Penulis : Franz Schneider dan
Charles Gulans\
Penerbit : Narasi
Tahun
terbit : 2014
Jumlah
Halaman : 110 Halaman
“Aku
merenungkan takdirku dengan perasaan yang sama
Tidak
pastinya. Tiap malam aku berangkat tidur
Tanpa
mengetahui bagaimana semua ini akan
Berakhir-apakah
kami
Disini
akan mendapat bantuan atau akan dihancurkan....)
Cuplikan dari surat serdadu yang tekepung
Pada
musim panas tahun 1941 pasukan Nazi jerman telah menguasai hampir seluruh benua
Eropa dengan gerakan pasukanya yang sangat cepat yang terkenal dengan istilah blitzkrieg.
Jerman dengan Adolf Hitler nampaknya akan berjaya memenangkan Perang Dunia
II. Beruntung Inggris yang berada disebrang lautan,sehingga menyulitkan tentara
Jerman untuk menaklukannya.
Keberhasilan
perang di Eropa ini menambah rasa percaya diri Hitler. Maka tibalah saatnya ia
mengalihkan perhatiannya ke timur. Rusia. Kalau ini berhasil, Jerman akan
mengukir sejarah baru sebagai negara yang satu-satunya berhasil mengalahkan
Rusia, suatu yang pernah gagal dilakukan oleh Napeleon Banaparte, namun menemui
kehancuran yang memilukan.
Maka
pada musim panas tahun 1941 dilancarkanlah operasi Barbarossa yang bertujuan
menaklukan Rusia.Operasi ini pada mulanya berjalan lancar sehingga Hitler
merencanakan membuat parade militer di
Lapangan Merah Moskwa sebelum natal tahun itu.
Namun,
kemenangan dan kebanggaan itu rupanya tidak bertahan lama. Optimisme Jerman ini
tertelan oleh Kejamnya alam Rusia. Gerak maju pasukan Jerman yang begitu lancar
pada musim panas, berobah total menjadi semakin lambat ketika memasuki musim
dingin di kota Stalingrad.
Stalingrad,
kota stalin harus direbut untuk memutuskan hubungan Rusia dari bagaian utara ke
selatan. Sore tanggal 23 Agustus 1942 sebagian besar bangunan kayu di kota
itu telah hancur. Stalingrad bisa
dikuasai dalam satu hari, tapi penduduk terus melawan. Setiap rumah seperti
kamp musuh yang berbahaya. Akibatnya Pasukan Jerman malah terperangkap di
dalamnya.
Alam Rusia yang ganas membuat situasi
berbalik. Pada awal serangan jutaan
pasukan Rusia menyerah kepada pasukan Jerman. Kini, malah pasukan Jerman yan terjepit dimana-mana. Mereka
menghadpi dua musuh sekali gus; Tentara Merah yang semakin tahu cara berperang
secara efektif dan cuaca yang mematikan.
Kemajuan
operasi Barbarossa berhenti total pada bulan Desember 1941. Kemenangan yang
telah diraih, secara menyedihkan berobah menjadi penderitaan tragis. Diberbagai
tempat pasukan Jerman terperangkap dan tidak bisa keluar hidup-hidup.
Penderitaan
pasukan Jerman itulah yang diceritakan buku ini yang mengisahkan pasukan besar
yang dipimpin oleh Jenderal Paulus yang terperangkap di kota Stalingrad.
Bagaimana pasukan besar itu mengalami hidup mereka sehari-hari yang bagaikan
neraka; kedinginan, kelaparan, ketakutan yang menggumpal menjadi keputusasan
yang memilukan, sebelum akhirnya jenderal yang memimpin pasukan besar itu
menyerah dengan memalukan.
