Bagaiman Agar Siswa Menyukai Kita Guru (Bagian pertama)


Waktu-waktu terakhir ini, setiap bincang-bincang dengan kawan guru, hampir serentak keluhan mereka  adalah tentang bandelnya siswa sekarang ini. Menurut sebagian besar mereka siswa sekarang ini luar biasa bandelnya dan sukar diatur. Dan mereka pada umumnya menyalahkan undang-undang perlindungan anak, yang membuat siswa dan orang tua tidak lagi menghargai guru. Dikerasi sedikit saja lapor polisi.



Sebenarnya dari dulu, tidak adapun undang-undang perlindungan anak, banyak juga siswa yang bandel. Tapi itulah dinamika dalam mendidik. Begitulah sifat alami siswa dengan berbagai polah tingkah laku. Dan bagi guru sejatinya inilah adalah salah satu yang dihadapi dalam mendidik.  Sebagai guru kita tidak bisa menghindarinya, harus kita hadapi. Tidak pernah ada dalam satu angkatan itu siswa baik semuanya.

Namun, adakah caranya agar siswa menyukai kita sehingga mereka sayang dan patuh pada kita. Seorang anak muda, Mahendra yang mengaku bukan ahli pendidikan menulis di Kompasiana 9 tip agar disukai siswa. Namun karena tulisan ini cukup panjang maka dijadikan  dua bagian. Mari kita simak bagian pertama:
1.Prinsip Pergaulan
 
Dengan memberikan rangsangan yang menyenangkan, orang lain akan senang bergaul dengan Anda. Contoh fakta, seorang guru sedang senang dan kelihatan di wajahnya senang, demikian itu menularkan rasa senangnya ke lingkungan (siswa), dan Anda cenderung lebih menyukai mereka.
Sebaliknyaketika guru tersebut batuk dengan frekuensi batuk yang tergolong sering—pun menularkan rasa tidak suka ke siswanya, dan Anda cenderung tidak menyukai mereka. Itu sering saya alami kalau saya sedang mengidap gejala flu ketika mengajar.
Jadi berikanlah rangsangan yang menyenangkan ketika suasana hati siswa sedang baik. Perasaan itu akan dia tularkan kepada Anda, selanjutnya dia akan memandang Anda baik. Dengan kata lain dia menyukai Anda.
2.Sering Berinteraksi dengan Siswa
 
Semakin sering Anda berinteraksi dengan seseorang, semakin dia menyukai Anda. Suatu hari saya sedang galau, untuk mengesampingkan perasaan itu saya harus berbuat sesuatu yang mengurangi uang saya, maka saya mengajak seorang siswa makan roti, saya minum susu, dia minum minuman suplemen. Sambil ngobrol tentang kelulusan UN dan membantunya membayangkan bahwa ia sedang kuliah meskipun dia masih dalam tahap menunggu hasil tes seleksi. Kadang kami ingin rekreasi, kami sholat di masjid yang berbeda-beda. Dan masih banyak lagi contohnya, bahwa semua itu menunjukkan keseringan bergaul dengannya.
Semakin sering muncul, semakin positif tanggapan terhadapnya (asalkan reaksi awalnya tidak negatif).Keseringan penampakan bisa dengan sendirinya meningkatkan perolehan suara. Di kampus,Anda akan merasakan bahwa mereka yang sering muncul di hadapan mahasiswa lah yang umumnya mendapat suara terbanyak dalam pemilihan presiden mahasiswa.
Pemikiran baru akan muncul, apabila kita dalami. Bahwa jika ingin orang tidak menyukai Anda, Anda hanya perlu mengurangi interaksi dengannya. Dia menjadi tidak tertarik dengan Anda.
3.Saling Menyukai
 
Kita cenderung menyukai orang-orang yang menyukai kita. Ketika kita mengetahui bahwa seseorang memandang kita baik, kita secara alam bawah sadar terdorong untuk menggambarkan orang itu menyenangkan. Saya mencobanya, di hadapan siswa-siswa dengan jujur saya katakan “saya bahagia hari ini bertemu kalian.” Saat itu memang saya senang, berbeda ketika awal-awal mengajar masih terbebani dengan penguasaan materi , belum lancar komunikasi, takut salah sampai, sehingga tidak terpikir untuk mengatakan “saya bahagia hari ini bertemu kalian.” Kalau pun saya katakan saya bahagia hari ini bertemu kalian, itu nyata tidak ikhlas dan jujur. Jadi ketika saya hilangkan beban tersebut barulah saya benar-benar kelihatan bahagia terhadap siswa.
Jika Anda benar-benar ingin disukai siswa, Anda harus menyukainya terlebih dahulu. Anda lebih hebat darinya hanya karena Anda lebih dahulu memulai menyukainya.
4.Persamaan
 
Saya menyadari, tapi setelah peristiwa itu telah lama terjadi. Memang benar, kita sebenarnya lebih menyukai orang-orang yang punya kesamaan (satu minat, satu hobi, atau satu pemikiran) dengan kita. Ke cenderungan kebersamaanlah yang menghasilkan rasa saling suka. Saya katakan itu cenderung iya, bukan sesuatu yang pasti.
Maka saya bicara tentang catur kepada orang yang sama-sama menyukai catur, bicara tentang sepak bola kepada siiswa yang sama-sama menyukai sepakbola, bicara makanaan yang enak kepada siswa yang saya dan dia sama-sama menyukai makanan yang lezat. Ketika Anda bicara dengan siswa, bicarakanlah sesuatu yang sama-sama Anda dan dia sukai.
Prinsip ini pula yang dimiliki para pendiri negara Indonesia yang berkomitmen terhadap Pancasila sebagai dasar negara. Para tokoh sebanyak 62 orang perwakilan Indonesia dan 7 orang perwakilan Jepang dalam BPUPKI yang bertugas membahas dasar negara pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945. Dan masih banyak lagi contoh bahwa itu menunjukkan ‘kawan seperjuangan.’ Kesadaran bahwa “dia memahami saya” –lah yang menyulutkan perasaan suka, itu karena memiliki pengalaman yang sama. Sekali lagi dia adalah kawan seperjuangan. 
(Bersambung ke bagian 2)
Note:
Gambar diambil dari google

No comments:

Post a Comment