dan belajar bukan merupakan konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam benak siswa. Proses belajar sesungguhnya bukanlah semata kegiatan menghafal. Banyak hal yang kita ingat akan hilang dalam beberapa jam. Untuk mengingat apa yang telah diajarkan, siswa harus mengolahnya atau memahaminya. Seorang guru tidak dapat dengan serta merta menuangkan sesuatu ke dalam benak para siswanya, karena mereka sendirilah yang harus menata apa yang mereka dengar dan lihat menjadi satu kesatuan yang bermakna. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri, penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang optimal.

Ketika peserta didik pasif atau hanya menerima pelajaran dari guru, ada kecenderungan untuk cepat melupakan pelajaran yang telah diberikan. Untuk mengingat apa yang telah diajarkan, siswa harus mengolahnya atau memahaminya. Siswa belajar hanya 10% dari apa yang di baca, 20% dari apa yang di dengar, 30% dari apa yang di lihat, 50% dari apa yang di lihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan, dan 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa jika mengajar dengan banyak ceramah, maka tingkat pemahaman siswa hanya 20%. Tetapi sebaliknya, jika siswa diminta untuk belajar secara aktif, tingkat pemahaman siswa dapat mencapai sekitar 90%. Orientasi pengajaran dalam konteks belajar mengajar diarahkan untuk pengembangan aktivitas siswa dalam belajar. Gambaran pengembangan aktivitas itu tercermin dari adanya usaha yang dilakukan guru. Belajar mengajar merupakan kegiatan siswa dalam membangun makna atau pemahaman. Dengan demikian guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritas atau haknya dalam membangun gagasan. Tanggung jawab belajar berada pada diri siswa, tetapi guru bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, potensi, motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar. Tugas guru yang utama bukan lagi menyampaikan pengetahuan, melainkan memberikan pengertian, membimbing mereka untuk belajar sendiri. Guru dituntut untuk dapat mengembangkan potensi peserta didik agar bisa melakukan tugas secara aktif sesuai dengan tingkat perkembangannya. Untuk itu diperlukan suatu kondisi belajar yang kondusif yang memungkinkan semua siswa merasa senang dan ditantang untuk melakukan kegiatan belajar sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

Pada dasarnya semua anak memiliki potensi untuk mencapai kompetensi atau keberhasilan. Seluruh potensi itu hanya mungkin dapat berkembang manakala siswa terbebas dari rasa takut, jenuh, dan menegangkan. Oleh karena itu guru perlu mengupayakan agar proses pembelajaran merupakan proses yang menyenangkan. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Pembelajaran koopeartif berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Model pembelajaran ini memberi penekanan pada aspek sosial pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran kooperatif menyangkut teknik pengelompokan yang di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5 orang. Kelompok kooperatif ini disusun sedemikian rupa berkarakteristik heterogen dilihat dari jenis kelamin, latar belakang social ekonomi, maupun kemampuan.

Pada hakikatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok. Oleh karena itu, banyak guru yang mengatakan bahwa tidak ada sesuatu yang aneh dalam pembelajaran kooperatif karena mereka menganggap telah biasa menggunakannya. Walaupun pembelajaran kooperatif terjadi dalam bentuk kelompok, tetapi tidak semua kerja kelompok dikatakan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperati bersangkutan dengan teknik pengelompokan yang di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama. Pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar dengan anggota lainnya dalam kelompok tersebut sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama antara peserta belajar itu sendiri.

Ciri dan Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur penghargaan yang berbeda dengan model konvensional. Struktur tugas mengacu kepada dua hal, yaitu cara pembelajaran itu dilakukan dan jenis kegiatan yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas. Struktur tujuan ditandai dengan adanya saling ketergantungan positif antar siswa, artinya keberhasilan seorang siswa hanya dan hanya jika siswa yang lain di dalam kelompoknya juga berhasil.

Kebanyakan pembelajaran kooperatif memiliki ciri sebagai berikut :

1. Siswa belajar dalam kelompoknya secara kooperatif untuk menguasai materi belajarnya. Tugas anggota kelompok adalah saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.

2. Sistem penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.

Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif

Dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif, ada beberapa konsep mendasar yang perlu diperhatikan dan diupayakan oleh guru, yaitu :

a. Saling ketergantungan positif. Anak didik harus merasakan bahwa mereka saling membutuhkan. Perasan saling ketergantungan ini akan mendorong siswa untuk saling memotivasi untuk meraih hasil yang optimal. Kekompakan timbul karena merasa satu keasatuan yang terikat dalam satu tanggung jawab untuk kesuksesan kelompok.

b. Interaksi tatap muka. Pada kesempatan ini semua anggota kelompok dapat menjadi sumber belajar, sehingga sumber belajar menjadi beragam. Interaksi tatap muka dapat memperkaya wawasan siswa karena sumbangan pikiran dan saran tiap anggota kelompok akan mempengaruhi daya pikir anggota kelompok.

