IMPLEMENTASI METODE DISKUSI KOMEDI PUTAR TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA TUTORIAL UNIVERSITAS TERBUKA UNIT PEMBELAJARAN JARAK JAUH MEDAN

IMPLEMENTASI METODE DISKUSI KOMEDI PUTAR TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA TUTORIAL UNIVERSITAS TERBUKA UNIT PEMBELAJARAN JARAK JAUH MEDAN
OLEH : DRS. SYAHDIAN, M.Si

DISAJIKAN TIM LPMP SUMATERA UTARA
PADA FORUM ILMIAH WIDYAISWARA
DI LPMP BANGKA BELITUNG


A. Latar Belakang
Di dalam proses belajar mengajar tercakup komponen pendekatan dan berbagai metode pembelajaran yang dikembangkan dalam proses tersebut. Tujuan utama diselenggarakannya proses belajar adalah untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pendidik terlibat pada proses pembelajaran utamanya adalah untuk memberajarkan peserta didik agar semua tujuan yang direncanakan dapat tercapai. Oleh karena itu menentukan metode, strategi dan pendekatan dalam pembelajaran sangat penting. Di dalam pemilihan metode pembelajaran tidak semata-mata berorienatasi pada hasil, tetapi juga berorientasi pada kepada proses. Kualitas proses akan mempengaruhi hasil yang akan tercapai.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan adalah pendekatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM). Dalam pendekatan ini belajar merupakan proses aktif untuk membangun makna/pemahaman dari informasi dan pengalaman peserta didik. Di dalam PAKEM, pendidik merancang pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan prinsip PAKEM. Metode pembelajaran diskusi komedi putar memenuhi prinsip PAKEM dan dapat diterapkan untuk semua jenjang kelompok belajar sesuai dengan karakteristik materi pembelajarannya serta tujuan yang ingin dicapai. Metode ini termasuk ke dalam jenis kegiatan kelompok belajar circle of learning (Learning together atau belajar bersama). Dalam kelompok ini mereka berbagi pengetahuan dan pengalaman serta saling membantu dengan kewajian setiap anggota sungguh memahami jawaban atau penyelasaian tugas yang diberikan kepada kelompok teresbut (metode ini mampu menimbulkan suasan belajar yang sesuai dengan harapan peserta didik.
Dalam sistem belajar jarak jauh, proses belajar mengajar lebih mengutamakan system belajar mandiri dengan mengandalkan bahan belajar cetak (modul) dan non cetak (kaset, audio/video). Penyelengara (Universitas Terbuka) membantu proses pembelajaran peserta tutorial dengan melaksanakan tutorial. Pembelajaran pada proses tutorial, peserta tutorial diharapkan mampu merancang dan membelajarkan dirinya sehingga tujuan yang dirancang dapat dicapai. Modul yang dimiliki peserta tutorial menjadi media pembantu untuk mencapai tujuan tutorial. Oleh karenanya tutor harus mampu merancang metode tutorial sedemikian rupa sehingga proses tutorial benar-benar mampu mengaktifkan seluruh potensi yang dimiliki peserta tutorial. Proses tutorial yang dirancang sebagai bentuk pelatihan dalam bentuk tutorial diyakini dengan metode pembelajaran diskusi komedi putar harapan tersebut dapat dipenuhi. Kecendrungan pada setiap pembelajaran termasuk proses tutorial selalu dimulai dengan pemberian orientasi dan penyajian informasi, pemberian contoh soal/diskus, dilanjutkan dengan pemberian tes (metode pembelajaran konvensional, I Made Wirtha dan Ni Ketut Rapi, 2008).
Danang Pujiyanto, dkk (1989) dalam Warlina, dkk (1990), menyatakan bahwa secara keseluruhan tutorial belum memberikan hasil yang memuaskan, ditinjau dan jumlah mahasiswa yang menghadiri tutorial maupun dalam pelaksanaan interaksi belajar mengajar antara mahasiswa dan tutor. Ditambahkan oleh Warlina, dkk (1990) tugas tutor adalah 1) mampu menunjukkan konsep ini pada setiap topik bahan belajar, 2) mampu memecahkan masalah-masalah yang dimiliki oleh peserta didik, 3) mampu memberi contoh penyelenggaraan diskusi/belajar kelompok yang efektif, 4) mampu menumbuhkan semangat belajar mandiri yang lebih eiektif, 5). mampu memberikan pendalaman dan pengayaan terhadap bahan tertulis. Namun, eksistensi dan peranan tutor tersebut akan lebih berhasil apabila ditunjang oleh keaktifan dari para peserta tutorial dan metode pembelajaran diskusi komedi putar diyakini mampu mengakomidir hal tersebut. Pengaruh metode pembelajaran diskusi komedi putar terhadap hasil belajar peserta tutorial dapat diketahui setelah dilakukan proses penelitian.

