MENGADOPSI PERBEDAAN INDIVIDU SEBAGAI STRATEGY AGAR SISWA LULUS SERATUS PERSEN PADA UJIAN NASIONAL DI KELAS 12 IPS 2 SMA NEGERI 10 PEKANBARU

ABSTRACT

Aswir Astaman. 2010. Adopting Individual Differences as a Strategy for Achieving  One Hundred Percent Students Pass in National Final Examination.

The purpose of this research is to find the proper strategy in preparing the thirds year students for National Final examination. The treatment applied based on the students differences. The target of achievement of slow students only for getting minimal passing standard that is 5,5. On the other hand, the average and fast students have the special target that is maximal achievement.
The research is an action research. The object of the research was the thirds year students  Social Study (IPS) 2of SMAN. 10 Pekanbaru. It was conducted from January to June  2010  in three cycles.
The result of the research shows that in the first cycle, the average achievement of students without treatment was 57, 71. Among 35 students, the achievement of 12 students were under standard 5,5 or 55. Based the result of this first cycle the item test were classified into three category, namely, difficult, average and easy. The achievement target of the students under standard were the mastery of easy item test and half of average ones.
The result of second cycle shows that there was the increasing of achievement of students from 57,71 to 73, 37. The number of students  whose achievement under standard became 3. In the third cycle the achievement of students were 80. All students have reached up of the standard,
The data shows that the achievement of all students can be over the standard if they are treated based on their capacity which was different among students.

Kata kunci: Perbedaan Individu

 Latar Belakang
Ujian Nasional   merupakan kegiatan tahunan bagi siswa sekolah, mulai dari  tingkat SD, SMP sampai SMA. Kegiatan ini menimbulkan pro dan kontra di  tengan masyarakat dan juga dikalangan pendidikan. Banyak kalangan yang tidak setuju Ujian Nasional dilakukan karena menganggap Ujian nasional membuat siswa dan guru stress.
Dalam kenyataannya memang banyak yang stress karena ujian nasional ini, mulai dari kepala sekolah, guru, murid dan bahkan orang tua siswa sendiri. Kepala sekolah stress karena ada anggapan dan penilaian dari pihak atasan, jika nilai ujian nasional siswa merosot atau banya siswa yang tidak lulus, maka ini dianggap kegagalan kepala sekolah. Akibatnya  kepala sekolah bisa terancam kedudukannya dan bisa saja diberhentikan menjadi kepala sekolah. Dan ini memang terjadi di beberapa daerah. Kenyataan ini membuat banyak kepala sekolah  merasa cemas dan berbuat kecurangan. Demikian juga guru, keberhasilan anak dianggap keberhasilan guru, sebaliknya kegagalan anak adalah kegagalan guru. Siswa sebagai pelaku juga cemas dan stress, sebab sepertinya perjuangan selama tiga tahun di SMP/Mts maupun di SMA/MA/SMK akan ditentukan oleh beberapa hari ujian nasioal tersebut. Demikian juga orang tua siswa dengan nasib anak mereka dan juga memikirkan biaya yang sudah mereka keluarkan.
Faktor-faktor yang disebutkan diatas membuat sekolah berupaya keras agar  nilai sekolah mereka dapat mencapai target yang diharapkan. Sehingga pikiran dan energi serta biaya selama setahun itu di pergunakan untuk menghadapi ujian nasional. Efek negatifnya juga banyak kalangan guru menganggap pelajaran yang di ujian nasionalkan adalah pelajaran penting sedang kan pelajaran yang tidak, dianggap pelajaran kelas dua. Sehingga ada beberapa sekolah pada kelas tiga  siswa hanya diberikan pelajaran yang di uji pada ujian nasional saja sedangkan pelajaran lain tidak lagi diajarkan.
Hal seperti ini seharusnya tidak perlu terjadi secara terus menerus dan perlu dipikirkan solusinya sehingga ujian nasional itu tidak dianggap lagi sebagai sesuatu yang menakutkan.
Penulis yaang bertahun-tahun menjadi guru dan oleh kepala sekolah selalu ditempatkan pada kelas tiga mempunyai strategi dalam melatih siswa untuk menghadapi ujian nasional dan hasilnya selama bertahun tahun tidak ada siswa yang tidak lulus dikarenakan pelajaran yang penulis ampu  dalam ujian  nasional. Metode yang digunakan adalah dengan tidak memberi beban yang sama kepada setiap siswa. Setiap kelas perlakuan siswa diberikan berdasarkan kompetensi yang mereka miliki. Jadi beban yang harus dipikul siswa tidak sama dengan demikian juga ada siswa yang tidak perlu mengerjakan semua soal yang yang keluarkan dalam ujian. Karena berdasarkan kompetensi mereka sebagian dari mereka hanya untuk bisa mencapai nilai minimal kelulusan saja. Dan ini penulis istilahkan dengan pemetaan kompetensi.
Setelah penulis menjadi Widyaiswara di LPMP dan membina beberapa sekolah, penulis  bersama-sama dengan teman-teman guru mencobakan teori ini tidak hanya untuk satu mata pelajaran tapi  semua mata pelajaran yang di ujian nasionalkan. Dan sekolah yang menerapkan itu di propinsi Riau boleh dikatakan semua siswanya lulus seratus persen.
Kenyataan ini membuat penulis bertanya-tanya apakah karena teori perlakuan berdasarkan perbedaan individu  yang diterapkan itu yang membuat siswa lulus seratus persen? Untuk itulah penulis mengadakan penelitian  untuk menguji keberhasilan teori tersebut.

