Oleh:
Dr. Mohammad Maskan, M.Si.
Dosen Politeknik Negeri Malang
Email: um_maskan@yahoo.co.id
Dr. H.B. Suparlan, M.Pd.
Widyaisawa
nasional di P3G Malang
Abstract
Vocational high school emphasizes on the
preparation of students into employment and the development of their
professional attitude. This study
focused on (1) the role of paired school-industrial cooperation under the dual
system program and its influence to construct vocational student’s work
adaptability, (2) influence of student’s individual characteristic on student’s
work adaptability. This research
used the survey method with the quantitative analysis approach, with Structural
Equation Modelling (SEM) analysis. Tfhe sample of this research were 202
vocational high school students in Great Malang. The findings show that (1) the
role of paired industrial influence
positively and significantly on the dual education system is 0.544, (2) the role
of paired industrial, dual education system and individual characteristic of
vocational high student influence on the work adaptability of vocational
student positively and significantly with the loading factor of 0.202; 0.318 and 0.333
respectively. It
is recommended that (1) theoretically, the formulation of government’s policy
on the practice in industry of the district autonomy era, should be based on the
education policy reform, decentralization and good governance reviewed based on
the act and regulation of education ministry. (2) Practically, there should be an
increase between the industry and senior vocational school about communication,
evaluation, link & match, regulation and quality control on doing student
practice in industry. Besides, there is a need to develop a further related research
with a qualitative approach about the role of industrial paired and evaluation
strategic toward practice on industry development program effectively and
efficiently in the future.
Keywords: Dual system
education, paired industrial role, individual
characteristic and student work adaptability.
Abstrak
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sekolah
yang menekankan pada penyiapan siswa untuk menjadi tenaga kerja yang siap kerja
dan pengembangan sikap professional. Penelitian
ini memfokuskan pada (1) pengaruh peran Dunia Usaha (DU)/Dunia Industri
(DI) terhadap pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dan pengaruhnya
terhadap pembentukan adaptif kerja siswa SMK, (2) pengaruh pelaksanaan Pendidikan
Sistem Ganda (PSG) terhadap pembentukan adaptif kerja siswa SMK serta pengaruh karakteristik
individu siswa SMK terhadap pembentukan daya adaptif kerja siswa SMK. Penelitian
yang digunakan adalah penelitian survey dengan pendekatan analisis kuantitatif,
dimana analisisnya menggunakan analisis Structural Equation Modelling (SEM).
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 202 siswa SMK di Malang Raya. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa (1) peranan DU/DI berpengaruh secara positif dan
signifikan dengan koefisien sebesar 0,544, (2) peranan DU/DI, pelaksanaan PSG
dan karakteristik siswa SMK berpengaruh terhadap daya adaptif kerja siswa SMK
secara positif dan signifikan dengan koefisien faktornya masing-masing sebesar
0,202; 0,318 dan 0,333. Rekomendasi yang
diusulkan (1) secara teoritis, dalam perumusan kebijakan terhadap pelaksanaan
PSG dalam era otonomi daerah sebaiknya berbasis pada reformasi kebijakan
pendidikan, desentralisasi dan tata kelola yang baik seharusnya berpijak pada
undang-undang dan regulasi dari Kementrian Pendidikan Nasional. (2) Secara
praktis, sebaiknya harus ada peningkatan tentang komunikasi, evaluasi, link and
match, regulasi serta pengawasan kualitas dalam pelaksanaan PSG antara dunia
usaha (DU)/dunia industri (DI) dalam pelaksanaan PSG. Disamping itu, perlu
adanya penelitian lanjutan tentang peranan DU/DI dan strategi evaluasi terhadap
pelaksanaan PSG dengan pendekatan penelitian kualitatif dalam rangka
pengembangan program PSG secara efektif dan efisien di masa mendatang.
Keywords: Pendidikan Sistem Ganda (PSG), Peranan Dunia Usaha (DU)/Dunia Industri (DI), karakteristik
individu dan daya adaptif kerja siswa SMK.
I.PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Sekolah Menengah Kejuruan di
Indonesia telah diarahkan pada tujuan mengutamakan penyiapan siswa untuk
memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional. Untuk mewujudkan
tujuan ini, diadakan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang merupakan kebijakan
publik dalam bentuk pendidikan keahlian profesional, yang diwujudkan dengan
memadukan secara sistematik dan senantiasa sinkron antara program pendidikan di
SMK dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja
langsung pada dunia kerja.
Daya adaptif kerja adalah tingkat kemampuan
untuk menyesuaikan diri pada dunia kerja bagi siswa SMK yang melaksanakan PSG.Idealnya
siswa SMK memiliki daya adaptif kerja yang tinggi yang juga diwujudkan dalam
kecepatan beradaptasi tehadap dunia kerja
sebagai hasil proses pendidikan, khususnya sebagai wujud keberhasilan
PSG di sekolahnya. Namun kenyataan di lapangan apakah hal tersebut sesuai
dengan yang diharapkan perlu dikaji lebih lanjut. Institusi pasangan atau dunia
usaha/dunia industri (DU/DI) sangat berperan aktif dalam pelaksanaan PSG,
khususnya di dalam melaksanakan pelatihan praktek keterampilan bagi siswa SMK
yang memilki berbagai karakteristik sebagai faktor internalnya.
Untuk itu, menurut Marlin
(2000) menyatakan bahwa metode pembelajaran yang sangat tepat adalah jika
manusia belajar melalui interaksi dan beradaptasi dengan lingkungannya sehingga
akan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kerja serta peningkatan
kesempatan kerja. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional pada penjelasan Pasal 15 disebutkan
bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan
peserta didik, terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Sejalan dengan hal tersebut,
Samani (2000) menyatakan bahwa dunia pendidikan seharusnya lebih aktif menjalin
link and match dengan dunia kerja, karena perkembangan teknologi terjadi
dengan pesat di dunia industri/usaha (dunia kerja). Untuk maksud tersebut, maka
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) No. 323/U/1997 tentang
penyelenggaraan Pendidikan Sistim Ganda (PSG) pada SMK dimana SMK sebagai
bagian dari pendidikan menengah kejuruan dilaksanakan melalui PSG, yang dalam
hal ini dengan cara magang pada dunia industri/usaha ataupun instansi
pemerintah. Oleh karena itu, implementasi kebijakan PSG lebih berorientasi pada
pelaksanaan mekanisme kerjasama antara pihak sekolah di satu sisi dan pihak
industri pada pihak lain sebagai upaya untuk mengantisipasi masalah relevansi
eksternal pendidikan.
Mengingat luasnya tujuan PSG
yang akan dievaluasi, maka dalam tulisan ini dibatasi pada evaluasi peran dunia
usaha/industri dalam pelaksanaan PSG dan karakteristik siswa SMK serta
pengaruhnya terhadap pembentukan daya adaptif kerja siswa SMK.
1.2. Masalah Penelitian
(1) peran
DU/DI terhadap impelementasi PSG, (2) Institusi Pasangan (DU/DI) terhadap daya
adaptif kerja siswa SMK, (3) karakteristik siswa SMK terhadap daya adaptif
kerjanya, dan (4) implementasi PSG
terhadap pembentukan daya adaptif kerja siswa SMK.
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh : (1) peran DU/DI terhadap impelementasi PSG, (2)
peran Institusi Pasangan (DU/DI) terhadap daya adaptif kerja siswa SMK, (3)
karakteristik siswa SMK terhadap daya adaptif kerjanya, dan (4) implementasi PSG terhadap pembentukan daya
adaptif kerja siswa SMK.
1.4. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penulisan ini adalah pengaruh
variabel peran dunia usaha/industri, pelaksanaan PSG, karakteristik siswa SMK
dalam membentuk daya adaptif kerja siswa SMK.
II. KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kajian
Teoritis
2.1.1. Kebijakan Pendidikan Sistem Ganda
(PSG)
Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
merupakan salah satu strategi pokok dalam rangka operasionalisasi ”link and
match” dimana suatu proses pendidikan yang melibatkan sekolah dan industri
yang diharapkan kesenjangan kualitas lulusan dan kebutuhan industri dapat
ditekan.
