SI KOYAN MANUSIA SUPER DARI MERANTI RIAU

Mungkin tidak banyak yang tahu, di Propinsi Riau pernah ada seorang  lelaki  adi daya yang mempunyai tenaga yang maha dasyat mampu mengangangkat benda seberat  2 ton. Siapa  kah dia? Itulah si Koyan
Sejauh ini belum  dapat diperoleh nama asli manusia bertenaga super ini. Orang hanya mengenalnya dengan si Koyan.  Si Koyan berasal dari kata satu Koyan yang dalam hitungan orang-orang melayu KEPULAUAN MERANTI  dimana sang superman  berasal adalah sama beratnya mencapai 2 ton.  Karena sanggup mengangkat benda seberat 2 ton itulah maka orang sekitarnya menamainya dengan SI KOYAN. Selain punya kekuatan yang dahsyat, lelaki suku Akit ini (salah satu suku di kepulauan Meranti Riau) juga diyakini kebal senjata. Sepak terjang Si Koyan yang paling mengejutkan adalah tentang pembantaian yang dilakukannya terhadap 32 orang tentara Belanda di daerah kampung tua bernama Pereban di Kabupaten Kepulauan Meranti.
Si Koyan dipercayai berasal dari Suku Akit. Beliau hidup pada zaman perang kemerdekaan. Sempat berjuang membantu Sultan dalam mengusir penjajahan. Selain itu, kisah yang paling mengesankan tentulah tentang cerita yang beredar bahwa Si Koyan juga  pernah membantu Presiden Republik Indonesia Pertama; Ir. Soekarno saat bersama sama di dalam pengasingan Belanda di Digul. Namun tidak ada pula penjelasan kenapa ia sampai ke Digul di Irian Jaya sana.
Kisah heroik lainnya yang  mengesankan  dari Si Koyan ini adalah keberhasilannya menghentikan gerakan antek Belanda  yang hampir menguasai meranti. Ia dan beberapa orang temannya berhasil memukul mundur gerakan Belanda  di desa Pareban dan menghalaunya menjauh dari kepulauan Meranti. Disinilah menurut kabar dia membantai 32 orang tentara Belanda.
Berdasarkan  ceritera  kepahlawanan  ini, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti bermaksud mengusulkan lelaki adi daya ini sebagai Pahlawan Nasional yang berasal dari wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti. Ini tentu saja agar supaya kisah lelaki yang melegenda ini tidak hilang begitu saja dan dilupakan oleh generasi berikutnya. Untuk keperluan itu, Dinas Kebudayaan  Pariwisata Pemuda dan olah raga Kabupaten Kepulauan Meranti  sedang melalukan pengumpulan data, riset, dan pengkajian tentang sejarah panjang Si Koyan.  Suatu langkah  untuk melestarikan  budaya daerah dan menghargai jasa para pahlawan. Semoga berhasil ( Sumber “RIAU DAILY PHOTO”)



BAGOTA (Believe it or not)


