MEMBANGKITKAN SEMANGAT MENGAJAR YANG TELAH KENDOR


Betapapun kita mencintai pekerjaan kita, namun kadangkala  pada suatu saat kita sampai kepada kebosanan dan kejenuhan. Pekerjaan yang tadinya kita hadapi dengan riang gembira, kemudian berobah menjadi pekerjaan yang menjengkelkan dan mendatangkan stress maupun  depresi.  Apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi kondisi ini?

Suka traveling tapi uang terbatas. Ini solusinya, dapatkan Income Rp.800 Juta,- Dari Bisnis Iklan dengan modal hanya Rp 25 ribu
Silahkan klik :
https://muslimpromo.com/?ref=8076



Pernah suatu  waktu saya memperhatikan seorang teman, yang lebih senior dari saya  Ia begitu enggan masuk kelas  untuk mengajar. Dari ekspresi wajahnya tampak betul bahwa mengajar di depan kelas merupakan beban berat dan membosankan baginya. Sehingga ia sering mencari-cari alasan untuk tidak mengajar dan meminta saya menggantikannya. Kebetulan
mata pelajaran yang kami ampu sama, bahasa Inggris. Senior saya itu pada saat itu sudah mengajar  selama 30 tahunan. Mungkin karena sudah begitu lama menghadapi masalah yang sama dari hari kehari, menimbulkan kejenuhan dan kebosanan baginya. Dan saya yakin banyak juga guru lain yang pernah mengalami hal seperti ini. Apa yang bisa kita lakukan bila kita mengalami kebosanan dan kejenuhan  seperti ini? 


Ingin dapat tambahan uang dengan modal hanya 25 ribu rupiah, bisa menghasilkan Rp.800 Juta,- Dari Bisnis Iklan Silakan klik



Seorang pakar pendidikan Amy L. Eva, Ph.D.  seorang  education content specialist dari Greater Good Science Center memberikan beberapa masukan yang mungkin bisa menjadi alternative untuk dapat mengatasinya. Yaitu:
1.Kembali ke awal cerita
Kembali ke awal cerita ini, maksud mengingat kembali kenapa kita sampai menjadi guru. Kenapa guru yang menjadi profesi kita. Kenapa dulu ketika tamat SMA kita memilih fakultas keguruan untuk melanjutkan pendidikan, sedangkan pilihan begitu banyak ketika itu. Apa tujuan awal kita dulu menjadi guru. Cobalah refleksikan lebih dalam tujuan awal menjadi guru. Pasti ada beberapa tujuan luhur dahulunya. Ingat semuanya itu lagi. Kenang juga pengalaman-pengalaman indah selama menjadi guru. Bagaimana perasaan kita berhubungan dengan pengalaman indah itu. Apa  saja cobaan dan rintangan yang berhasil kita atasi selama ini. Dari pengalaman-pengalam masa lampau itu apakah kita bisa memetik pelajaran dari kelemahan, kekuatan  motivasi dan nilai-nilai yang sudah kita lalui. 


Uang jadi masalah? Jangan risau, dengan modal hanya 25 ribu rupiah, kalau serius bisa menghasilkan Rp.800 Juta,- Dari Bisnis Iklan
Silahkan klik : 

Menurut psikolog, kita semua memiliki narasi internal yang menjelaskan bagaimana kita menjadi pribadi kita sekarang dan ke mana kita menuju besok. Saat kita meninjau kembali cerita  yang lalu, kita dapat memahami bagaimana dan mengapa kita menjadi seorang pendidik. Ini juga bisa membantu kita menjawab pertanyaan "saya ingin menjadi guru seperti apa?"


