OPTIMALISASI MEMBENTUK KARAKTER MENGGUNAKAN STIMULUS OTAK KANAN DAN OTAK KIRI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

(Dra. Susiana Suryandari, M.Pd)
ABSTRAK

    Pembelajaran matematika yang berkembang pesat saat ini diharapkan  membentuk karakter siswa dalam hal ketelitian, kreativitas, rasa ingin tahu dan pantang menyerah, akan tetapi yang dihadapi sebagian besar siswa  kurang termotivasi dan target rata-rata sulit tercapai. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem, strategi dan siasat, untuk berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menerapkan  model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa, berupa inovasi pembelajaran yang  kreatif  yang dapat membuat siswa termotivasi, gemar  belajar matematika, sehingga dapat memahami konsep matematika sekaligus membentuk karakternya.
         Makalah ini merupakan hasil dari studi kasus di SMA Taruna Nusantara Magelang. Tujuan yang ingin dicapai menambah wawasan guru  tentang strategi dalam pembelajaran matematika yang terorganisir, kreatif, inovatif agar pembelajaran yang diajarkan menjadi menarik, agar siswa termotivasi untuk mengikuti dengan rasa senang. Stimulus otak  kanan dan otak kiri  adalah upaya dalam pembelajaran matematika  yang dalam proses belajar mengajar mengoptimasikan pembentukan karakter dengan  menjadikan lingkungan ruang kelas ibarat sebuah konser musik yang memadukan berbagai instrument  audio maupun visual.
         Setelah siswa memperoleh pembelajaran dengan Stimulus Otak Kanan dan Otak Kiri  dengan mengoptimalisasi pembentukan karakter , hal ini ditunjukkan dengan hasil penelitian nilai  R Square 78 %.  rata-rata hasil belajar pada akhir 79,5,  sehingga memiliki pengaruh besar terhadap karakter siswa.  sehingga tercipta kondisi kegembiraan, kesukaan, kreativitas dan aktivitas siswa dalam belajar, dengan motivasi internal sehingga konsentrasi siswa terfokus secara maksimal untuk dapat mencapai target prestasi puncak. Karakter menghargai prestasi realisasinya  ditandai dengan adanya siswa ke ajang kompetisi lomba matematika OSN dan IMO.
  
Kata kunci:   Optimalisasi Karakter,  Otak Kanan Otak Kiri.

=====================================================
*)  Guru Matematika , SMA Taruna Nusantara Magelang Jawa Tengah Indonesia.

I.      PENDAHULUAN
             Jika kita menengok kondisi saat ini, sekolah masih dianggap suatu aktifitas yang mengasikkan justru di luar jam pelajaran, tetapi bila di dalam kelas mereka merasa terbebani. Hal ini tampak dari meriahnya sorak siswa jika mereka mendengar pengumuman pulang pagi ada rapat guru. Wajah mereka gembira seakan terlepas bebas dari belenggu. Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai obyek yang bersifat abstrak. Sifat abstrak ini banyak siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika. Tak sedikit siswa yang mengeluh, matematika hanya bikin pusing dan stres (Sindhunata, 2004:3).
             Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai obyek yang bersifat abstrak. Sifat abstrak ini banyak siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika. Tak sedikit siswa yang mengeluh, matematika hanya bikin pusing dan stres (Sindhunata, 2004:3).   Tujuan dan kurikulum matematika di dalam kelas masih berbasis “matematika untuk matematikawan” bukan “matematika untuk murid” dengan fokus pada aplikasi kehidupan riil (Lange, dalam Suryandari, 2008). Dari pengamatan kami sebagai peneliti dan guru yang mengajar 21 tahun.
              Guru sebagai ujung tombak transformasi ilmu dan membentuk karakter pada anak didiknya harus memiliki kreatifitas tinggi. Guru harus selalu mengupayakan pembelajaran di kelas sehingga dapat membuahkan hasil yang bermakna sesuai dengan tuntutan jaman dan kurikulum saat ini secara optimal. Secara mikro guru harus ditemukan  model  pembelajaran yang efektif di kelas. Bagaimana sekarang membuat pelajaran matematika menjadi pelajaran favorit siswa dan siswa berlomba-lomba menduduki kursi bagian depan untuk mengikuti pembelajaran yang kita ampu. Model pembelajaran yang dipilih haruslah menarik minat, menyenangkan dan bermakna.
               Metode belajar ini diadopsi dari beberapa teori sugesti, teori otak kanan dan kiri, teori triune, pilihan modalitas (visual, audiovisual dan kinestetik) dan pendidikan holistik.  Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan, tahun 1999 di Amerika Serikat dikembangkan sebuah pendekatan pengajaran yang disebut Quantum Leaning  oleh Bobbi de Poerter dan Mike Hernacki. Hasil penelitian itu menunjukkan penerapan konsep Quantum Teaching berhasil mendongkrak potensi psikis siswa, terjadi peningkatan motivasi 80%, nilai belajar 73% dan memperbesar keyakinan diri 81% ( De Porter, 2004:4).
              Optimasi Stimulus otak kanan dan otak kiri dalam pembelajaran matematika bagi siswa SMA diharapkan dapat memaksimalkan  motivasi belajar matematika dan diupayakan merupakan salah satu strategi pembelajaran matematika yang dapat  meningkatkan hasil belajar matematika di SMA serta meningkatkan prestasi siswa sebagai acuan optimasi pembentukan karakter.
1. 2   Rumusan Masalah.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu :
a.  Apakah terdapat pengaruh perilaku dan sikap pembentukan karakter pada pembelajaran  matematika  menggunakan Stimulus otak kanan dan otak kiri di SMA kelas XI terhadap hasil belajar matematika?.
b.   Apakah Stimulus otak kanan dan otak kiri ini  dapat mencapai ketuntasan belajar  matematika di SMA kelas XI?.
c.    Apakah Penerapan model pembelajaran Stimulus otak kanan dan otak kiri ini  dapat mencapai target prestasi?.