Pendidikan
Sistem Ganda (PSG) dipandang suatu sistem. Jika semua komponen yang terlibat
menyadari fungsinya masing-masing untuk dapat memaksimalkan fungsi sitem, akan
tercipta suatu bentuk kerjasama yang permanen antara dunia usaha/industri
(DU/DI) dan sekolah dengan kesadaran saling menguntungkan dan membutuhkan.
Melalui kerjasama tersebut, dapat diperolah output dan outcome
yang optimal yaitu terciptanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pasar kerja (Anwar, 2004).
Adapun
tujuan diselenggarakannya PSG adalah: (1) menghasilkan tenaga kerja yang
bermutu, yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, ketrampilan dan
etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan pekerjaan, (2) memperoleh
keterkaitan dan kesepadanan antara SMK dengan dunia usaha/industri (dunia
kerja), (3) meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pendidikan dan
pelatihan tenaga kerja bermutu dan (4) memberi pengakuan dan penghargaan
terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.
2.1.2. Peran Institusi pasangan dalam PSG
Dunia usaha/industri memiliki
peranan besar dalam keberhasilan implementasi PSG. Keterlibatan industri pada
PSG dalam mewujudkan kemitraan SMK dengan DU/DI antara lain menyediakan tempat
praktek bagi siswa, penyediaan dana untuk penyelenggaraan PSG, merancang
program pendidikan dan implementasi program sampai pada evaluasi hasil belajar siswa
di pendidikan kejuruan.
Hasil penelitian Prater dan
Sileo (2002) menyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk kemitraan baik dalam
bentuk formal maupun nonformal yang disintesiskan sebagai berikut: (1)
kemitraan secara formal yang seringkali melibatkan para siswa dan guru dalam
proses memberikan pelajaran tertentu yang diperlukan di lapangan, (2) kemitraan
dalam bentuk nonformal bagi siswa yang baru masuk, terutama untuk meningkatkan
pemahaman mereka dengan konsultasi dengan guru mereka secara informal, (3)
formalitas kemitraan antara lembaga industri/dunia dengan sekolah demikian
luasnya.
Dengan demikian, faktor
kemitraan merupakan suatu bentuk kerjasama yang di dalamnya memerlukan
kerjasama antara berbagai lembaga yang terlibat dalam proses tersebut. Hal ini
berarti bahwa masing-masing kelembagaan mempunyai kekuatan dan kelemahan
tertentu yang dapat terpecahkan melalui wadah kemitraan.
2.1.3. Karakteristik Individu (Siswa)
Setiap individu mempunyai
tujuan, pandangan, kebutuhan dan keinginan serta kemampuan yang berbeda antara
satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini akan terbawa ke dalam dunia kerja, yang
menyebabkan tingkat kepuasan mereka juga berbeda, meskipun mereka bekerja pada
tempat yang sama. Penyebab perbedaan individu dalam bekerja meliputi faktor fisik
dan psikhis (As’ad, 2001). Faktor fisik terdiri atas bentuk tubuh, taraf
kesehatan fisik dan kemampuan panca indra. Perbedaan lain adalah faktor
psikhis, meliputi: intelegensia, bakat, kepribadian dan edukasi. Sedangkan
Gibson dalam Gani (2006) mengklasifikasikan variabel individu menjadi tiga,
yakni: (1) kemampuan dan ketrampilan fisik dan mental, (2) demografis, seperti:
jenis kelamin, usia dan ras dan (3) latar belakang, seperti: keluarga, kelas
sosial dan pengalaman.
2.1.4. Daya Adaptif Kerja Siswa
Daya adaptif kerja adalah
tingkat kemampuan untuk menyesuaikan diri pada dunia kerja. Kart Lewin dalam
Schevaletta M. (2000) menyatakan bahwa adaptasi sosial dilambangkan secara
matematis, yaitu B = f (P,E), artinya perilaku independen (B) merupakan hasil
interaksi antara seseorang (P) dengan lingkungannya (E). Teori ini kemudian
dikembangkan oleh Bronfanleemer dalam Schevaletta (2000) yang dikenal dengan
model Ecological, yaitu memahami masalah interaksi siswa dalam
beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda.
2.2. Kajian Penelitian Sebelumnya
2.2.1. Lee, K. (2001)
Hasil penelitian Lee, K. (2001)
tentang new direction of Korea’s
vocatoinal education and training policy yang dilakukan di Korea berkaitan
dengan program sekolah kejuruan dan kerjasama bidang industri menemukan upaya
baik sekolah maupun pemerintah untuk meningkatkan keahlian dan pekerja semi
terampil pada tingkatan sekolah menengah kejuruan (vocational high schools) serta diploma.
2.2.2. Mayer (2001)
Hasil penelitian yang diungkap
oleh Meyer (2001) tentang Educational
Partnerships and Democratic Eudcation in Namibia menunjukkan bahwa: (a)
keterkaitan antara sekolah dan jurusan tertentu lebih bersifat authoritarian, (b) profesional dan
kepemimpinan akademik membutuhkan sistem penguatan pada seluruh tingkatan di
sekolah, dan (c) dalam berbagai hal tampaknya demokrasi pendidikan dalam
manajemen (jurusan, sekolah dan program yang ada) terpisah dari aktivitas
profesional dan akademik.
2.2.3. Britwhistle (2001)
Penelitian yang dilakukan tentang industry/ university partnership in the postgraduate education of
electricity engineer menunjukkan bahwa komisi Pemerintahan Australia telah
mengembangkan petunjuk tertentu untuk mengembangkan standar kompetensi bagi
kepentingan profesional partnership.
Standar kompetensi tersebut telah disusun dan dikembangkan dalam industri
penyediaan kelistrikan dengan menekankan pada kursus-kursus berdasarkan silabus
industri yang sudah baku..
2.2.4. Anwar (2002)
Penelitian Anwar, (2002) tentang
pelaksanaan program pendidikan sistem ganda pada SMK di Kota Kendari bertujuan
mengetahui tanggapan dunia usaha dan industri (DU/DI) terhadap pelaksanaan
pendidikan sistem ganda (PSG), tanggapan guru terhadap pembekalan siswa di SMK
dan pelaksanaan PSG di DU/DI, dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran di SMK
dan pelaksanaan PSG di DU/DI di Kota Kendari. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa pelaksanaan PSG di DU/DI telah berjalan cukup baik.
Persiapan pihak sekolah terhadap keterampilan praktis pra-PSG telah
dilaksanakan melalui kerjasama antara sekolah dengan DU/DI sehingga apa yang
diajarkan sudah relevan dengan kebutuhan DU/DI. Hal itu membuktikan bahwa
pelaksanaan PSG sudah berjalan cukup baik.
2.2.5. Timothy (2001)
Penelitian Timothy (2001) yang
menjelaskan bahwa Dunia usaha/industri memiliki peranan besar dalam
keberhasilan implementasi PSG di Jerman. Keterlibatan industri pada PSG dalam
mewujudkan kemitraan SMK dengan dunia usaha/industri (DU/DI) antara lain
menyediakan tempat praktik dan dana untuk pelaksanaan sistem ganda.
2.2.6. Yunus,M.(
2006 )
Hasil penelitian Yunus, M. (2006)
tentang Kebijakan Kemitraan Pendidikan Kejuruan, menyimpulkan bahwa kebijakan
kemitraan dalam lingkup pendidikan kejuruan
pada dasarnya melibatkan tiga komponen penting, yaitu pihak majelis
sekolah, dunia usaha industri (DU/DI) yang akan memakai siswa, dan sekolah
menengah kejuruan (SMK). Ketiga institusi itulah yang melaksanakan kemitraan
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui mekanisme pendidikan
sistem ganda (PSG), dalam hal ini praktik industri di dunia usaha industri.
2.3. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah, maka hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
H1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan
peran Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI) terhadap aplikasi PSG di Malang Raya.
H2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan
peran Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI) terhadap daya adaptif kerja siswa SMK
di Malang Raya.
H3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan
karakteristik siswa SMK terhadap daya adaptif kerjanya.