c. Akuntabilitas Individual. Disamping memiliki tanggung jawab terhadap teman-teman dalam kelompoknya, para siswa juga dituntut tanggung jawab lain terhadap dirinya sendiri. Nilai kelompok didasarkan atas rata-rata hasil belajar semua anggotanya, karena itu semua angota kelompok member sumangan untuk penilaian kelompok yang disebut akuntabilitas individual.

d. Kemampuan menjalin hubungan antar pribadi. Dalam pembelajaran kooperatif, tanggang rasa, saling menghargai, bersikap sopan, tidak mendominasi orang lain, mengkritik ide dan bukan mengkritik pribadi teman, harus dipupuk. Guru mengajarkan dan mendorong timbulnya keterampilan sosial tersebut agar kerja kelompok dalam pembelajaran kooperatif efektif.

Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas lima tahap, yaitu :

1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik

Sebagian pakar berpendapat bahwa memberitahu tujuan pada awal pembelajaran tidak harus dilakukan, namun demikian karena belajar adalah proses internal, maka jika siswa mengetahui tujuan pembelajaran yang akan dilakukannya, mereka dapat mengarahkan proses internal sehingga memudahkan pencapaian tujuan. Menyampaikan tujuan dapat dilakukan secara terintegrasi saat melakukan kegiatan motivasi, dan dilakukan sedemikian rupa sehingga memenuhi unsure motivasi seperti menarik, relevan dengan kebutuhan dan sebagainya.

2) Menyajikan informasi

Informasi yang disajikan pada tahap ini sebenarnya bukanlah materi pelajaran yang akan dipelajari siswa, sebab materi pelajaran akan dipelajari sendiri oleh siswa melalui kegiatan kooperatif. Informasi yang disajikan lebih mengarah kepada aturan main yang disepakati, prosedur kooperatif yang akan dilakukan serta konsekuensi yang akan diterima siswa bila melakukan aktivitas tertentu yang dianjurkan.

3) Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok belajar

Pada tahap ini guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kooperatif yang heterogen 4-5 orang setiap kelompok.

4) Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Pada tahap ini guru berkeliling mendatangi kelompok untuk mengecek kemungkinan adanya permasalahan yang di alami siswa, melakukan balikan, member bimbingan, serta mengingatkan siswa agar selalu membangun keterampilan sosial.

5) Melakukan evaluasi dan memberi penghargaan

Evaluasi dilakukan dalam proses dengan strategi tes, kuis, atau melakukan pertandingan beregu, dan memberi penghargaan kepada kelompok yang memiliki skor perkembangan tertinggi. Skor perkembangan kelompok diperoleh dari kontribusi skor perkembangan setiap anggota kelompok.

Keunggulan Pembelajaran Kooperatif

Apabila dibandingkan dengan pembelajaran yang masih bersifat konvensional, pembelajaran kooperatif memiliki beberapa keunggulan, yakni :

a) Memberi peluang kepada siswa agar mengemukakan dan membahas suatu pandangan, pengalaman, yang diperoleh melalui pengajaran dan pembelajaran secara bekerjasama dalam merumuskan kearah satu pandangan kelompok.

b) Dapat meraih kecermelangan dalam belajar.

c) Melatih siswa untuk memiliki keterampilan berpikir dan keterampilan sosial.

d) Mengembangkan kegembiraan belajar yang sejati.

e) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois dan egosentris.

f) Peningkatan kemampuan akademik.

g) Terjalinnya hubungan persahabatan yang baik antara sesama siswa dan guru.

Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar

Hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Hasil belajar diukur dengan teknik-teknik penilaian tertentu.

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis. Aspek fisiologis adalah aspek yang menyangkut kondisi fisik siswa dan aspek psikologis adalah aspek kecerdasan, bakat, minat, dan motivasi siswa.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor eksternal terdiri atas dua macam, yakni ; faktor lingkungan sosial seperti orang tua, guru, dan teman-teman sekelas dan faktor non sosial seperti sarana dan prasarana.

Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi dalam pembelajaran kooperatif adalah keberadaan guru yang berfungsi sebagai pembimbing, dan teman-teman sekelas untuk berbagi pendapat dengan cara melakukan diskusi. Melalui belajar dari teman yang sebaya dan di bawah bimbingan guru, maka proses penerimaan dan pemahaman akan semakin mudah dan cepat terhadap materi yang dipelajari.