1.  3   Tujuan dan Kegunaan Karya Ilmiah
        Tujuan Umum :   Tujuan yang ingin dicapai adalah : menambah wawasan guru tentang strategi  Stimulus otak kanan dan otak kiri ini untuk membentuk karakter melalui motivasi internal.
       Tujuan Khusus :
a.  Mengetahui apakah terdapat pengaruh perilaku dan sikap pembentukan karakter pada pembelajaran  matematika  menggunakan Stimulus otak kanan dan otak kiri di SMA terhadap hasil belajar matematika?.
b.   Mengetahui apakah Stimulus otak kanan dan otak kiri ini  dapat mencapai ketuntasan belajar  matematika di SMA kelas XI?.
c.     Penerapan model pembelajaran Stimulus otak kanan dan otak kiri ini  dapat mencapai target prestasi dalam kompetisi lomba
1. 4    Kegunaan Hasil Penelitian
            Hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan “self reflective teaching”yang dilaksanakan pada di SMA Taruna Nusantara Magelang periode tahun 2010  ini akan memberikan manfaat yang berarti.
1.   Bagi guru : lebih mengenal dan bertambah wawasannya dalam hal stategi pembelajaran matematika dalam menunjang mengoptimasikan pembentukan karakter dalam pendidikan, sehingga guru akan yang lebih kreatif, dinamis untuk membuat pembelajaran lebih menyenangkan.
2.   Bagi siswa : sangat menguntungkan siswa karena siswa adalah subyek langsung, yang dikenai tindakan, semestinya ada perubahan dalam diri siswa dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor yang lebih efektif.