H4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan
implementasiPSG terhadap daya adaptif kerja siswa SMK di Malang Raya.
III.
METODE PENELITIAN
3.1.
Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah survey dengan desain penelitian kuantitatif.
3.2. Populasi dan
Sampel
Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Negeri dan Swasta seMalang Raya tahun ajaran 2009/2010. yang melaksanakan
kegiatan PSG.
Besar sampel (sample size) ditentukan dengan teknik
sampling random proporsional (proportional
random sampling) yang dapat
dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1: Populasi dan Sampel Penelitian
No
|
Wilayah
|
Status Sekolah
|
Populasi Sekolah
|
Populasi Siswa PSG
|
Sampel Penelitian
|
1
|
Negeri
Swasta
|
5
6
|
422
191
|
80
36
|
|
2
|
Kab.
|
Negeri
Swasta
|
3
4
|
222
110
|
42
21
|
3
|
Negeri
Swasta
|
1
1
|
91
33
|
17
6
|
|
Jumlah
|
20
|
1.069
|
202
|
Sumber: data
primer diolah
3.4. Pengumpulan Data
Penelitian ini memperlukan dua jenis data antara lain
data primer dan data sekunder. Untuk menguji hipotesis digunakan data primer
yang dikumpulkan melalui daftar pertanyaan dari responden, sedangkan data
sekunder digunakan sebagai data pendukung dalam mendiskripsikan hasil
penelitian Teknik yang dipakai untuk pengumpulan data adalah: kuesioner, interview,
observasi dan dokumentasi.
3.5. Instrumen
Penelitian
a) Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda yang
terdiri dari dimensi: tujuan PSG, materi PSG, metode PSG dan evaluasi
PSG.
b) Daya adaptif kerja siswa SMK yang terdiri
dari dimensi: kesadaran berorganisasi, kemampuan komunikasi, kemampuan bekerja
sama, pola piker inovatif dan peningkatan kompetensi dalam bekerja.
c) Peran institusi pasangan (IP) yang terdiri
dari dimensi: komitmen DU/DI, komunikasi DU/DI dengan sekolah, relevansi materi
PSG, efisiensi pengalaman belajar siswa, upaya peningkatan kompetensi siswa dan
evaluasi pelaksanaan PSG.
d) Karakteristik Siswa yang terdiri dari
dimensi: sikap siswa, aspirasi, persepsi, motivasi dan status social siswa.
3.6. Analisa Data
Berdasarkan kerangka
berpikir maka analisa data dalam penelitian ini menggunakan Structural Equation Modelling (SEM).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Responden
Jumlah
instrumen yang telah diisi oleh responden dan dikembalikan pada peneliti, dari
202 instrumen yang dibagikan pada responden, terdapat 2 responden yang tidak
mengembalikan instrumen, sehingga responden yang digunakan sebagai data dalam
penelitian ini jumlahnya 200 siswa.
Menurut jenis kelamin, sampel terdiri: 114 siswa (57%) dan 86 siswi (43%);
status sekolah terdiri: 9 SMK negeri dan 11 SMK swasta, lokasi sekolah terdiri:
11 SMK di Kota Malang, 7 SMK di Kabupaten Malang dan 2 SMK di Kota Batu dan
program studi, terdiri atas: Akuntansi 27 siswa (13,5%), Sekretaris 26 siswa
(13%), Administrasi Perkantoran 18 siswa (9%), Penjualan 15 siswa (7,5%),
Pembibitan 15 siswa (7,5%), Perhotelan 20 siswa (10%), Teknik Otomotif 24 siswa
(12%), Teknik Elektronika 18 siswa (9%), Teknik Elektro 16 siswa (8%), Teknik
Sipil 11 siswa (5,5%) dan Teknik Industri 10 siswa (5%).
4.2. Deskripsi
Variabel-variabel Penelitian
4.2.1. Implementasi PSG
Implementasi PSG secara lengkap terdapat pada Tabel 2 berikut
ini:
Tabel 2: Implementasi PSG
Variabel
|
N
|
Min
|
Mak
|
Rata-rata
|
Standar
Deviasi
|
Tujuan PSG (X1)
|
200
|
2,40
|
6,00
|
4,503
|
0,838
|
Materi PSG (X2)
|
200
|
2,25
|
6,00
|
4,229
|
0,874
|
Metode PSG (X3)
|
200
|
2,60
|
5,80
|
4,457
|
0,624
|
Evaluasi PSG (X4)
|
200
|
1,60
|
5,60
|
3,877
|
0,759
|
Sumber: data primer diolah
Berdasarkan
Tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 200 orang responden yang diteliti, secara
umum persepsi siswa SMK terhadap implementasi PSG berada pada daerah positif
dengan rata-rata skor 4,266 dan hal ini berarti bahwa implementasi PSG untuk
siswa SMK sudah baik.
Persepsi
responden tentang implementasi PSG dibentuk oleh empat dimensi, yaitu: (1) Dimensi
Tujuan PSG (X1) berada pada daerah positif, dengan skor minimal 2,40 dan
maksimal 6,00. Adapun skor rata-rata sebesar 4,503 yang berarti tujuan PSG
sudah baik dengan standar deviasi sebesar 0,838. (2) Dimensi Materi PSG (X2)
berada pada daerah positif, dengan skor minimal 2,25 dan maksimal 6,00. Adapun
skor rata-rata sebesar 4,229 yang berarti materi PSG sudah baik dengan standar
deviasi sebesar 0,874. (3) Dimensi Metode PSG (X3) berada pada daerah positif,
dengan skor minimal 2,60 dan maksimal 5,80. Adapun skor rata-rata sebesar 4,457
yang berarti metode PSG sudah baik dengan standar deviasi sebesar 0,624. (4) dimensi
Evaluasi PSG (X4) berada pada daerah positif, dengan skor minimal 1,60 dan
maksimal 5,60. Adapun skor rata-rata sebesar 3,877 yang berarti evaluasi PSG
sudah baik dengan standar deviasi sebesar 0,759.
4.2.2. Peranan DU/DI
Peranan DUDI secara lengkap
dapat dicermati pada Tabel 3 berikut ini:
Tabel 3: Peranan DU/DI
Variabel
|
N
|
Min
|
Mak
|
Rata-rata
|
Standar
Deviasi
|
Komitmen terhadap PSG (X5)
|
200
|
3,25
|
6,00
|
4,825
|
0,569
|
Komunikasi dg SMK (X6)
|
200
|
2,75
|
5,75
|
4,294
|
0,598
|
Relevansi Materi (X7)
|
200
|
2,80
|
5,40
|
4,324
|
0,526
|
Efisiensi Belajar (X8)
|
200
|
2,60
|
5,80
|
4,345
|
0,582
|
Evaluasi PSG (X9)
|
200
|
2,00
|
5,40
|
3,801
|
0,703
|
Upaya peningkatan kompetensi (X10)
|
200
|
3,00
|
5,60
|
4,377
|
0,584
|
Sumber: data primer diolah
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui
bahwa dari 200 orang responden yang diteliti, secara umum persepsi siswa SMK
terhadap peranan DU/DI berada pada daerah positif dengan rata-rata skor 4,327
dan hal ini berarti bahwa peranan DU/DI sudah baik.
Persepsi
responden tentang peranan DU/DI dibentuk oleh enam dimensi, yaitu: (1) Dimensi Komitmen
terhadap PSG (X5) berada pada daerah positif, dengan skor minimal 3,25 dan
maksimal 6,00. Adapun skor rata-rata sebesar 4,825 yang berarti komitmen DU/DI
terhadap PSG sudah baik dengan standar deviasi sebesar 0,569. (2) Dimensi Komunikasi
dengan SMK (X6) berada pada daerah positif, dengan skor minimal 2,75 dan
maksimal 5,75. Adapun skor rata-rata sebesar 4,294 yang berarti antara DU/DI
dengan pihak SMK sudah baik dengan standar deviasi sebesar 0,598. (3) Dimensi Relevansi
Materi (X7) berada pada daerah positif, dengan skor minimal 2,80 dan maksimal
5,40. Adapun skor rata-rata sebesar 4,324 yang berarti relevansi materi sudah
baik dengan standar deviasi sebesar 0,526. (4) Dimensi Efisiensi Belajar (X8)
berada pada daerah positif, dengan skor minimal 2,60 dan maksimal 5,80. Adapun
skor rata-rata sebesar 4,345 yang berarti efisiensi belajar sudah baik dengan
standar deviasi sebesar 0,582. (5) Dimensi Evaluasi PSG (X9) berada pada daerah
positif, dengan skor minimal 2,00 dan maksimal 5,40. Adapun skor rata-rata
sebesar 3,801 yang berarti evaluasi PSG oleh DU/DI sudah baik dengan standar
deviasi sebesar 0,703. (6) Dimensi Peningkatan Kompetensi (X10) berada pada
daerah positif, dengan skor minimal 3,00 dan maksimal 5,60. Adapun skor
rata-rata sebesar 4,377 yang berarti terjadi peningkatan kompetensi yang baik
dengan standar deviasi sebesar 0,584.
