Oleh
Sarjiyem;
Tukiran Taniredja; dan Sri Murni
Setyowati
ABSTRAK
Tujuan
penelitian (1) pengaruh kompetensi pedagogik
terhadap kinerja pendidik; (2) pengaruh kompetensi
kepribadian terhadap kinerja pendidik; (3) pengaruh kompetensi profesional
terhadap kinerja pendidik; (4) pengaruh kompetensi sosial terhadap kinerja
pendidik; (5) pengaruh
bersama-sama kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial
terhadap kinerja pendidik; (6) variabel
yang paling dominan pengaruhnya di antara variabel kompetensi pedagogik, kepribadian,
profesional dan sosial terhadap kinerja pendidik.
Populasi penelitian seluruh pendidik
Pendidikan Anak Usia Dini non
formal di Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap yang berjumlah 34 orang. Pengumpulan
data dengan kuesioner, yang datanya dianalisis dengan menggunakan model
analisis regresi linier sederhana dan berganda, dengan tingkat kemaknaan 0,05.
Simpulan
penelitian (1) ada pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kinerja pendidik; (2) ada pengaruh kompetensi kepribadian
terhadap kinerja pendidik; (3) ada
pengaruh kompetensi profesional
terhadap kinerja tenaga pendidik; (4)
ada pengaruh kompetensi sosial
terhadap kinerja pendidik; (5) ada pengaruh bersama-sama kompetensi pedagogik,
kepribadian, profesional dan sosial terhadap kinerja pendidik; (6) variabel yang paling dominan
pengaruhnya di antara variabel
kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial terhadap kinerja adalah kompetensi kepribadian. Dampak
kompetensi pendidik terhadap kinerja pendidik adalah positif, semakin baik
kompetensi pendidik akan semakin baik kinerja pendidik.
Usulan kebijakan yang diajukan perlu diadakan pelatihan
secara kontinu, yang menitikberatkan pada
kompetensi kepribadian guru, dan adanya pengawasan dan penilaian kinerja pendidik secara objektif dan kontinu oleh pihak-pihak terkait.
Kata kunci: kompetensi pedagogik, kepribadian,
profesional, sosial , kinerja tenaga pendidik
Ingin dapat tambahan uang dengan modal hanya
25 ribu rupiah, bisa menghasilkan Rp.800 Juta,-
Dari Bisnis Iklan ?
Silahkan klik : https://muslimpromo.com/?ref=8099
Silahkan klik : https://muslimpromo.com/?ref=8099
THE EFFECT OF COMPETENCE ON EDUCATOR’S
PERFORMANCE IN NON FORMAL AGES EARLYCHILDHOOD EDUCATION PRESCHOOL IN KESUGIHAN CILACAP DISTRICT
ABSTRACT
The Reseach
purposes are(1) analyze the
significant influence of pedagogical competence
on the performance of educators
(2) analyze the significant
influence of
personality competence
on the performance of educators
(3) analyze the significant
influence of
professional competence
on the performance of educators
(4)analyze the significant
influence of
social competence
on the performance of educators
(5) analyze the
influence of significant jointly pedagogical competence,
personality, professional and
social on
the performance of educators (6) analyze the most
dominant
influence variable among
the pedagogical competence,
personality, professional and
social variable
on the performance of educators
in nonformal ages early childhood education preschool in Kesugihan Cilacap
District.
The reaserch populations are all of
the educators in nonformal ages early childhood education
preschool in Kesugihan Cilacap District amounting
to 34 people with a
total sampling.
Collecting data
by questionnaire, for which data were analyzed using simple and multiple linear regression analysis model, with 0,05
significance level research conclusions
are (1)there is an significant influence of pedagogical competence on the
performance of educators (2) there is an significant influence of personality
competence on the performance of educators (3) there is an significant
influence of professional competence on the performance of educators (4) there
is an significant influence of social competence on the performance of educators
(5) there is an significant influence jointly pedagogical competence,
personality, professional and
social on
the performance of educators
(6) the most dominant influence variable among pedagogical competence,
personality, professional and social variable on the performance is the
personality competence.The impact of educator’s competence to educator’s
performance is positive,the better educator’s competence, so the educator’s
performance will be better to.
