Pada situasi ekonomi yang tidak menentu
ini banyak permasalahan yang tidak diinginkan yang mungkin terjadi bagi pegawai atau
karyawan suatu perusahaan. Bisa berupa
penghapusan fasilitas yang selama ini diberikan. Atau bisa juga penghentian
insentif dan tunjangan. Dan yang
terburuk adalah dirumahkan atau bahkan juga pemutusan hubungan kerja. siapa pun pasti tidak menginginkan ini terjadi.
Namun seandainya terjadi juga, mungkin yang uraian berikut ini perlu dibaca.
Tribunnewspekanbaru.com - Salah satu risiko menjadi pegawai, yang
suka tak suka harus siap diterima, adalah kehilangan kontrak kerja atau
pemutusan hubungan kerja (PHK). Ketika situasi ini terjadi pada Anda, jangan
pernah menyalahkan diri sendiri, apalagi Anda telah berupaya memberikan
kontribusi terbaik. Bersiaplah menghadapi situasi yang tak menyenangkan ini
dengan berpikir positif, sekaligus meyakinkan diri bahwa Anda tetap mampu
kembali berkarya.
1. Di-PHK bukan berarti Anda pecundang
Keputusan PHK bukan didasarkan pada penilaian bahwa Anda tidak berguna. Jangan
pernah menyalahkan diri sendiri saat Anda masuk dalam daftar pegawai yang
terkena PHK. Tak ada yang salah dengan Anda. Anda adalah mahluk yang spesial
dan unik. Yakini hal ini sebagai bagian dari diri Anda.
2. PHK problemnya ada pada perusahaan Anda
Perusahaan tak mampu menyelenggarakan bisnis dengan baik serta tidak mampu
memberikan manfaat bagi usaha dan produktivitas pegawainya. Ketidakmampuan
perusahaan inilah yang menyebabkan pemilik usaha harus memangkas karyawannya.
Jangan pernah menyalahkan diri sendiri karena PHK. Jika ingin menyalahkan pihak
lain sebagai proses pemulihan diri dari kekecewaan, tujukan saja pada kalangan
eksekutif di perusahaan yang masih saja mendapat gaji besar di saat perusahaan
terpuruk secara finansial. Banyak contoh menjadi bukti, bagaimana perusahaan
besar bangkrut dan lebih mengorbankan karyawan melalui PHK untuk menyelamatkan
bisnisnya.
3. Menerima keadaan dan kembali bangkit
Sikap menerima kondisi terburuk dalam karier dan pekerjaan akan memudahkan Anda
mengatasi keadaan sulit ini. Pahamilah bahwa Anda, sebagai pegawai, tak
memiliki wewenang untuk membuat keputusan dalam mempertahankan posisi.
Keputusan perusahaan untuk memangkas jumlah karyawan dipengaruhi birokrasi
korporasi, termasuk di dalamnya motivasi politik dari orang-orang yang punya
kuasa. Saat PHK menjadi pilihan perusahaan, terimalah kenyataan pahit ini,
berikan waktu dan perhatian untuk diri sendiri, lalu lanjutkan hidup Anda.
4. Manfaatkan uang pesangon
Saat memutuskan PHK, kebanyakan perusahaan akan memberikan uang pesangon. Anda
berhak bersikap aktif atas hak tenaga kerja ini. Setelah mendapatkan uang
pesangon, persiapkan diri untuk memanfaatkan dana ini dalam melewati masa
transisi. Apapun keputusan Anda di kemudian hari, pastikan uang ini bermanfaat
untuk pengembangan diri Anda. Apakah digunakan sebagai dana cadangan sambil
menunggu diterima bekerja di perusahaan lain? Atau Anda manfaatkan untuk
menjalani bisnis yang telah lama Anda idamkan? Pastikan uang ini dimanfaatkan
dengan terencana.
5. Posisi Anda lebih baik daripada mereka yang dipertahankan
Cobalah untuk selalu melihat sisi positif dari setiap kondisi yang Anda alami.
