PARA PENGHUJAT PERHATIKAN RAMBU-RAMBU

Indonesia ini memang sorga, sorga bagi siapa saja, juga bagi para penghujat yang suka memaki-maki dengan bahasa yang kotor, meleceh dan menghina orang lain. Wadahnyanya media sosial seperti internet. Coba lihat ketika menjelang pilpres bagaimana sekelompok orang dengan bebas  memaki, menghina dan menghujat kedua pasangan Prabowo maupun Jakowi. Dengan kecanggihan tekhnologinya mereka ini juga bisa merekayasa gambar untuk merendahkan pihak yang sedang bertarung.
Sekarang, lihat saja di beberapa media sosial betapa bebasnya orang menghujat dan menghina gubernur seolah-olah pejabat yang direndahkan itu berbeda jauh dibawah mereka. Padahal orang yang mereka hujat itu tidak pernah bersentuhan dengan mereka.
Untuk ini kita tidak bisa menyalahkan media sosial. Media sosial banyak manfaatnya. Termasuk saya sendiri senang menulis di “note” tentang catatan perjalanan dan pendapat pribadi saya. Demikian juga pada status saya senang memberikan kata-kata motivasi yang mungkin berguna bagi orang lain. Dan saya juga senang membaca komentar-komentar dari pembaca lain. Dan rata-rata komentarnya  menyenangkan  menambah akrab sesama manusia. Tapi pernah juga ada komentar yang miring dan menyakitkan. Saya ingin tahu siapa orangnya. Pada statusnya hanya gambar anak kecil. Setelah diselidiki rupanya seorang tenaga kebersihan di kantor kami yang telah dipecat. Saya sempat heran juga, sebab ketika bekerja di kantor kami, saya boleh dikatakan tidak pernah berhubungan dengannya. Jadi saya merasa tidak pernah pula menyakiti hatinya. Dari pada jengkel akhirnya saya putuskan saja pertemanannya. Beres dia tidak lagi bisa memberi komentar.
Dari pengamatan saya, para penghujat ini memang karena dari sononya mentalnya tidak baik. Dalam kehidupan sehari-jarinya sudah terbiasa menggunakan kata kasar. Jenis penghujat yang berikutnya adalah orang yang tidak tahu diri.
Kita berdiskusi dalam group dengan pembaca lainya dengan beradu argumen tentang suatu masalah. Kemudian tiba-tiba dia nimbrung dengan hujatan dan makian pada  yang tidak sependapat dengannya. Seharusnya dia tahu diri, kalau levelnya belum bisa beragumen, seharusnya dia menahan diri untuk ikut nimbrung. Sebaiknya mereka bersahut-sahutan dengan orang selevel  yang tidak bisa beragumen dan kelasnya  hanya memaki dan menghujat  saja. Biasanya kalau para penghujat ini sudah ikut-ikutan, saya menarik diri tidak lagi mengjukan argumen.
Nah sekarang dengan adanya kasus Florence di Jokya dan entah siapa lagi penghujat yang di Bandung, mulailah para penghujat berhati-hati, dari pada nanti nangis-nangis minta maaf di depan umum. Sebaiknya dari sekarang mulai belajar untuk tidak menyakiti orang dan menggunakan kata-kata yang santun. To make people happy is a noble endevour. Membuat orang senang, bahagia adalah pekerjaan mulia.



KEPALA DAERAH DIPILIH LANSUNG ATAU MELALUI DPRD?

