4+4+4+4+4+4= .... Berapa hasilnya? Seorang mahasiswa membantu
adiknya mengerjakan PR. Dia menunjukkan proses pada adiknya sebagai berikut
4+4+4+4+4+4= 4 x 6 = 24. Namun di luar perkiraannya, oleh guru kelas II SD
tempat adiknya bersekolah jawabannya salah. Yang betul adalah 4+4+4+4+4+4= 6x4
=24. Bagi orang awam ini aneh, hasilnya sama, tapi salah. Sang abang meradang
mengeluh di media sosial. Muncullah berbagai tanggapan, termasuk dari
dosen-dosen dan para pakar matematika. Tambah seru Bapak Yohannes Surya pun
ikut menanggapi, tambah seru lagi dua professor sempat berdebat masalah soal
matematika kelas 2 SD yang sepele ini.
Dan saya tergelitik pula untuk
menanggapi dari kacamata kurikulum 2013.
Setiap kali pelatihan kurikulum 2013
untuk guru, materi pertama adalah perobahan mindset (pola pikir). Perobahan
kurikulum itu yang pertama diminta adalah perobahan pola pikir guru. Kalau pola
pikir guru tidak berobah, maka yakinlah nasib kurikulum yang sudah menghabiskan
milyaran rupiah ini akan sama dengan kurikulum sebelumnya.
Dalam materi perobahan mindset ini dijelaskan
bahwa pembelajaran kurikulum 2013 tidak
lagi berbasis kecerdasan tapi berbasis kreatifitas. Hasil yang diharapkan anak trampil berpikir untuk menyelesaikanmasalah dalam kehidupannya. Untuk
menghasilkan anak yang kreatif, maka pendekatan yang diwajibkan adalah
pendekatan scientifik.
Salah satu yang harus dilakukan guru
agar anak berprilaku kreatif adalah memberi
tugas yang tidak memiliki satu jawaban yang benar.Mentolerir jawaban yang
nyeleneh. Pembelajaran menekankan pada proses bukan hasil. Soal matematika
untuk SD itu bisa saja seperti ini 6 +
...= 11 atau ... x 3 = .... Bisa juga ... + ... = ....
Satu hal lagi yang perlu diingat pada
kurikulum 2013 tidak hanya mementingkan pengetahuan, tapi menyatukan sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Di SD porsi pembentukan sikap lebih besar dari
pengetahuan dan keterampilan.
Untuk melaksanakan kurikulum 2013 di
kelas seorang guru harus sudah pernah mengikuti pelatiahan implementasi
kurikulum 2013 selama 52 Jam pelajaran, yang materi pertamanya adalah perobahan
mindset.
Kejadian PR siswa kelas 2 SD yang
disebutkan di atas menunjukan belum ada perobahan mindset pada guru. Dan ini
seharusnya harus dipantau agar kurikulum yang filosofi dan tujuannya sangat
mulia dan menghabiskan dana yang tidak sedikit ini akan menjadi sia-sia karena
tidak diikuti oleh pola pikir guru.
No comments:
Post a Comment