Janjang Seks di Bukittinggi

Sebagai orang yang hobby traveling, saya bangga bahwa saya telah berkali-kali mengunjungi kota Pariwisata Bukittinggi di Sumatra Barat. Saya bangga telah mengunjungi hampir semua objek wisata di yang ada di sana. Demikian juga ketika seorang penjual batu Akik tua di Janjang Ampek puluah menanyakan apakah saya sudah mengunjungi Janjang-janjang yang terkenal di Bukittinggi? Saya bilang juga sudah. Diantaranya Janjang Saribu, Sajuta Janjang. Dan yang kecil-kecilnya ada janjang Gudang, Janjang Ampek puluah, janjang gantuang, janjangTigobaleh dan lain-lainnya.

“Bagaimana dengan janjang Seks” Tanya penjual batu akik yang mengaku sudah berumur 75 tahun itu. “ Janjang Seks” Saya balik bertanya. Dan seumur-umur saya belum pernah mendengar di Bukittinggi ini ada Janjang Seks. Dan ini membuat saya panasaran. Seorang pemuda dekat Janjang Gudang mengatakan janjang Seks menghubungkan Pasa Banto dan Pasa Ateh.


Namun setelah berkeliling-keliling tidak saya ketemukan Janjang yang aneh itu. Dan kawan saya orang Bukittinggi yang ada di Pekanbaru juga tidak ada yang tahu. Panasaran saya coba berselancar di Internet. Akhirnya, barulah saya tahu, pantas tidak saya ketemukan di Bukittinggi. Nama Janjang itu sebenarnya “Janjang Inyiak Syech Bantam”



Ada-ada saja Inyiak dan Syech adalah orang  yang dihormati karena prilaku dan ilmunya, kok tega-teganya orang menjuluki janjang ini dengan Janjang Seks. Kembali kepada orang tua di Janjang Ampek puluah itu. Ia menambahkan disebut janjang Seks karena janjang itu lumyan terjal. Jadi kalau ada perempuan yang pakai rok pendek lewat di situ maka betis dan pahanya akan tersingkap. Baik bagi mereka yang melihat dari atas maupun yang melihat dari bawah. Namun kalau sekarang ini tidak tepat juga. Karena selama saya berada di Bukittinggi terutama dekat Jam Gadang saya boleh dikatakan tidak pernah melihat perempuan memakai rok pendek, apalagi rok span. Dan para turis rata-rata pakai celana panjang atau celana pendek sampai lutut. Tapi entahlah. Mereka yang mengasi nama orang tempatan kita tidak tahu.

Inyiak Syech Bantam Sendiri adalah pahlawan perang Cilegon (1888) yang dibuang pemerintah Hindia Belanda ke Fort de Kock (bukittinggi). Di Bukittinggi, Inyiak Syech Bantam meneruskan perjuangan melawan penjajah belanda dengan cara mencerdaskan anak bangsa dengan mengajarkan agama Islam kepada masyarakat Bukittinggi.



Nah itulah sekelumit catatan perjalanan saya terkhir mengunjungi Bukittinggi 17 Pebruari 2023. Dan saya berharap sama dengan saya semua pelancong di kota Pariwisata ini tidak akan menemukan yang namanya Janjang Seks ini. Karena penamaan janjang Seks hanya dari mulut ke mulut  saja. Tidak ada yang tertulis.

     Referensi :

http://bukittinggiminangkabau.blogspot.com/2018/02/transformasi-janjang-tua-kota.html

 

  

No comments:

Post a Comment