Showing posts with label BELIEVE IT OR NOT. Show all posts
Showing posts with label BELIEVE IT OR NOT. Show all posts

BAGOTA (Believe it or not)


Pernah ketika  dalam perjalanan antara Pasir Pengaraian ke Pekanbaru, seorang teman bertanya, bagaimana kita tahu bahwa kita sudah memasuki kabupaten Kampar. Ketika itu saya menjawab, “kalau perkebunan sawit di pinggir jalan sudah bertukar menjadi pohon karet maka kita sudah memasuki Kabupaten Kampar.
Memang selama ini ada indikasi penduduk Kampar identik dengan karet. Kemana-mana mereka merantau, kalau sudah menetap mereka rata-rata bertanam pohon karet. Contohnya di Sungai apit, luas sekali kebun karet di sana, yang rata-rata dimiliki oleh penduduk yang berasal dari atau leluhur mereka orang kampar. Begitu juga di Tanjung Balai Karimun, orang yang  dari Kampar juga menanam karet. Dengan kata lain kemana mereka pergi mereka tetap bertanam karet
Konon dahulu (Once upon a time),  ada orang Kampar yang merantau sampai ke Amerika Selatan sana. Walaupun sudah melintasi benuadan samudra, namun ditempat pemukiman baru itu  mereka tetap menanam karet. Inilah
Ketika karet mereka sudah cukup umur mereka sadap(Dialek Kampar motong) sendiri. Suatu hari ketika mereka sedang menyadap karet,  salah seorang  penyadap itu telapak  tangannya kena tumpahan getah yang melimpah. Ia berusaha membersihkan tumpahan getah itu dengan menggosok-gosokkan tangannya. Kebetulan ketika itu lewat rombongan ekspedisi Spanyol yang sedang menjelajahi benua baru itu. Salah seorang dari anggota tim ekspedisi itu bernya kepada orang kampar itu. Apa nama negeri negeri itu. Orang yang bertanya itu menggunakan bahasa Spanyol, dan orang Kampar itu tidak mengerti apa yang ditanyakan. Karena dia sedang menggosok-gosokkan tangannya yang kena getah, dia mengira orang Spanyol itu menanyakan, “ kenapa dengan tangan mu?”. Oleh karena itu ia menjawab singkat “ BAGOTA” (Terkena karet)

“Oh, bagota” orang Spanyol itu mengulang jawaban orang Kampar itu. Akhirnya sampai sekarang negeri itu bernama BAGOTA. Ibu kota Kolumbia.

MACHO (Believe it or not)


(Believe it or not)
Macho, saya kurang tahu apa kosakata ini masih familiar bagi anak-anak di Kabupaten Kampar sekarang ini atau tidak. Kalau zaman dulu kata Macho ini sangat populer sekali. Karena ini merupakan makanan favorite bagi anak-anak, remaja dan mahasiswa.
Macho sejenis ikan-ikan kecil yang yang diasinkan, bisa digoreng digulai dan dijadikan sambal lado. Bahasa lain untuk Macho adalah ikan teri, ada juga yang menyebutnya ikan bilis.
Waktu zaman dulu, hampir semua anak-anak dan remaja sangat keranjingan  makan. Makannya banyak dan bertambah-tambah. Sehingga orang tua perlu membatasi anak untuk makan. Malah di rumah-rumah ada almari sambal, untuk menyimpan sambal agar jangan dihabiskan oleh anak-anak. Beda dengan sekarang, anak-anak malah dibujuk-bujuk agar mau makan.
Macho ini hampir setiap hari menjadi menu. Saya ingat, ketika ibukota Kabupaten Kampar baru dipindahkan dari Pekanbaru ke Bangkinang, ada seorang  ibu dimarahi oleh banyak orang di pasar. Hanya karena ia bilang ia beli macho untuk makanan kucingnya di rumah. Orang merasa terhina, menu utama mereka dikatakan untuk makanan kucing.
Bagi mahasiswa yang merantau, ibu mereka  membekali mereka dengan macho yang digoreng dengan cabe dicampur dengan kacang tanah. Kemudian dimasukkan dalam kaleng biskuit, itulah nantinya menjadi menu utama menemani nasi sampai satu atau dua minggu.

Apa khasiat Macho. Tidak pernah dibahas. Hanya saja anak-anak yang ibunya menjadikan macho sebagai menu utama, nampak lebih lincah dari yang tidak mengkomsumsi macho. Dan badannya juga lebih kekar dan berisi. Sehingga akhirnya muncul  istilah remaja-remaja yang badannya kekar dan padat itu disebut  MACHO. Dan istilah ini sudah ada sejak tahun enampuluhan di Kampar . Nah sekarang istilah Macho ini sudah merambah keseluruh Indonesia. Walaupun mereka tidak tahu asal usulnya.