Policy proposals which proposed need to be conducted in a sustainable training, which focuses on teacher’s
personality competence, and the supervision and appraisal
of educator’s performance objectively and continuously
by the relevant parties.
Keyword : pedagogical competence, personality, proffesional,
social, educator’s performance
Uang jadi masalah? Jangan risau, dengan modal hanya 25 ribu rupiah,
kalau serius bisa menghasilkan Rp.800 Juta,-
Dari Bisnis Iklan
Silahkan klik : https://muslimpromo.com/?ref=8076
Silahkan klik : https://muslimpromo.com/?ref=8076
I. Pendahuluan
A. Latar belakang
Masalah
Mutu pendidikan sangat ditentukan
oleh mutu gurunya. Mendiknas memberikan penegasan bahwa “guru yang utama”.
Untuk membangun pendidikan yang bermutu, yang paling penting bukan membangun
gedung sekolah atau sarana dan prasarana lainnya, melainkan harus dengan upaya
peningkatan proses pengajaran dan pembelajaran yang berkualitas. Maksudnya
proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikan, dan mencerdaskan. Hal tersebut
hanya dapat dilakukan oleh guru yang bermutu.
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional bahwa
pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan
layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/pelengkap
pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
Pendidikan
Anak Usia Dini (untuk selajutnya disingkat PAUD) merupakan suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang
dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut (Direktora Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, 2006).
Pendidikan anak merupakan investasi sumber daya manusia (SDM) unggul dalam
jangka panjang yang sangat menentukan sekaligus memberikan kontribusi besar
bagi masa depan bangsa. Karenanya PAUD di rumah, prasekolah atau TK tidak boleh
diabaikan. Lebih-lebih ditengah maraknya taangan televisi dengan tontonan dan
hiburan yang bisa berdampak negatif. Oleh karena itu perlindungan terhadap anak
balita mendesak untuk dilakukan.
Di
negara-negara tertentu, PAUD mendapatkan perhatian penuh dari masyarakat dan
pemerintah. Di Singapura dan Korea Selatan, hampir semua balita telah mengenyam
pendidikan, sehingga human development index (HDI), yakni tingkat
pengembangan SDM kedua negara tersebut jauh melampaui Indonesia. Singapura pada
peringkat ke-25, Korea Selatan pada peringkat ke-27, sedangkan Indonesia pada
peringkat ke- 110 dari 173 negara di dunia. Oleh sebab itu sosialisasi PAUD di
Indonesia sepatutnya mendapatkan anggaran negara yang memadai (Direktora
Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, 2006).
Jumlah peserta didik pada PAUD Nonformal Kelompok Bermain
di Kecamatan Kesugihan Cilacap yang berjumlah sebelas PAUD, dari tahun ke tahun
cenderung mengalami perkembangan. Tetapi jika dilihat dari hasil belajar
peserta didik rata-rata belum mencapai hasil yang memuaskan. Hal ini
menunjukkan bahwa komponen-komponen yang terkait dengan pengembangan hasil
belajar peserta didik masih harus terus diperhatikan dan dikembangkan, terutama
komponen tenaga pendidik. Sampai saat ini cenderung masih banyak tenaga
pendidik yang belum memanfaatkan media pembelajaran dalam proses pembelajaran
di kelas, apalagi membuat alat pembelajaran secara mandiri. Sehingga disinyalir
kompetensi dan kinerja tenaga pendidiknya masih rendah.
2. Arti Pentingnya Penelitian
Mengingat
bahwa anak usia dini adalah masa-masa emas, maka pada saat anak usia dini
sangat penting untuk mendapatkan pembinaan yang intensif. Melalui PAUD
diharapkan bisa menjadi fondasi yang kuat guna membangun mental, karakter dan
kecerdasan anak sebagai asset bangsa. Untuk pengembangan, penanganan dan pengembangan
PAUD diperlukan pendidik yang memiliki
kompetensi dan kinerja yang baik.