B. Permasalahan
Metode pembelajaran diskusi komedi putar merupakan salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat diterapkan pada pelatihan dalam bentuk tutorial termasuk pada pelaksanaan tutorial. Permasalahannya adalah apakah ada perbedaan hasil belajar peserta tutorial kelompok belajar Asahan Semester IX Tahun Ajaran 2009 Mata Kuliah Materi Dan Pembelajaran IPA SD UT UPBJJ Medan implementasi metode diskusi komedi putar dengan hasil belajar peserta tutorial implementasi metode standar UT UPBJJ Medan ?



C. Manfaat
Manfaat hasil penelitian metode diskusi komedi putar di antaranya :
1. Meningkatan kompetensi widyaiswara dalam melakukan pelatihan dalam bentuk tutorial melalui proses pembelajaran tutorial.
2. Alternatif metode pembelajaran dalam proses tutorial.
3. Menambah khasanah pengetahuan tentang metode pembelajaran khususnya dalam pelatihan dalam bentuk tutorial.

D. Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Belajar (POKJAR) Kisaran Tutotrial UT Semester IX pada mata kuliah Materi Dan Pembelajaran IPA SD berlangsung selama 2 bulan terhitung mulai bulan Oktober sampai dengan November 2009 dan pelaksanaan perlakuan (treatment) dilaksanakan dalam bentuk tutorial/pelatihan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa peserta tutorial/pelatihan semester IX Pokjar Kisaran UT UPBJJ Medan Tahun Ajaran 2009 sebanyak 90 orang. Berdasarkan populasi tersebut, sampel diambil sebanyak 70 orang yang terbagi menjadi dua kelas percobaan. Hal ini didasarkan pada pendapat Gay (1981: 98) bahwa untuk populasi kecil (< 500 orang) sampel sebanyak 20% adalah memadai. Populasi terdiri dari 3 kalas yang masing-masing kelas terdiri dari 30 orang, maka sampel dapat diambil dari 2 kelas (teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah claster sampling) dari 3 kelas peserta tutorial semester IX UT UPBJJ Medan Pokjar Kisaran T.A 2009 dengan teknik desain kelompok acak (randomized group design) non faktorial. Kelas B sebagai kelas/kelompok eksperimen dengan menggunakan metode tutorial/pelatihan komedi putar dan kelas C sebagai kelas/kelompok kontrol dengan menggunakan metode standar UT UPBJJ Medan yaitu pemaparan, diskusi dan penugasan. Penelitian ” Implementasi Metode Komedi Putar Terhadap Hasil Belajar Peserta Tutorial Universitas Terbuka Unit Pembelajaran Jarak Jauh ” merupakan Research and Development (R&D).
Materi tutorial/pelatihan yang telah dipilih untuk diajarkan dalam penelitian ini adalah materi tutorial/pelatihan pada mata kuliah Materi Dan Pembelajaran IPA SD. Pokok bahasan atau materi pelajaran yang diberikan sama untuk kelas eksperimen, dan kelas kontrol yaitu keseluruhan isi modul yang telah ditetapkan oleh Universitas Terbuka untuk peserta tutorial semester IX pada mata kuliah Materi Dan Pembelajaran IPA SD terdiri dari sembilan modul.
Prosedur pembelajaran dengan komedi putar meliputi tiga tahap, sebagai berikut :
a. Tahap kooperatif.
Kelas dibagi dalam kelompok kecil dengan anggota 3 sampai 5 orang peserta tutorial/pelatihan, setiap kelompok diberikan materi tutorial sesuai isi modul yang dibahas pada saat pertemuan .