Hari-hari terakhir minggu ini topik diskusi yang paling hangat adalah masalah kepala daerah, apakah dipilih lansung seperti sekarang ini atau kembali kezaman sebelum reformasi, yaitu dipilih oleh anggota DPR di daerah.
Pada note kali ini saya meresume diskusi group Pekanbaru Metropolitan di face book tanggal 12 September 2014. Meskipun diskusinya panjang dan bertele-tele karena ada beberapa peserta yang tidak nyambung dan ada pula yang sempat memaki dengan mengatakan bodoh dan sebagainya, namun intinya ada yang setuju Kepala Daerah dipilih oleh DPR dan ada pula yang tidak setuju, mereka lebih suka Kepala Daerah dipilih lansung sperti sekarang.
Mereka yang tidak setuju Kepala Daerah (KD) dipilih oleh DPR dan bukan pemililan lansung  mengajukan argumen sebagai berikut :
Yang membedakan zaman orba dengan reformasi adalah partisipasi masyarakat dalam memilih kepala daerah, Zaman Orde baru kepala daerah di pilih oleh DPR, rakyat seakan-akan membeli kucing dalam karung mereka tidak tahu siapa yang akan memimpin. Dan sekarang zaman reformasi kepala daerah ditentukan sendiri oleh rakyat, kalau seandainya adanya penyogokan oleh calon kepala daerah maka yang disogok rakyat, tidak segelintir orang. Lebih jauh lagi, dengan pemilihan lansung mata rakyat terbuka untuk mempelajari tape of the record calon pemimpin. Jika KD dipilih DPR peluang KKN dan sogok-menyogok terbuka lebar lebar. Dan yang menikmatinya hanya segelintir  orang saja yaitu anggota DPR, rakyat hanya gigit jari. Dengan demikian kalau tidak pemilihan lansung berarti reformasi selama ini sudah gagal total, kita kembali lagi ke Zaman Orba.
Mereka yang setuju anggota DPR yang memilih KD mengatakan bahwa Indonesia menganut demokrasi pancasila, dalam demokrasi Pancasila pada sila ke-empat adalah “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikma kebijaksanaan dalam permusyawaratan Perwakilan” disini di tekankan perwakilan, perwakilan rakyat itu adalah anggota DPR. Lagi pula pemilihan lansung selama ini cendrung memecah belah rakyat. Setelah Pilkada sering diikuti  oleh kerusuhan antara pendukung yang kalah dan menang dan kadangkala memakan korban jiwa. Demikian juga kalau KD dipilih oleh anggota DPR pengawasan relatif lebih mudah, karena yang yang diawasi lebih sedikit dan KPK sudah memasang jerat yang rapat bagi yang mencoba untuk bermain-main. Dan yang paling menguntungkan, sistem perwakilan ini akan menghemat belanja negara sebanyak 50 trilliun. Suatu jumlah yang tidak sedikit.

Demikianlah resume dari diskusi group Pekanbaru Metropolitan. Saya sengaja tidak memasukkan pendapat saya, silakan pembaca saja yang memikirkan keuntungan dan kerugian kedua sistem itu bagi kebaikan masyarakat.

MACHO (Believe it or not)


(Believe it or not)
Macho, saya kurang tahu apa kosakata ini masih familiar bagi anak-anak di Kabupaten Kampar sekarang ini atau tidak. Kalau zaman dulu kata Macho ini sangat populer sekali. Karena ini merupakan makanan favorite bagi anak-anak, remaja dan mahasiswa.
Macho sejenis ikan-ikan kecil yang yang diasinkan, bisa digoreng digulai dan dijadikan sambal lado. Bahasa lain untuk Macho adalah ikan teri, ada juga yang menyebutnya ikan bilis.
Waktu zaman dulu, hampir semua anak-anak dan remaja sangat keranjingan  makan. Makannya banyak dan bertambah-tambah. Sehingga orang tua perlu membatasi anak untuk makan. Malah di rumah-rumah ada almari sambal, untuk menyimpan sambal agar jangan dihabiskan oleh anak-anak. Beda dengan sekarang, anak-anak malah dibujuk-bujuk agar mau makan.
Macho ini hampir setiap hari menjadi menu. Saya ingat, ketika ibukota Kabupaten Kampar baru dipindahkan dari Pekanbaru ke Bangkinang, ada seorang  ibu dimarahi oleh banyak orang di pasar. Hanya karena ia bilang ia beli macho untuk makanan kucingnya di rumah. Orang merasa terhina, menu utama mereka dikatakan untuk makanan kucing.
Bagi mahasiswa yang merantau, ibu mereka  membekali mereka dengan macho yang digoreng dengan cabe dicampur dengan kacang tanah. Kemudian dimasukkan dalam kaleng biskuit, itulah nantinya menjadi menu utama menemani nasi sampai satu atau dua minggu.

Apa khasiat Macho. Tidak pernah dibahas. Hanya saja anak-anak yang ibunya menjadikan macho sebagai menu utama, nampak lebih lincah dari yang tidak mengkomsumsi macho. Dan badannya juga lebih kekar dan berisi. Sehingga akhirnya muncul  istilah remaja-remaja yang badannya kekar dan padat itu disebut  MACHO. Dan istilah ini sudah ada sejak tahun enampuluhan di Kampar . Nah sekarang istilah Macho ini sudah merambah keseluruh Indonesia. Walaupun mereka tidak tahu asal usulnya.