4.2.3. Karakteristik
Siswa
Profil Karakteristik Siswa disajikan
pada Tabel 4 berikut ini:
Tabel 4: Deskripsi Karakteristik Siswa
Variabel
|
N
|
Minimum
|
Maksimum
|
Rata-rata
|
Standar Deviasi
|
Sikap (X11)
|
200
|
3,75
|
6,00
|
4,980
|
0,553
|
Aspirasi (X12)
|
200
|
3,00
|
6,00
|
4,602
|
0,582
|
Persepsi (X13)
|
200
|
3,25
|
6,00
|
4,774
|
0,640
|
Motivasi (X14)
|
200
|
2,75
|
6,00
|
4,653
|
0,649
|
Status soial siswa (X15)
|
200
|
1,75
|
4,25
|
3,228
|
0,503
|
Sumber: data primer diolah
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui
bahwa dari 200 orang responden yang diteliti, secara umum karakteristik siswa
SMK yang melaksanakan PSG berada pada daerah positif dengan rata-rata skor
4,447 dan hal ini berarti bahwa karakteristik siswa SMK yang mengikuti PSG
sudah baik.
Persepsi
responden tentang karakteristik siswa dibentuk oleh lima dimensi, yaitu (1) Dimensi
Sikap (X11) berada pada daerah positif, dengan skor minimal 3,75 dan maksimal
6,00. Adapun skor rata-rata sebesar 4,980 yang berarti sikap siswa SMK terhadap
PSG sudah baik dengan standar deviasi sebesar 0,553. (2) Dimensi Aspirasi (X12)
berada pada daerah positif, dengan skor minimal 3,00 dan maksimal 6,00. Adapun
skor rata-rata sebesar 4,602 yang berarti aspirasi siswa SMK sudah baik dengan
standar deviasi sebesar 0,582. (3) Dimensi Persepsi (X13) berada pada daerah
positif, dengan skor minimal 3,25 dan maksimal 6,00. Adapun skor rata-rata
sebesar 4,774 yang berarti persepsi siswa SMK terhadap PSG sudah baik dengan
standar deviasi sebesar 0,640. (4) Dimensi Motivasi (X14) berada pada daerah
positif, dengan skor minimal 2,75 dan maksimal 6,00. Adapun skor rata-rata
sebesar 4,653 yang berarti motivasi siswa SMK sudah baik dengan standar deviasi
sebesar 0,649. (5) Dimensi Status Sosial Siswa (X15) berada pada daerah
positif, dengan skor minimal 1,75 dan maksimal 4,25. Adapun skor rata-rata
sebesar 3,228 yang berarti status sosial siswa SMK adalah baik dengan standar
deviasi sebesar 0,503.
4.2.4. Daya Adaptif Kerja Siswa SMK
Daya adaptif kerja siswa SMK berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan
dapat dicermati secara
lengkap pada Tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5: Deskripsi Daya Adaptif Kerja Siswa SMK
Variabel
|
N
|
Min
|
Mak
|
Rata-rata
|
Std. Dev.
|
Kesadar
berorg dlm kerja (Y1)
|
200
|
3,75
|
6,00
|
5,038
|
0,459
|
Kmamp.
Berhub. dg Kerja (Y2)
|
200
|
3,75
|
6,00
|
4,914
|
0,445
|
Bekerjasama dalam kerja (Y3)
|
200
|
3,75
|
6,00
|
4,770
|
0,453
|
Pola Pikir
Inov. dlm Kerja (Y4)
|
200
|
3,25
|
6,00
|
4,818
|
0,533
|
Peningkatan Kompetensi (Y5)
|
200
|
2,75
|
6,00
|
4,603
|
0,618
|
Sumber: data
primer diolah.
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui
bahwa dari 200 orang responden yang diteliti, secara umum daya adaptif kerja
siswa SMK berada pada daerah positif dengan rata-rata skor 4,828 dan hal ini
berarti bahwa daya adaptif kerja siswa SMK sudah baik.
Persepsi
responden tentang daya adaptif kerja siswa SMK dibentuk oleh lima dimensi, yaitu
(1) dimensi Kesadaran Berorganisasi dalam Kerja (Y1) berada pada daerah
positif, dengan skor minimal 3,75 dan maksimal 6,00. Adapun skor rata-rata
sebesar 5,038 yang berarti kesadaran berorganisasi dalam kerja siswa SMK sudah sangat baik dengan standar deviasi
sebesar 0,459. (2) Dimensi Kemampuan Berhubungan dengan Kerja (Y2) berada pada
daerah positif, dengan skor minimal 3,75 dan maksimal 6,00. Adapun skor
rata-rata sebesar 4,914 yang berarti kemampuan siswa SMK berhubungan dengan
kerja sudah baik dengan standar deviasi sebesar 0,445. (3) Dimensi Bekerjasama
dalam kerja (Y3) berada pada daerah positif, dengan skor minimal 3,75 dan
maksimal 6,00. Adapun skor rata-rata sebesar 4,770 yang berarti kemampuan siswa
SMK bekerja sama dalam kerja sudah baik dengan standar deviasi sebesar 0,453. (4)
Dimensi Pola Pikir Inovasi dalam Kerja (Y4) berada pada daerah positif, dengan
skor minimal 3,25 dan maksimal 6,00. Adapun skor rata-rata sebesar 4,818 yang
berarti pola pikir inovasi dalam kerja siswa SMK sudah baik dengan standar
deviasi sebesar 0,533. (5) Dimensi Peningkatan Kompetensi (Y5) berada pada
daerah positif, dengan skor minimal 2,75 dan maksimal 6,00. Adapun skor
rata-rata sebesar 4,603 yang berarti peningkatan kompetensi siswa SMK adalah
baik dengan standar deviasi sebesar 0,618.
4.3.
Model Struktural Hasil Penelitian dan Uji Hipotesis
Secara diagram hasil analisis SEM
dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Gambar 1: Model Struktural
Hasil Penelitian
Adapun
penjelasan besaran pengaruh variabel endogen terhadap variabel eksogen serta
uji hipotesisnya disajikan pada Tabel
berikut:
Tabel 6. Nilai Koefeisien Loading Factor SEM dan Uji Hipotesis
Hubungan
|
Estimate
|
S.E.
|
C.R.
|
P
|
||
XA
|
ß
|
XB
|
0,544
|
0,155
|
3,516
|
0,000
|
Y
|
ß
|
XA
|
0,202
|
0,074
|
2,747
|
0,006
|
Y
|
ß
|
XB
|
0,333
|
0,098
|
3,405
|
0,000
|
Y
|
ß
|
XC
|
0,318
|
0,091
|
3,490
|
0,000
|
Sumber: data
primer diolah
4.4.1. Analisis
dan Uji Hipotesis Pertama
Hasil analisis SEM dari table 7 di atas menunjukkan
bahwa nilai estimasi loading factornya pengaruh peranan DU/DI (XB)
terhadap implementasi PSG (XA) adalah sebesar 0,544. Hal ini berarti bahwa setiap adanya
kenaikan satu satuan peranan DU/DI akan menaikkan 0,544 satuan terhadap
implementasi PSG dengan Standard Error (SE) sebesar 0,155 dan C.R. sebesar 3,516. Adapun uji signifikansinya
menunjukkan nilai probabilitas (p) sebesar 0,000. Karena probabilitas lebih
kecil dari 5% (0,000<0 bahwa="" dapat="" dikatakan="" du="" maka="" pengaruh="" peranan="" positif="" signifikan="" sub="" terdapat="">B0>
) terhadap implementasi PSG (XA).
Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
signifikan positif Implementasi PSG terhadap Peranan DU/DI terbukti
kebenarannya.
4.4.2. Analisis
dan Uji Hipotesis Kedua
Hasil analisis SEM dari table 7 di atas menunjukkan
bahwa nilai estimasi loading factornya pengaruh peranan DU/DI (XB)
terhadap Daya Adaptif Kerja Siswa SMK (Y) adalah sebesar 0,202. Hal ini berarti bahwa setiap adanya
kenaikan satu satuan peranan DU/DI akan menaikkan 0,202 satuan terhadap Daya
Adaptif Siswa SMK dengan Standard Error
(SE) sebesar 0,074 dan C.R. sebesar 2,747.
Adapun uji signifikansinya menunjukkan nilai probabilitas (p) sebesar 0,000 lebih
kecil dari 5% (0,000<0 bahwa="" dapat="" diartikan="" du="" maka="" pengaruh="" peranan="" positif="" signifikan="" sub="" terdapat="">B0>
) terhadap Daya Adaptif Kerja
Siswa SMK (Y). Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa terdapat
pengaruh signifikan positif Peranan DU/DI terhadap Daya Adaptif Kerja Siswa SMK
terbukti kebenarannya.
4.4.3. Analisis dan Uji Hipotesis Ketiga
Hasil analisis SEM dari Tabel
7 di atas menunjukkan bahwa nilai estimasi loading factornya pengaruh Karakteristik
Siswa (XC) terhadap Daya Adaptif Siswa SMK (Y) adalah sebesar 0,333.
Hal ini berarti bahwa setiap adanya kenaikan satu satuan peranan DU/DI akan
menaikkan 0,333 satuan terhadap implementasi PSG dengan Standard Error (SE)
sebesar 0,098 dan C.R. sebesar 3,405.
Adapun uji signifikansinya menunjukkan nilai probabilitas (p) sebesar 0,000
lebih kecil dari 5% (0,000<0 bahwa="" berarti="" karakteristik="" pengaruh="" positif="" signifikan="" siswa="" sub="" terdapat="" yang="">C0>
) terhadap Daya Adaptif
Kerja Siswa SMK (Y). Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh signifikan positif Karakteristik Siswa terhadap Daya Adaptif
Kerja Siswa SMK terbukti kebenarannya.
4.4.4. Analisis dan Uji Hipotesis
Keempat
Hasil analisis Hasil analisis SEM dari Tabel 7 di atas menunjukkan
bahwa nilai estimasi loading factornya pengaruh Implementasi PSG (XA)
terhadap Daya Adaptif Kerja Siswa SMK (Y) adalah sebesar 0,318. Hal ini berarti
bahwa setiap adanya kenaikan satu satuan Implementasi PSG akan menaikkan 0,318
satuan terhadapDaya Adaptif Kerja Siswa SMK dengan Standard Error (SE) sebesar
0,091 dan C.R. sebesar 3,490. Adapun uji signifikansinya menunjukkan nilai
probabilitas (p) sebesar 0,000 lebih kecil dari 5% (0,006<0 bahwa="" berarti="" implementasi="" ini="" pengaruh="" positif="" psg="" signifikan="" sub="" terdapat="">A0>
)
terhadap Daya Adaptif Kerja Siswa SMK (Y). Dengan demikian hipotesis keempat yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan positif Implementasi PSG terhadap
Daya Adaptif Kerja Siswa SMK terbukti kebenarannya.
4.5. Pembahasan
Penelitian ini telah menemukan
model yang memiliki keselarasan sesuai dengan fakta empiris. Model temuan dari
penelitian yang telah disajikan pada Gambar 1 yang dipilih berdasarkan tingkat
indeks keselarasan terbaik (goodness of fit index) dan hasil pengujian
hipotesis yang dilakukan pada model tersebut serta didukung dengan terkait
variabel ditinjau dari konsistensi atas perbedaan jenis kelamin, status
sekolah, lokasi sekolah dan program studi membuktikan bahwa model tersebut
telah memiliki persyaratan uji keterandalan. Hal spesifik yang menjadi
perhatian adalah mengenai pemberlakuan model ini yakni model ini hanya relevan
untuk perilaku siswa SMK yang melakukan PSG di Malang Raya.
Selanjutnya model empiris
temuan penelitian juga relevan digunakan sebagai dasar analisis tentang
peningkatan kualitas implementasi PSG bagi siswa, guru, sekolah dan DU/DI. Untuk
itu, menurut Anwar (2002) pihak sekolah perlu melakukan persiapan terhadap
ketrampilan praktis pra PSG dalam bentuk kerjasama antara sekolah dengan DU/DI
sehingga apa yang diajarkan sudah relevan dengan kebutuhan DU/DI. Disamping
itu, menurut Yunus (2006), pelaksanaan PSG dapat berhasil mencapai tujuannya
karena didukung beberapa faktor, diantaranya: (1) adanya aturan dari pemerintah,
yang dalam hal ini Depdiknas yang
mendukung pelaksanaan PSG, adanya standar pelaksanaan praktek industri, adanya
pedoman pelaksanaan dan adanya sosialisasi implementasi kebijakan praktek, (2)
Identifikasi sumber daya SMK, seperti yang dilakukan SMK Singosari Kabupaten
Malang yang menjalin kemitraan dengan mengundang dunia usaha/industri untuk
datang ke sekolah mengenalkan potensi sekolah dan siswanya serta hasil yang
dicapai oleh sekolah. Hal ini dianggap sebagai sarana promosi untuk menarik
minat dunia usaha/industri terhadap produk sekolah. Berdasarkan kegiatan ini,
maka dapat disusun pembuatan kurikulum terpadu antara SMK dan DU/DI,
perancangan fasilitas praktek SMK, penghitungan dana operasional PSG dan proses
belajar mengajar di sekolah.
Sedangkan pengaruh peran DU/DI
dalam meningkatkan daya adaptif kerja siswa dapat dijelaskan bahwa sebelum
pelaksanaan PSG sudah dilakukan pendataan DU/DI yang relevan dengan keahlian
siswa. Dari sisi perusahaan yang dipilih sebagai tempat pelaksanaan PSG,
terlihat bahwa kondisi fasilitas industri sangat mendukung profil kelulusan SMK
dan kondisi peralatan sangat terawat dengan baik sehingga semua peralatan siap
pakai meskipun peralatan tersebut sudah ada disekolah ataupun tidak ada di
sekolah. Untuk kesiapan industri dalam menerima siswa yang melakukan PSG terlihat cukup baik, karena selain sudah ada
MOU dengan sekolah, pihak industri juga sudah menempatkan siswa sesuai dengan
jurusan/prodinya dan juga yang menyiapkan tugas-tugas yang dapat dilakukan
siswa yang dapat meningkatkan keahliannya, baik untuk keahlian yang mendukung
mata pelajaran adaptif maupun produktif. Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian Timothy (2002) bahwa dunia
usaha/industri memiliki peranan besar dalam keberhasilan implementasi PSG.
Demikian pula mengapa karakteristik
siswa dapat meningkatkan daya adaptif kerja siswa, hal ini disebabkan karena
dilakukan seleksi penempatan siswa peserta PSG sehingga perusahaan yang dipilih
sebagai tempat pelaksanaan PSG disesuaikan dengan karakteristik siswa tersebut.