b. Tahap penalaran. Setiap kelompok membaca modul yang ditugaskan dan membuat 5 (lima) pertanyaan bentuk tes uraian serta jawabannya. Kemudian membahas kembali secara berkelompok soal yang telah ditetapkan.
c. Tahap tiga pendistribusian dan peningkatan pemahaman, Selanjutnya soal-soal yang telah dibuat setiap kelompok dikerjakan secara bergilir dan bertukaran. Kelompok 1 menyerahkan soal yang dibuatnya kepada kelompok 2, kelompok 2 menyerahkan soal yang dibuatnya kepada kelompok 3, dan seterusnya. Waktu yang dialokasikan untuk setiap kali menjawab pertanyaan adalah 15 menit. Setelah waktu habis, soal tersebut dipindahkan lagi, soal yang dipegang kelompok 2 (soal dari kelompok 1) diserahkan kepada kelompok 2, soal yang dipegang kelompok 3 (soal dari kelompok 2), dst. Bersamaan dengan kegiatan tersebut kelompok pemberi soal menilai jawaban yang dituliskan kelompok lainnya sesuai kunci/pedoman yang telah dibuatnya dan menyerahkannya kepada tutor/pelatih. Hail penilaian kelompok bukan untuk penentuan keberhasilan belajar tetapi merupakan bagian dari metode komodi putar. Demikian dilanjutkan sampai soal tersebut kembali kepada kelompok awal. Selama menyelesaikan tugas-tugas, setiap kelompok dipantau untuk diberikan pembimbingan bagi mereka yang mengalami kesulitan. Perlakuan diberikan sebanyak tujuh kali pertemuan ditambah tiga kali tes. Lamanya waktu sekali pertemuan pengajaran 2 x 60 menit.
Dalam penelitian ini, digunakan desain non faktorial. Melalui desain ini akan dibandingkan pengaruh antara metode komedi putar dan metode standar RAT UPBJJ UT Medan terhadap hasil belajar peserta tutorial. Metode komedi putar diterapkan kepada kelompok eksperimen dan strategi metode standar UPBJJ UT Medan diterapkan kepada kelompok kontrol. Metode komedi putar dan metode standar UPBJJ UT Medan sebagai variabel bebas, sedangkan hasil belajar Mata Kuliah Materi Dan Pembelajaran IPA pada ranah kognitif sebagai variabel terikat, yaitu prestasi yang dapat dicapai oleh peserta tutorial/pelatihan sebagai akibat perlakuan yang diberikan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: instrumen perlakuan dan instrumen untuk pengumpulan data.
Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan teknik analisis data dengan menggunakan Uji Uji Mann-Whitney Test dan dilanjutkan uji Levene’s Test for Equality of Variances dengan menggunakan perangkat lunak program SPSS 12 (Santoso, 1999) dengan taraf signifikansi 0.05 dan diproses dengan menggunakan perangkat SPSS. Hal ini dilakukan untuk menguji keberartian satu variabel atau kombinasi dua variabel bebas terhadap variabel terikat. Apabila dari hasil analisis Fhitung terdapat perbedaan rata-rata variabel terikat dari dua sampel yang independen.
Untuk keperluan pengujian hipotesis, maka perlu dirumuskan hipotesis statistik, sebagai berikut :

H0 : µ A1 = µ A2 (tidak ada perbedaan hasil belajar dengan menerapkan metode komedi putar dan metode standar RAT UT UPBJJ Medan)
H1 : µ A1 > µ A2 ( ada perbedaan hasil belajar dengan menerapkan metode komedi putar dan metode standar RAT UT UPBJJ Medan

Keterangan :
1. A1 : Metode komedi putar.
2. A2 : Metode pembelajaran standar RAT UT UPBJJ Medan