Jika harus membandingkan, karyawan yang dipertahankan tak lebih baik kondisinya
dengan Anda. Tekanan kerja dan tumpukan tugas yang harus dijalankan lebih
berat, lantaran jumlah pekerja yang berkurang dengan kapasitas tugas yang sama.
Anda terbebas dari tugas ini dan lebih leluasa mencari peluang lain yang bisa
meningkatkan pendapatan dan karier Anda.
6. Anda memiliki kemampuan, pengetahuan, dan talenta
Status karyawan memang tak lagi di tangan, namun Anda masih memiliki aset
berharga, kemampuan, pengetahuan, dan talenta. Dengan aset penting inilah, Anda
bisa mencari peluang lain yang jauh lebih menyejahterakan. Kemampuan, talenta,
pengalaman, pengetahuan, etos kerja, integritas, dan kemampuan diri menjadi
kekuatan diri Anda untuk mendapatkan lingkungan kerja yang lebih bernilai dan
memberikan manfaat bagi orang lain. Semakin bermanfaat diri Anda, semakin
tinggi reward yang akan Anda terima.
7. Manfaatkan kondisi ini untuk meningkatkan kualitas hidup
Kehidupan Anda boleh saja terpuruk dan menjadi semrawut karena PHK. Namun, di
sisi lain, Anda tengah diberikan waktu dan kesempatan untuk meningkatkan
kembali kualitas kehidupan personal, hubungan dengan keluarga, dan juga karier
Anda nantinya. Anda perlu mensyukuri kesempatan ini, karena dengan begitu Anda
bisa mengambil alih kembali kehidupan Anda. Manfaatkan sebaik-baiknya
kesempatan emas ini.
8. Waktunya mengatur kembali kehidupan personal dan karier
Manfaatkan peluang emas ini untuk menata kembali masa depan. Untuk memotivasi
diri, visualisasikan kehidupan yang sejahtera dan Anda nikmati di masa
mendatang. Dengan begitu, Anda akan terdorong untuk menyusun rencana dan target
sesuai keinginan. Segalanya mungkin, jadi bebaskan imajinasi Anda. Kejar apa
yang menjadi minat dan prioritas Anda. Ikuti intuisi dan maksimalkan potensi
diri. Dengan begitu, kehidupan karier dan personal Anda akan lebih harmonis.
Anda akan menjalani apa yang paling Anda inginkan dalam hidup. Momen ini
disebut sebagai waktunya meraih keseimbangan hidup. Karena di masa inilah Anda
bisa menikmati diri sendiri, karier, pekerjaan, dan hubungan keluarga.
9. Mencari dukungan dari orang lain
Tak mudah menjalani masa transisi sejak di-PHK hingga nantinya beraktivitas
kembali. Perasaan kesepian bisa jadi melanda. Anda harus segera mengatasi
situasi tak mengenakkan ini. Banyak orang di sekitar Anda yang peduli. Yang
perlu Anda lakukan adalah memintanya membantu Anda. Pencapaian Anda hingga saat
ini tak lepas dari dukungan orang lain di sekitar Anda. Jalinlah komunikasi
yang baik dengan orang-orang yang telah memberikan semangat dan motivasi,
termasuk saat keadaan Anda terpuruk.
10. Pilih orang yang tepat untuk mendukung Anda
Bagaimanapun, setiap orang membutuhkan dukungan atau motivasi membangun dari
orang lain di sekitarnya. Saat Anda terpuruk karena PHK, dan sedang mencoba
bangkit lagi, pilih orang yang bisa diajak bicara untuk membangun potensi diri.
Anda membutuhkan orang yang tepat untuk menggalipassion, keinginan,
keyakinan dan potensi diri. Sikap obyektif dan jujur dari teman bicara Anda
sangat dibutuhkan.
Penulis
: johanes
Editor
: johanes
Dikutip
oleh: Aswir Astaman