MUDIK, RITUAL SEKALI SETAHUN


Ketika masih  kanak-kanak, yang tinggal di sekitar sungai Kampar, istilah mudik diperuntukkan untuk ikan yang berbondong-bondong dengan jumlah yang sangat bsear menuju kehulu sungai. Dan ini dimanfaatkan bagi penduduk untuk panen ikan dengan menangkap ikan-ikan yang mudik itu dengan jala atau ada yang specifik yaitu tangkue. Tangkapan biasa melebihi dari yang dibutuhkan untuk dikomsumsi, maka kalau dijual tidak banyak pembelinya karena hampir semua orang pada menangkap ikan. Supaya jangan terbuang dan tahan lama maka ikan-ikan ini di keringkan.
Namun sayang  sekarang ini ikan tidak ada lagi tradisi mudik di sungai kampar, namun yang mudik adalah  jutaan manusia, warga negara Indonesia yang berbondong-bondong meninggalkan kota besar tempat mereka mencari nafkah menuju kampung halaman menjelang hari raya Idul fitri. Suatu kebiasaan luhur yang menunjukkan betapa rakyat Indonesia ini begitu terikat oleh kekerabatan dan kampung halaman. (Ratapan sekali setahun bagi mereka yang sudah tidak ada lagi kampung halamannya)
Eksodus besar-besaran meninggalkan kota-kota besar ini merupakan peristiwa besar, sehingga untuk menghadapinya presiden harus mengadakan sidang kabinet terlebih dahulu. Demikian juga berbagai stasion televisi menjadikan ini liputan utamanya. Jalanan Indonesia yang tidak pernah bertambah secara berarti dari tahun ketahun itu dipadati oleh kenderaan roda empat dan roda dua yang merayap perlahan karena padatnya. Yang anehnya meskipun ini terjadi sekali setahun, banyak pula jalan-jalan dan jembatan malah baru diperbaiki pada saat mudik ini, sehingga menambah kerumitan dan kepadatan arus mudik .

Bagi bangsa Indonesia peristiwa mudik ini lebih dari peristiwa perang. Tahun-tahun terakhir ini memang Indonesia tidak ada lagi perang. Namun mudik ini korbannya melampaui korban peperangan. Pada tahun 2012 korban jiwa menembus angka 1.900 –an jiwa. Dua kali lipat dari perang di Gaza. Syukur tahun 2013 korban mudik menurun secara significant menjadi 341 jiwa. Dan kita berharap tahun 2014 ini jumlah korban tambah menurun lagi. Dan kita berharap, karena peristiwa mudik ini akan terus berlanjut selamanya, hendaknya pemerintah memfasilitasi ritual mudik senyaman mungkin dengan membangun infrastruktur yang memadai. Manusia bertambah, kenderaan bertambah, manfaatkanlah pajak yang mereka bayar untuk kenyamanan mereka mudik.

Selamat mudik saudaraku, selamat berkumpul dengan handai tolan.

SELAMAT DATANG PRESIDEN BARU


Selasa malam 22 Juli 2014, akhirnya diumumkan juga hasil dari Pilpres, Negara Republik Indonesia telah punya presiden baru, Joko Widodo atau Jokowi. Mudah-mudahan presiden pilihan rakyat sesuai dengan yang kita harapkan, seorang pemimpin yang merakyat, seperasaan dengan rakyat tidak raja bagi rakyat.
Minggu yang lalu saya menulis bahwa sebagian besar rakyat Indonesia sudah bosan dengan pemimpin yang bertindak seperti raja bagi rakyat dan mereka ingin pemimpin yang merakyat. Semoga ini menjadi kenyataan. Semoga penilaian rakyat selama ini  tentang sosok Jokowi memang seperti itu, seperti yang mereka idamkan. Semoga programnya betul-betul memihak rakyat, semoga jabatan-jabatan penting yang melayani rakyat dipilih mereka-mereka yang mengutamakan kepentingan rakyat, melalui sistem yang selama ini ia lakukan yaitu proses lelang. Semoga harapan kita tidak harapan kosong.

Selamat datang pemimpin baru, selamat datang harapan  baru.