II.  Kajian Pustaka
2. 1   Optimasi Membentukkan Karakter  bermula dari Motivasi
                   Karakter didalam kurikulum pendidikan matematika yang dikembangkan  terdiri dari :  Ketelitian, Kreatif, Pantang menyerah dan Rasa ingin tahu. Hal ini dapat di optimasikan dengan mengembangkan lebih jauh dengan karakter-karakter seperti kepemimpinan, keberanian, kerja keras, disiplin, mandiri, komunikatif, tanggungjawab, peduli lingkungan dan menghargai prestasi.
                 Menurut Hamzah Uno, (2006, hal 5) mengemukakan Motivasi  merupakan kekuatan karakter yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuannya. Kekuatan-kekuatan pada dasarnya dirangsang oleh kebutuhan. Keinginan yang hendak dipenuhi (Needs desires), Tingkah laku ( behavior), Tujuan  (Goals), Umpan balik ( Feedback),              
                    Brobby (dalam Hamzah Uno, 2006) mengemukakan suatu strategi motivasi yang digunakan guru untuk memberikan stimulus siswa agar produktif dalam belajar adalah: Keterkaitan dengan kondisi lingkungan yang berisi lingkungan kondusif, kondisi tingkat kesukaran, kondisi belajar yang dengan strategi  bermakna Dengan kata lain motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seorang siswa untuk berusaha mengadakan perubahaan tingkah laku yang dapat diiterpretasikan dalam tingkah laku  berupa optimasi rangsangan, dorongan dan keingintahuan. Berikut ini beberapa upaya guru untuk mempertahankan dan meningkatkan motivasi belajar (Hamalik, 2001) :
(1) Mengkaitkan tujuan belajar dengan tujuan siswa, sehingga tujuan belajar menjadi menjadi tujuan siswa atau sama dengan tujuan siswa
(2)  Membuat pelajaran penuh arti, yaitu :
(a)  Mengkaitkan bahan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari , (b)    Mengkaitkan bahan pelajaran dengan pengalaman siswa, (c)  Membuat penyajian lebih menarik, yaitu dengan memilih model atau metode pembelajaran yang membuat siswa lebih perhatian.
2. 2      Otak Kanan dan Otak  Kiri Manusia
        Proses berpikir otak kiri bersifat logis, sekuensial, linier dan rasional, cara berpikirnya sesuai dengan ekspresi verbal, menulis, membaca, , menempatkan detail dan fakta, fonetik dan simbolisme. Cara berpikir otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik, sesuai dengan cara-cara untuk mengetahui yang bersifat nonverbal, seperti perasaan dan emosi, kesadaran yang berkenaan dengan perasaan (merasakan kehadiran suatu benda atau orang), kesadaran spesial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreativitas dan visualisasi. Kedua belahan otak penting artinya, orang yang sering memanfaatkan kedua belahan otak ini juga akan “seimbang” dalam setiap aspek kehidupan mereka. Belajar juga terasa sangat mudah bagi mereka karena mempunyai pilihan untuk menggunakan bagian otak yang diperlukan setiap pekerjaan yang dihadapi.
                Untuk menyeimbangkan  terhadap otak kiri, perlu dimasukkan musik dan estetika dalam pengalaman belajar, semua itu menimbulkan emosi positif yang membuat otak bekerja efektif. (DePorter & Hernacki,2002, h. 14).
Gambar 1 :  Otak Kanan dan Otak Kiri Manusia
2. 3    Quantum Learning
             Quantum Learning adalah metode belajar temuan Dr. Georgi Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebut suggestology atau suggestopedia. Prinsipnya adalah bahwa sugesti adalah dapat mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun menghasilkan sugesti positif atau negatif. Beberapa teknik yang digunakannya untuk memberikan sugesti positif adalah mendudukkan murid secara nyaman, memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster/joke-joke untuk memberi kesan  sambil menonjolkan informasi dan menyediakan guru-guru yang terlatih dalam seni pengajaran sugestif. (DePorter & Hernacki, 2002).
Gambar 2 :  Model Quantum Leaning versi penelitian Jeannette Vos
Quantum Teaching bersandar pada konsep : “Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”, maksudnya adalah agar mengingatkan kita pada pentingnya memasuki dunia murid sebagai “langkah pertama”, masuki dahulu dunia murid, maka mereka akan memberi ijin untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan mereka menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Guru perlu memiliki Emotional Intelligence, yaitu kemampuan untuk mengelola emosi.
Gambar 3 :  Model Quantum Leaning versi De Porter & Hernacki

2.4      Kerangka Berfikir
            Berdasarkan tinjauan teori dari buku-buku dan penelitian-penelitian yang berkaitan dengan permasalahan tersebut maka peneliti berasumsi : Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satuya adalah motivasi, sarana prasarana serta fasilitas belajar mengajar, didukung faktor guru terutama metoda pembelajaran yang digunakan guru.
Model Stimulus otak kanan dan otak kiri sebagai salah satu komponen proses belajar Mengajar merupakan faktor yang mempengaruhi motivasi siswa. Dalam model  Stimulus otak kanan dan otak kiri terdapat unsur-unsur yang secara efektif dapat merangsang keterlibatan siswa dalam proses belajar yang diharapkan, menyebabkan peningkatan semangat dan motivasinya. Peningkatan motivasi belajar diharapkan memberikan pengaruh pada meningkatnya hasil belajar pada pembelajaran matematika,
2. 5   Hipotesis
       Berdasarkan kerangka teoritik tersebut maka hipotesis tindakan kelas dalam penelitian ini adalah:
a.  Terdapat pengaruh perilaku dan sikap pembentukan karakter pada pembelajaran  matematika  menggunakan Stimulus otak kanan dan otak kiri di SMA kelas XI terhadap hasil belajar matematika.
b.  Penerapan Stimulus otak kanan dan otak kiri ini  dapat mencapai ketuntasan pembelajaran  matematika di SMA.
c.      Penerapan model pembelajaran Optimasi stimulus otak kanan dan otak kiri ini  dapat mencapai target prestasi.