E. Kajian Teori
Teori belajar bermakna oleh Davied Ausubel (Snelbecker ; Prasetya Irawan, 1996), menjelaskan bahwa konsep belajar berhubungan dengan bagaimana peserta didik: memperoleh pengetahuan baru, yaitu penerimaan atau penemuan dan selanjutnya mengaitkan pengetahuan yang diperoleh pada struktur kognitif yang telah dimiliki, yaitu hapalan atau bermakna. Peserta didik dalam belajar untuk memperoleh pengetahuan yang baru, baik melalui penerimaan maupun penemuan, keduanya dapat menjadi belajar hapalan atau bermakna tergantung perlakuannya lebih lanjut. Artinya, pengetahuan yang baru diperoleh peserta didik dalam belajar, jika tidak dikaitkan dengan sturktur kognitifnya, maka terjadilah belajar secara bermakna.
Menurut Danim (2007), bagi setiap pebelajar tidak terkecuali orang dewasa berlaku hukum belajar. Hukum belajar itu terdiri dari beberapa unsur, yaitu : (1) keinginan belajar, (2) pengertian terhadap tugas, (3) hukum latihan, (4) hukum akibat, (5) hukum asosiasi, (6) rasa tertarik, keuletan, intensitas (7) kesiapan hati, (8) pengetahuan akan keberhasilan dan kegagalan. Keinginan belajar merupakan hal yang sangat penting dan dapat meningkatkan efektivitas belajar. Setiap orang dewasa yang mengikuti pelatihan dalam bentuk tutorial telah membawa sejumlah pengetahuan, sehingga dalam proses selanjutnya akan ada kegiatan penalaran untuk menghubungkan informasi yang telah dimiliknya dengan informasi yang akan diterimanya. Pengetahuan baru ini akan dapat menimbulkan emosi jika dihubingkan dengan ide atau pengalaman sebelumnya. Unsur ketetapan hati, keuletan , minat, intensitas, dan pengetahuan akan keberhasilan dan kegagalan sangat membantu peserta pelatihan dalam bentuk tutorial dan instruktur membangun proses pelatihan dalam bentuk tutorial yang harmonis.
Dalam proses tutorial untuk orang dewasa tentunya prinsip pendidikan bagi orang dewasa tidak boleh diabaikan. Berikut ini beberapa aplikasi prinsip pembelajaran orang dewasa (Pusdiklat, 2003) dalam Depdiknas (2007), : 1) Orang dewasa perlu mengetahui mengapa mereka harus memperlajari sesuatu dan harus siap belajar. Dengan prinsip ini perlu dikemukakan alasan praktis tentang mengapa harus dimiliki pengetahuan tentang materi diklat, 2) Pengalaman peserta diklat merupakan sumber berharga, dan adanya proses berbagi pengalaman di antra peserta dengan peserta dan atau dengan fasilitator, 3) Peserta diklat cenderung berfokus pada kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan, tugas, dan pemecahan masalah. Oleh karenanya diupayakan sejumlah pengetahuan praktis dari sesi pelatihan dalam bentuk tutorial yang diikutinya, 4) Peserta pelatihan dalam bentuk tutorial dapat belajar dengan baik, ketika berpraktik dan bekerja atas dasar pengetahuan dan kertempilan serta sikap baru, 5) Peserta pelatihan dalam bentuk tutorial akan lebih mudah belajar jika hal-hal yang dipelajarinya sedikit banyak telah dikenal sebelumnya. Oleh karenanya pelatihan dalam bentuk tutorial haruslah dimulai dari sesuatu yang telah dikenal peserta, 6) Peserta pelatihan dalam bentuk tutorial lebih menyukai teknik-teknik yang berbeda-beda, 7) Peserta pelatihan dalam bentuk tutorial cenderung mengarahkan dirinya sendiri dan ingin mengetahui kemajuan yang dicapai selama terlibat dalam pembelajaran, 9) Proses belajar untuk orang dewasa dapat menganut model yang dikembangkan oleh Kolb, DA (1984) yaitu membangun pengetahuan melalui transformasi pengalaman. Menurut model ini proses belajar berlangsung melalui empat fase atau tahapan yang meliputi : (1) individu memperoleh pengalaman langsung dan konkrit, (2) dikembangkan observasi dan dipikirkannya atau merefleksi, (3) akan terbentuk generalsasi, dan (4) implikasi yang diambil dari konsep tersebut dijadikan pengalaman baru.
Esensi tutorial untuk melakukan perubahan atau mengubah perilaku staf atau manajer dari defensif atau stagnan menjadi ke prilaku yang progresif. Keinginan untuk berubah ini akan lebih ternotivasi pada orang-orang yang menginginkan prubahan untuk kemajuan. Kebutuhan untuk berubah, dalam rangka peningkatan kemampuan dan keterampilan secara terus-menerus adakalanya berlangsung secara alami sesuai kebutuhan individu tetapi lebih sering didorng oleh tuntutan bidang kerjanya. Untuk memenuhi perubahan ini individu dewasa dapat belajar secara autodidak dan sebagian darinya mengikuti pendidikan baik formal maupun melalui pendidikan dan pelatihan dalam bentuk tutorial.
