Selama bertahun-tahun, banyak orang percaya bahwa
kecerdasan intelektual (IQ) adalah faktor utama penentu kesuksesan. Namun,
penelitian terbaru menunjukkan bahwa ada faktor lain yang lebih penting: grit.
Konsep ini dipopulerkan oleh Angela Lee Duckworth, seorang psikolog dari
University of Pennsylvania, yang menemukan bahwa ketekunan dan passion jangka
panjang—bukan sekadar kecerdasan—adalah kunci pencapaian besar dalam hidup.
Apa Itu Grit?
Dalam bukunya
yang berjudul Grit: The Power of Passion and Perseverance, Duckworth
mendefinisikan grit sebagai kombinasi antara passion (gairah) dan perseverance
(ketekunan) dalam meraih tujuan jangka panjang. Menurutnya, orang yang
sukses tidak selalu yang paling cerdas, tetapi mereka yang memiliki tekad kuat
untuk terus berusaha meskipun menghadapi kegagalan.
Duckworth mengembangkan penelitiannya setelah mengamati berbagai kelompok, mulai dari siswa sekolah, tentara di West Point, hingga atlet dan profesional. Hasilnya konsisten: mereka yang memiliki grit tinggi cenderung lebih sukses daripada mereka yang hanya mengandalkan bakat atau IQ.
Mengapa Grit Lebih Penting daripada
IQ?
1. IQ Tidak
Menjamin Ketahanan Mental
Kecerdasan
intelektual memang membantu seseorang mempelajari hal-hal baru dengan cepat.
Namun, Duckworth menemukan bahwa banyak orang dengan IQ tinggi justru mudah
menyerah ketika menghadapi tantangan. Sebaliknya, orang dengan grit tinggi
terus berusaha meski mengalami kesulitan.
2. Kesuksesan
Membutuhkan Waktu dan Konsistensi
Bakat alamiah
bisa membantu seseorang mencapai sesuatu dengan cepat, tetapi kesuksesan
sejati—seperti meraih gelar doktor, membangun bisnis, atau menjadi atlet
profesional—memerlukan kerja keras bertahun-tahun. Duckworth menyebutnya
sebagai "maraton, bukan sprint".
3. Grit
Membantu Mengatasi Kegagalan
Orang yang
memiliki grit tidak melihat kegagalan sebagai akhir, melainkan sebagai
pelajaran. Contohnya, Thomas Edison gagal ribuan kali sebelum menciptakan bola
lampu. Duckworth menekankan bahwa kegigihan dalam menghadapi kegagalan
adalah pembeda utama antara orang sukses dan yang menyerah di tengah jalan.
Bagaimana Mengembangkan Grit?
Meskipun sebagian
orang mungkin terlahir dengan ketekunan alami, Duckworth meyakini bahwa grit
bisa dikembangkan. Berikut beberapa strateginya:
1. Temukan
Passion Anda
Passion adalah
bahan bakar grit. Tanpa minat yang mendalam, seseorang akan mudah bosan dan
menyerah. Cobalah eksplorasi berbagai bidang hingga menemukan hal yang
benar-benar Anda sukai.
2. Latih
Mental "Growth Mindset"
Carol Dweck, kolega
Duckworth, menemukan bahwa orang dengan growth mindset (keyakinan
bahwa kemampuan bisa dikembangkan) lebih gigih daripada mereka yang
memiliki fixed mindset (percaya bahwa bakat bersifat tetap). Dengan
growth mindset, kegagalan dianggap sebagai bagian dari proses belajar.
3. Tetapkan
Tujuan Jangka Panjang
Orang yang
memiliki grit biasanya memiliki tujuan besar yang terbagi dalam
langkah-langkah kecil. Misalnya, jika ingin menjadi dokter, mereka fokus pada
proses belajar setiap hari, bukan sekadar mimpi meraih gelar.
4. Bangun
Kebiasaan Disiplin
Ketekunan tidak
datang dalam semalam. Mulailah dengan kebiasaan kecil, seperti membaca 30 menit
sehari atau berlatih keterampilan baru secara konsisten.
5. Kelilingi
Diri dengan Orang-Orang Gigih
Lingkungan
memengaruhi ketekunan. Jika Anda bergaul dengan orang-orang yang pantang
menyerah, Anda akan terinspirasi untuk melakukan hal yang sama.
Penelitian Angela Lee Duckworth membuktikan bahwa IQ
bukanlah penentu utama kesuksesan. Sebaliknya, grit—kombinasi antara passion
dan ketekunan—adalah kunci untuk mencapai tujuan besar. Kabar baiknya, grit
bisa dilatih dan dikembangkan oleh siapa pun, asalkan memiliki komitmen untuk
terus belajar dan pantang menyerah. Jadi, jika Anda ingin sukses dalam karir,
pendidikan, atau kehidupan pribadi, jangan hanya mengandalkan kecerdasan. Bersikaplah
gigih, temukan passion Anda, dan teruslah melangkah meski rintangan menghadang. Seperti
kata Duckworth:
"Grit is living life like it's a marathon, not a
sprint."
No comments:
Post a Comment