CHARLIE HEBDO DAN STRATEGI PEMASARAN

Tahun 80-an ketika film layar lebar masih berjaya, ada film Indonesia yang dibintangi artis terkenal mendapat sorotan dari masyarakat karena dianggap menayangkan adengan sex yang vulgar. Karena sorotan ini film ini terpaksa tayangannya di bioskop-bioskop maupun di misbar  (gerimis bubar) ditunda.
Namun setelah film itu di bolehkan untuk diputar, apa yang terjadi. Film ini betul-betul full house. Baik bioskop maupun misbar penuh sesak oleh penonton. Di Pekanbaru saja ada satu bioskop yang memutar film itu satu minggu penuh dengan penonton yang membludak. Kesimpulannya, karena disorot tidak senonoh, maka publik ingin melihatnya. Meskipun penonton banyak yang kecewa, “tidak ada apa-apanya”
Inilah yang terjadi dengan koran  humor Perancis Charlie Hebdo. Koran yang sudah terbit mulai 1970 ini adalah koran humor biasa-biasa saja. oplahnya juga biasa-biasa saja ditengah persaingan media cetak yang keras. Dan kualitas kartunnya juga tidak istimewa. Boleh dikatakan mingguan yang tidak begitu dilirik.
Pada 2006, mingguan ini  menerbitkan kartun Nabi Muhammad SAW. Sebelumnya gambar ini pernah diterbitkan di Denmark dan memicu protes dari umat Islam seluruh dunia. Nah disinilah mulai koran ini menemukan strateginya. Dengan menuai protes umat islam seluruh dunia oplahnya naik sangat drastis. Yang semula oplahnya paling tinggi hanya 55 ribu menjadi sampai jutaan. Dan ini mencapai puncaknya ketika majalah ini pernah membuat berang umat islam dengan lagi-lagi menjadikan nabi Muhammad sebagai bahan kartunya.  Kantornya di serang dan  di bom(Tidak ada korban).Karena kekerasan ini Oplahnya menembus 5,5 juta. Fantastis. Bayangkan berapa keuntungan mereka. Jadi makin banyak yang marak oplah makin naik.
Mereka bukan hanya mengolok-olok kan umat islam, tapi juga agama lain. Namun ini tidak menaikkan oplah. Sebab umat non islam tidak sesensitif umat islam. Lagi pula di Eropa banyak yang islamfobia. Dan ini pasar yang potensial. Maka jadilah umat islam yang menjadi bahan kartun mereka.
Kartun terakhir mereka yang mengolok-olokkan umat islam adalah gambar angota ISIS yang sedang memenggal nabi Muhammad. Kali ini yang mereka terima tidak hanya protes dan kecaman, tapi penyerangan yang berbuah kematian bagi petinggi-petinggi koran itu. Kalau masih terbit  setelah kejadian  maut ini, mungkin oplahnya tembus sepuluh jutaan. Suatu strategi pemasaran yang sangat jitu. Dan mereka menuai simpati seluruh Eropa.Sekitar satu juta orang turun ke jalan kota Paris memberikan simpati, mengutuk terorisme.
Tidak etis memang, mencari keuntungan dengan merusak hati  umat islam. Semoga saja di akhirat sana mereka  dapat memikirkan strategi pemasaran  yang lebih jitu dan tidak melukai perasaan sekelompok orang.


No comments:

Post a Comment