Seorang pendidik yang profesional harus
memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian
dan sosial. Bagaimanakah kompetensi mereka dalam bidang pedagogik, profesional,
kepribadian dan sosial serta pengaruhnya terhadap kinerja para kependidikan PAUD di Kecamatan Kesugihan
Cilacap perlu diadakan peneitian.
3. Tujuan Penelitian
Bedasarkan uraian yang dikemukakan di atas, tujuan
penelitian ini untuk menganalisis:
- pengaruh yang signifikan kompetensi pedagogik terhadap kinerja pendidik pada PAUD nonformal kelompok bermain di kecamatan Kesugihan Cilacap.
b. pengaruh
yang signifikan kompetensi kepribadian
terhadap kinerja pendidik pada PAUD
nonformal kelompok bermain di kecamatan Kesugihan Cilacap
c. pengaruh yang signifikan kompetensi profesional
terhadap kinerja pendidik pada PAUD nonformal kelompok bermain
di kecamatan Kesugihan Cilacap
d. pengaruh yang signifikan kompetensi sosial
terhadap kinerja pendidik pada PAUD nonformal kelompok bermain
di kecamatan Kesugihan Cilacap.
e. pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial terhadap kinerja pendidik pada PAUD nonformal kelompok bermain
di kecamatan Kesugihan Cilacap.
f.. variabel yang paling dominan pengaruhnya di antara
variabel kompetensi pedagogik,
kepribadian, profesional dan sosial
terhadap kinerja tenaga pendidik pada PAUD nonformal kelompok bermain di
kecamatan Kesugihan Cilacap.
4. Ruang Lingkup
Variabel
penelitian yang dikaji pada penelitian ini
terbatas pada kompetensi
pedagogik, kepribadian, profesional, sosial dan kinerja tenaga pendidik pada
PAUD nonformal kelompok bermain di Kecamatan Kesugihan Cilacap pada semester genap
tahun ajaran 2009-2010.
II. Kajian
Pustaka
A. Kompetensi
Pedagogik
Kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dimiliki, dihayati, dan dikuasai
oleh guru dan dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya (UU RI Nomor 14
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen)
Kompetensi pedagogik adalah
kemampuan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik yang
didasarkan pada ilmu mendidik. Seorang guru yang telah mempunyai kompetensi
pedagogik minimal telah menguasai ilmu pendidikan (landasan kependidikan)
disamping menguasai bidang studi tertentu yang diampunya, menguasai metode
pembelajaran, dan menguasai berbagai pendekatan pembelajaran.
Menurut penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a Standar
Nasional Pendidikan, komptensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadp peserta
didikperancangan dan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
Kemampuan pedagogik menurut Suparno
(2002: 52) merupakan kemampuan dalam pembelajaran atau pendidikan yang memuat
pemahaman sifat, ciri anakdidik dan perkembangannya, mengerti berbagai konsep
pendidikan yang berguna untuk membantu siswa, menguasai beberapa metodologi
mengajar yang sesuai dengan bahan dan perkembangan siswa, serta menguasai
sistem evaluasi yang tepat dan baik yang pada gilirannya semakin meningkatkan
kemampuan siswa.
Mulyasa (2007) mengemukakan bahwa kompetensi pedagogik merupakan
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi (1)
pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (2) pemahaman terhadap pesert
didik; (3) pengembangan kurikulum; (4) perancangan pembelajaran; (5)
pelaksanaan pembelajaran; (6) pemanfaatan teknologi pembelajaran; (7) evaluasi
belajar; dan (8) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai
potensi yang dimilikinya.
B. Kompetensi Kepribadian
man, bermoral; (2) kemampuan mengakMenurut penjelasan Pasal 28
ayat 3 butir b Standar Nasional Pendidikan, bahwa kompetensi kepribadian
merupakan kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan peserta didik dan berakhlak mulia. Kompetensi
kepribadian juga mencakup (1) kepribadian yang utuh, meliputi : berbudi luhur,
jujur, dewasa, beritualisasikan diri seperti
disiplin, tanggung jawab, peka, objektif, luwes, berwawasan luas, (3) dapat
berkomunikasi dengan orang lain; (4) kemampuan mengembangkan profesi, seperti
berpikir kreatif, kritis reflektif, mau belajar sepanjang hayat, dapat
mengembil keputusan. Jadi kemampuan kepribadian lebih menyangkut jati diri
seorang guru sebagai pribadi yang baik, tanggung jawab, terbuka, dan terus mau
belajar untuk maju.
