Media Online, yakni situs-situs berita dan media sosial, menjadi sumber utama informasi aktual dan bahkan informasi "apa pun" yang dibutuhkan masyarakat. Media online juga menjadi target pengiklan sehingga "jatah iklan" media cetak tersedot ke sana.
Terancam matinya media-media cetak oleh media online diistilahkan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara sebagai "senjakala media cetak".
"Media online kini telah makin berkembang di masyarakat. Lewat internet, mereka tak hanya merebut minat pembaca, namun juga pengiklan media cetak. Inilah yang kita sadari sebagai senjakala media cetak," kata Rudiantara dalam acara Icon 2016 di Jakarta (26/1/2016) seperti dikutip Tempo.
Indikator kemajuan media online, menurut Rudiantara adalah moncernya kinerja keuangan perusahaan-perusahaan pelakunya.
"Lihat saja neraca mereka yang sudah terbuka di bursa," katanya.
Menurut Rudiantara, dibandingkan media cetak, media digital unggul dari segi penyajian. Dengan membuka satu laman berita digital, konsumen bisa membaca teks, melihat foto, bahkan menonton video. Jika ingin berinteraksi, komentar mereka bisa seketika tersaji dan mendapat respon.
Kemudahan-kemudahan itu tentu juga menarik bagi pengiklan. Saat ini, akan makin banyak mengiklan menyasar media digital. "Bagi pengiklan, media online ini menawarkan kemudahan, dari segi penempatan hingga pembayaran," ujarnya.
Menurut Kepala Bidang Transformasi dan Inovasi AXA Indonesia, Ari Fadyl, di media digital, peran iklan sebagai penggiring konsumen potensial lebih efektif. Tinggal mencantumkan link, dengan satu klik, calon konsumen bisa masuk ke laman atau aplikasi perusahaan.
"Ini penting sebab untuk membeli asuransi misalnya, orang perlu diyakinkan dengan penjelasan atau bahkan pengalaman," katanya.
Kini kilau media online pun menjadi senjakala media cetak.*
No comments:
Post a Comment