HAK AZAZI MANUSIA DAN PAMER KEMUNAFIKAN


Hak asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia masih dalam kandungan. HAM berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat (Declaration of Independence of USA) sedangkan di Indonesia tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1
Dalam perkembangannya,  HAM yang kita kenal sekarang adalah sesuatu yang sangat berbeda dengan yang hak-hak yang sebelumnya seperti yang dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika atau Deklarasi Perancis. HAM yang dirujuk sekarang adalah seperangkat hak yang dikembangkan oleh PBB sejak berakhirnya perang dunia II yang tidak mengenal berbagai batasan-batasan kenegaraan. Sebagai konsekuensinya, negara-negara wajib  melindungi HAM seluruh warga negarnya dan orang asing yang berada di kawasannya. Demikian juga negara asing tidak boleh sewenang-wenang dengan warga negara lainya. HAM  menjamin setiap manusia, tidak memandang dari mana dia berasal, dari negara mana, apapun warna kulitnya dan apapun agamanya  mendapat perlindungan dari kesewenangan dari pihak manapun.
Namun dalam praktek sehari-hari semuanya ini adalah omong kosong. Negara-negara Eropa dan Amerika Serikat yang merupakan corong HAM, secara telanjang mempertontonkan kemunafikan mereka tentang HAM yang mereka agung-agungkan. Sehingga kita mengambil kesimpulan bahwa bagi negara barat yang kuat, HAM hanya berlaku untuk golongan mereka saja dan kelompok yang sehaluan dengan mereka. Tapi bagi manusia yang tidak sealiran dengan Amerika  dan terutama yang beragama Islam HAM tidak berlaku.
Tidak susah-susah untuk membuktikanya. Berapa banyak manusia dibantai di Mesir oleh Meliter, berapa banyak umat islam yang dibantai Afrika tengah dan belahan dunia lainya, namun pelakunya tidak dikenakan pelanggaran HAM karena pemerintah yang membantai rakyatnya sesuai dengan keinginan Amerika serikat
Yang paling istimewa dan kebal HAM dipertontonkan oleh negara Zionis Yahudi Israil. Mereka dengan bebas boleh saja membunuh orang Palestina kapan saja di mana saja. Hampir setiap hari mereka membunuh orang Palestina, baik di Gaza  ataupun tepi barat. Tidak pernah ada tuntutan HAM terhadap mereka. Demikian juga pembantaian masal yang dilakukan tentera Israil di Shabra dan Shatila Lebanon tidak dimasukan sebagai pelanggaran HAM.
Sebaliknya Presiden Sudan dikatogarikan sebagai penjahat perang karena ia menumpas pemberontakan di Sudan selatan yang didukung oleh negara barat. Tentara kita yang menjalankan tugasnya di Timor timur juga dikenakan pelanggaran HAM, karena Timor timur ketika itu didukung oleh negara barat.
Berdasarkan sejarah negara yang paling banyak melanggar HAM  itu adalah  Negara yang selalu mengkapanyekan HAM itu sendiri yaitu Amerika serikat. Mereka seenaknya saja membunuh rakyat sipil dalam perang Vietnam, Kamboja, Laos, Afganistan, Irak, dan lain-lainnya .Kesimpulannya, HAM adalah budaya munafik negara barat.

Namun sangat disayangkan negara Arab atau orang Islam yang selalu menjadi korban tidak tergerak hatinya untuk melawan ketidak adilan ini baik secara organisasi maupun negara. Sepertinya mereka ikhlas saja menjadi korban.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESCRIPTIVE SISWA KELAS X SMAN 1 BANTAN DENGAN MENGGUNAKAN WORDS CLUSTERING TECHNIQUE