Pembatasan Masalah
Di Sekolah Menengah Atas (SMA) ada tiga jurusan yaitu jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial dan Bahasa. Di SMA Negeri 10 tempat penelitian ini hanya ada jurusan IPA dan IPS. Karena keterbatasan waktu dan tenaga penelitian  ini mengambil kelas IPS sebagai objek penelitian. Dari lima kelas III IPS diambil satu kelas yaitu kelas III (12) IPS2.

Pada jurusan IPS ada 5 mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, geography dan Sosiologi. Dari lima mata pelajaran tersebut, penelitian ini difokuskan hanya pada  pelajaran Bahasa Inggris saja.

Pertanyaan Penelitian
Adapun pertanyan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah perlakuan berdasarkan perbedaan individu dalam mempersiapkan siswa  dapat membuat siswa lulus seratus persen di kelas 12 IPS 2 SMA Negeri 10 Pekanbaru?

Landasan Teori
Penelitian ini berhubungan dengan pemetaan kompetensi dan memberikan perlakuan kepada siswa dalam menghadapi Ujian nasional berdasarkan kompetensi atau perbedaan kelompok siswa. Karena alasan itu pada kajian teori ini perlu diperjelas  perbedaan pada siswa.
1.      Perbedaan Individu
Banyak factor yang membuat perbedaan diantara individu, Brend and Felder (2005: 2) mengatakan ada tiga hal penting yang membuat perbedaan antara siswa yaitu:
a.          Gaya belajar
Gaya belajar adalah ciri-ciri tingkah laku cognitif, afektif dan psychology yang muncul ketika siswa menerima, berinteraksi dan merespon lingkungan belajar. Konsep dari gaya belajar ini telah diterapkan secara luas dalam proses belajar mengajar. Gaya belajar ini berbeda-beda diantara para siswa, contohnya, ada siswa yang  merasa nyaman dengan belajar teori dan tidak menyukai abstraksi, serta ada pula yang sebaliknya.
b.            Pendekatan pada belajar dan orientasi belajar.
Siswa mungkin cendrung mengambil pendekatan dalam belajar satu dari tiga cara ini, yaitu:
1)         Reproducing orientation, cendrung mempelajari sesuatu dari permukaan saja dan mengandalkan  hapalan dan tidak suka berpikir, senang menghapal rumus.
2)         Meaning orientation, belajar secara mendalam. Siswa katagori ini senang mengajukan pertanyaan, menyelidiki, memeriksa suatu materi secara mendalam.
3)         Achieving orintation, siswa kelompok ini senang menggunakan strategy apa saja untuk mencapai hasil. Mereka cendrung  mengutamakan hasil dari belajar.
c.             Perkembangan Kecerdasan
Siswa yang satu tingkatpun perkembangan kecerdasannya tidak sama. Ada yang berkembang lebih cepat dari temannya dan ada pula yang lebih lambat.
Sementara itu Budi (2009: 1-2) menyebutkan banyak hal yang membuat anak atau siswa berbeda, diantaranya :
1.      Perbedaan Intelektual
Anak-anak berbeda dalam tingkat kecerdasannya. Kapasitas intelektual anak secara tradisional diukur dengan menggunakan tes IQ. Namun, validitas tes IQ merupakan subjek yang masih diperdebatkan secara terus-menerus, dan beberapa kritik serta klaim bahwa tes IQ merupakan diskriminasi dan berlawanan bagi anak dengan latar belakang sosial ekonomi rendah.
2.      Perbedaan Tingkat Pencapaian