Kompeteni kepribadian atau kompetensi
personal, menurut Surya (2003) adalah seperangkat perilaku yang berkaitan
dengan kemampuan individu dalam mewujudkan dirinya sebagai pribadi yang mandiri
untuk melakukan transformasi diri, identitas diri, dan pemahaman diri.
Sementara itu Romi Suditha (2006), menyebutkan bahwa kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan
berahlak mulia. Sejalan dengan pendapat tersebut Purnomo (2003) mengemukakan,
bahwa kompetensi kepribadian berkaitan dengan kematangan kepribadian guru yang
bersangkutan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas,
maka kompetensi kepribadian merupakan kemampuan menjadikan dirinya sebagai
orang dewasa yang memiliki sikap positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai
guru. Kompetensi ini mencakup kemampuan-kemampuan dalam: memahami diri,
mengelola diri, mengendalikan diri, dan menghargai diri (Surya, 2003).
Figur seperti yang disebutkan di atas diperlukan untuk profesi
seorang guru. Hal tersebut, karena guru memberikan pelayanan kepada peserta
didik. Dalam rangka mengajak peserta didik kepada tujuan atau sasaran
pendidikan, yaitu menjadi warga negara yang baik, taat kepada berbagai
peraturan, jujur dalam segala perbuatan, menjunjung tinggi nila-nilai hidup
berbangsa dan bernegara, menguasai iptek, dan sebagainya yang paling ampuh dan
efektif adalah dengan keteladanan. Hal tersebut sejalan dengan pendapa Heriati
(2001: 28), bahwa kompetensi kepribadian mencakup : (1) penampilan sikap
positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap keseluruhan
situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya; (2) pemahaman, penghayatan dan
penampilan nilai-nilai yang seyogyanya dianut oleh seorang guru; dan (3)
penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para
siswanya.
C. Kompetensi Profesional
Kompetensi professional secara
umum dapat diidentifikasikan dan
disarikan tentang ruang lingkup komptensi professional guru yang meliputi: (1)
menegrti dan dapat menerapkan landasan kependidikan; (2)mengerti dan dapat
menerapkan teori belajar sesuai dengan tarap perkembangan peserta didik; (3)
mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya;
(4) mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi; (5)
mampu mengembangakan dan menggunakan
berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan; (6) mampu
mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran; (7) mampu melaksanakan
evaluasi hasil beljar peserta didik; (8) mampu menumbuhkan kepribadian peserta
didik (Mulyasa, 2007).
Kompetensi profesional adalah
kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam
yang memungkinkan mereka membimbing peserta didik dalam menguasai materi yang
diajarkan, hal ini sejalan dengan Johnson (dalam Heriati, 2001: 28), bahwa
kemampuan profesional mencakup penguasaan materi pelajaran, yang terdiri atas
penguasaan bahan/materi yang harus diajarkan, dan konsep-konsep dasar keilmuan
dari bahan yang diajarkan itu. Kompetensi profesional meliputi tiga elemen,
yakni (1) pengetahuan dan pemahaman tentang disiplin akademik (keilmuan),
elemen psikomotor, hubungan interpersonal, dan nilai-nilai norma; (2)
ketremapilan-keterampilan dalam melaksanakan prosedur-prosedur yang bersifat
psikomotorik, berinteraksi dengan orang lain; dan (3) sika-sikap profesional.