Disamping itu, adanya pembekalan tentang etika kerja dan kompetensi yang
relevan dengan prodi masing-masing kepada siswa sebelum pelaksanaan PSG yang
dilakukan kurang lebih 4 bulan. Hal ini perlu dilakukan mengingat bahwa dunia
industri merupakan salah satu elemen penting dalam dunia ketenagakerjaan
sehingga perlu adanya penyesuaian antara kondisi di dunia pendidikan dengan
dunia industri. Hal ini juga merujuk hasil penelitian Schiopeppers dan Patriana
dalam Yunus (2006) yang menyatakan bahwa siswa perlu dibekali pengetahuan teori
dan ketrampilan praktis juga sikap dan pola tingkah laku dalam rangka memasuki
dunia kerja, baik sebagai pekerja maupun sebagai wairausaha yang mandiri dan
untuk menjadi warga Negara yang bertanggung jawab.
Adapun pengaruh pelaksanaan PSG dapat
meningkatkan Daya Adaptif Kerja Siswa SMK disebabkan karena siswa yang
bersangkutan selama PSG para siswa bekerja di lini industri dibawah bimbingan
dan tanggung jawab instruktur. Kemampuan yang diterapkan dan dikembangkan bukan
hanya kemampuan keahlian profesi saja, tetapi juga kemampuan menerapkan
nilai-nilai mata pelajaran normatif dan adaptif. Siswa diwajibkan membuat
jurnal kegiatan selama PSG yang memuat jenis pekerjaan dan kemampuan profesi
yang dibutuhkan untuk melaksanaan pekerjaan tersebut dan harus diisi setiap
hari. Disamping itu, para siswa yang melakukan PSG ini juga memperoleh
bimbingan dari guru di sekolah dan adanya buku atau laporan pemantauan
aktifitas PSG. Disamping itu, penilaian pelaksanaan PSG akan dilakukan
penilaian dari guru di sekolah dan pembimbing di perusahaan, bahkan di beberapa
perusahaan diberikan sertifikat sehingga akan lebih memotivasi siswa yang
melakukan PSG untuk menjalankan semua tugas yang diberikan kepada siswa
tersebut selama di perusahaan. Hal ini sesuai hasil penelitian Lee (2001) bahwa
upaya kerjasama sekolah dan industri dapat meningkatkan keahlian dan pekerja
semi terampil pada tingkatan sekolah menengah kejuruan. Berdasarkan pembahasan ini, maka dapat
dikatakan bahwa pelaksanaan PSG akan meningkatkan kompetensi dan wawasan siswa
yang dengan sendirinya dapat berpengaruh terhadap motivasi siswa dalam
mendalami keahliannya, mengembangkan ilmu yang telah diperoleh di sekolah dan
dapat membedakan antara kegiatan proses belajar mengajar di sekolah dan dunia
kerja/industri, walaupun materi yang didapatkan selama melaksanakan PSG
kadang-kadang tidak relevan dengan kompetensi program studi namun secara keseluruhan akan meningkatkan
kompetensi setelah melaksanakan PSG di industri.
V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari
Bab IV sebelumnya dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
a. Menerima hipotesis yang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan peran Dunia Usaha/Dunia Industri
(DU/DI) terhadap aplikasi PSG di Malang Raya.
b. Menerima hipotesis yang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan peran Dunia Usaha/Dunia Industri
(DU/DI) terhadap daya adaptif kerja siswa SMK di Malang Raya.
c. Menerima hipotesis yang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan karakteristik siswa SMK terhadap daya
adaptif kerjanya.
d. Menerima hipotesis yang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan implementasi PSG terhadap daya adaptif
kerja siswa SMK di Malang Raya.
5.2. Rekomendasi
5.2.1. Rekomendasi Teoritis
Untuk mendukung Kota Malang sebagai Kota vokasi, maka dalam formulasi
kebijakan pelaksanaan PSG di era otonomi daerah, hendaknya berpijak pada
reformasi kebijakan pendidikan, desentralisasi dan good governance.
5.2.2. Rekomendasi Praktis
1) Kuantitas dan kualitas komunikasi perlu
ditingkatkan antara SMK dengan DU/DI dalam rangka implementasi PSG, khususnya dalam
menyusun program implementasi PSG yang mengacu pada link and match dan aturan yang berlaku.
2) Penyusunan program dan evaluasi PSG oleh
SMK bersama DU/DI, frekwensi kehadiran guru pamong dari SMK untuk membimbing
siswanya yang melakukan PSG pada DU/DI perlu ditingkatkan, penggunaan format
penilaian PSG yang tepat guna dan peningkatan efektifitas pelaksanaan
monitoring implementasi PSG oleh instansi terkait.
3) Perlu adanya ketepatan dalam memilih DU/DI
sebagai tempat PSG perlu dipertimbangkan dari sisi pembelajaran bagi siswa SMK
karena aktifitas PSG pada DU/DI harus merupakan pembelajaran yang bermanfaat
bagi siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
4) Untuk menjaga
mutu PSG, perlu ditingkatkan upaya pengawasan dan pengendalian implementasi PSG
yang dimulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan pembelajaran di sekolah dan
di intitusi pasangan, dan ujian kompetensi/profesi. Hasil pengawasan harus
disosialisasikan secara rutin dan terprogram serta ditindak lanjuti untuk
menuju peningkatan kualitas implementasi PSG.
5) Sehubungan dengan peranan DU/DI yang
sangat penting didalam PSG, maka perlu diadakan penelitian kualitatif tentang
peranan DU/DI dalam PSG dan penelitian pengembangan strategi evaluasi PSG yang
efektif dan efisien di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, 2002, Pelaksanaan
Program Pendidikan Sistem Ganda pada SMK di Kota Kendari, Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, Vol. 36, 13 – 17.
Anwar, 2004, Life Skills
Education (Pendidikan Kecakapan Hidup), Bandung: Penerbit Alfabeta.
As’ad, Moh, 2001, Psikologi
Industri, Edisi Keempat, Cetakan Sembilan, Liberty, Yogyakarta.
Britwhistle, David, 2001,
Industry/University Partnership in the Postgraduate Education of Electricity Supply Engineer, 18 August 2001.
Depdiknas, 2003, Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistim
Pendidikan Nasional, Bandung :
Cintra Umbara.
Depdiknas, 1997, Keputusan Mendikbud RI Nomor
323/U/1997 tentang Penyelenggaraan PSG pada SMK, Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Gani S, Mursalim Umar, 2006, Pengaruh Karakteristik
Individu, Karakteristik Pekerjaan, Karakteristik Organisasi, Motivasi Kerja,
Imbalan dan Kinerja Terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan, Disertasi, Program Studi Ilmu Ekonomi, Program Pascasarjana,
Universitas Brawijaya, Malang .
Lee, K, 2001, New Direction of Korea’s Vocational
Educational and Training of International Studies and Cooperation, Korea
Research Institute for Vocational Educational Educational and Training.www.,
New Kisung, 2001.
Marlin N., Efektifitas Implementasi Pendidikan Sistem
Ganda pada SMK (Suatu Studi tentang Pengaruh Manajemen Sekolah, Kesiapan Siswa
dan Kesiapan Dunia Usaha (DU)/Dunia Industri (DI) terhadap Efektivitas
Implementasi Pendidikan Sistem Ganda pada SMK di Kabupaten Sumedang Jawa
Barat), Tesis. Bandung :
UPI.
Mayer, Helen, 2001, Education Partnership and
Democratic Education: Namibia .
Prater, Anne, Mary & W. Sileo, Thomas, 2002,
School-University Partnership in Special Education Field Experience, Remedial
and Special Education, Nov/Dec 2002; 23, 6 Wilson Education Abstract.
Samani, 2000, Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan,
Makalah Disampaikan pada Diskusi di Pusat Penelitian Kebijakan Balitbang
Depdiknas, Jakarta :
Depdiknas.
Schevaletta, M, 2000, A Questionnaire Study of The
College Social Adjustment of Block Student from :ower Socio Economic, Journal
of Counselling Psychology, Vol 28 No. 2, 240 – 255.
Suparlan, Bawuk, 2007, Pengaruh Pendidikan Sistem
Ganda (PSG) Terhadap Daya Adaptif Kerja Siswa SMK di Malang Raya, Disertasi,
Program Studi Pendidikan Ekonomi, Program Pascasarjana, Universitas Negeri
Malang.
Timothy, J.S., 2001, Public/Private Pertnership in
Education, A Dissertation Submitted to The Division of Research and Advanced
Studies of The University
of Cincinati .