Tutorial bagi orang dewasa dapat dirancang sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah kegaitan pelatihan dalam bentuk tutorial memiliki nilai-nilai dasar yang sangat essensial dalam rangka peningkatan kompetensi dan keterampilan staf. Menurut hasil penelitian Punakelar (1985) dalam Danim (2007), menyimpulkan bahwa pelatihan dalam bentuk tutorial dan pembekalan keterampilan sosial karyawan bermanfaat positif untuk memperbaiki status dan mengatasi krisis yang dialami oleh mereka.
Kegiatan pelatihan dalam bentuk tutorial ini memiliki keunggulan dan kelemahan, misalnya dari segi metode dan teknik yang digunakan. Kegiatan pelatihan dalam bentuk tutorial dalam implementasinya sangat beragam dengan berbagai toeri tergantung kepada wawasan dan kompetensi narasumbernya. Jika semua komponen dalam setiap metode pelatihan dalam bentuk tutorial dapat dilaksanakan dengan baik maka kegiatan pelatihan dalam bentuk tutorial akan banyak memberi manfaat bagi peningkatan keterampilan peserta pelatihan dalam bentuk tutorial. Pelaksanaan pelatihan dalam bentuk tutorial haruslah merupakan implikasi total atas desain yang telah dirancang dan disempurnakan sebelumnya. Pelaksanaan pelatihan dalam bentuk tutorial merupakan fase inti dari sebuah desain pendidikan dan pelatihan dalam bentuk tutorial karena di dalamnya terakumulasi substansi isi dan proses tertentu. Melibatkan banyak sumber daya yang mendukungnya. Dalam pendidikan orang sewasa, terdapat proses belajar mengajar antara pseserta dengan pendidiknya. Bentuk komunikasi kepada peserta didik tidak dapat ditentukan dan berlaku untuk semua pelajaran, tetapi haruslah ditentukan untuk setiap pelajaran.
Pada kegiatan pelatihan dalam bentuk tutorial juga terjadi peristiwa pengajaran. Peristiwa pengajaran mepunyai fungsi sebagai berikut (Gange, 1968 dalam Danim, 2007) : 1) Memperoleh perhatian peserta didik, 2) Memberitahukan tujuan khusus pengajran kepada peserta didik, 3) Membantu peserta didik untukmengingat kembali pengetahuannya yang telah dimiliki, 4) Menyajikan materi pelajaran, 5) Memberi bimbingan belajar, 6) Memperoleh performansi, 7) Memberi impan balik tentang perbaikan perfonmansi (jika performansi peserta didik salah), 9) Menilai performansi peserta didik, 10) Meningkatkan retensi dan transfer.
Kamus istilah manajemen (1994) : pelatihan adalah bimbingan yang diberikan oleh instruktur untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan melalui penyelesaian tugas dan latihan. Hal senada juga dikemukakan oleh Siagian (1995), disamping bermanfaat bagi kebutuhan dan pribadi, kegiatan “diklat” itu bermanfaat bagi kepentingan organisasi atau lembaga. Flippo (1983) mengemukakan bahwa setelah ditempatkan pada posisi tertentu maka harus ditingkatkan kemampuan dan keterampilannya agar menampilkan kinerja yang lebih baik daripada periode sebelumnya.
Dalam upaya melakukan diklat yang bermakna dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada peserta maka setiap tahapan dalam proses diklat harus direncanakan dengan sebaik-baiknya sehingga kendala yang mungkin muncul dapat diatasi lebih awal. Seorang pelatih, menurut Suprijanto (2005), juga harus membuat rancangan pelatihan dalam bentuk tutorial. Di dalam rancangan pelatihan dalam bentuk tutorial ini haruslah tergambar : (1) Siapa yang akan dilatih, (2) Apa yang akan mereka pelajari, (3) Siapa yang akan menyampaikan pelajaran, (4) Dengan cara bagaimana mereka akan dilatih, dan (5) Bagaimana hasil pelatihan dalam bentuk tutorial akan dievaluasi.
Mencermati model pelatihan yang dikemukakan oleh Morgan, et al (1976) dalam Suprijanto (2005), jenis-jenis pertemuan yang umum dilakukan dalam pendidikan orang dewasa adalah : (1) Institusi; (2) Konvensi; (3) Konferensi; (4) Lokakarya; (5) Seminat; (6) Kursus Kilat; (7) Kuliah/pertemuan Bersambung: (8) Kelas Formal dan (9) Diskusi Terbuka.
Dalam proses pendidikan diperlukan suatu sistem yang dapat memberikan kondisi kondusif terhadap tenaga kependidikan, terutama guru, agar mereka dapat melakukan inovasi, dan kreasi dalam proses pembelajarannya. Guru merupakan potret keberhasilan pendidikan yang paling nyata. Guru merupakan tumpuan harapan untuk keberhasilan pendidikan. Keinginan untuk memajukan mutu pendidikan sebagian besar terpulang kepada guru apakah memiliki keinginan atau tidak untuk meningkatkan derajat profesionalitas yang dimilikinya.