D. Kompetensi Sosial.
Menurut Mulyasa (2007), sedikitnya terdapat tujuh
kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar dapat berkomunikasi dan bergaul
secara efektif, baik di sekolah maupun di masyarakat. Ketujuh kompetensi
tersebut meliputi: (1) memiliki penegetahuan tentang adapt istiadat baik social
maupun agama; (2) memiliki pengethuan tentang budaya dan tradisi; (3) memiliki
pengetahuan tentang inti demokrasi; (4) memiliki pengetahuan tentang estetika;
(5) memiliki apresiasi dan kesadaran sosial; (6) memiliki sikap yang benar
terhadap pengetahuan dan pekerjaan; dan (7) setia terhadap harkat dan martabat
manusia.
Kompetensi sosial bagi seorang guru juga meliputi : (1)
memiliki empati kepada orang lain; (2) memiliki toleransi kepada orang lain; (3)
memiliki sikap dan kepribadian yang positif serta melekat pada setiap
kompetensi yang lain; dan (4) mampu bekerja sama dengan orang lain. Untuk
mengembangkan kompetensi social seorang pendidik, dapat dirangkumkan dari 35
life skill, yang meliputi : (1) kerja tim; (2) melihat peluang; (3) peran dalam
kegiatan kelompok; (4) tanggung jawab sebagai warga; (5) kepemimpinan; (6)
relawan social; (7) kedewasaan dalam berkreasi; (8) berbagi; (9) berempati;
(10) kepedulian kepada sesama; (11) toleransi; (12) solusi konflik; (13)
menerima perbedaan (14) kerja sama, dan (15) komunikasi (LP3 Unnes 2007 : 7).
Seorang guru, terkait dengan kompetensi sosial, harus
menguasai beberapa hal, seperti (1) bersikap inklusif, bertindak obyaktif serta
tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi
fisik, latar belakang keluarga, dan status social ekonomi; (2) berkomunikasi
secara efektif, empatik dan santun dengan sesame pendidik, tenaga kependidikan,
orang tua adan masyarakat; (3) beradaptasi di tempat bertugas di seluruh
wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman social budaya; (4)
berkomunikasi dengan komunitas prifesi sendiri dan profesi lain secara lisan
dan tulisan atau bentuk lain (Mulyasa, 2007).
E. Kinerja Tenaga Pendidik
Menurut Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional (2007) bahwa kinerja guru dipengaruhi oleh kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi
sosial. Mulyasa (2007) juga menegaskan bahwa kinerja tenaga pendidik
dipengaruhi oleh oleh kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional dan kompetensi sosial
Untuk mengukur kinerja guru menurut
Riduwan (2002) meliputi : (a) menguasai dan menerapkan landasan-landasa
pendidikan dan pengajaran; (b) membuat persiapan mengajar; (c) penguasaan mata
pelajaran yang diajarkan; (d) menggunakan berbagai metode pengajaran; (e)
menggunakan media pengajaran; (f) menyajikan pelajaran secara sistematis; (g)
mengevaluasi hasil belajar siswa; (h) interaksi dengan siswa; (i) kedisiplinan
dalam memeriksa dan mengembalikan tugas siswa; (j) mendorong kreativitas siswa;
(k) membantu sesama guru dalam memecahkan kesulitan mengajar; dan (l) ikut menciptakan hubungan baik denga seluruh
komponen sekolah.
F.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan
Uraian di atas, hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
- Ada pengaruh yang signifikan kompetensi pedagogik terhadap kinerja pendidik pada PAUD nonformal kelompok bermain di kecamatan Kesugihan Cilacap.
2. Ada pengaruh yang signifikan kompetensi
kepribadian terhadap kinerja pendidik pada PAUD nonformal kelompok bermain
di kecamatan Kesugihan Cilacap
3. Ada pengaruh
yang signifikan kompetensi profesional terhadap kinerja pendidik pada PAUD nonformal
kelompok bermain di kecamatan Kesugihan Cilacap
4. Ada pengaruh yang signifikan kompetensi sosial
terhadap kinerja pendidik pada PAUD
nonformal kelompok bermain di kecamatan Kesugihan Cilacap.
5. Ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial terhadap kinerja pendidik pada PAUD nonformal kelompok bermain
di kecamatan Kesugihan Cilacap.
