GAZA, PENGORBANAN DEMI HARGA DIRI

Gaza, sepotong tanah Palestina seluas 360 kilometer persegi yang tersisa yang belum terampas oleh negara terorist Israil. Apa yang terjadi di Gaza? Ketika umat islam diberbagai belahan dunia berbahagia menyambut hari kemenangan idul fitri, mereka berduka, meratapi sanak saudara mereka yang tewas dan rumah-rumah mereka yang tinggal reruntuhan dihantam bom-bom dan serangan Tank Israil yang sama dengan manusianya seperti mesin tidak punya perasaan dan hati nurani.
Gaza, di tanah inilah pelanggaran hak azazi manusia dipertontonkan secara telanjang, tanpa malu-malu. Disinilah peperangan yang sangat tidak seimbang menjadi bahan tontonan yang mengerikan. Remaja-remaja yang hanya bersenjata batu dihadapi oleh tentara Israil dengan senapan mesin. Roket yang kekuatannya hanya lebih sedikit dari mercon yang digunakan anak-anak menyambut lebaran dibalas dengan hantaman pesawat tempur yang super canggih buatan negara boneka zionist,  Amerika serikat
Sepintas lalu banyak orang bertanya, mengapa Hamas melakukan perlawanan seperti itu, yang secara logika tidak dapat dimenangkan. Tidak mungkin batu bisa melawan senjata berat. Tak mungkin mercon yang direkayasa akan melawan pesawat tempur dan rudal-rudal canggih.
Jawabannya, demi harga diri. Hampir setiap hari zionis Israil membunuh orang Palestina, tanpa merasa bersalah. Mereka membunuh rakyat Palestina seperti mebunuh kelinci-kelinci yang berkeliaran bebas saja, tanpa merasa bersalah, tanpa terikat oleh hukum sama seperti yang dilakukan Tentara nazi dulu terhadap nenek dan kakek mereka. Masih segar dalam ingatan kita media masa memperlihatkan bagaimana remaja Palestina pulang main bola kaki, berjalan pulang mendekat pos penjagaan tentara teroris itu. Dengan enteng para teroris di pos itu menghadiahinya delapan peluru menembus remaja yang tak berdosa itu.
Yang terakhir, entah siapa pelakunya 3 remaja Israil diculik dan dibunuh. Pemerintah Israil menuduh pelakunya Hamas. Padahal kejadian ini di tepi barat, bukan di gaza sarang Hamas. Hamas sudah membantah. Tapi apa yang terjadi seperti hukum rimba saja, seorang remaja Palestina ditangkap disiksa dan dipaksa meminum bensin kemudian dibakar hidup-hidup. Adakah yang lebih keji dari perbuatan ini?

Bangsa palestina yang masih punya haraga diri, hamas membalas dengan serangan roket. Maka terjadilah peperangan yang tidak seimbang seperti ini. Sia-sia atau bunuh dirikah kelompok Hamas? Tidak.  Meskipun korbannya sangat banyak sudah menembus diatas seribu orang tapi pesannya sampai kepada Israil dan seluruh negara arab yang telah kehilangan nyali, bahwa lain kali harus berhitung untuk berbuat semena-mena, kepada yang lemah karena sekali dia melawan susah juga untuk menghadapinya.

No comments:

Post a Comment