III.    METODE PENELITIAN

3. 1    Setting Penelitian
           Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Taruna Nusantara Magelang. Subyek penelitian ini  siswa kelas XI IPA-6 SMA Taruna Nusantara tahun pelajaran 2009/2010 sebanyak 30 orang, 23 siswa putra dan 7 siswa putri.  Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan dinamika yang ingin dicapai yang mengacu pada tujuan penelitian.
           Faktor siswa yang akan diselidiki  yaitu sejauh mana keterlibatan pembentukan karakter dalam proses belajar  Stimulus otak kanan dan otak kiri diamati dengan pedoman pemantauan proses, tanggapan siswa-siswa setelah diajar dengan strategi Stimulus otak kanan dan otak kiri dijaring dengan menggunakan angket. Konsep pokok penelitian menggunakan konsep Kurt Lewin (Departemen Pendidikan Kebudayaan, 1990:20),  yaitu : (a) perencanaan (planning), (b) tindakan (acting), (c) observasi (observising) dan (d) refleksi (reflecting). Divisualisasikan sebagai berikut :
                                  Gambar 4  :  Konsep Penelitian Kurt Lewin
3.  2     Variabel Penelitian
1.   Variabel indepeden /varibel bebas adalah motivasi siswa kelas XI-IPA-6 SMA Taruna Nusantara Magelang tahun pelajaran 2010/2011 selama dua siklus.
2.   Variabel dependen / variabel terikat hasil belajar berbentuk aspek kognitif siswa kelas XI-6 IPA SMA Taruna Nusantara Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011 selama dua siklus
3.  3    Pengumpulan Data
     Pengumpulan data penelitian ini menggunakan beberapa metoda adalah : dokumentasi, tes, angket dan pengamatan serta hasil kompetisi. Untuk instrumen penelitian yang adalah  angket dan pengamatan untuk mengetahui seberapa besar motivasi siswa, sedangkan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai selama menggunakan “Stimulus Otak Kanan dan Otak Kiri digunakan instrumen Tes.
3.  4    Analisis Instrumen Soal Perangkat Uji
             Sebelum diuji cobakan pada kelas penelitian instrumen soal diujicobakan dengan kelas lain, selanjutnya dianalisis. Untuk instrumen variabel motivasi di atas, uji validitasnya akan dilakukan dengan cara konsultasi ahli/dosen pembimbing, sedangkan untuk instrumen variabel hasil belajar dilakukan uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. Menggunakan program Analisis ITEMAN. Ver 3.0  
3.  5    Pengujian Hipotesis.    
              Setelah berakhirnya tiap siklus tindakan selanjutnya adalah menganalisis hipotetis. Pada penelitian ini analisis yang dipakai adalah sebagai berikut:
a.   Analisis Regresi  untuk Mengetahui  pengaruh yang positif optimasi pembentukan karakter terhadap hasil belajar pada pembelajaran matematika pada materi statistika pada pembelajaran “ Stimulus Otak Kanan dan Otak Kiri “ terhadap hasil belajar.
b.    Uji t pihak kanan dipakai One-Sample Test Indikator Ketuntasan Belajar dengan Optimasi Stimulus Otak Kanan dan Otak Kiri, digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar matematika.
3. 6   Indikator Kinerja
1).   Indikator kinerja ketuntasan belajar
 a.   Ketuntasan secara individu, yaitu siswa dikatakan tuntas belajar apabila pada  akhir eksperimen memperoleh nilai hasil belajar berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 70
 b.   Ketuntasan secara klasikal, yaitu apabila siswa yang mengalami tuntas belajar individu mencapai Target indikator tuntas, 75 % dari seluruh jumlah siswa di kelas tersebut. Penilaian skoring dengan rentang 0 sd 100.
2).  Indikator kinerja aktivitas, motivasi dan ketrampilan proses siswa. Terdapatnya pengaruh yang positif aktivitas, motivasi dan ketrampilan proses siswa terhadap hasil belajar. Kadar motivasi dengan skala likert (1 – 5). Target keberhasilan 70%.
3)   Dengan pembelajaran Optimasi Stimulus Otak Kanan dan Otak Kiri .Target Prestasi siswa dapat memenangkan dalam kompetisi lomba matematika minimal regional
IV.    HASIL  DAN PEMBAHASAN
4. 1.  Hasil Penelitian
              Berikut telah dilakukan penelitian tindakan kelas tentang Optimasi pembentukan karakter menggunakan penerapan Stimulus Otak Kanan dan Otak Kiri dalam memberikan pengaruh pada meningkatnya hasil belajar pada pembelajaran matematika di SMA Taruna Nusantara Magelang kelas XI IPA tahun pelajaran 2009/2010.
4. 1. 1   Regresi. 
              Pengujian ini ingin mengetahui persamaan regresi, korelasi, serta seberapa besar pengaruh karakter terhadap hasil belajar tiap siklus. Untuk mengetahui seberapa kelinearan regresi .
Ho :   β = 0 dimana β =  ( persamaan adalah tidak linier.)
Ho :   β ¹  0 dimana β =  ( persamaan adalah  linier)
a.  Table anova dengan tingkat signifikan dibawah 0,05. berarti Ho ditolak artinya persamaan merupakan persamaan linier.
b.  Output Cofficients untuk mengetahui  koofisien  regresi dan persamaan regresi
c.  Output Model Summary untuk mengetahui pengaruh Motivasi  (R) dan seberapa besar pengaruh kontribusi  R2 ( Xi = karakter)  terhadap Hasil belajar matematika.
Siklus I  rata-rata  motivasi : 69,63 dan rata-rata hasil belajar    :  72,83
Siklus II  rata-rata  motivasi : 74,53 dan rata-rata hasil belajar  :  79,50