6.. Variabel yang paling dominan pengaruhnya di antara
variabel kompetensi pedagogik,
kepribadian, profesional dan sosial
terhadap kinerja pendidik pada PAUD nonformal kelompok bermain di
kecamatan Kesugihan Cilacap adalah kompetensi kepribadian.
III. Metode Penelitian
A. Desain Penelitian
Peneltian ini merupakan penelitian kuantitatif dan
merupakan penelitian survey yang meneliti tentang kompetensi pedagogik,
kepribadian, profesional, dan sosial serta kinerja pendidik pada PAUD nonformal kelompok bermain
di Kecamatan Kesugihan Cilacap
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian
in dilaksanakan terhadap tenaga pendidik
pada sebelas PAUD yang ada di Kecamatan Kesugihan Cilacap. Penelitian
dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2009-2010.
C. Populasi Penelitian
Populasi
pada penelitian ini merupakan seluruh pendidik PAUD nonformal kelompok bermain di
Kecamatan Kesugihan Cilacap yang berjumlah 34 tenaga pendidik. Seluruh populasi
dijadikan sampel.
D. Pengembangan Instrumen
Penelitian
1. Validitas
Untuk menguji validitas
instrumen penelitian digunakan korelasi product moment atau metode Pearson,
dengan rumus :
(Arikunto, 1998)
2. Reliabilitas
Untuk mengukur instrumen peneitian memiliki daya keajegan
mengukur atau reliabilitas yang tinggi ataukah belum, menurut Sudjana (2001),
digunakan Rumus Alpha. Adapun rumus
alpha yang dimaksud adalah :
E. Metode Pengumpulan
Data
Teknik
menggali informasi yang berusaha mengukur sikap atau keyakinan individu,
disebut skala pendapat (opinioner) atau skala sikap (Best, 1977:191-192). Penelitian ini digunakan item-item berskala , berupa
skala sikap, yaitu skala Likert. Skala Likert meminta kepada responden sebagai
individu untuk menjawab suatu pertanyaan dengan jawaban sangat setuju (SS),
setuju (S), tak bias memutuskan (N), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju
(STS). Masing-masing jawaban dikaitkan dengan angka atau nilai , misalnya SS =
5, S = 4, N = 3, TS = 2, dan STS = 1 bagi suatu pernyataan yang mendukung sikap
positif dan nilai-nilai sebaliknya yaitu SS = 1, S = 2 , n =3, TS = 4 dan STS =
5 bagi pernyatan yang mendukung sikap negative.
F. Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi
linier sederhana dan regresi linier ganda, dengan tingkat kemaknaan 0,05. Yang
dimaksud dengan analisis regresi linier sederhana (univariat) adalah analisis
regresi linier dengan jumlah variabel pengaruhnya hanya satu. Dalam membuat
regresi parametrik ini langkah pertama
yang paling ideal adalah membuat plotting data antara variable dependent dan
variable independent (pengaruh) untuk melihat kecenderungan pola data asli,
jika data tersebut mengikuti pola linier maka akan kita dekati dengan jenis
regresi ini model populasi Yi = β0 +
β1Xi
+ εi. Sedankan
yang dimaksud dengan ganda di sini adalah bahwa jumlah variable independent
lebih dari satu (ganda), sedangkan hubungannya tetap linier adalah model
populasi Yi = β0 +
β1X1i
+ K + βkXki
+ εi.
IV. Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
1. Pengujian
Hipotesis ke-1
Hipotesis pertama berbunyi, “Ada pengaruh yang signifikan kompetensi pedagogik
terhadap kinerja pendidik pada PAUD nonformal kelompok bermain
di kecamatan Kesugihan Cilacap” Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai
alfa tingkat kemaknaan adalah 0,001.
(lampiran 2). Alfa tingkat kemaknaan lebih kecil daripada 0,05. Dengan demikian
hipotesis 1 dapat diterima.
2.
Pengujian Hipotesis ke-2
Hipotesis ke-dua berbunyi, “Ada pengaruh yang signifikan
kompetensi kepribadian terhadap kinerja
pendidik pada PAUD nonformal kelompok
bermain di kecamatan Kesugihan Cilacap” Berdasarkan hasil analisis data
diperoleh nilai alfa tingkat kemaknaan adalah
0,00 (lampiran 3). Alfa tingkat kemaknaan lebih kecil daripada 0,05.