Banyak model pelatihan dalam bentuk tutorial yang menggunakan pendekatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Diantranya adalah metode pelatihan dalam bentuk tutorial komedi putar yang dapat dikembangkan oleh widyaiswara dalam rangka meningkatkan kualitas profesinya. Intinya adalah adanya kemauan untuk melihat permasalahan dan melakukan inovasi sehingga metode itu dapat diterapkan oleh widyaiswara di dalam kelasnya. Proses menerima dan mengingat materi pembelajaran dalam proses pembelajaran orang dewasa menjadi unsur pertimbangan bagi seorang pelatih memilih metode pembelajaran yang akan diterapkannya. Setelah memperhatikan pelajaran, seorang dewasa akan mencoba memahami dan menerima serta menyimpannya dalam pikirannya yang prosesnya terjadi pada saat proses belajar. Menurut Rooijakkersd (1980) dalam Danim (2007), bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi penerimaan dan pengingatan seseorang, seperti : struktur, makna pengulangan pelajaran dan intervensi. Metode pembelajaran bertahap menerapkan ketiga faktor ini, dimana setiap sesi materi pelajaran diberikan secara bertahap baik struktur, makna dan sekaligus dilakukan intervensi. Menurut Suprijanto (2005), pelatihan untuk orang dewasa memerlukan strategi dan teknik yang berbeda dengan pelatihan dalam bentuk tutorial bagi anak-anak (pedagogis). Oleh karena itu diperlukan pendekatan yang berbeda yaitu keterlibatan atau peran serta peserta pelatihan dalam bentuk tutorial dan pengaturan lainnya yang menyangkut materi pelatihan dalam bentuk tutorial, waktu penyelenggaraan dan lain sebagainya sehingga meningkatkan mutu pembelajaran. Banyak metode pelatihan dalam bentuk tutorial yang dapat diterapkan dalam proses belajar orang dewasa, mulai dari metode ceramah, diskusi, brainstorming, latihan dan perpaduan dari semua metode tersebut. Hal yang pokok dari semua metode pelatihan dalam bentuk tutorial adalah, sejauhmana materi pelatihan dalam bentuk tutorial dapat memberikan motivasi bagi peserta untuk melakukan dan mengalami. Oleh karena itu metode pelatihan dalam bentuk tutorial yang memadukan semua potensi yang dimiliki peserta ditambah dengan kompetensi pelatih akan sangat efektif dalam memberhasilkan tujuan pelatihan dalam bentuk tutorial/diklat.
Menurut Danim (2007), metode pendidikan orang dewasa sebaiknya dipilih berdasarkan tujuan pendidikan, yang pada garis besarnya dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu : (1) membantu menata pengalaman masa lalu yang dimilikinya melalui cara baru, seperti konsultasi, latihan kepekaan, dan beberapa jenis latihan manajemen, yang membantu individu untuk dapat lebih memanfaatkan apa yang telah diketahuinya, dan (2) membrikan pengetahuan atau keterampilan baru yakni mendorong individu untuk meraih pengetahuan atau keterampilan yang lebih baik daripada pengetahuan atau keterampilan yang terlah dimilikinya.
Pelatihan dalam bentuk tutorial dengan metode pelatihan dalam bentuk tutorial komedi putar dimaksudkan untuk mengembangkan proses pembelajaran orang dewasa yang menyenangkan, mencerdaskan, dan meningkatkan komitmen profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan.
Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung kepada cara guru/pelatih menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran. Menurut Dick and Carey (1985), dalam Suprijanto (2005), strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar.
Menurut Danim (2003), pelembagaan berpikir kritis harus mengalami penguatan praksis pada tingkat pembelajaran antara lain dengan menerapkan pola diskusi dan dialog secara dua arah bahkan multiarah pada kalangan sumber daya manusia kependidikan pada lembaga kependidikan formal, pada lembaga-lembaga pelatihan dalam bentuk tutorial dan lain-lain, termasuk pemecahan masalah.
Proses pelatihan dalam bentuk tutorial akan lebih baik apabila dalam pelaksanaannya divariasikan dengan diskusi, sebab dengan diskusi proses berpikir kritis akan lebih terungkap sehingga proses pembelajaran akan mampu meningkatkan kompetensi peserta dalam mengungkapkan ide ataupun gagasan.