Gambar  5  :
Diagram Rata-rata Motivasi dan Hasil belajar Rekap Output  SPSS Analisis Pengaruh Pembentukan karakter pada Penerapan Stimulus Otak Kanan dan Otak Kiri  terhadap Hasil Belajar

Tabel  1 :  Rekap Output  SPSS Analisis
TABEL
SIKLUS  I
SIKLUS  II
a. Output
    Anova
F hitung = 37,8
Tingkat sig 0,00
F hitung = 99,53
Tingkat sig 0,00
b. Output
    Cofficients
Model B
Constant = 0,9
Motiv 1 = 1,045
Model B
Constant = 0,629
Motiv 1 = 1,039
c. Output Model Summary
R = 0,758
R2 =  0,575
R =  0,883
R2 =  0,780
           (Rekap Dari lampiran 1,2 dan 3)
                Pada  siklus I nilai rata-rata nilai 72,83, siswa yang tuntas belajar 19 orang dengan ketuntasan klasikal 64%. Pada akhir siklus II  nilai rata-rata hasil belajar 71,7 yang tuntas ada 23 orang dengan ketuntasan klasikal 77%. Siklus ke II  nilai rata-rata hasil belajar 79,5  dengan 24 orang tuntas dengan ketuntasan klasikal 80%. Hasil angket /kuisoner yang diberikan pada siswa menunjukkan tanggapan yang positif dari siswa mengenai pembelajaran menggunakan Stimulus Otak Kanan dan Otak Kiri . Selain itu terjadi perubahaan sikap dan karakter rasa menyukai dam memiliki terhadap kegiatan pembelajaran matematika tersebut, ditandai adanya peningkatan motivasi siswa yang mengalami ketuntasan. Angka korelasi yang positif menunjukkan semakin besar karakter dalam memotivasi siswa  akan membuat nilai hasil belajar cenderung meningkat..      
4. 1. 2.   One- Sample Test
              Untuk mencapai ketuntasan variable motivasi terhadap hasil belajar di uji dengan statistic t compere mean one sample. Dalam penelitian Tindakan kelas ini kasus terdiri atas satu sampel yang akan dipakai dengan nilai pembanding 70. Hasil belajar siklus II, siswa memiliki nilai rata-rata 79,5.   Hipotesis penelitian
Uji Ketuntasan Hasil Belajar
Ho  :   μ  = 70   (target indikator  hasil belajar 7,0 tidak tercapai )
Ha  :   μ  ¹ 70  (target indikator  hasil belajar 7,0 tercapai )
Analisis Uji Ketuntasan Hasil belajar :
             Pada lampiran 3 terlihat di uji dengan uji One –Samlpe test Indikator Ketuntasan t-test berkorelasi uji pihak kanan. Dari output  tabel SPSS ver. 11.5 terlihat t hitung adalah 4,532 dengan nilai signifikansi 0%,  derajat kebebasan 29, t tabel = 2,045. Oleh karena t hitung > t tabel, maka Ho ditolak, atau target indikator hasil belajar 70 tercapai, dalam hal ini memenuhi target ketuntasan.  Rata-rata klasikal 79,5 dengan standar deviasi 11,48 dapat dikatakan bahwa setelah diterapkan Optimasi Stimulus Otak Kanan dan Otak Kiri dalam meningkatkatkan hasil belajar siswa  dapat mencapai ketuntasan .
4. 2   Pembahasan
              Pembelajaran yang dipakai pada pembelajaran ini dengan obsesi “Ingin menjadikan pelajaran Matematika yang tadinya dianggap sulit akan menjadi mudah, matematika yang menakutkan dan membosankan menjadi menyenangkan”. Pembelajaran yang dipakai Stimulus Otak Kanan dan Otak Kiri kunci utamanya menggunakan musik, music digunakan untuk meningkatkan semangat, merangsang pengalaman, menumbuhkan relaksasi, meningkatkan focus, membina hubungan, member inspirasi dan membuat rasa nyaman. Realisasi diwujudkidalam kegiatan dikelas  sebagai berikut :