Pernah ketika  dalam perjalanan antara Pasir Pengaraian ke Pekanbaru, seorang teman bertanya, bagaimana kita tahu bahwa kita sudah memasuki kabupaten Kampar. Ketika itu saya menjawab, “kalau perkebunan sawit di pinggir jalan sudah bertukar menjadi pohon karet maka kita sudah memasuki Kabupaten Kampar.
Memang selama ini ada indikasi penduduk Kampar identik dengan karet. Kemana-mana mereka merantau, kalau sudah menetap mereka rata-rata bertanam pohon karet. Contohnya di Sungai apit, luas sekali kebun karet di sana, yang rata-rata dimiliki oleh penduduk yang berasal dari atau leluhur mereka orang kampar. Begitu juga di Tanjung Balai Karimun, orang yang  dari Kampar juga menanam karet. Dengan kata lain kemana mereka pergi mereka tetap bertanam karet
Konon dahulu (Once upon a time),  ada orang Kampar yang merantau sampai ke Amerika Selatan sana. Walaupun sudah melintasi benuadan samudra, namun ditempat pemukiman baru itu  mereka tetap menanam karet. Inilah
Ketika karet mereka sudah cukup umur mereka sadap(Dialek Kampar motong) sendiri. Suatu hari ketika mereka sedang menyadap karet,  salah seorang  penyadap itu telapak  tangannya kena tumpahan getah yang melimpah. Ia berusaha membersihkan tumpahan getah itu dengan menggosok-gosokkan tangannya. Kebetulan ketika itu lewat rombongan ekspedisi Spanyol yang sedang menjelajahi benua baru itu. Salah seorang dari anggota tim ekspedisi itu bernya kepada orang kampar itu. Apa nama negeri negeri itu. Orang yang bertanya itu menggunakan bahasa Spanyol, dan orang Kampar itu tidak mengerti apa yang ditanyakan. Karena dia sedang menggosok-gosokkan tangannya yang kena getah, dia mengira orang Spanyol itu menanyakan, “ kenapa dengan tangan mu?”. Oleh karena itu ia menjawab singkat “ BAGOTA” (Terkena karet)

“Oh, bagota” orang Spanyol itu mengulang jawaban orang Kampar itu. Akhirnya sampai sekarang negeri itu bernama BAGOTA. Ibu kota Kolumbia.

BABAGAN

Siapa saja yang penah pergi Langgam salah satu kecamatan di Pelalawan Provinsi Riau  dan melewati jalan yang tidak beraspal miliknya perusahaan RAPP, akan melihat dikiri kanan jalan rawa-rawa sejauh memandang yang ditumbuhi tumbuhan hijau yang oleh orang setempat disebut sikumpai.
Sikumpai kalau dilihat sepintas mirip lalang. Dengan demikian perjalanan ke desa langgam kita seperti melewati padang hilalang yang sangat luas.  Dibawah tumbuhan hijau itu adalah rawa-rawa, yang bisa menenggelamkan kita kalau kita masuk kedalamnya. Penduduk setempat mengatakan jika musim banjir jalanan yang kita lalui itu akan terendam air dan pemandanganpun berobah seperti lautan.
Di tengah bentangan tumbuhan sikumpai yang luas itu, di beberapa tempat nampak pondok-pondok kecil seperti pondok orang berladang. Tapi itu bukan pondok peladang, itulah BABAGAN.
Babagan adalah pondok nelayan darat yang memanfaatkan rawa-rawa yang luas itu untuk mencari ikan. Para nelayan itu meninggalkan rumah pada hari Jumat untuk mencari ikan. Selama mencari ikan mereka tinggal dipondok itu. Ikan yang mereka peroleh tiap hari sebagian  mereka asapi (salai) untuk menjadi ikan salai. Sebagian lagi mereka garami untuk menjadi ikan asin. Itulah kerja nelayan darat itu selama beberapa hari dalam seminggu.
Selasa sore para pencari ikan itu meninggalkan Babagan mereka dengan membawa hasil olahan ikan yang sudah mereka peroleh dan pulang kerumah. Pada hari Rabu adalah hari pasar di Langgam. Dan mereka menjual ikan yang mereka sudah mereka olah di Babagan tadi di pasar.

JENIS PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Tanya                   :  Apa benar Penelitian tindakan Kelas tidak boleh penelitian     eksprimen?

Jawab                   : Bisa saja. Ada 4 jenis PTK yaitu,  PTK diasnogtik,  PTK partisipan,  PTK empiris, dan  PTK eksperimental 