Salah satu bentuk nyata untuk melihat perbedaan anak adalah dengan memeriksa hasil pencapaian dalam tes matematika standar. Tingkat pencapaian anak merupakan suatu fungsi yang menunjukkan nilai belajar anak. Murid dalam posisi puncak di suatu kelompok biasanya mampu belajar matematika dengan cepat, sementara murid dengan posisi terendah di dalam kelas biasanya merupakan pebelajar yang lambat. Pada posisi tengah-tengah, sekitar 50 persen diantaranya memiliki kemampuan yang merata dalam pencapaian matematika.
3.      Perbedaaan Lingkungan Keluarga
Anak-anak berasal dari berbagai lingkungan keluarga. Anak dari keluarga berada dengan pendidikan yang memadai biasanya datang ke sekolah dengan latar belakang berbagai pengalaman lebih cenderung menjadi pebelajar yang cepat. Sebaliknya, anak yang berasal dari keluarga kurang mampu dan dengan latar belakang orang tua tanpa pendidikan cenderung menjadi pebelajar yang lambat.
Lingkungan keluarga selalu memberikan pengaruh terhadap sikap anak dalam menghargai matematika. Penelitian menujukkan adanya korelasi positif antara sikap anak terhadap matemtika dengan sikap orang tua terhadap mata pelajaran ini.
4.      Latar Belakang Budaya dan Etnis
Anak-anak juga berbeda diapandang dari segi latar belakang budaya dan etnis. Motivasi untuk belajar berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya, layaknya anak-anak tertarik dan menilai pencapaiannya dalam suatu pendidikan.
 Dari sekian perbedaan antara siswa yang disebutkan di atas, yang paling sesuai dengan penelitian ini adalah perbedaan pencapaian siswa. Dalam pencapaian itu siswa digolongkan menjadi tiga katagori yaitu siswa pencapaian puncak, menengah dan lambat atau slow students. Untuk kelulusan dalam ujian nasional yang perlu diperhatikan tentulah siswa yang pencapaian terendah ini.

2.         Slow Students
Banyak istilah yang digunakan untuk siswa yang pencapaiannya rendah ini, miulai dari siswa tertinggal, kurang mampu, remedial dan slow students atau siswa yang lamban. Apapun istilahnya cendrung  untuk menunjukkan pencapaian yang rendah dalam hasil belajar (Kerry and Bell, 1986: 5)
Lebih lanjut Kerry dan Bell menyatakan, banyak guru yang  tidak  memperhatikan keberadaan siswa yang lamban dalam pencapaian ini, karena guru lebih fokus pada apa yang harus diajarkan dari pada siapa yang harus diajar. Oleh karena itu Kerry dan Bell menyarankan sebelum memikirkan apa yang harus dikerjakan, guru seharusnya  melihat siapa yang akan diajar. Dengan demikian guru dapat mengidentifikasi siswa-siswa yang gagal  dan menemui kesulitan dalam mengerjakan tugasnya pada suatu waktu dan mereka kemungkinan membutuhkan bantuan khusus.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Kerry dan Bell di atas, maka dalam penelitian ini perlu di identifikasi siswa yang pencapaiannya yang rendah, kemudian juga mengidentifikasi soal-soal yang kemungkinan bisa dikerjakan oleh siswa  yang perlu dapat perhatian khusus ini agar mereka bisa melewati standar yang ditetapkan untuk kelulusan ujian nasional.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan yang diadakan pada SMA Negeri 10 Pekanbaru pada bulan Januari sampai dengan Juni 2010, dilakukan dalam 3 siklus. Subject penelitian adalah siswa kelas III IPS 2 (kelas 12). Tujuan penelitian adalah untuk melihat keberhasilan perlakuan yang diberikan kepada siswa sesuai dengan kompetensinya. Instrumen yang digunakan adalah soal test prediksi ujian nasional sesuai dengan SKL.

