Seorang penggosip
bercerita tentang orang lain
Pembual bercerita
tentang dirinya
Sedangkan Pendongeng
menceritakan imajinasinya
Waktu saya sekolah SMA puluhan tahun
yang lalu, saya dan beberapa orang kawan sering bertandang kerumah seorang teman. Kami kesana bukannya
pergi belajar seperti layaknya anak sekolah. Kami datang kerumah teman itu
karena Bapaknya suka bercerita. Dan yang lebih menyenangkan lagi kami yang
pendengar cerita itu disuguhi makanan-makanan enak seperti mie rebus dan
camilan lainnya.
Bapak teman kami itu tidak pernah
kehabisan cerita. Ada-ada saja ceritanya. Dan ia tidak pernah mengulang cerita
yang sama. Dan kadangkala kami datang seperti mendengarkan cerita bersambung.
Materi dari ceritanya rata-rata
(katanya) pengalamannya ketika perjuangan kemerdekaan dan juga ketika ia turut
berperan aktif menumpas pemberontakan PRRI. Saya masih ingat salah satu dari
ceritanya itu adalah pengalamannya merebut sebuah bukit yang di duduki
pemberontak PRRI seorang diri.
Dia datang ke bukit itu dengan
mengendarai Motor fit (Sejenis Harley
davitson. Bangkai motor itu masih ada di bawah rumah panggungnya). Dari
atas bukit puluhan pemberontak memberondongnya dengan tembakan gencar. Meskipun
begitu ia tetap melaju dengan gerakan zig-zag kebukit itu. Ketika sampai di
dinding bukit dengan tangkas ia menyadarkan motornya pada dinding bukit
kemudian ia merayap memanjat bukit itu. Melihat keberaniannya ini, pemberontak
yang bertahan di sana pada lari ketakutan meninggalkan posisinya.
Masih banyak lagi cerita serunya.
Seorang teman mengomentari, kalau cerita bapaknya si Azim itu dijadikan film,
mungkin lebih seru dari film-film barat yang dibingangi Roger More (Bintang film barat yang terkenal saat itu)
Dalam pergaulan sehari-hari kita
sering menjumpai orang pintar bercerita
ini. Kadangkala orang menyebutnya pembual, karena orang tidak yakin dengan apa
yang diceritakanya. Tetangga saya seorang buruh, hampir setiap malam datang ke
Pos Ronda dan sering bercerita tentang pengalamannya berkelahi dengan sesama buruh dan juga preman.
Seluruh preman-preman yang terkenal di Pekanbaru ini sudah pernah dikalahkannya
dalam perkelahian. Dalam perkelahian yang ia ceritakan, ia selalu menghadapi
keroyokan 4 sampai 5 orang. Secara detail ia menggambarkan gerakan-gerakan dalam
perkelahian itu. Dan ia selalu menang dan yang mengeroyoknya kalah babak belur.
Namun tetangga saya ini nasibnya
tidak baik, pada akhirnya pengunjung Pos Ronda tidak mau lagi mendengar
ceritanya. Pasalnya ketika ada konflik
dengan orang luar yang mencoba mengganggu kampung kami, beberapa orang
bergegas memanggilnya untuk menghadapi
pengacau itu. Namun diluar dugaan ia lari dan menghilang. Tidak sesuai dengan
yang selama ini diceritakannya. Akhirnya ia dapat gelar Akak Pasar Lengang. (Jagoan di tempat yang sepi)
Dalam khasanah sastra dunia kita
mengenal juga pendongeng seperti disebutkan diatas. Seorang remaja Jerman yang
berasal dari keluarga berantakan
tertangkap karena mencopet. Di dalam Penjara ia rutin bercerita kepada
siapa saja yang mendengarnya. Tentang petualangannya di Benua Amerika yang baru
diketemukan. Dia yang belum pernah keluar dari tempat kelahirannya itu. Namun menceritakan petualangannya bekelahi dengan
para penjahat dan orang-orang Indian serta binatang-binatang buas di benua baru
itu. Senjata andalannya adalah senapan pembunuh
beruang. Begitu pintar ia bercerita sehingga kalau malam hari tiba, para
penghuni sel berkumpul mendengar ceritanya.
Semua yang mendengarkan cerita itu
tahu, bahwa certia petualangannya itu omong kosong saja. Ia begitu muda,
miskin, mana mungkin pergi ke Amerika dan berpetualang. Namun karena cerita
mengasikkan, orang rela mendengarkan ceritanya.
Pada suatu malam, kawan satu selnya
berkata padanya. “Kalau cerita kamu itu kamu tuliskan, pasti akan banyak yang menyukainya”
Pemuda itu termenung mendengar saran teman satu selnya itu. Berhari-hari ia
memikirkan. Kemudian ia mulai menulis cerita. Nantinya pemuda ini sangat
dikenal di seluruh Dunia dengan cerita petualangannya. Saya juga termasuk
penggemar ceritanya itu. Dialah DR. Karl May. Dengan tokoh ceritanya Old Shaterhand. Winetou suku Apache. Dan yang lain-lainnya. Dalam riwayat hidupnya dituliskan,
kelak ketika ia sudah banyak mendapat uang dari buku-bukunya ia baru mengadakan
perjalanan seperti napak tilas, tempat-tempat ia berpetualang seperti
imajinasinya itu.
Sayang, Bapak teman saya yang saya
ceritakan diatas, demikian juga Buruh tetangga saya, tidak ada yang menyarankan
pada mereka untuk menuliskan ceritanya. Kalau ada mungkin cerita-cerita mereka
bisa dinikamti oleh generasi ke generasi sekarang ini
No comments:
Post a Comment