a.  Menciptakan suasana rileks dan nyaman dengan memutarkan musik pop, instrumen atau klasik pelan-pelan selama proses belajar mengajar, Pada awalnya di awali musik pembuka berupa tayangan slide serta selipkan sentuhan emosi agar memberikan awal pembelajaran yang indah
Gambar 6: Pembukaan dalam Optimasasi pembentukan karakter menggunakan Stimulus Otak kanan dan Otak Kiri dengan sentuhan emosional dan kasih sayang
b.   Pembelajaran secara klasikal dengan menyampaikan konsep-konsep informatif  menggunakan LCD dengan program power point, usahakan menarik perhatian siswa dengan audiovisual. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti  video compact disk, film.gambar dan animasi yang berhubungan dengan materi pembelajaran atau menyisipkan joke-joke. Misalnya disajikan dalam desain animasi audio visual yang dijadikan berupa trip film yang di-skenariokan. Dengan clip tayangan yang berbeda dari biasanya. Contohnya sebagai berikut :
          
 
Gambar 7 : Trip audiovisual bergerak yang di scenario

c.    Mengorkestrasi keadaan ruang kelas, yaitu pengaturan tempat duduk sesuai dengan metode pembelajaran yang diterapkan.
d.                   Meningkatkan pembentukan karakter dalam hal motivasi dan minat dengan menceritakan kegunaan materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari dan hubungannya dengan ilmu lain atau topik matematika lain, atau kata kunci untuk konsep, model, rumus matematika, memberi kesempatan bagi siswa untuk maju mengerjakan di papan tulis, memberikan pengakuan untuk penyelesaian, perolehan.dengan point nilai, hadiah kecil atau pujian
            Bila sedang berbicara guru memberi rangsangan visual yang mengingatkan siswanya bahwa “ Anda mampu untuk menjadi orang yang istimewa”. Langkah-langkah lain yang dapat dilakukan dalam :
-         Pemacu semangat ( slogan atau kata-kata mutiara). Dimana siswa diarahkan memiliki kecerdasan, kekuatan dan keajaiban didalam dirinya untuk menciptakan karakter pantang menyerah.
-           Menghargai prestasi yang diterima. Hal ini mengingatkan bahwa kepada siswa   “ Anda orang yang berbakat dan mampu berprestasi”.
-                   Dukungan “ Saat Puncak”. Saat puncak adalah saat dalam hidup dapat melakukan sesuatu dengan sangat baik, hal ini termasuk peng-anugrahaan penghargaan yang menyertainya pada siswa, dalam Stimulus Otak kanan dan Otak Kiri yang disajikan dalam tampilannya sebagai berikut
 Gambar  8  : Contoh Tampilan untuk Memotivasi siswa