Analisis dan Pembahasan
Adapun deskripsi hasil penelitian  tindakan ini dapat diuraikan  dalam tahapan siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan seperti berikut ini:
  1. Siklus 1
1. Perencanaan
a)      Penulis dan guru yang berkobolarasi menganalisa Standar Kompetensi Lulusan, dalam hal ini SKL Bhasa Inggris.
b)      Berdasarkan SKL disusun Kisi-kisi prediksi Ujian Nasional
c)      Berdasarkan kisi-kisi disusun tiga soal perediksi ujian Nasional
 2. Pelaksanaan
      a) Mengadakan uji coba soal prediksi ujian nasional
      b) Menganalisa hasil uji coba prediksi ujian nasional
      c) Hasil uji coba soal prediksi sebagai berikut :
HASIL UJI COBA PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL
 SIKLUS 1

NO
NAMA
SCORE
NILAI
RANGKING
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

ALI
AYUDIA
BASTIAN
BUDI
DANI
DEFRI
DINA
DWI
EFRI
EVA
FATA
FEBRI
HOTMA
JUNAIDI
AULIA
MEDIA
IRSYAD
KARIS
RENDI
RICHO
RIRI
RISKA
RISNA
SAID
SURYA
ANDIKA
ANDRI
TUTUT
ULIL
YULI
YULIA
YUNITA
YUNIARTI
WIDYA
ZAIDI
31
30
30
37
26
29
27
30
33
34
25
23
26
35
30
35
25
33
37
33
23
24
29
35
23
36
24
36
36
27
31
31
23
34
34   
62
60
60
74
52
58
54
60
66
68
50
46
52
70
60
70
50
66
74
66
46
48
58
70
46
72
48
72
72
54
62
62
46
68
68
17
18
19
1
26
22
24
20
12
9
28
32
27
6
21
7
29
13
2
14
33
30
23
8
34
3
31
4
5
25
15
16
35
10
11

d)     Hasil uji coba soal prediksi berdasarkan rangking :
NO
NAMA
SCORE
NILAI
RANGKING
1
BUDI
37
74
1
2
RENDI
37
74
2
3
ANDIKA
36
72
3
4
TUTUT
36
72
4
5
ULIL
36
72
5
6
JUNAIDI
35
70
6
7
MEDIA
35
70
7
8
SAID
35
70
8
9
EVA
34
68
9
10
WIDYA
34
68
10
11
ZAIDI
34
68
11
12
EFRI
33
66
12
13
KARIS
33
66
13
14
RICHO
33
66
14
15
YULIA
31
62
15
16
YUNITA
31
62
16
17
ALI
31
62
17
18
AYUDIA
30
60
18
19
BASTIAN
30
60
19
20
DWI
30
60
20
21
AULIA
30
60
21
22
DEFRI
29
58
22
23
RISNA
29
58
23
24
DINA
27
54
24
25
YULI
27
54
25
26
DANI
26
52
26
27
HOTMA
26
52
27
28
FATA
25
50
28
29
IRSYAD
25
50
29
30
RISKA
24
48
30
31
ANDRI
24
48
31
32
FEBRI
23
46
32
33
RIRI
23
46
33
34
SURYA
23
46
34
35
YUNIARTI
23
46
35