Secara
garis besar isi buku ini terdiri dari 5 bahagian. Bagian pertama merupakan
pengantar yang berisi gambar-gambar prajurit yang sedang bertempur dan kondisi
kota Stalingrad. Buku dimulai dengan kutipan surat dari beberapa prajurit yang
sedang terkepung di Stalingrad. Inilah salah satu kutipan dari beberapa surat
tersebut:
“Tentara Rusia berada dalam tiga kilometer
dari pangkalan terbang kami, dan sekali ia hilang, tidak seekor tikuspun yang
bisa keliuar dari sana, apalagi aku. Tentu saja ratusan ribu prajurit lain juga
tidak bisa keluar. Rasanya agak sedikit menenangkan bahwa kami akan mengalami kehancuran
bersama-sama”
Bagian
ke-2 dengan judul Pertaruhan Hiler menjelaskan perhitungan sang Fuchrer
mengambil keputusan untuk menyerbu Rusia. Sedangkan bagain ke-3 dengan judul
“Pembantaian Stalingrad” Menggambarkan pergerakan pasukan Jerman ketika
memasuki Rusia. Kemajuan yang sangat mengagumkan yang dibuat Pasukan Jerman.
Sebenarnya pada awal September 1941 tujuan Hitler sudah dapat dicapai. Namun
kemudian momentum serangan diperlambat bukan karena dihambat pasukan Rusia,
namun oleh tidak lancarnya suplai. Dan ini menyebabkan gerakan Pasukan terhenti.
Semnetara
itu Rusia mulai bangkit dari kekalahannya dan mulai mengadakan serangan balik.
Pasukan Jerman mendapat perlawanan sengit baik dari penduduk maupun pasukan reguler Rusia. Mulailah penderitaan dari hari kehari.
Pasukan Jerman mendapat perlawanan sengit baik dari penduduk maupun pasukan reguler Rusia. Mulailah penderitaan dari hari kehari.
Jenderal
Paulus pimpinan tertinggi pasukan Jerman di front Rusia berharap dapat
mempersembahkan kota Stalingrad sebagai
hadiah natal buat Hitler. Namun ia tidak menyadari jenderal Rusia Chuikov
sedang mepersiapkan serangan balasan secara besar-besaan. Jenderal Rusia itu
menggerakkan pasukannya mengelilingi pasukan Jerman. Pergerakan Pasukan musuh
ini sangat mengejutkan Paulus dan ia meminta izin sang Fuchrer untuk mundur.
Namun ia tidak dapat izin yang mengakibatkan pasukannya terkepung.
Hitler
berusaha mengirim pasukan untuk memecah kepungan ini. Namun tidak berhasil.
Sebagai prajurit setia, Paulus pun tidak berusaha maksimal untuk menembus
pengepungan. Karena kalau ini dilakukannya berarti ia mengabaikan perintah
pimpinannya Hitler yang melarangnya untuk mundur. Sedangkan pasokan dari udara
tidak pula lancar. Pengepungan Rusia makin hari makin kuat.
Karena
jarak mereka terlalu jauh dari jerman dan jumlahj mereka yang sangat besar
untuk mendapat bala bantuan dari udara, maka pasukan yang terkepung ini makin
melemah; makanan, obat-obatan, amunisi, senjata, begitu pula harapan merka
beransur-ansur habis.Pasukan yang dulunya gagah luar biasa telah menjadi
semacam bayang-bayang yang kelaparan.
Para
serdadu masih tetap berharap. Hampir tidak ada informasi yang mereka terima.
Kisah selanjutnya adalah kesadaran mereka yang terlambat atas kenyataan yang
pahit, siksaan atas mental dan fisik
mereka, penderitaan ketika mereka bergerak menuju kehancuran mental,
keputusasaan. Dan kematian
Tanggal
30 Januari 1943 Pemimpin tertinggi pasukan Jerman di Rusia Von Paulus menyerah.
200 ribu serdadu jerman yang bertempur di Stalingrad adalah yang terbaik dari
seluruh pasukan Jerman. Tetapi sebagian dari mereka mati secara sia-sia karena
keras kepala Hitler yang menolak mereka untuk mundur.
Paulus
menyerah termasuk 22 jenderal. Sedikitnya 91 ribu tentara jerman mnejadi
tawanan perang. Dan hampir 100 ribu tewas dam invasi ini. Sungguh memilukan
dari 91.000 yang menjadi tawanan perang Rusia, setelah bertahun-tahun hanya
6000 orang yang berhasil pulang kembali melihat tanah airnya. Selebihnya tewas di kamp tawanan perang yang
sangat kejam,
Bagian
terakhir dari buku ini berisi 39 surat dari sedadu jerman yang terkepung
menceritakan penderitaan dan keputusasaan yang mereka derita.
Catatan : Gambar diambil dari google
Catatan : Gambar diambil dari google
No comments:
Post a Comment