F. Hasil Dan Pembahasan
Analisis data pada penelitian ini menggunakan Uji Mann-Whitney Test dan uji Levene’s Test for Equality of Variances dengan menggunakan perangkat lunak program SPSS 12. Pengambilan data dilakukan sebanyak tiga kali sesuai dengan tes tutorial yang diprogramkan Universitas Terbuka.
Dari hasil analisis data terhadapa tes tutorial 1, 2 dan 3 yang disimpulkan bahwa H0 ditolak. Artinya ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar Mata Kuliah Materi Dan Pembelajaran IPA peserta tutorial yang difasilitasi menggunakan metode pelatihan komedi putar dengan metode standar UT UPBJJ Medan. Selanjutnya berdasarkan uji Levene’s Test for Equality of Variances pada data tes tutorial 1 diperoleh nilai t hitung 3,834, tes tutorial 2 diperoleh nilai t hitung 2,851 dan tes tutorial 3 diperoleh nilai t hitung 2,389 dengan derajat kebebasan 59 lebih besar dari t table. Ini berarti bahwa rata-rata hasil belajar peserta tutorial/pelatihan dengan menggunakan metode komedi putar lebih baik dibandingkan dengan metode standar.
Perbedaan hasil belajar Mata Kuliah Materi Dan Pembelajaran IPA diantara peserta tutorial/pelatihan yang diajar menggunakan metode komedi putar dengan peserta tutorial/pelatihan yang diajar menggunakan metode stándar UT UPBJJ Medan menunjukkan hasil yang signifikan.
Pada proses pembelajaran menggunakan metode komedi putar, diketahui peserta tutorial/pelatihan dapat melakukan kegiatan belajar dalam kelompok yang terkesan tidak formal dan perserta dapat berdiksui secara bebas untuk mengemukakan ide dan pendapatnya, dikarenakan peserta tutorial/pelatihan adalah guru yang sudah berpengalaman dalam melaksanakan pembelajaran sehingga instruksi yang diberikan tutor/pelatih dapat dengan mudah dipahaminya. Sesuai dengan pendapat (Suprijanto, 2005), bahwa manfaat diskusi kelompok dalam pendidikan orang dewasa, antara lain :1) Diskusi memberi kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan pendapatnya, dan mendorong setiap individu untuk berpikir dan mengambil keputusan, 2) Belajar sambil bekerja. Diskusi mendorong partisipasi peserta. Mereka yang aktif secara fisik dan mental dalam diskusi, belajar lebih banyak daripada mereka yang hanya duduk dan mendengarkan, 3) Diskusi cendrung membuat peserta lebih toleran dan berwawasan luas. Peserta akan menyadari bahwa dalam diskusi ada dua sisi argumentasi atau lebih, 4) Diskusi akan mendorong seseorang untuk mendengarkan dengan baik. Mendengarkan secara aktif membantu menghilangkan kesalahfahaman, 5) Memberikan alat pemersatu antara fakta dan pendapat anggota kelompok sehingga kesimpulan dapat diambil. Sumbangan pikiran dari setiap anggota kelompok akan menambah gudang pengetauan peserta, 6) Melalui metode diskusi pemimpin berlatih, 7) Diskusi akan membantu peserta untuk : menjadi sadar akan masalah, mengidentifikasi masalah, mencari rumusan masalah, menemukan pemecahan masalah, dan merencanakan program aksi. Mereka antusias melaksanakan metode tersebut karena merupakan metode yang mereka alami sebagai metode yang baru dan dapat diterapkan di kelasnya kelak.
Hasil pengamatan selama berlangsungnya kegiatan dengan menerapkan metode komedi putar dalam pelatihan bentuk tutorial ini memiliki keunggulan seperti dapat membelajarkan peserta tutorial dengan materi pembelajran yang banyak tetapi waktu yangtersedia terbatas dan memungkinkan semua peserta di dalam kelompoknya mengambil peranan ketika berlangsungnya diskusi. Keberhasilan penerapan metode komedi putar pada pelatihan bentuk tutorial didukung pula oleh bahan ajar berupa modul yang telah distandarkan secara nacional oleh Univeraitas Terbuka.
Kelemahan yang ditemukan dalam penerapan metode komedi putar pada pelatihan bentuk tutorial diantaranya memerlukan kemampuan tutor dalam memotivasi peserta untuk turut aktif karena keberhasilan metode ini sangat tergantung kepada peran aktif peserta. Pada tutorial yang dilakukan Universitas Terbuka dalam hal ini UPBJJ UT Medan, peserta (mahasiswa) akan melaksanakan instruksi yang diberikan tutor pada proses pembelajaran karena adanya penialaian yang dilakukan diakhir pembelajaran yang akan mempengaruhi kelulusannya pada mata kuliah yang ditutorialkan. Padahal diharapkan jalannya proses pembelajaran adalah karenanya adanya kebutuhan dan motivasi internal peserta untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik.

G. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a. Implementasi Diskusi metode komedi putar pada proses tutorial mahasiswa semester IX Tahun Ajaran 2009 Kelompok Belajar UT UPBJJ Medan pada Mata Kuliah Materi Dan Pembelajaran IPA SD berbeda signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa yang proses tutorialnya menerapkan metode standar UT.
b. Hasl belajar peserta tutorial dengan implementasi diskusi metode komedi putar lebih baik daripada metode standar UT UPBJJ Medan.
c. Kelebihan metode komedi putar pada proses tutorial dapat membelajarkan peserta didik dengan materi pelajaran yang banyak cakupannya dengan didukung adanya modul yang telah terstandar.
d. Kelemahan metode komedi putar memerlukan kemampuan tutor/pelatih untuk memberikan motivasi dan mengelola berlangsungnya proses diskusi.

2. Saran
a. Para tutor/pelatih dapat menerapakan metode komedi putar disesuaikan dengan karakteristik materi pembelajaran.
b. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor-faktor lain seperti motivasi, minat dan kondisi eksternal lainnya yang mempengauhi hasil belajar dikaitkan dengan penerapan metode komedi putar khususnya pada proses tutorial.

DAFTAR PUSTAKA
Atmodiwirio, Subagio. 2002. Manajemen Pelatihan. Ardadizya Jaya. Jakarta

Dahlan. M.D. 1984. Model-Model Mengajar : Beberapa Alternatif Interaksi Belajar Mengajar. Diponegoro. Bandung.

Danim, Sudarwan. 2003. Menjadi Komunitas Pembelajar : Kepemimpinan Transformasional dalam Komunitas Organisasi Pembelajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Endang Indrawati dan Sri Enny Triwidiastuti, 1990. Laporan Penelitian Studi Deskriptif Tentang Pelaksanaan Tutorial Intensif Untuk Matakuliah Matematika I FMIPA UT DL UPBJJ, Jakarta

Lie. Anita. 2007. “Cooperative learning” Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo

Lina Warlina, dkk. 1990 Laporan penelitianStudi tentang pelaksanaan tutorial intensif FMIPA – UT Matakuliah Kimia I, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Terbuka, Jakarta

Lunandi. A.G. 1982. Pendidikan Orang Dewasa : Sebuah Uraian Praktis Untuk Pembimbing, Penatar, Pelatih dan Penyuluh Lapangan. Gramedia. Jakarta.

Ramly, Nadjamuddin. 2005. Membangun Pendidikan yang Memberdayakan dan Mencerahkan. Grapindo Khazanah Ilmu. Jakarta.

Suprijanto. 2005. Pendidikan Orang Dewasa : Dari Teori Hingga Aplikasi. Bumi Aksara. Jakarta

Tilaar. H.A.R. 2002. Pendidikan Untuk Masyarakat Indonesia Baru : 70 Tahun Prof. Dr. H.A.R. Tilaar. M.Sc.Ed. Grasindo. Jakarta

Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Prenada Media Group. Jakarta.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran : Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Media Group. Jakarta.

Yusnadi, 2003. Pendidikan Orang Dewasa. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan. PPS UNIMED,

No comments:

Post a Comment