Showing posts with label Laporan Kunjungan Pelatihan. Show all posts
Showing posts with label Laporan Kunjungan Pelatihan. Show all posts

Laporan Pelatihan di Thailand

LAPORAN SINGKAT
PELATIHAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN PELATIHAN DI NATIONAL
INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF
TEACHERS, FACULTY STAFFS AND
EDUCATIONAL PERSONAL
(NIDTEP) DI BANGKOK
THAILAND
Kedatangan di Bangkok
Rombongan berangkat dari Jakarta pukul 16.30 WIB dengan pesawat Air Asia dan mendarat di Bandara svarna bumi Bangkok sekitar pukul 19.30 WIB. Idak ada perbedaan waktu antara Bangkok dan Jakarta. Di Bandara petugas dari NIDTEP sudah menunggu.

Kegiatan
1. Hari Pertama
Hari pertama berada di NIDTEP dimulai dengan kegiatan pembukaan pelatihan oleh direktur NIDTEP, yang acaranya antara lain adalah pengantar dari salah seorang staff NIDTEP kemudian pembukaan dan kata sambutan oleh Direktur. Setelah itu kata sambutan dari ketua rombongan dan dilanjutkan dengan memperkenalkan seluruh rombongan. Rombongan yang hadir saat pembukaan ini adalah rombongan yang berangkat dari Pekanbaru yang terdiri dari 3 orang kepala Dinas Pendidikan Kabupaten, Natuna, Karimun dan Dumai; 6 orang dari LPMP Riau dan 7 orang kepala sekolah dan guru. Sedangkan kan 12 peserta yang menempuh jalur darat dari Bengkalis belum sampai ketempat pelatihan dan masih berada sekitar seribu km dari Bangkok.
Selesai acara pembukaan dilanjutkan dengan presentasi tentang system pendidikan di Thailand, system penggajian dan prekrutan guru dan selintas tentang penjaminan mutu pendidikan. Presentasi ini berlansung sampai waktu makan siang. Dari presentasi ini dapat ditarik kesimpulan, ada dua lembaga penting dalam struktur organisasi kementrian pendidikan di Thailand yaitu Bureau of Educational Testing (OBECT) yang berfungsi mirip BNSP di Indonesia dan ONESQA yang merupakan lembaga penjaminan mutu pendidikan
Presentasi disampaikan dalam bahasa Inggris. Dan rata-rata peserta mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris, minimal secara pasif. Sehingga tidak perlu diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Hanya saja, bagi yang menguasai bahasa Inggris secara pasif, pertanyaan diajkan dengan bahasa Indonesia dan diterjemahkan ke bahasa Inggris.
Materi kedua pada hari pertama adalah diskusi tentang pendidikan yang di pandu oleh DR. Derek Wanasian Suan Dusit Rabhat University Bangkok



2. Hari ke-dua
Hari kedua, kegiatan tidak dilaksanakan Di Nidtep. Pagi pukul 8.00 sampai dengan makan siang diadakan di kantor kementrian Pendidikan yaitu pada Office of Bureau Educational Testing (OBECT). Disani peserta pendapat penjelasan secara panjang lebar tentang kurikulum dan standar pendidikan di Thailand.
Bagian dari OBECT ini adalah lagi suatu seksi atau board yang khusus memfasilitasi sekolah dalam ha-hal yang berhubungan dengan penilaian. Mereka membantu guru dalam pelatihan membuat soal dan juga merancang soal-soal yang standar.

Selesai makan siang kegiatan dilanjutkan di kantor Onesqa, suatu lembaga independent dibawah kementrian pendidikan yang berfungsi sebagai penjaminan mutu pendidikan. Jika di Indonesia LPMP sebagai penjaminan mutu pendidikan hanya untuk pendidikan dasar dan menengah saja, Onesqa wilayah kerjanya menyeluruh dari mulai TK sampai perguruan tinggi. Di Thailand ada dua macam penjaminan mutu yaitu internal dan external. Internal merupakan penjaminan mutu yang dimiliki oleh masing-masing satuan pendidikan. Onesqa adalah penjaminan mutu yang eksternal.