 Widayati, S. Pd
SMAN 1 BANTAN-BENGKALIS

BAB 1
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Berdasarkan permendiknas no 22 tahun 2006 tentang standar isi, ada 4 skill yang harus di kuasai siswa pada tingkat sekolah menengah atas pada mata pelajaran Bahasa Inggris yaitu kemampuan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Di tingkat SMA Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran utama sbg syarat untuk kelulusan pada ujian akhir nasional. Diharapkan lulusan tingkat SMA mempunyai kemampuan berpikir, bernalar dan berwawasan luas dan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam Bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu.
Penguasaan kompetensi Bahasa Inggris sebenarnya tidak hanya difokuskan pada keterampilan membaca tetapi juga harus diseimbangkan dengan keterampilan menulis. Dalam mata pelajaran Bahasa Inggris ada beberapa genre yang mutlak di pelajarai oleh siswa di tingkat SMA. Salah satunya adalah kemampuan menulis teks deskriptif. Teks deskriptif adalah sebuah teks yang menggambarkan atau menjelaskan tentang objek baik berupa orang, benda ataupun tempat. Yang memiliki generic structure yaitu identification dan description an object.  
Menulis merupakan suatu keterampilan bahasa yang produktif. Karena merupakan keterampilan bahasa yang produktf, maka dituntut siswa mampu mengetahui dan menguasai sistem kaidah-kaidah tata bahasa, penguasaan segi-segi linguistik, penguasaan wacana yang meliputi kemampuan menyusun atau mengorganisasi gagasan-gagasan dalam suatu bentuk  tuturan yang kohesif dan koheren, dan penguasaan strategi yang berupa kemampuan menggunakan strategi verbal maupun nonverbal untuk mengatasi  berbagai macam kesenjangan yang terjadi antara pembicara/penulis dengan pendengar atau pembaca.
Mermperhatikan tujuan pembelajaran Bahasa Inggris di atas sangat penting bagi perkembangan pola berpikir siswa, maka untuk mentranspormasikan kepada siswa perlu diperhatikan metode dan strateginya, sehingga apa yang disampaikan bermanfaat bagi siswa, serta dapat diimplementasikan ke dalam kehidupan sehari-hari dan juga dapat menunjang keberhasilan mata pelajaran lainnya.
Idealnya siswa kelas X semester 2 mampu menulis teks deskriptif menggunakan kaidah-kaidah yang ada yaitu menggunakan generic struktur yang tepat, memilih kosa kata yang tepat berdasarkan tema dan penggunaan simple present. Dan juga mampu menggambarkan suatu objek sehingga pembaca bisa seolah-olah melihat dan merasakan apa yg tertulis didalam teks tersebut.
Kenyataannya melihat hasil ulangan harian yang penulis lakukan terhadap siswa kelas X 1 semester II SMAN 1 Bantan Tahun Pelajaran 2011/2012 aspek kemampuan menulis siswa, hanya sekitar 40 % siswa saja yang tuntas, untuk itu perlu dilakukan perbaikan. Hal ini disebabkan metode pembelajaran menulis yang diterapkan guru di sekolah masih menggunakan metode/strategi pembelajaran tradisional atau konvensional. Pembelajaran menulis yang dilakukan hanya mengembangkan ide dan pikiran dari topik yang ada. Sehingga siswa menggunakan waktu yang lama untuk menemukan kosa kata dan kalimat yang tepat.  Bisa juga disebabkan rendahnya minat siswa atau kurangnya perbendaharan kata siswa.  Atau mungkin Penguasaan simple present yang rendah atau belum dimanfaatkannya alat peraga.
Sebagai seorang guru, penulis selalu memikirkan untuk memecahkan masalah- masalah yang di hadapi dalam proses belajar mengajar termasuk juga rendahnya kemampuan menulis paragraf deskripsi yang dihadapi siswa dan penulis menemukan alternatif pemecahan masalah melalui words clustering technique, namun metode ini belum teruji secara ilmiah, oleh karena itu penulis membuat penelitian tindakan kelas dengan judul MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAPH DESCRIPTIVE SISWA KELAS X SMAN 1BANTAN DENGAN MENGGUNAKAN  WORDS CLUSTERING TECHNIQUE
B.       Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini :
1.      Strategi mengajar yang kurang tepat.
2.      Metode mengajar yang digunakan guru tidak sesuai dengan karakteristik materi dan siswa.
3.      Rendahnya minat siswa
4.      Kurangnya perbendaharan kata siswa
5.      Penguasaan simple present yang rendah.
6.      Belum dimanfaatkannya alat peraga.
C.      Pembatasan Masalah
Berdasarkan indentifikasi masalah diatas penelitian dibatasai hanya pada Peningkatan
kemampuan menulis paragraf deskriptive dengan menggunakan words clustering technique.
D.      Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.      Apakah melalui penggunaan words  clustering technique bisa meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskriptif?
2.      Bagaimana respon siswa dalam menulis paragraf deskriptif melalui penggunaan words clustering technique?
E.            Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1.      Dengan menggunakan words clustering technique apakah dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraph deskripsi.
2.      Untuk mendapatkan gambaran respon siswa dalam belajar paragraf deskripsi dg menggunakan words clustering technique.
D. Manfaat penelitian
     Penelitian  ini akan bermanfaat antara lain sebagai berikut:
1.       Bagi siswa, penggunaan words clustering technique merupakan salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa inggris aspek menulis siswa kelas X semester 2 SMAN 1 Bantan Tahun Pelajaran 2012/2013.
2.       Bagi guru, penggunaan words cluster technique dapat dijadikan salah satu alternatif strategi pembelajaran Bahasa  Inggris di SMAN 1 Bantan.
3.       Bagi sekolah, merupakan bahan masukan dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris khususnya, dan mata pelajaran lain umumnya di SMAN 1 Bantan.
4.       Bagi peneliti dapat dijadikan bahan masukan untuk penelitian yang lebih lanjut dan sebagai persyaratan untuk kenaikan pangkat dan golongan.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1.      Kajian Teori
Penelitian ini berhubungan dengan menulis teks deskriptif dan clustering technique. Oleh
karena itu kajian teorinya adalah menulis teks deskritif dan word clustering technique.
A.    Text deskriptif
Deskriptif Adalah paragraph yg bertujuan memberikan kesan atau impresi kepada pembaca terhadap objek, gagasan, tempat peristiwa dan semacamnya yg ingin disampaikan penulis, atau secara singkat paragraph deskripsi biasanya di artikan sebagai paragraph yg isinya menggambarkan  suatu objek sehingga pembaca bisa seolah-olah melihat dan merasakan apa yg tertulis didalam paragraph tersebut. (http://carapedia.com.paragraf_deskripsi_info1984.html)
Dalam keilmuan, deskripsi diperlukan agar peneliti tidak melupakan pengalamannya dan agar pengalaman tersebut dapat dibandingkan dengan pengalaman peneliti lain, sehingga mudah untuk dilakukan pemeriksaan dan kontrol terhadap deskripsi tersebut. Pada umumnya deskripsi menegaskan sesuatu, seperti apa sesuatu itu kelihatannya, bagaimana bunyinya, bagaimana rasanya, dan sebagainya. Deskripsi yang detail diciptakan dan dipakai dalam disiplin ilmu sebagai istilah teknik.
Disamping itu Andy the gunnerz menambahkan  deskripsi adalah tulisan yang bertujuan untuk menjelaskan sebuah objek secara terperinci tanpa adanya pengaruh pendapat pendapat pengarang di dalam deskripsi tsb.
Berdasarkan teori diatas dipahami bahwa …