Tanaya                 :  Bisa dijelaskan lebih detil?
Jawab                   :    1. PTK Diagnostik; yang dimaksud dengan PTK diagnostik ialah penelitian yang dirancang dengan menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosia dan memasuki situasi yang terdapat di dalam latar penelitian. Sebagai contohnya ialah apabila peneliti berupaya menangani perselisihan, pertengkaran, konflik yang dilakukan antar siswa yang terdapat di suatu sekolah atau kelas.
2. PTK Partisipan; suatu penelitian dikatakan sebagai PTK partisipan ialah apabila orang yang akan melaksanakan penelian harus terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan. Dengan demikian, sejak penencanan panelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencacat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil panelitiannya. PTK partisipasi dapat juga dilakukan di sekolah seperti halnya contoh pada butir a di atas. Hanya saja, di sini peneliti dituntut keterlibatannya secara langsung dan terus-menerus sejak awal sampai berakhir penelitian.
3. PTK Empiris; yang dimaksud dengan PTK empiris ialah apabila peneliti berupaya melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi dan membukakan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung. Pada prinsipnya proses penelitinya berkenan dengan penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman penelti dalam pekerjaan sehari-hari.
4. PTK Eksperimental; yang dikategorikan sebagai PTK eksperimental ialah apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatam belajar-mengajar. Di dalam kaitanya dengan kegitan belajar-mengajar, dimungkinkan terdapat lebih dari satu strategi atau teknik yang ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional. Dengan diterapkannya PTK ini diharapkan peneliti dapat menentukan cara mana yang paling efektif dalam rangka untuk mencapai tujuan pengajaran.




Kerangka Karangan Permudah Menulis Karangan!

Oleh: AnneAhira.com
Karangan merupakan tulisan yang ditulis oleh pengarang yang mempunyai beberapa bentuk. Ada karangan yang berbentuk narasi dan ada juga yang berbentuk argumentasi.
Karangan narasi merupakan karangan yang menceritakan objek pengamatan, yang tujuannya adalah menghimpun fakta. Karangan argumentasi bertujuan memberikan argumen bahwa apa yang ditulis oleh penulis dapat menyakinkan pembaca dan membujuk pembaca agar mengikuti apa yang ditulis oleh penulisnya melalui data dan fakta. Selain berbentuk narasi dan argumentasi, karangan ada pula yang berbntuk paparan dan deskripsi.
Menulis Karangan harus runtut dan teratur. Jika diibaratkan sebuah abjad Arab, maka menulis karangan harus dimulai dari A dan diakhiri dengan Z. Keruntutan dalam menulis karangan ini merupakan kesepakatan bersama dalam International Standardization Organization (ISO). Bila karangan tidak mengikuti kaidah ini, terutama tulisan ilmiah, maka akan dianggap tidak valid.
Bagian dari karangan sesuai dengan standar ISO terdiri dari pendahuluan, isi karangan, dan bagian penutup karangan.

1. Pendahuluan

Bagian pendahuluan memuat latar belakang karangan yang ingin disampaikan, alasan pemilihan tema, dan sistematika penulisan.
2. Isi Karangan
Pada bagian isi, penulis menyusun gagasan-gagasan karangan menjadi beberaapa bagian atau bab dengan memperhatikan ketersambungan antar paragraf dan gaya bahasa yang enak dibaca oleh pembaca.
3. Penutup Karangan
Pada bagian akhir karangan penulis memberikan kesimpulan. Penulis juga diperkenankan untuk memberikan arahan kepada pembaca untuk meneruskan karangan yang belum terselesaikan maupun memberikan pengarahan untuk meneruskan menulis karangan ke tema lain yang relevan dengan karangan penulis.

Manfaat Kerangka Karangan

Proses menulis karangan biasanya menghadapi masalah seperti penulis kebingungan apa yang akan ditulis, tulisan sudah sampai mana, dan apa saja yang belum ditulis. Agar lebih memudahkan menulis karangan sebelum menulis karangan, seorang penulis sebaiknya membuat kerangka karangan. Adapun manfaat pembuatan kerangka karangan ini adalah:
  • Karangan akan dapat tersusun secara teratur. Penulis akan dapat membuat karangan dengan alur yang runtut. Gagasan utama karangan akan diletakkan di awal karangan, sementara pengembangan gagasan karangan akan diletakkan dibawahnya.
  • Tidak akan terjadi replikasi atau duplikasi gagasan. Dengan adanya kerangka karangan, proses menulis karangan akan menjadi lebih mudah. Seorang penulis akan tahu apa yang sudah dituliskan dalam karangan dan apa saja yang belum.
  • Bila sudah menjadi karangan, pembaca akan mudah menentukan apa yang ingin disampiakan oleh penulis sehingga memudahkan pembaca untuk menilai karangan tersebut.
Jadi, mudah bukan ? Bila Anda ingin menulis karangan. Cukup mengikuti prosedur yang tertuang dalam ISO, membuat kerangka karangan, dan langkah selanjutnya selamat berlatih. Semoga sukses (*)