1.      Refleksi
a)                                                Nilai tertinggi hasil uji coba adalah 74  sedangkan yang terendah 46
b)      Siswa yang tidak mencapai standar minimal kelulusan adalah 12 orang dari 35 siswa, 34, 3 %
c)      Nilai rata-rata pencapaian siswa  57,71
d)     Dari 50 soal yang dijawab siswa dibuat katagori soal sebagai berikut: 
Soal mudah, MD 18 Soal
Soal Sedang SD   18 Soal
Soal Sukar  SK     14 Soal
Katagori soal mudah, sedang dan sukar bukan berdasarkan analisa butir soal, tapi  berdasarkan jumlah soal yang bisa dijawab dengan benar oleh lebih dari  88 % siswa atau lebih dari 31 orang bagi soal yang mudah.
Soal sedang  dijawab dengan benar oleh lebih dari  10 orang siswa atau 32 % siswa, sedangkan soal sukar hanya bisa dijawab dengan benar oleh sekitar 9 dari 35 siswa atau kurang dari 32 %
Secara terperinci adalah sebagai berikut:



Materi

Indikator Soal

Katagori Soal

Nomor Soal

-  Percakapan Interpersoanal


-  Tindak tutur 



- Tindak tutur rencana



- Percakapan Transaksional tentang tindak tutur mengeluh


- Percakapan Interpersoanal yang melibatkan tindak tutur kemungkinan

- Diperdengarkan teks percakapan Interpersonal, siswa menentukan gambran umum


-  Diperdengarkan teks percakapan transaksional, siswa menetukan informasi tertentu


-  Diperdengarkan teks percakapan transaksional, siswa menentukan informasi rinci dari sebuah percakapan


-  Siswa menentukan gambar yang tepat sesuai dengan informasi yang ada didalam percakapan



-  Siswa menentukan gambar yang tepat sesuai dengan informasi yang ada didalam percakapan


SD



MD




SD




SD





MD


1


2





3



4






5


-          Percakapan Interpersonal yang melibatkan tindak tutur menyatakan berbagai sikap

-          Teks fungsional lisan tentang descriptive















- Teks Monolog Recount



- Diperdengarkan teks percakapan yang melibatkan tindak tutur simpati, siswa dapat menentukan respon yang tepat

- Diperdengarkan teks percakapan yang melibatkan      tindak tutur suka, siswa dapat menetukan respon yang tepat

-  Diperdengarkan sebuah dialog transaksional melibatkan tindak tutur undangan, siswa dapat menentukan respon yang tepat.

-  Diperdengarkan teks percakapan yang melibatkan tindak tutur permintaan izin, siswa dapat menentukan respon yang tepat


-  Diperdengarkan teks percakapan yang melibatkan tindak tutur puas / tidak puas, siswa dapat menentukan respon yang tepat

-  Diperdengarkan sebuah monolog berbentuk descriptive siswa dapat menentukan gambar yang sesuai dengan monolog yang diperdengarka

- Diperdengarkan teks monolog Recount siswa dapat menetukan :
a.  Ide pokok
b. Informasi tertentu

SK



SK



SD



SK




SD



SK




SD

SK
6



7



8



9




10



11




12

13

- Teks Monolog News Item










- Diperdengarkan teks monolog News Item, siswa dapat menetukan :

a. Ide Pokok
b.Informasi rinci






SK
SD





14
15
Teks fungsional pendek berbentuk Announcement





   Teks fungsional pendek berbentuk Letter





-          Teks fungsional pendek berbentuk advertisement



-          Teks esei berbentuk naratif








- Teks esei berbentuk news item





-          Teks esei berbentuk recount












- Diberikan sebuah teks fungsional pendek berbentuk announcement, siswa dapat menentukan :
a.  gambaran umum
b. informasi tertentu
c.  informasi rinci tersurat
  dari teks tersebut


- Diberikan sebuah teks fungsional pendek berbentuk Letter siswa dapat menentukan :
-          gambaran umum
-           informasi tertentu
-           informasi rinci tersurat
  dari teks tersebut