B.       Menulis dalam teks deskriptif
Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa. Dalam pembagian kemampuan berbahasa, menulis selalu diletakkan paling akhir setelah kemampuan menyimak, berbicara, dan membaca. Meskipun selalu ditulis paling akhir, bukan berarti menulis merupakan kemampuan yang tidak penting.
Dalam menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara penuh agar mendapat hasil yang benar-benar baik. Henry Guntur Tarigan (1986: 15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.
Menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Lado dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) juga mengungkapkan pendapatnya mengenai menulis yaitu: meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain.
Menulis dapat dianggap sebagai suatu proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Heaton dalam St. Y. Slamet (2008: 141) menambahkan menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks.
Gebhardt dan Dawn Rodrigues (1989: 1) juga menambahkan writing is one of the most important things you do in college. Menulis merupakan salah satu hal paling penting yang kamu lakukan di sekolah. Kemampuan menulis yang baik memegang peranan yang penting dalam kesuksesan, baik itu menulis laporan, proposal atau tugas di sekolah.
Lebih lanjut pengertian menulis diungkapkan juga oleh Barli Bram (2002: 7) in principle, to write means to try to produce or reproduce writen message. Barli Bram mengartikan menulis sebagai suatu usaha untuk membuat atau mereka ulang tulisan yang sudah ada.
Fachrudin (1988:2) mengatakan secara garis besar bahwa menulis dapat dipahami sebagai keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami dengan tepat seperti yang dimaksud oleh penulis.
Menulis merupakan kegiatan berpikir teratur. Keteraturan dalam menulis ini tampak pada keteraturan menuangkan gagasan dan menggunakan kaidah-kaidah bahasa. Agar gagasan dapat diterima dengan baik oleh pembaca, maka seorang penulis harus menguasai tujuan penulisan dan konteks berbahasa serta kaidah-kaidah bahasan.
Sebuah tulisan dikatakan baik apabila disampaikan sesuai tujuan dan situasi berbahasa, sedangkan tulisan dapat dikatakan benar apabila sesuai dengan aturan, norma, kaidah bahasa yang berlaku. Selain menguasai atuaran/kaidah bahasa, penulis juga diharapkan dapat menyusun pilihan kata yang terdapat dalam konteks kalimat.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan yang menghasilkan sebuah tulisan dengan mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan dg mengorganisasi gagasan dalam bahasa tulis secara baik dan benar sesuai dengan aturan, norma, kaidah bahasa yang berlaku.
Fachruddin (1988:6) menyatakan : “Kemampuan baca-tulis mendorong perkembangan intelektual seseorang”. Sementara itu Imam Syafi’I (1988:42) menyatakan bahwa seseorang yang berbakat menulis atau tidak berbakat menulis sama-sama mempunyai kemampuan menjadi penulis, agar kemampuan menulis dapat berkembang latihan-latihan menulis harus memperhatikan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam menulis secara baik dan benar. Sebuah tulisan dapat dikatakan baik apabila dikomunikasikan sesuai dengan tujuan dan situasi bahasa, sedangkan tulisan dapat dikatakan benar apabila sesuai dengan atuaran, norma dan kaidah yang berlaku pada suatu bahasa.
Yang dimaksud menulis dalam teks deskriptif adalah kemampuan menghasilkan gagasan atau ide dengan cara menggambarkan dan menjelaskan sebuah objek secara terperinci terhadap objek, gagasan, tempat peristiwa dan semacamnya yg ingin disampaikan penulis, atau secara singkat paragraph deskripsi biasanya di artikan sebagai paragraph yg isinya menggambarkan  suatu objek sehingga pembaca bisa seolah-olah melihat dan merasakan apa yg tertulis didalam paragraph tersebut.
Words Clustering Technique