e..    Meningkatkan daya dengar orang dengan mengikuti prinsip-prinsip karakter komunikasi ampuh , memperhatikan tinggi rendah suara, cepat-lambat.
f.  Meningkatkan kehalusan transisi mempengaruhi perilaku dan karakter siswa melalui contoh tindakan guru. Meningkatkan daya ingat dan pemahaman dengan menggunakan media dan yang sesuai dengan materi,   Salah satu contohnya sebagai awal pembuka materi dalam slide power point.
              Dengan penerapan  Stimulus Otak kanan dan Otak Kiri, siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran. Secara umum Optimalisasi membentukan karakter menggunakan Stimulus Otak kanan dan Otak Kiri menguntungkan siswa, sebab siswa lebih termotivasi selama pembelajaran, siswa tidak ada yang mengantuk karena otak kanan dan otak kiri dikonsentrasikan. Siswa dibuat tereaksi terpukau dengan hal-hal yang menyenangkan tanpa terpaksa dengan disertai alunan musik selama pembelajaran tersebut.
               Pembelajaran ini, cara mengajar guru menjadi lebih bervariasi tidak lagi hanya mengajar siswa dengan  ceramah yang monoton dan membosankan. Dengan diterapkan pembelajaran Stimulus Otak kanan dan Otak Kiri antara guru dan siswa tidak lagi terlihat kesenjangan jarak.
Model pembelajaran ini berbantuan multimedia (laptop/computer, LCD, Speaker), dengan program power point (disini power pointnya bukan sekedar power point biasa yang hanya berisi slide-slide atau rumus-rumus dengan soal-soal monoton, tapi ada musik instrumental yang enak didengar dan dinikmati, animasi gerak  memperindah tayangan, yang berhubungan dengan materi dan situasi pada saat itu.  Itulah langkah awal untuk merebut arah pandangan mata siswa, yang pada akhirnya membawa siswa ke arah pembelajaran yang kita inginkan.
Gambar   6 :
Karakter “Pantang Menyerah “ yang ditampilkan secara kreatif dan beda cara penyampaiannya disertai music instrumental.

   Pada saat pembelajaran ini siswa merasa gembira, tanpa adanya keterpaksaan dan  tanpa tekanan sehingga terlihat tidak ada siswa yang mengantuk disaat pelajaran ini, muskipun pelajaran ini diajarkan pada jam terakhir siang hari. Pembelajaran ini dapat bergantian dengan metode klasikal, cooperative learning, atau belajar mandiri, karena  saya juga  menyempatkan membuat CD pembelajaran yang dapat dipelajari diluar kelas.  Ternyata tanpa saya sadari pertemuan saya di kelas pada pembelajaran matematika berikutnya,  kehadiran  di depan kelas mereka nantikan.
                   Pembelajaran Stimulus Otak kanan dan Otak Kiri dapat berhasil dengan baik, sebelum melaksanakan kegiatan guru mempersiapkan dengan matang. Suasana belajar dengan iringan musik ternyata disukai oleh siswa. Dengan pemanfaatan iringan musik disesuaikan dengan materi dan waktu yang ada. Sebaiknya jenis musik disesuai dengan kegemaran siswa atau lagu-lagu yang sedang popular saat itu, misalnya sountrac film yang lagi trend saat itu, untuk mendorong siswa belajar lebih semangat. Apapun kreatifitas dan aktifitas  yang dilakukan guru untuk membawa siswanya Jika siswa merasa aman, mereka akan lebih berani mengambil risiko dan lebih banyak menginginkan belajar matematika.  kearah yang diinginkan baik berupa pembelajaran matematika maupun karakter yang diinginkan, 
5. 3    Pembentukan Karakter menghargai Prestasi dengan Target Prestasi
a.  Menciptakan Iklim kompetisi.  Tujuan utama mengikuti berbagai kompetisi yaitu meningkatkan citra kelembagaan (image building) dalam rangka untuk meraih pengakuan masyarakat ini adalah prestasi pengakuan dan kepercayaan masyarakat luas adalah melalui berbagai prestasi. Salah satunya upaya untuk meraih pengakuan adalah memenangkan setiap lomba, baik bersifat lokal (regional), nasional maupun internasional.
   b.  Memupuk Sikap JuaraMantapkan pada siswa mempunyai karakter untuk mempunyai sikap positif, dan segalanya akan berubah. Tanamkan karakter pada diri siswa “ Apa yang akan anda lakukan jika anda tahu anda tak mungkin gagal”.  Berpikir seperti seorang juara membuat anda menjadi juara. Itulah pentingnya mengetahui bagaimana memupuk karakter mengharhai prestasi dan mempunyai sikap juara.
Gambar 9 :
Suasana  kelas Optimalisasi membentuk karakter menggunakan Stimulus Otak Kanan dan Otak Kiri pada pembelajaran Matematika.
c.   Mempersiapkan siswa ke target Prestasi dalam ajang Kompetisi..
                    Persiapan menghadapi lomba bagi siswa adalah hal yang tidak mudah dilakukan langkah awal pemacu motivasi. Beberapa Prinsip Motivasi dalam Mengembangan Dalam Pencapaian Target Prestasi yang dilakukan untuk mengembangkan karakter “ kreatif” dalam belajar menggunakan Stimulus Otak Kanan dan Otak Kiri.
      4. 3.    Hasil yang telah dicapai
        Hasil prestasi siswa membawa Tim Matematika SMA Taruna Nusantara Magelang yang telah dicapai membentuk karakter dalam efek menggunakan Stimulus Otak kanan dan otak kiri dalam target prestasi sebagai berikut :
 ( Bukti otentik foto terdapat di lampiran )
1.     OSN 2010 di Medan mendapat medali perak
2.   Medali Emas dan Perak 2010 Internasional Competitions and Assessment for School (ICAS) penyelenggara Australia 
3.     Juara 1, 2 dan 3 Lomba Matematic Logic di Universitas Sugiopranoto. 2010
4.     No 2 dan 4 Competisi Matematika se Jawa 2010 di UNNES di Semarang
5.     Juara  2  Competisi Matematika se Indonesia 2010 di ITB Bandung.
6.     Juara Harapan 1 Competisi Matematika se Jateng 2010 dii UNS, Surakarta
7.     Juara 3 Competisi Matematika 2010 se Jawa di UNDIP, Semarang.
8.     Juara  1  Competisi Matematika se Jateng dan DIY 2011 di UNY Yogyakarta.
9.   Perwakilan Indonesia Internasional Matematics Olimpiade (IMO) ke Belanda 2011 (mendapatkan Perunggu)