APA PENTINGNYA PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU



Tanya            : Pak,  mohon dijelaskan kenapa penelitian tindakan Kelas itu penting bagi guru?

Jawab            Penerapan PTK dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan untuk memperbaiki dan  meningkatkan kualitas praktek pembelajaran guru di dalam kelas secara berkesinambungan sehingga meningkatan mutu hasil pembelajaran dan ini berimbas pada  berkmebangnya keterampilan guru; meningkanya relevansi; meningkatnya efisiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru. 

 PTK akan membuat  guru  peka dan  tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Dia menjadi reflektif dan kritis terhadap perlakuan yang dia berikan pada muridnya. Disamping itu PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Guru tidak lagi sebagai seorang bekerja monoton, yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneniliti di bidangnya.

 Lebih jauh lagi dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa  yang terjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembang di kelasnya. Dengan  demikian  melalui  PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.

SEKULERISME?

Berita minggu ini yang banyak dapat komentar adalah tentang mentri dalam negeri yang akan merevisi blanko KTP, dimana kolom agama akan dihapus atau dikosongkan dengan alasan mengantisipasi mereka yang agamanya lain dari  yang sudah ada atau kepercayaan lain yang ada di Indonesia ini. Namun banyak pula yang mencurigai langkah mentri dalam negeri ini merupakan agenda tersembunyi untuk menerapkan paham sekularisme di Indonesia.
Sekularisme merupakan sebuah ideology yang pada mulanya berkembang di dunia Barat dan menyebar hampir ke seluruh penjuru Dunia tak terkecuali dunia islam. Paham ini mempunyai tujuan yaitu memisahkan antara hak Tuhan dengan hak Manusia atau memisahkan antara urusan Manusia dengan urusan Tuhan.
Pada paham sekuler Sistem politik, pemerintahan  dan kemasyarakatan serta pendidikan  tidak boleh dicampuri oleh agama. Manusia tidak boleh meletakkan doktrin atau kitab-kitab agama sebagai pegangan karena ia akan membutakan kehidupan manusia. Manusia mestilah berpegang kepada kajian sains, eksperimen sehingga menemukan hal-hal yang baru. Nilai baik dan buruk ditentukan oleh akal manusia bukannya teks agama. Bagi mereka nilai baik dan buruk adalah relatif  dan agama menyempitkan konsep nilai baik dan buruk.
Sekulerism adalah sebuah konsep yang memisahkan antara negara dan agama . Yaitu, bahwa negara merupakan lembaga yang mengurusi tatatanan hidup yang bersifat duniawi dan tidak ada hubungannya dengan yang berbau akhirat, sedangkan agama adalah lembaga yang hanya mengatur hubungan manusia dengan hal-hal yang bersifat metafisis dan bersifat spiritual, seperti hubungan manusia dengan tuhan.
Sejarah munculnya sekularisme sebenarnya merupakan bentuk kekecewaan  masyarakat Eropa kepada agama kristen saat itu abad 15 an. Di mana kristen beberapa abad lamanya menenggelamkan dunia barat ke dalam periode yang kita kenal sebagai the dark age.
Pada saat Eropa mengalami the dark age, kristen yang sudah melembaga  saat itu menguasai semua ranah kehidupan masyarakat Eropa. Politik, ekonomi, pendidikan dan semuanya tanpa terkecuali yang dikenal denga istilah ecclesiastical jurisdiction (hukum Gereja). Semua hal yang berasal dari luar kitab suci Injil dianggap salah.
Negara yang berpenduduk mayoritas islam  yang pertama mengumumkan menganut sekulerisme adalah Turki dibawah pimpinan  Kamal Artaturk pada abad ke-20. Bagaimana dengan Indonesia?
Negara indonesia berlandaskan pancasila. Sila pertama adalah “Ketuhanan yang maha esa”  Sila pertama ini saja sudah menunjukkan bahwa agama adalah landasan negara kita. Berarti  Indonesia tidak negara sekuler. Namun apakah Indonesia mengakui semua agama? Ketuhanan yang maha esa menunjukkan bahwa agama yang diakui adalah yang monotheisme saja, tidak agama yang polytheisme.