Data Clustering

Earlier in this paper we defined clustering as a technique to achieve high data density. Another definition of clustering is a grouping of objects together. If a use case requires objects A, B and C to operate, then those objects should be co-located for optimal data density. If upon loading the database, those objects are physically allocated close to one another, then we say we have clustered those objects. Assume that the size of the three objects combined is less than the size of a physical database page. The clustering leads to high data density because when we fetch the page with object A, we will also get objects B and C. In this particular case, we need just one page transfer to get all objects required for our use case.
To accomplish good clustering, one must know the use cases and the objects involved in those use cases. Given that knowledge, the goals of clustering are:
• Cluster objects together which are accessed together
• Separate (de-cluster, or partition – we will discuss partitioning in detail later in this paper) objects which are never accessed together. This includes separating frequently accessed data from rarely accessed data.

Note: A change of object model may be required to accomplish the clustering goals. To that end, we will examine some object model change techniques as part of our discussion.

Clustering Techniques: Isolate Index

An index on a collection yields faster query performance. If the index is placed, as it is by default, in the same physical location as the collection itself and the items in the collection, then poor locality of reference for the index items is likely to occur. Restated, all the items which are related to the index should be placed in close proximity to one another. All items related to the collection (excluding the index) should be placed in close proximity to one another. The index items should not be interspersed with the collection nor the items contained within the collection. Therefore, if we cluster the index and all the index items together in an area that is physically distinct from the collection and/or the items in the collection, the index will be faster to fetch. If there are no non-index items interspersed with the index items, then fewer pages will be required to fetch the index to perform a query or update the index.
Another “side” benefit of clustering index items in an isolated area is less fragmentation. Why? If the index were interspersed with the collection and items in the collection and then the index were dropped (most likely so that it could be regenerated) the physical locale where the index items had been would be fragmented. Fragmentation lowers data density. By definition, if you fetch a page and some space on that page is empty due to fragmentation, then you have lower data density. Clustering
Clustering techniques fall into a group of undirected data mining tools. The goal of undirected data mining is to discover structure in the data as a whole. There is no target variable to be predicted, thus no distinction is being made between independent and dependent variables.
Clustering techniques are used for combining observed examples into clusters (groups) which satisfy two main criteria:
  • each group or cluster is homogeneous; examples that belong to the same group are similar to each other.
  • each group or cluster should be different from other clusters, that is, examples that belong to one cluster should be different from the examples of other clusters.
Depending on the clustering technique, clusters can be expressed in different ways:
  • identified clusters may be exclusive, so that any example belongs to only one cluster.
  • they may be overlapping; an example may belong to several clusters.
  • they may be probabilistic, whereby an example belongs to each cluster with a certain probability.
  • clusters might have hierarchical structure, having crude division of examples at highest level of hierarchy, which is then refined to sub-clusters at lower levels.

We will explain here the basics of the simplest of clustering methods: k-means algorithm. There are many other methods, like self-organizing maps (Kohonen networks), or probabilistic clustering methods (AutoClass algorithm), which are more sophisticated and proficient, but k-means algorithm seemed a best choice for the illustration of the main principles.