V.   SIMPULAN DAN SARAN
5. 1  . Kesimpulan
1.   Dengan diterapkannya pembelajaran model Optimasi Stimulus Otak kanan dan Otak Kirisiswa mengalami peningkatan dalam setiap siklusnya berturut-turut 69,63%, dan 74,53%. Rata-rata hasil belajar siswa setiap siklusnya berturut-turut 72,83 dan 79,5 dengan jumlah siswa yang memperoleh nilai ketuntasan individu sebanyak 19 siswa (64%) meningkat sampai pada siklus II menjadi  24 siswa (80%). Sehingga dengan target ketuntasan nilai 70 dapat tercapai.
  2.   Terdapat pengaruh yang positif dengan pembentukan karakter dengan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Taruna Nusantara Magelang. Motivasi siswa dalam pembentukan karakter siswa memiliki pengaruh/kontribusi yang besar terhadap hasil belajar.
5. 2.  Saran
1.   Stimulus Otak Kanan dan Otak kiri ini sangat bermanfaat dalan pendidikan, dapat dikembangkan dan dilaksanakan tidak hanya pada pembelajaran Matematika akan tetapi dapat dipakai pada mata  pelajaran lain.
2.    Sekolah SMA/SMP perlu mempunyai LCD agar dapat mendukung pembelajaran ini agar kreatifitas guru dapat dikembangkan untuk mendukung pembelajarannya agar guru agar dapat mendukung dalam pembentukan karakter.
3.   Diknas Kabupatem/ Kodya memberi kesempatan seluasnya guru-gurunya untuk melihat dan mengikutsertahan dalam workshop/ pelatihan yang bertema model pembelajaran dengan menerapkan karakter dalan dunia pendidikan.





DAFTAR PUSTAKA

De Porter, Bobbi. & Mike Hernacki. 2002. Quantum Learning. Penerbit Kaifa. Bandung
De Porter, Bobbi. & Mark Reardon, Sarah Singer Nourie . 2002. Quantum Teaching. Penerbit Kaifa. Bandung.
De Porter, Bobbi. dkk . 2004. Quantum Teaching Mempraktekkan Quantum Learningdi Ruang- Ruang Kelas. Penerbit Kaifa. Bandung.
De Porter, Bobbi. dkk . 2010. Quantum Teaching Mempraktekkan Quantum Learningdi Ruang- Ruang Kelas. Penerbit Kaifa. Bandung.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia cetakan  ke-4. Jakarta, Balai Pustaka.
Hamzah U, 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Hamalik, O. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : Bumi Aksara.
Sindhunata,  2004. Mengasah Rasa Matematika. BASIS Edisi Khusus Pendidikan Matematika 07-08.53. Juli-Agustus 2004. Hal 3
Suryandari,  2008.  Efektifitas Pembelajaran Matematika Cooperative Learning STAD Berbasis Teknologi dan Keunggulan pada matei Volume Banda Putar di Sekolah Berasrama Penuh ( Boarding School). Tesis: jurusan Pendidikan Matematika Universitas Negeri Semarang.
Waluya. S.B.  2006.   Multimedia Pembelajaran. FPMIPA UNNES
.


No comments:

Post a Comment