Pak Cahyo Kumolo sebagai kader PDIP seharusnya menyadari bahwa PDIP  adalah  warisan Bung Karno. Bung Karno adalah berpaham nasionalisme bukan sekularisme. Bung Karno adalah penggali pancasila. Jadi hendaknya sang mentri jangan membawa paham-paham  yang bertentangan dengan Pancasila

PEROBAHAN MINDSET PADA KURIKULUM 2013(2)

Dalam setiap kali pelatihan implementasi kurikulum 2013 terhadap guru-guru saya selalu mengatakan bahwa nasib kurikulum 2013 ini tergantung kepada guru. Sebagus apapun konsep kurikulum baru ini,  akan gagal kalau guru tidak melaksanakan  seperti apa yang diharapkan oleh pemerintah. Maka salah satu materi penting dalam pelatihan kurikulum 2013 adalah perobahan mindset.
Salah satu penekanan dari perobahan mindset kur 2013 adalah mengenai pembelajaran di kelas. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, kurikulum 2013 ini pembelajaran tidak berbasis kecerdasan, tapi pembelajaran berbasis kreatifitas.
Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review, mengatakan 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik atau diturunkan. Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu: 1/3 dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik. Lebih jauh pakar ini mengatakan pendidikan berperanan besar untuk membuat seorang anak kreatif atau tidak. Melalui pendidikan kreatifitas dapat berkembang sampai 200 %. Berbeda dengan kecerdasan yang  2/3 adalah diturunkan dan melalui pendidikan tidak berkembang secara significant. Paling tinggi perkembangannya hanya 50 %.
Berdasarkan inteligensia, pada setiap kelas ada 3 kelompok anak, yaitu fast students (anak cerdas), average students ( siswa berkemampuan rata-rata) dan slow students (siswa yang lambat berpikir). Pembelajaran disekolah kita selama ini memanjakan siswa golongan cerdas. Ia selalu dipuji-puji  dan di anak emaskan oleh guru. Sebaliknya siswa golongan slow students menjadi anak tiri, sering dimarahi. Diantara slow students ini ada juga yang rajin dan tekun belajar. Namun serajin apapun dia, ia tidak dapat menyamai prestasi siswa golongan fast students pada pembelajaran berbasis kecerdasan. Sehingga di sekolah yang dapat rangking setiap semester atau setiap tahun itu ke itu juga siswanya. Ironisnya, dalam menempuh kehidupan siswa golongan cerdas ini banyak yang gagal secara finansial. Sebaliknya siswa yang tidak tergolong siswa cerdas semasa sekolah banyak yang sukses dalam kehidupannya.
Dengan pembelajaran berbasis kreatifitas  diharapkan siswa yang tergolong average dan slow students dapat berkembang secara maksimal. Pembelajaran berbasis kreatifitas akan melahirkan  siswa yang kreatif dan trampil berpikir dalam mengatasi permasalahan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, pada dasarnya hidup kita ini terdiri dari masalah-masalah.
Persoalannya sekarang, bagaimana mengawal guru-guru yang melaksanakan kurikulum 2013 ini benar-benar mengajar dengan konsep yang diharapkan, tidak lagi kembali seperti yang dulu yang  hanya mengutamakan aspek pengetahuan dan kecerdasan.