Yunus, Muhammad, 2006,
Kebijakan Kemitraan Pendidikan Kejujuran; Analisis Implementasi Kebijakan
Praktek Industri dalam Rangka Peningkatan Mutu dan Relevansi Lulusan SMK di
Kota Tarakan Propinsi Kalimantan Timur, Disertasi, Program Doktor Ilmu
Administrasi, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Malang.
CURRICULUM VITAE PENULIS
1.
Nama
2.
Tempat dan Tanggal Lahir
3.
Jenis Kelamin
4. Agama
5.
Status Perkawinan
6.
Kewarganegaraan
7.
Alamat Rumah
8.
Telepon Rumah
9.
E-mail
|
: Dr.
Drs. H. Mohammad Maskan, MSi.
: Jepara, 3 Januari 1963
: Laki-laki
: Islam
: Menikah
: Indonesia
: Perumahan Politeknik No 54 Malang
: 08123325570
: um_maskan @ yahoo.co.id
|
11. Riwayat Pendidikan Formal
(dari sarjana ke atas):
No
|
Pendidikan
|
Keterangan
|
1
|
S1 – Fakultas Ilmu
Ekonomi-Jurusan Manajemen Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
|
Lulus Tahun 1987
|
2
|
S2 – Ilmu Manajemen
Universitas Airlangga
|
Lulus Tahun 2002
|
3
|
S3 – Pendidikan
Ekonomi Universitas Negeri Malang
|
Lulus Tahun 2009
|
12. Pengalaman
Pekerjaan:
No
|
Program
Studi-Universitas
|
Tugas
|
Periode
|
1
|
Dosen Unika Widya
Karya Malang
|
1.
Mengajar MK Pengantar Manajemen
2.
Mengajar MK Sistem Informasi Manajemen
3.
Membuat GBPP dan Silabus Acara Pengajaran
|
1991-1992
|
2
|
Dosen D-3 MIPA
Universitas Brawijaya Malang
|
1. Mengajar MK Azas-Azas Manajemen
2. Mengajar MK Teori
Organisasi
3. Membuat GBPP dan Silabus Acara Pengajaran
|
1998-1999
|
3
|
Dosen D3 STIMIK LPPKIA
Malang
|
1.
Mengajar MK Pengantar
Manajemen
2.
Mengajar MK SIM
3.
Membuat GBPP dan Silabus Acara Pengajaran
|
1999-2000
|
4
|
Fasilitator sebagai
Editor P2KP Kota Jombang dan Ponorogo
|
1.
Melakukan perencanaan survey se Kota Jombang dan
Ponorogo
2.
Melakukan tugas-tugas managerial dan administratif
pelaksanaan survey kemiskinan di Jombang dan Ponorogo.
3.
Melakukan komunikasi dengan Pemda, Pemkot, Kecamatan
dan Kelurahan
4.
Melakukan verifikasi data dari supervisor dan
enumerator
5.
Melaporkan data lapangan yang sudah divalidasi ke P2KP
Pusat Jakarta lewat internet.
|
|
5
|
Fasilitator
Pembelajaran bagi Mahasiswa, Guru SMP, Guru SMA & SMK dan Guru Militer
|
1.
Mengajar & melakukan pelatihan
2.
Membuat modul pelatihan dan modul pembelajaran
3.
Membuar RPP Mata Pelajaran Ekonomi dan Kewirausahaan di
SMK berbasis konstruktivistik dan Portofolio
4.
Pengembangan Jejaring MGMP MP Ekonomi dan Kewirausahaan
|
2005- 2008
|
6
|
Dosen Politeknik NSC
Surabaya
|
1. Mengajar MK Organisasi dan
Manajemen
2. Mengajar MK Manajemen Pemasaran
3. Mengajar MK Kewirausahaan
4. Mengajar MK Komunikasi Bisnis
5.
Membuat GBPP dan SAP Mata Kuliah yang diampu
|
2000 –2009
|
7
|
Area Manager PT Cahaya
Bintang Sembilan Malang
|
1. Mentraining calon surveyor pada
program konversi Mitan ke LPG
2. Mentraining Supervisor pada
aspek managerial skill
3.
Melakukan edukasi kepada masyarakat calon penerima LPG
gratis dari pemerintah
4.
Melakukan koordinasi dengan Pemda Kota Malang, Muspika
se Kota Malang, Lurah se Kota Malang.
5.
Melakukan koordinasi pelaksanaan konversi LPG dengan
Hiswana dan Pertamina Kota Malang dan Regional Jawa Timur.
6.
Melakukan tugas managerial dan administrasif
pelaksanaan Konversi LPG.
7.
Melakukan pengawasan pelaksanaan konversi LPG di Kota
Malang.
8. Melakukan komunikasi public di
radio RRI, radio Pro-Tiga FM, Malang Pos, Surya dan media TV local.
|
2007
|
8
|
Dosen Pascasarjana
STIE Indonesia Malang
|
1. Mengajar MK. Perencanaan &
Pengembangan SDM
2. Mengajar MK Metodologi
Penelitian
|
2008 - sekarang
|
9
|
Dosen Pascasarjana
STIE Kusuma Negara
|
1.Mengajar
MK. Manajemen Sumber Daya Manusia
2. Mengajar MK Manajemen Operasi
3.Manajemen MK Ekonomi Manajerial
|
2008 - sekarang
|
13. Pengalaman Pembuatan Modul
No
|
Nama Modul
|
Mata Kuliah
|
Tahun
|
1
|
Pengantar Bisnis
|
Pengantar Bisnis
|
1992
|
2
|
Pengantar Manajemen
|
Dasar-dasar Manajemen
|
1993
|
3
|
Manajemen Pemasaran
|
Manajemen
Pemasaran 1
|
1995
|
4
|
Pembuatan Business
Plan Usaha Penjilidan dan Foto Copy
|
Kewirausahaan
|
1998
|
5
|
Rencana Program
Pembelajaran Kewirausahaan Berbasis Konstruktivistik
|
Kewirausahaan
|
2006
|
6
|
Rencana Program Pembelajaran
Kewirausahaan Berbasis Portofolio
|
Kewirausahaan
|
2007
|
7
|
Penelitian Tindakan
Kelas
|
Metode Penelitian
|
2009
|
8
|
Riset Pemasaran
|
Riset Pemasaran
|
2010
|
14. Pengalaman Sebagai Fasilitator:
No
|
Nama Pelatihan
|
Jabatan
|
Tahun
|
1
|
Pelatihan
Entrepreneurship, Mahasiswa Politeknik Negeri Malang
|
Fasilitator
|
2005
|
2
|
Penataran Guru Ekonomi
Tingkat SMP Regional & Nasional, Pusat Penataran dan Pendidikan Guru
(P3G) Malang
|
Fasilitator
|
2005
|
3
|
Penataran Guru Ekonomi
Tingkat SMU Regional & Nasional, Pusat Penataran dan Pendidikan Guru
(P3G) Malang
|
Fasilitator
|
2005
|
4
|
Program P2KP Kabupaten Jombang dan
Ponorogo, World Bank
|
Fasilitator
|
2004
|
5
|
Penataran Model
Pembelajaran Konstruktivistik Mata Pelajaran Kewirausahaan pada Guru SMK Kota
dan Kabupaten Malang, 2006
|
Fasilitator
|
2006
|
6
|
Penataran Model
Pembelajaran Portofolio Mata Pelajaran Kewirausahaan pada Guru SMK Kota
Malang
|
Fasilitator
|
2007
|
7
|
Penataran Model
Pembelajaran Portofolio pada Guru Militer Dodiklat Arhanud Karangploso Malang
|
Fasilitator
|
2008
|
8
|
Simposium Nasional
Hasil-hasil Penelitian Pendidikan, Pusat Pengembangan dan Penelitian
Depdiknas, Hotel Bidakara, Jakarta
|
Pembicara
|
2007
|
9
|
Management Research
Center (MRC) II diselenggarakan oleh Pascasarjana FE Universitas Indonesia
kerjasama dengan Bisnis Indonesia, Four Season Hotel Jakarta
|
Pembicara
|
2007
|
10
|
Penataran Model
Pembelajaran Student Centered Learning pada Guru SMK Cendika Bangsa Kabupaten
Malang
|
Penatar
|
2010
|
11
|
Simposium Nasional
Hasil-hasil Penelitian Pendidikan, Pusat Pengembangan dan Penelitian Depdiknas,
Hotel Bidakara, Jakarta
|
Penyaji
|
2010
|
12
|
Seminar tentang
Kiat-kiat Penulisan Proposal Penelitian yang Baik. Diselenggarakan oleh STIE
Perbanas Jakarta Tanggal 27 Januari 2011.
|
Pembicara
|
2011
|
15. Pengalaman Penelitian yang
Dibiayai DP2M Dikti & BKLN Depdiknas
No
|
Judul Penelitian
|
Jabatan
|
Tahun
|
1
|
Penerapan Quality
Fuctional Deployment (QFD) Guna Peningkatan Pelayanan Mahasiswa Polinema.