- Diberikan sebuah teks fungsional pendek berbentuk advertisement / brochure, siswa dapat  menentikan ;
a. informasi tertentu
b.makna kata
c. tujuan komunikatif  dari teks tersebut

-  Diberikan sebuah teks narrative, siswa dapat menentukan:

a. informasi tertentu
b.pikiran utama paragraph
c. pesan moral
d.       rujukan kata
e. makna kata
dari teks tersebut


- Diberikan sebuah teks tertulis berbentuk  news item, siswa dapat manentukan :
a.  gambaran umum
b. informasi tertentu
c.  informasi rinci tersurat
d.        makna kata dari teks tersebut

- Diberikan sebuah teks tertulis berbentuk recount, siswa dapat menentukan :
a.  gambaran umum














MD
MD
MD







MD
MD
SK








SK
MD
SD






SD
SK
SK
SK
SD







MD
SD
SD
SD





SD




16
17
18







19
20
21








22
23
24






25
26
27
28
29







30
31
32
33





34

-          Teks esei berbentuk Report




Teks esai berbentuk descriptive







-          Teks esai berbentuk Exposition


- Diberikan sebuah esai berbentuk Report, siswa dapat menentukan :
a. gambaran umum
b.informasi tertentu
c. tujuan komunikasi

informasi rinci tersurat dari teks ters
- Diberikan sebuah teks esai berbentuk descriptive, siswa dapat menentukan :
a. gambaran umum
b.makna kata
c. informasi tertentu
d.        informasi rinci tersurat dari teks tersebut


- Diberikan sebuah teks esai berbentuk exposition, siswa dapat menentukan :
a. gambaran umum
b.tujuan komunikasi
c. informasi rinci
d.       makna kata dari





MD
SD
SD







SD
MD
SK
SD




MD
SK
SK
MD




35
36
37







38
39
40
41




42
43
44
45



Teks esai berbentuk
Discussion





Teks esai berbentuk
     Message









- Diberikan sebuah teks esai berbentuk Discussion, siswa dapat menentukan

a.    informasi rinci tersurat
b.informasi tertentu
C.      makna kata dari teks tersebut

- Diberikan sebuah teks esai berbentuk
Message
  siswa dapat menentukan:
a.       gambaran umum
b.      informasi tertentu


 




MD
MD
MD




MD
MD






46
47
48




49
50



  1. Siklus 2
1.      Perencanaan
a)      Menetapkan target siswa yang belum mencapai standar minimal harus bisa menjawab dengan benar soal yang mudah dan sekitar 50 % soal yang sedang
b)      Siswa yang sudah mencapai target minimal diharapkan untuk bisa menjawab seluruh soal yang mudah dan sedang.
c)      Mempersiapkan materi untuk perlakuan dan pelatihan sesuai dengan kisi-kisi
2.      Pelaksanaan
a)      Melakukan proses pembelajaran  dengan perlakuan sesuai dengan kelompok siswa
b)      Mengadakan uji coba
c)      Membuat analisa hasil ujian uji coba
3. Refleksi
NO
NAMA
SCORE
NILAI
KET
1
BUDI
45
90

2
RENDI
42
84

3
ANDIKA
42
84

4
TUTUT
42
84

5
ULIL
40
80

6
JUNAIDI
40
80

7
MEDIA
41
82

8
SAID
40
80

9
EVA
37
74

10
WIDYA
38
76

11
ZAIDI
40
80

12
EFRI
38
76

13
KARIS
42
84

14
RICHO
35
70

15
YULIA
40
80

16
YUNITA
41
82

17
ALI
40
80

18
AYUDIA
43
86

19
BASTIAN
41
82

20
DWI
37
74

21
AULIA
38
76

22
DEFRI
38
76

23
RISNA
32
64

24
DINA
33
66

25
YULI
24
48
Tdk lulus
26
DANI
31
62

27
HOTMA
31
62

28
FATA
33
66

29
IRSYAD
31
62

30
RISKA
37
74

31
ANDRI
31
62

32
FEBRI
26
52
Tdk lulus
33
RIRI
32
64

34
SURYA
30
60

35
YUNIARTI
26
52
Tdk lulus

a)      Nilai pencapaian siswa rata-rata meningkat.
b)      Nilai rata-rata naik dari 57,31 menjadi 73,37
c)      Siswa yang tidak mencapai nilai minimal turun dari 12 menjadi 3 orang, dengan kata lain hanya 8,57 % siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan 5.5