 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.    Setting Penelitian
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yaitu penelitian yang bertujuan utk meningkatkan pencaoaian siswa dan utk meningkatkan kemampuan siswa. Metodologi penelitian ini adalah sebagai berikut
1.      Tempat
Tempat penelitian dilakukan oleh peneliti di sekolah peneliti sendiri yaitu di SMAN 1 Bantan Kelas X. Kelas X ini terdiri dari 6 rombongan belajar dan penulis memilih kelas X 1 karena kelas ini merupakan kelas yang rendah pencapaian hasil belajarnya.
2.      Waktu
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yang di mulai dari bulan Maret sampai bulan Mei.
3.      Subject
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X 1 yang berjumlah 29 siswa dengan objek tindakan adalah kemampuan siswa menulis paragraph descriptif dg menggunakan  Terdiri dari      …..siswa laki-laki dan …siswa perempuan.
B.     Prosedur Penelitian
Penelitian ini direncanakan dalam 3 siklus. Siklus pertama mencari materi, merancang RPP, membuat RPP, memberikan Pre-test (boleh diadakan/tidak),memberikan tindakan/perlakuan, memberikan pengujian. Siklus kedua yaitu menganalisa hasil, refleksi, memberikan tindakan. Siklus ketiga menganalisa hasil, merefleksi.
C.     Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian berupa tes tertulis dalam bentuk penugasan dan lembar obsevasi
D.    Analisis data
Keberhasilan penelitian ini ditentukan oleh meningkatnya hasil belajar dan respon yg baik dari siswa, oleh karena itu utk mengukur hasil belajar digunakan tes tertulis utk setiap siklus. Analisa data dilakukan dg melihat peningkatan hasil dari siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 yg dijelaskan berupa angka dan deskripsi kemajuan. Sedangkan respon siswa instrument yg digunakan adalah lembaran pengamatan dan data akan di analisa melalui deskripsi respon siswa selama proses belajar mengajar berlangsung

JOKOWI VS PRABOWO


Dua hari sudah pemilihan Presiden  berlansung. Fantanstik, dalam sejarah Indonesia, mungkin pemeilihan Presiden kali ini yang paling kontraversial. Kalau yang dulunya peta kekuatan dari calon gampang terbaca dan setelah pilpres berlansung hasilnya jelas, perbedaan antara calon cukup significant sehingga tidak membuat rakyat  penuh keraguan dan sak wasangka. Yang kalah terpaksa mengakui keunggulan lawannya.
Namun  kal ini jauh berbeda. Pasangan Jakowi dan Prabowo mempunyai pendukung yang seimbang. Sehingga dari data perhitungan cepat oleh lembaga yang semua mengaku kredibel menghasilkan pemenang yang yang kontraversial tadi, yang berujung saling klaim kemenangan dari masing-masing   pihak.
Kalau diselami lebih jauh, ini merupakan indikator bahwa rakyat Indonesia membutuhkan kepemimpinan yang dicerminkan oleh kedua calon tersebut. Sebagian penduduk Indonesia merindukan pemimpin yang merakyat;   protipe rakyat biasa, baik dari raut wajah, ekspresi, cara berbicara. Sebagian rakyat sudah bosan dengan pemimpin-pemimpin seperti sekarang ini yang merupakan raja-raja kecil. Mulai dari lurah saja, camat, bupati, wali kotra, gubernur, mentri dan bahkan anggota DPR apalagi presiden menampilkan gambaran seorang raja. Muncul dengan atribut-atribut   yang merupakan  symbol-symbol seorang raja. Dan ketika muncul seorang pemimpin yang lain dari yang lain, tidak dikelilingi oleh ajudan yang bergaya tukang pukul, duduk bersama dengan rakyat, berbicara dengan gaya rakyat, sebagian rakyat terkesima. Aneh, selama ini tidak ada level gubernur yang mau duduk bersama dengan orang-orang topeng monyet, ada gubernur yang duduk bersama rakyat diruang tunggu bandara; masuk  dan melihat lansung keadaan rakyat. Rakyat terkesima dengan kelembutan dan kerakyatan pemimpin ini dan mereka berteriak, seharusnya kita dipimpin oleh orang seperti ini.
Namun  disi lain sebagian rakyat melihat, untuk memimpin Indonesia yang luas dan beragam ini tidak bisa dengan lemah lembut kerakyatan itu. Kita butuh pemimpin yang tegas untuk menghadapi rongrongan asing yang selalu berusaha menggerogoti kedaulatan dan sumber daya alam  kita. Bagian-bagian Indonesia yang sudah menampakkan gejala separatisme, harus dihadapi  dengan  tegas. Sosok ideal untuk ini  ditampilkan oleh seorang  Probowo.

Kalau ditarik kesimpulan, rakyat Indonesia membutuhkan kepemimpinan yang merupakan gabungan   kedua tokoh ini yaitu kerakyatan lembut dan tegas. Yang lebih pas lagi kalau kedua orang ini bersatu. Masalah dalam negeri diurus oleh sosok sepertoi Jakowi, sedangkan untuk menghadapi urusan dalam negeri dan saparatisme ditangani oleh Prabowo yang tegas berwibawa. Majulah indonesia