Dua hari terakhir ini kita melihat di
media masa baik cetak maupun televisi, pertemuan Pak SBY dengan bakal Presiden
kita Jokowi. Entah panik, atau mungkin karena kurang nalar bakal Presiden
Jakowi meminta Pak SBY menaikkan harga BBM. Saya sempat terpana dan merasa ada
keganjilan.
Menaikkan harga BBM adalah suatu
keputusan yang paling dibenci dan yang membuat rakyat kecil (Umumnya pemilih
Jokwi) menderita. Siapa pun presiden pasti dengan hati yang berat dan sangat
terpaksa yang akan melakukannya, apa lagi dengan sistem pemilu lansung sekarang
ini. Dan ini diminta pada SBY yang akan berakhir masa jabatannya untuk
melakukannya. Secara logika sebodoh-bodoh presiden tidak akan mau mengambil
resiko ini, apalagi Pak SBY pada akhir masa jabatannya.
Kita tidak tahu apa perasaan pak SBY
ketika mendengar permintaan ini. Mungkin dia juga heran. Ini kan sama saja
dengan meminta pak SBY untuk bersedia pada akhir masa jabatannya dimarahi,
dimaki-maki dan dihujat oleh hampir 50 persen penduduk Indonesia. Siapa saja
secara normal pasti menginginkan mengakhiri masa tugasnya dengan hati yang
senang dan ingin dielu-elukan oleh rakyat yang telah dipimpinnya.
Tidakkah ini terpikir oleh yang
terhormat Pak Jokowi? Seharusnya dia mengumpulkan pantolan-pantolan PDI P yang
selama ini dengan gigih menolak setiap ada opsi menaikkan harga BBM. Saya
senang mendengar alasan Muruar Sirait (Maaf kalau salah menulis namanya), Diah
Pitaloka, kenapa PDI-P menolak kenaikan BBM. Dan mereka memberi alasan, yang
menurut saya waktu itu alasan yang jitu dan masuk akal. Atau kenapa Pak Jokowi
tidak mengumumkan saja kepada khalayak ramai, siapa yang bisa memberi masukan
berupa opsi selain kenaikan BBM akan diangkat menjadi mentri perminyakan di
kabinetnya nanti (Lelang jabatan mentri).
Saya yakin jika Pak Jokowi menaikkan
harga BBM, yang paling kecewa adalah rakyat kecil pendukungnya. Tolong Pak
Jokowi jangan dikecewakan mereka, pasti ada opsi lain, mintalah pendapat pada
pakar-pakar yang ada PDI-P. Selamat berpikir Pak! Jangan
ganggu lagi Pak SBY, biarkan ia mengakhiri jabatannya dengan tersenyum dan
melambaikan tangannya pada rakyat yang mencintainya.
No comments:
Post a Comment