  1. Siklus 3
1.      Perencanaan
a)      Menganalisa nomor atau pokok bahasan soal mudah untuk dilatihkan khusus untuk siswa yang belum mencapai standar kelulusan
b)      Memberi perlakuan khusus untuk siswa yang sudah mencapai nilai lebih dari 75 untuk dapat meraih nilai lebih tinggi dengan melatihkan soal-soal dalam katagori sulit.
c)      Menganalisa tindakan agar siswa yang pencapaiannya dibawah 75 untuk dapat mengerjakan dengan benar semua soal-soal katagori mudah dan sedang

2.      Pelaksanaan
d)     Melakukan proses pembelajaran  dengan perlakuan sesuai dengan kelompok siswa yang sudah ditetapkan
e)      Mengadakan uji coba
f)       Membuat analisa hasil ujian uji coba
3. Refleksi
NO
NAMA
SCORE
NILAI
KET
1
BUDI
46
92

2
RENDI
45
90

3
ANDIKA
44
88

4
TUTUT
48
96

5
ULIL
40
80

6
JUNAIDI
47
94

7
MEDIA
43
86

8
SAID
46
92

9
EVA
46
92

10
WIDYA
44
88

11
ZAIDI
43
86

12
EFRI
42
84

13
KARIS
41
82

14
RICHO
41
82

15
YULIA
45
90

16
YUNITA
45
90

17
ALI
44
88

18
AYUDIA
42
84

19
BASTIAN
43
86

20
DWI
45
90

21
AULIA
40
80

22
DEFRI
45
90

23
RISNA
43
86

24
DINA
36
72

25
YULI
32
64

26
DANI
35
70

27
HOTMA
35
70

28
FATA
34
68

29
IRSYAD
35
70

30
RISKA
35
70

31
ANDRI
34
68

32
FEBRI
32
64

33
RIRI
32
64

34
SURYA
33
66

 35
YUNIARTI
31
62



a)      Nilai pencapaian siswa rata-rata pada siklus 3 ini jugameningkat.
b)      Nilai rata-rata naik dari 73,37 menjadi 80
c)      Nilai tertinggi yang diperoleh siswa 96 sedangkan nilai terendah 62
d)     Seluruh siswa sudah  melewati nilai minimal kelulusan
D. Hasil Ujian Nasional

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari strategi agar siswa lulus seratus persen pada Ujian nasional dengan memberikan perlakuan yang berbeda berdasarkan kompetensi dari masing-masing individu. Untuk membuktikan penelitian ini berhasil atau tidak adalah keberhasilan seluruh siswa untuk mencapai nilai minimal kelulusan yang ditetapkan Kementrian Pendidikan Nasional yaitu 5,5 atau 55. Karena alasan tersebut maka perlu dicantumkan disini hasil ujian nasional.
HASIL UJIAN NASIONAL BAHASA INGGRIS

NO
NAMA
NILAI
1
BUDI
94
2
RENDI
92
3
ANDIKA
86
4
TUTUT
100
5
ULIL
96
6
JUNAIDI
92
7
MEDIA
82
8
SAID
94
9
EVA
94
10
WIDYA
92
11
ZAIDI
94
12
EFRI
92
13
KARIS
82
14
RICHO
80
15
YULIA
92
16
YUNITA
94
17
ALI
90
18
AYUDIA
92
19
BASTIAN
90
20
DWI
92
21
AULIA
84
22
DEFRI
94
23
RISNA
90
24
DINA
80
25
YULI
76
26
DANI
86
27
HOTMA
84
28
FATA
90
29
IRSYAD
56
30
RISKA
84
31
ANDRI
86
32
FEBRI
88
33
RIRI
88
34
SURYA
82
 35
YUNIARTI
72