Penelitian Dosen Muda yang dibiayai oleh DP2M Dikti.
|
Anggota
|
2007
|
2
|
Analisis Gaya Kepemimpinan, Kepercayaan pada Organisasi
& Pengaruhnya Terhadap Komitmen Guru Tidak Tetap (GTT) di Kota Malang.
Penelitian Beasiswa Unggulan yang dibiayai oleh Biro Kerjasama Luar Negeri
(BKLN) Depdiknas
|
Anggota
|
2007
|
3
|
Pengembangan Model Pembelajaran Kewirausahaan Berbasis
Konstruktivistik pada SMK (SMEA) di Kota dan Kabupaten Malang. Penelitian PHB
yang dibiayai oleh DP2M Dikti
|
Ketua
|
2007
|
4
|
Pengembangan Metode Pembelajaran E-Business Berbasis Komputer Berbantuan Internet. Penelitian PHB
yang dibiayai oleh DP2M Dikti.
|
Anggota
|
2008
|
5
|
Model Orientasi Nilai, Motivasi & Perilaku
Prososial; Pengaruhnya Terhadap Pembelajaran Kewirausahaan dan Kompetensi
Wirausaha. Penelitian Fundamental yang dibiayai oleh DP2M Dikti. Sebagai
Anggota. Tahun 2008
|
Anggota
|
2008
|
6
|
Pengembangan
Model Pendidikan Kewirausahaan bagi Remaja Putus Sekolah dalam Rangka
Pemberdayaan Masyarakat di Kota Malang. Penelitian PHB yang dibiayai oleh DP2M Dikti. Sebagai
Anggota. Tahun 2009.
|
Anggota
|
2009
|
7
|
Pengembangan Metode
Pembelajaran Akuntansi dan Perpajakan Berbasis Multimedia dan Praktek untuk
Meningkatkan Efektifitas dan Efisiensi Proses Pembelajaran Siswa SMK di
Malang. Penelitian PHB
yang dibiayai oleh DP2M Dikti.
|
Anggota
|
2009
|
8
|
Pengembangan
Model Pembelajaran Pemasaran Internasional Berbasis WEB Modular di Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri
Malang. Penelitian PHB
yang dibiayai oleh DP2M Dikti. Sebagai Ketua. Tahun 2009.
|
Ketua
|
2009
|
9
|
Pengembangan
Model Pembelajaran Kewirausahaan Berbasis Portofolio untuk Meningkatkan Sikap
dan Kompetensi Kewirausahaan Siswa SMK (SMEA) di Kota Malang. Penelitian Hibah Disertasi DP2M
Program Doktor. Sebagai peneliti mandiri. Tahun 2009.
|
Mandiri
|
2009
|
10
|
Model Struktural
Peranan Dunia Usaha/Industri dalam Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda,
Motivasi dan Karakteristik Individu dalam Pengaruhnya Terhadap Daya Adaptif
Kerja Siswa SMK di Malang Raya. Penelitian Fundamental yang dibiayai oleh DP2M Dikti. Sebagai Ketua.
Tahun 10.
|
Ketua
|
2010
|
11.
|
Pelatihan Kewirausahaan untuk Alumni SMK Grafika di
Kota Malang (Dibiayai dari dana P3SWOT Beasiswa Unggulan BKLN Depdiknas
Jakarta).
|
Ketua
|
2007
|
16. Pengalaman Jabatan di Organisasi
Publik
No
|
Nama Organisasi & Jabatan
|
Tugas
|
Tahun
|
1
|
Sekretaris MWC NU Lowokwaru Kota Malang
|
1.
Melakukan tugas-tugas administratif organisasi
2.
Melakukan koordinasi dengan Ketua dan Badan Otonom
dalam menyusun dan pelaksanaan program
3.
Melakukan komunikasi dengan pihak internal dan
eksternal organisasi
|
1996 – 2000
|
2
|
Ketua III MWC NU Lowokwaru Kota Malang
|
1. Merancang program organisasi yang terkait dengan
pemberdayaan pemuda dan remaja se Lowokwaru Malang
2. Melakukan kerjasama dengan stake holder dalam memberdayakan pemuda dalam bentuk: seminar,
pelatihan, work-shop, ketrampilan dan keagamaan
3. Melakukan komunikasi dengan pihak internal dan
eksternal dalam rangka mendukung
pelaksanaan program organisasi
|
2000 – 2005
|
3
|
Ketua Lembaga Perekonomian NU Kota Malang
|
1. Merancang program organisasi yang terkait dengan
pemberdayaan ekonomi umat NU se Kota Malang
2. Melakukan kerjasama dengan stake holder dalam memberdayakan ekonomi umat NU dalam bentuk:
seminar, pelatihan, work-shop,
ketrampilan dan keagamaan
3. Melakukan komunikasi dengan pihak internal dan
eksternal dalam rangka mendukung
pelaksanaan program organisasi
4. Membentuk Koperasi Syariah Bintang Sembilan di NU
Kota Malang
|
2006 - 2011
|
17. Penguasaan Bahasa
No
|
Bahasa
|
Jenis Penguasaan
|
Ket.
|
1
|
Bahasa Indonesia
|
·
Aktif
·
Pasif
|
Baik
Baik
|
2
|
Bahasa Inggris
|
·
Aktif
·
Pasif
|
Cukup Baik
|
18. Penguasaan Software Aplikasi
Komputer
No
|
Nama Program Software Aplikasi
|
Tingkat Penguasaan
|
Ket.
|
1
|
MS Word
|
·
Baik
|
-
|
2
|
Excell
|
·
Baik
|
-
|
3
|
Internet
|
·
Baik
|
-
|
19. Penghargaan yang sudah
didapat
No
|
Nama Jabatan
|
Tahun
|
Ket.
|
1
|
Satya Lencana Karya
Satya 10 tahun dari Presiden RI
|
2007
|
Medali dan Sertifikat
|
2
|
Dosen Berprestasi I Tingkat Politeknik
Negeri Malang
|
2010
|
Sertifikat
|
3
|
Nominasi Dosen
Berprestasi Tingkat Nasional 2010
|
2010
|
Sertifikat
|
20. Nama Referensi Kerja
No
|
Bahasa
|
Jabatan
|
No. Telp/HP
|
1
|
Dr. H.B. Suparlan,
M.Pd.
|
Ketua Tim Penatar P3G
Malang
|
081 3473 48179
|
2
|
Drs.H. M. Thamrin, M.Pd.
|
Konsultan Pengembangan
Pendidikan Dasar dan Madrasah Kerjasama Depag dan Australia
|
081 2331 3823
|
3
|
DR.Hj. Alifiulahtin
Utaminingsih, M.Si
|
Ka.Lab. Sistem
Informasi Manajemen Unmer Malang
|
081 2332 5573
|
4
|
Siti Mahmudah,S.Sos,
M.Si.
|
Kajur Adm. Bisnis
Politeknik NSC Surabaya
|
031 7002 7044
081 3306 70373
|
Saya menyatakan bahwa Curriculum Vitae tersebut
diatas benar dan akurat dalam hal kualifikasi, pengalaman dan kemampuan saya.
Malang, 24 Pebruari 2011
Dr. H. Mohammad Maskan, M.Si.