Adapun efektifitas dari pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar siswa adalah :

a. Otak bekerja secara aktif

Dengan pembelajaran kooperatif (cooperative learning) siswa diajak belajar secara aktif baik di dalam maupun di luar kelas, mereka diberi kesempatan untuk memilih strategi apa yang mereka inginkan dan mereka juga mempunyai tanggung jawab menguasai pelajaran untuk dipresentasikan atau diajarkan kepada temannya. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.

b. Hasil belajar yang maksimal

Dengan pembelajaran kooperatif (cooperative learning) peserta didik dapat belajar secara aktif, di dalam dan di luar kelas dan mereka mempunyai tanggung jawab untuk mendiskusikan dan mengajarkan materi pelajaran kepada teman yang lain, sehingga mendorong mereka untuk lebih giat belajar baik secara mandiri maupun kelompok. Dengan demikian hasil belajar akan lebih maksimal.
Penelitian menunjukkan bahwa memberi pertanyaan kepada peserta didik atau menyuruh mereka untuk mendiskusikan materi yang baru saja diberikan mampu meningkatkan nilai evaluasi dengan kenaikan yang signifikan.

c. Tidak mudah melupakan materi pelajaran

Ketika peserta didik pasif atau hanya menerima dari guru, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Dan dalam pembelajaran kooperatif (cooperative learning) ini siswa diajak serta untuk aktif dalam proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas. Dengan demikian akan membuahkan hasil belajar yang langgeng.

d. Proses pembelajaran yang menyenangkan

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan strategi pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif. Dengan belajar aktif ini peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana menyenangkan.

e. Otak dapat memproses informasi dengan baik

Otak tidak akan dapat memproses informasi yang masuk kalau otak itu tidak dalam kondisi on, maka otak memerlukan sesuatu yang dapat dipakai untuk menghubungkan antara informasi yang baru diajarkan dengan informasi yang telah dimiliki. Jika belajar itu pasif, otak tidak akan dapat menghubungkan antara informasi yang baru dengan informasi yang lama. Selanjutnya otak perlu beberapa langkah untuk dapat menyimpan informasi. Langkah-langkah itu bisa berupa pengulangan informasi, mempertanyakan informasi atau mengajarkannya kepada orang. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar, pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan satu strategi yang dapat digunakan guru/pengajar dalam proses belajar mengajar. Dengan pembelajaran kooperatif (cooperative learning) siswa akan belajar dengan aktif. Ketika siswa belajar dengan aktif mereka akan merasakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.

KESIMPULAN

Upaya peningkatan mutu pendidikan haruslah dilakukan dengan menggerakkan seluruh komponen yang menjadi subsistem dalam suatu sistem mutu pendidikan. Subsistem yang pertama dan utama dalam peningkatan mutu pendidikan adalah faktor guru. Di tangan gurulah hasil pembelajaran yang merupakan salah satu indikator mutu pendidikan lebih banyak ditentukan, yakni pembelajaran yang bermutu sekaligus bermakna sebagai pemberdayaan kemampuan (ability) dan kesanggupan (capability) peserta didik, yaitu guru yang memiliki keterampilan dalam proses pembelajaran, yang berkait rapat dengan kemampuannya dalam memilih model pembelajaran yang dapat memberikan keberhasilan kepada siswa dan dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat.

Oleh karena itu, guru harus sadar dan menggunakan model pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa dan mengarah kepada aktivitas siswa yang dikenal sebagai cooperative learning (pembelajaran kooperatif). Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif siswa dapat meraih kecermelangan dalam belajar, melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan berpikir maupun keterampilan sosial seperti keterampilan untuk mengemukakan pendapat, menerima saran dari orang lain, bekerja sama, dan rasa setia kawan. Siswa bukan lagi sebagai objek pembelajaran namun dapat juga berperan sebgai tutor bagi rekan sebayanya.

Saran

Dalam pembelajaran kooperatif guru harus mampu menciptakan di kelas sebagai laboratorium demokrasi, supaya siswa terlatih dan terbiasa berbeda pendapat. Seorang guru harus mampu menciptakan suasana di kelas nyaman dan menyenangkan, membantu dan mendorong siswa untuk menjelaskan keinginan dan perbincangan baik secara individu maupun kelompok, serta mengatur penyebaran dalam bertukar pendapat.

Guru harus berperan sebagai penengah dalam mengaitkan materi pembelajaran yang sedang dijalankan melalui pembelajaran kooperatif dengan permasalahan yang nyata ditemukan di lapangan. Guru juga harus membina siswa agar setiap orang merupakan sumber yang bermanfaat bagi yang lainnya.

Seorang guru harus mampu memberi semangat kepada siswa untuk aktif bekerja sama dan memunculkan motivasi dan keberanian siswa agar mampu mengembangkan kemampuan belajarnya secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Dkk. 2009. Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangk. Zanafa Publishing. Pekanbaru

Isjoni dan Mohd. Arif. 2008. Model-model Pembelajaran Mutakhir, Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Marno dan M. Idris. 2008. Strategi dan Metode Pengajaran. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta

Melvin L. Siberman. 2006. Active Learning, Terjemahan Raisul Muttaqien, Nusamedia Nuansa. Bandung

Robert E Slavin. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Terjemahan Moh.Nur. Pusat Sains dan Matematika Sekolah Unesa. Surabaya.

Sumadi Suryabrata. 2006. Psikologi Pendidikan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Tarmizi Ramadhan. 2008, Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. http://tarmizi.wordpress.com/

1 comment:

  1. saya hanya ingin blogwalking>>..
    blog anda juga bagus>..

    dan jika berniat liat blog saya kunjungin balik jja!!!!!

    ReplyDelete