PERKEMBANGAN PENCAPAIAN SISWA
DARI SIKLUS 1 SAMPAI UJIAN NASIONAL

NO
NAMA
SIKLUS 1
SIKLUS 2
SIKLUS 3
UN
1
BUDI
74
90
92
94
2
RENDI
74
84
90
92
3
ANDIKA
72
84
88
86
4
TUTUT
72
84
96
100
5
ULIL
72
80
80
96
6
JUNAIDI
70
80
94
92
7
MEDIA
70
82
86
82
8
SAID
70
80
92
94
9
EVA
68
74
92
94
10
WIDYA
68
76
88
92
11
ZAIDI
68
80
86
94
12
EFRI
66
76
84
92
13
KARIS
66
84
82
82
14
RICHO
66
70
82
80
15
YULIA
62
80
90
92
16
YUNITA
62
82
90
94
17
ALI
62
80
88
90
18
AYUDIA
60
86
84
92
19
BASTIAN
60
82
86
90
20
DWI
60
74
90
92
21
AULIA
60
76
80
84
22
DEFRI
58
76
90
94
23
RISNA
58
64
86
90
24
DINA
54
66
72
80
25
YULI
54
48
64
76
26
DANI
52
62
70
86
27
HOTMA
52
62
70
84
28
FATA
50
66
68
90
29
IRSYAD
50
62
70
56
30
RISKA
48
74
70
84
31
ANDRI
48
62
68
86
32
FEBRI
46
52
64
88
33
RIRI
46
64
64
88
34
SURYA
46
60
66
82
 35
YUNIARTI
46
52
62
72

Kesimpulan dan Saran
A.    Simpulan
Berdasarkan paparan dan data-data yang dikemukakan pada analisa data dan pembahasan, maka simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Mengadopsi perbedaan  individu dan memberi perlakuan sesuai dengan perbedaan kompetensi dari individu tersebut dalam mempersiapkan siswa menghadapi ujian nasional, dapat membuat siswa lulus seratus persen.
B.     Saran
Untuk mendapatkan hasil maksimal dalam mempersiapkan siswa menghadapi ujian nasional disarankan:
1.            Guru sebaiknya memperhatikan perbedaan individu dari siswa terutama sekali perbedaan kompetensi dan kemampuan.
2.            Siswa diberi target pencapaian hasil belajar berdasarkan perbedaan individu tersebut.
3.            Siswa yang kategori lemah dalam belajar ditargetkan hanya untuk dapat melewati standar minimal yang ditetapkan. Sedangkan siswa yang tergolong cerdas dan menengah perlu dipacu untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
 DAFTAR PUSTAKA
Aljabar, Riswan. 2009, Penangan Perbedaan Individu di dalam Kelas http://riswanaljabar.blogspot.com/2009/03/mengakomodasi-perbedaan-individual-anak.html
Bell and Keery. 1986.Teaching Slow Learners in mixed ability classes, Macmillan Education, Hongkong
Budi, Jero. 2009.Mengakomodasi Peerbedaan Individu, http://jerobudy.blogspot.com/2009/03.html.
Depdiknas. 1999. Penelitian Tindakan Kelas(Classroom Action Reseach). Jakarta. Dirjen Dikti.

Depdiknas. 2009. SKL 2009/2010. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 75 tahun 2009 tentang ujian nasional SMP/SMA sederajat tahun 2009/2010

Gay, L.R,. Airasian, Peter. 2000.Educational Research, Competence for Analysis and  Application, New Jersey, Prentice Hall: United States of America.

Miles, B. Matthew. 1985 Qualitative Data Analysis: A sourcebook of new methode, Baverly Hills. Sage Publication.

Moleong, J, Lexy. 1999. Metodologi Penelition Kualitatif, Bandung: Rosdakarya

Richard, M. Fedler. 2005. Understanding Student Differences, Journal of Engineering Educcation, North Caroline State University

Scharff, 2010. Individual Differences, http://laurencescharff.com/ courseinfo/TS/indifdiv.html



No comments:

Post a Comment