Dengan demikian hipotesis 2 dapat diterima.
3. Pengujian Hipotesis ke-3
Hipotesis ke-tiga berbunyi, “Ada pengaruh yang signifikan
kompetensi profesional terhadap kinerja
pendidik pada PAUD nonformal kelompok
bermain di kecamatan Kesugihan Cilacap” Berdasarkan hasil analisis data
diperoleh nilai alfa tingkat kemaknaan adalah
0,00 (lampiran 4). Alfa tingkat kemaknaan lebih kecil daripada 0,05.
Dengan demikian hipotesis 3 dapat diterima.
4.
Pengujian Hipotesis ke-4
Hipotesis ke-empat berbunyi, “Ada pengaruh yang
signifikan kompetensi sosial terhadap
kinerja pendidik pada PAUD
nonformal kelompok bermain di kecamatan Kesugihan Cilacap” Berdasarkan hasil
analisis data diperoleh nilai alfa tingkat kemaknaan adalah 0,00 (Lampiran 5). Alfa tingkat kemaknaan
lebih kecil daripada 0,05. Dengan demikian hipotesis 4 dapat diterima.
5.
Pengujian Hipotesis ke-5
Hipotesis ke-lima berbunyai,”Ada pengaruh yang signifikan
secara bersama-sama kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial
terhadap kinerja pendidik pada PAUD
nonformal kelompok bermain di kecamatan Kesugihan Cilacap.” Berdasarkan hasil
analisis data diperoleh nilai alfa tingkat kemaknaan adalah X1= 0,044; X2= 0,0001; X3= 0,007; X4= 0,012
(lampiran 6) Alfa tingkat kemaknaan
lebih kecil daripada 0,05. Dengan demikian hipotesis 5 dapat diterima.
6.
Pengujian Hipoesis ke-6
Hipotesis ke-enam berbunyi,”Variabel yang paling dominan
pengaruhnya di antara variabel
kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial terhadap kinerja pendidik pada PAUD nonformal kelompok bermain
di kecamatan Kesugihan Cilacap adalah kompetensi kepribadian.” Berdasarkan
hasil analisis data diperoleh nilai beta yang paling tinggi adalah X2 yakni
0,486 (lampiran 6). Dengan demikian hipotesis 6 dapat diterima.
B. Pembahasan
1. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa baik secara bersama-sama maupun secara parsial kompetensi
pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial berpengaruh terhadap terhadap
kinerja tenaga pendidik pada PAUD nonformal kelompok bermain di kecamatan
Kesugihan Cilacap, hal ini sangat wajar, karena:
a. Kompetensi
Pedagogik
Pedagogik adalah ilmu mendidik,
yang mencakup didaktik dan metodik. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan
seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik yang didasarkan
pada ilmu mendidik. Seorang guru yang telah mempunyai kompetensi pedagogik
minimal telah menguasai ilmu pendidikan (landasan kependidikan) disamping
menguasai bidang studi tertentu yang diampunya, menguasai metode pembelajaran,
dan menguasai berbagai pendekatan pembelajaran.
Guru diharapkan memahami
sifat-sifat, karakter, tingkat pemikiran, perkembangan fisisk dan psikis anak
didik. Dengan demikian guru akan mudah mengerti kesulitan dan kemudahan yang
dihadapi peserta didik dalam menegembangkan dirinya. Untuk itu guru perlu
mencari pendekatan yang baik, mengetahui ilmu psikologi anak dan perkembangan
anak, dan mengetahui bagaimana perkembangan pengetahuan anak tersebut.
Dengan memahami berbagai macam
model pembelajaran, maka guru akan lebih mudah mengajar sesuai dengan situasi
peserta didik. Yang tidak kalah penting dalam pembelajaran adalah guru dapat
membuat evaaluasi yang tepat, sehingga dapat dengan sesungguhnya memantau dan
mengerti apakah siswa sungguh berkembang seperti yang direncanakan sebelumnya.
