Tanggal 18 September 2017 saya dan
seorang teman dari LPMP diundang untuk memberikan bimbingan kepada 70 orang
guru SD dan TK kota Dumai dalam penulisan Karya Ilmiah. Pelatihan ini dibuka
oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Dumai Pak Asyari.Yang membuat saya agak
tersentak, Kepala Dinas Pendidikan mengatakan acara ini setiap tahun diadakan
di Dumai. Namun hasilnya tidak ada, tidak ada satu karya ilmiah pun yang
dihasilkan guru
Kenapa saya tidak
tersentak, setiap tahun pelatihan menulis karya ilmiah tapi tidak satupun karya ilmiah
yang dihasilkan. Berarti percuma saja pelatihan diadakan. Percuma saja
menghabiskan uang puluhan juta, namun hasilnya nol.
Apakah guru kita tidak
mampu? Rasanya tidak juga. Semua guru tamatan S1. Saya ingat salah satu moto
kurikulum 2013, “ Tidak ada murid yang bodoh, hanya saja mereka belum bertemu guru yang
tepat”. Kalau untuk guru tentu bunyinya seperti ini, “ Tidak
ada guru yang tidak mampu, hanya saja mereka belum bertemu pembimbing yang
tepat”.
Sebagai nara sumber,
saya sudah membimbing guru di beberapa kabupaten di Propinsi Riau ini dalam menulis
karya ilmiah. Dan dalam pelatihan yang saya bimbing biasanya teorinya tidak
banyak. Setelah menyinggung tentang KTI, saya lansung mengenalkan apa yang
dikatakan “Masalah “ dalam
Penelitian tindakan Kelas. Kemudian masing-masing peserta menemukan masalahnya
sendiri. Dari masalah lansung ke Judul. Peserta dibimbing menulis judul yang
tepat. Ketika semua sudah punya judul Lansung menggarap BAB I PENDAHULUAN.
Secara rinci dijelakan apa yang harus ditulis paragraph per paragraph bab I
itu. Kalau waktunya sehari biasanya BAB I sudah tuntas. Kalau waktunya 2 hari
peserta sudah bisa menuntaskan Bab I, outline BAB II dan BAB III juga tuntas.
Jika waktu 3 hari bisa tuntas Bab 1, 2 dan 3. Setelah itu mereka tinggal
melaksanakan penelitian di dalam kelas untuk mengumpul kan data untuk BAB IV, sedangkan Bab V hanya kesimpulan dan saran
Setelah itu saya tidak
tahu berapa dari sekian banyak peserta itu melanjutkan sampai selesai. Kalau
mereka tidak melanjutkan, sayang sekali karena mereka sudah menulis sampai BAB
III. Namun kali ini, pelatihan di Dumai ini saya ingin mengawal betul sampai
setiap peserta menyelesaikan laporan penelitian Tindakan kelasnya komplit
sampai BAB V. Oleh karena itu, sesuai dengan persetujuan panitia pelatihan dirancang 2 tahap.
Pada tahap pertama 3
hari peserta menyelesaikan sampai Bab III, kemudian mereka diberi kesempatan
sekitar sebulan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk Bab IV. Nah
ketika mereka datang pada tahap 2 peserta sudah membawa laporan penelitian yang
lengkap. Dan pada tahap 2 ini kita akan periksa bersama-sama apakah PTK yang
mereka buat sudah sesuai dengan standar yang diminta oleh team pemeriksa KTI
untuk naik pangkat. Kita menggunakan indicator dari team pemeriksa ini. Setelah
itu selesai barulah peserta diberi sertifikat pelatihan. Dan saya akan
memperlihatkan kepada Kepala Dinas Kota Dumai hasil yang dibuat peserta itu,
sehingga dia tahu bahwa pelatihan ini tidak sia-sia. Ketika saya pulang ke
Pekanbaru setelah selesai tahap 1 selama tiga hari saya sudah mengantongi hasil
70 KTI Peserta sampai BAB III. Beberapa diantaranya nantinya
akan saya posting dalam blok “Menulis bersama aswir ini agar bisa kita
diskusikan bersama-sama.
No comments:
Post a Comment