2. Ingat akan seorang guru atau instruktur favorit
Sebagai seorang guru kadangkala kita mengagumi guru lain mungkin yang lebih senior dari kita atau instruktur pada waktu-waktu pelatihan. Bisa saja kita mengagumi gaya hidupnya yang tenang, santai seperti tidak ada masalah, tidak pernah terdengar mengeluh dapat menyelesaikan semua permasalahan dengan baik; berintegrasi dengan siswa dan  dengan baik dan saling pengertian. Atau kita mengagumi guru yang punya prestasi baik sebagai guru teladan ataupun kesejahteraan hidupnya. Kemungkinan lain kita mengagumi para instruktur dalam pelatihan-paelatihan.
Lebih bagus lagi kalau kita deskripsikan, apa yang membuat kita kagum pada mereka dan apa yang bisa kita tiru dari mereka. Bisakah kita meniru gaya mereka yang terlihat bahagia menjadi guru.
3. Bertukar pikiran dengan teman-teman guru lain.

Cara lain yang bisa kita lakukan adalah memperbanyak berkumpul dan bertukar pikiran dengan sesama guru. Hadiri pertemuan-pertemuan yang sengaja dibuat untuk berbagi seperti MGMP, atau seminar-seminar yang berhubungan dengan profesi guru. Dengan berkumpul dan berbagi sesama teman guru ini bisa menimbulkan inspirasi dan motivasi. Kadangkala masalah yang kita hadapi yang terasa berat dan membuat kita stress, rupanya setelah berbincang-bincang dengan teman, masalah itu rupanya hanya masalah sepele yang gampang penyelesaiannya. Saya pribadi, sering mendapat ide untuk menulis karya ilmiah banyak dari mendengar keluh-keluhan teman sesama guru terhadap masalahya-masalah yang mereka hadapi. Dan saya mengenal juga seorang guru yang punya keakhlian khusus menjinakkan siswa. Betapapun emosi dan galaknya siswa tetapi setelah berjumpa dengan guru ini siswa yang bermasalah menjadi tenang dan jinak (Maaf ini istilah saya saja) dan ketika saya menjadi wakil kepala sekolah bagian kesiswaan saya sering memanfaatkan bapak ini untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungn dengan siswa. Sayang sampai Bapak ini pensiun saya tidak berhasil membujuknya untuk menulis buku tentang bagaimana berhadapan dengan siswa yang bermasalah.
4. Refreshing

Sebagai guru perlu juga intropeksi, apakah selama  menjadi guru kita terlalu sibuk dengan profesi kita, memeriksa PR anak, membuat RPP merancang bahan ajar dan hal-hal tetek bengek lainnya sehingga tidak ada waktu untk diri sendiri. Nah sekarang mulailah menyediakan waktu untuk diri sendiri dan sekali-kali memanjakan diri, traveling, rekreasi atau apa saja untuk menyenangkan diri. Memanjakan diri tidak harus mewah dan dengan biaya yang besar. Pemikiran kita tentang bekerja bekerja dan bekerja mungkin perlu dibingkai ulang untuk menyeimbangkan kesibukan kerja dan refresing.
5.Siapkan rencana untuk bertahan

Untuk melaksanakan point-point yang di sarankan di atas memerlukan perencanaan. Kita perlu mendeskripsikan apa yang harus kita lakukan, sehingga semangat mengajar kita yang sudah mengendor menjadi bersemangat lagi. Untuk refersing dan memperdulikan diri sendiri apa yang harus kita lakukan. Memanjakan diri seperti apa yang kita inginkan, mengikuti pertemuan-pertemuan dengan rekan guru, pertemuan seperti apa yang akan kita hadiri. Prediksi juga apa ini berhasil atau tidak. Kalau seandainya kebosanan kita sudah sampai pada titik nadir dan tidak bisa diperbaiki lagi, kita perlu perencanaan alternatif.

 Apakah menajajaki menjadi pengawas, atau pindah ke kantor atau alternatif-alternatif lain.
Demikianlah lima saran yang mungkin bisa dilaksanakan bagi rekan-rekan guru yang karena disebabkan beberapa hal semangat mengajar mulai kendor. Tentu saja saran-saran di sini bisa juga dimotivasi disesuaikan dengan situasi  dan pertimbangan individu masing-masing

Catatan: Beberapa gambar diambil dari google

No comments:

Post a Comment