3. Hari ke-tiga
Hari ketiga keberadaan di Bangkok adalah mengunjungi sejenis sekolah SD satu atap yang terintegrasi dengan TK. SD ini merupakan SD terkenal di Bangkok, dimana murid-muridnya berasal dari keluarga kalangan atas. Jumlah siswa dalam satu lokal berkisar antara 50 atau lebih. Peserta dari Indonesia menyadari bahwa selama ini mereka merasa hanya merekalah yang menghadapi kelas besar. Tidak tahunya sekolah favorite Thailand pun punya kelas besar. Dan Sekolah yang di kunjungi ini mengatasi kelas besar dengan cara team teaching 3 sampai 4 orang guru. Peserta menyatakan inilah baru melihat praktek team teaching yang sebenarnya.
Sore hari kegiatan adalah mengunjungi nursing school. Penekanan dari kunjungan ini adalah management sekolah dan bagaimana sekolah mengadakan penjaminan mutu.

4. Hari ke-empat

Hari ke-empat dan hari terakhir dimanfaatkan untuk untuk mengunjungi Pagodapagoda terkenal di Bangkok, demikian juga istana raja dan tempat raja menjamu tamu negara. Sore peserta sudah berangkat ke Bandara Swarnabumi. Refleksi kegiatan diadakan di Bandara ini.


Umpan balik(Refleksi)

Refleksi atau umpan balik dari kegiatan pelatihan di Thailand diadakan secara informal dengan sesama peserta yang dipandu oleh ketua rombongan dari LPMP.Kegiatan ini diadakan di ruang tunggu bandara Svarna Bumi Thailand. Dari refleksi dapat disimpulkan bahwa ada dua manfaat yang bermakna yang diperoleh peserta selama mengikuti pelatihan di Bangkok.
Yang pertama yaitu mengenai system dan metode penjaminan mutu untuk disetiap satuan pendidikan. Dan ini diyakini akan dapat meningkatkan mutu pendidikan disetiap sekolah kalau dilaksanakan dengan serius dan terencana. Para peserta yang berasal dari kepala sekolah meminta LPMP berperan aktif untuk membantu pengimplentasian ini.
Manfaat kedua yang diperoleh peserta adalah melihat lansung pengelolaan kelas besar yang jumlah siswanya melebihi 50 orang. Selama ini guru-guru di Indonesia selalu mengeluhkan kesulitan menangani kelas besar. Sekolah di Thailand menghandel kelas besar dengan cara team teaching. Dan peserta dapat mengamati lansung model team teaching yang diadakan dalam kelas. Para peserta mengatakan selama ini team teaching hanya sekedar wacana, tapi tidak dimanfaatkan secara konsisten.

Saran dan rekomendasi


Dari pengalaman selama mengikuti pelatihan di Thailand ada beberapa saran dan rekomendasi yang khususnya ditujukan kepada LPMP Riau sebagai seponsorf kegiatan.
1. LPMP hendaknya berperan aktif untuk mempelopori pembentukan quality assurance (penjaminan mutu) di setiap jenjang pendidikan yang diharapkan nantinya dapat meningkatkan mutu di sekolah.
2. Sisem penjaminan mutu disekolah yang dibentuk berkordinasi dengan LPMP.
3. Assil Yang merupakan badan yang bergerak dibidang penilaian dan assessment sama fungsinya dengan Riau Examination Board yang digagas beberapat tahun yang lalu di LPMP. Oleh karena itu sebaiknya LPMP mulai merealisasi kegiatan Riau Examination Board.
4. Untuk mewujutkan secara nyata gagasan Riau Examination board, badan ini sudah harus memiliki program dan jadwal kegaitan yang tentu saja di bawah kordinasi LPMP Riau.
5. LPMP bersama-sama dengan peserta lainya mensosialisasi hal-hal positif yang diperoleh selama pelatihan di Thailand kepada sekolah-sekolah yang ada di Riau daam upaya meningkatkan mutu pendidikan.