Apakah proses pembelajaran sudah dilaksanakan dengan baik dan membantu anak
berkembang secara efisien daan efektif ?
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian terbentuk
dari sinergi watak, perilaku, konsep diri, motif, pengetahuan, serta
keterampilan yang berpengaruh terhadap karakter, sikap, perilaku serta
kemampuan dan kemauan dalam menghadapi pekerjaan. Oleh karena itu hal-hal
seperti pembawaan, keyakinan, (nilai dan norma yang dianut), kebiasaan dan
pendidikan berperan atas terbentuknya kompetensi kepribadian tersebut. Artinya
kompetensi ini merupakan perpaduan antara pembawaan yang sulit diubah dengan
pembentukan melalui pembiasaan dan pendidikan, sehingga menjadi suatu individu
yang khas. Orang yang memiliki
kepribadian yang mantap akan memancarkan perilaku yang sederhana, jujur, adil,
arif, berwibawa, matang, dan dewasa.
Mengingat tugas guru bukan sekedar
menyampaikan informasi di depan kelas, dan setelah itu selesai, tetapi lebih
dari itu, bahwa yang dihadapi pendidik adalah manusia dengan segala potensinya
untuk berkembang, sehingga pendidikan dilandasi oleh nilai-nilai kemanusiaan.
Pendidik menghargai martabat manusia,
manusia meiliki kemauan, pengetahuan, emosi dan perasaan, maka
kompetensi kepribadian bagi guru menjadi amat penting.
b. Kompetensi
Profesional
Kompetensi profesional
memberikan pengaruh kepada kinerja guru, karena profesi merupakan suatu jabatan
atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) para anggotanya.
Pekerjaan profesi tidak dapat dilakukan sembarang orang yang tidak terlatih dan
tidak siapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Kamampuan professional mencakup (a) penguasaan materi
pelajaran; (b) penguasaan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan
dan keguruan; dan (c) penguasaan proses-proses
:Sesuai dengan makna kompetensi
profesional, maka guru dituntut memiliki kemampuan:
1). Merencanakan program
pembelajaran
Dalam
merencanakan program pembelajaran (persiapan mengajar) guru dituntut untuk
dapat merumuskan tujuan pembelajaran secara amat khusus yang menghantarkan pada
pemahaman konseptual mengenai:
a.
Bentuk perilaku siswa
setelah mempelajari bahan ajar tertentu dalam waktu yang telah ditentukan;
b.
Hakikat pokok bahasan
yang dijadikan objek belajar;
c.
Relevansi antara
pencapaian tujuan dengan tujuan pembelajaran umum;
d.
Hubungan hierarkis
antara tujuan satuan pembelajaran yang disusun dengan tujuan satuan
pembelajaran sebelum dan sesudahnya;
e.
Hakikat siswa dalam hal
kemampuan dan latar belakangnya.
2), Penguasaan bahan ajar atau
materi pengajaran
Kemampuan
menguasai bahan ajar, dalam hal ini guru dituntut menguasai bahan ajar. Bahan
ajar adalah media pencapaian tujuan pengajaran, pendalaman bahan ajar memiliki
kemungkinan banyak dalam pembentukan diri siswa. Guru hendaknya menguasai bahan
ajar wajib (pokok), bahan ajar penunjang, dan bahan ajar pengayaan secara
mendalam, berpola (berstuktur), dan fungsional. Dalam menjabarkan serta
mengorganisir bahan ajar (dalam tahap perencanaan dan pelaksanaan pengajaran),
guru hendaknya memperhatikan asas-asas sebagai berikut: relevan dengan tujuan
pembelajaran, selaras dengan taraf perkembangan mental siswa, selaras dengan
tuntutan perkembangan IPTEK, selaras dengan kondisi dan situasi lingkungan siswa,
serta guru mampu menggunakan aneka sumber secara terpadu. Selanjutnya, guru
juga hendaknya memiliki kemampuan
mengelola program belajar-mengajar. Guru hendaknya menguasai secara fungsional
tentang pendekatan sistem dalam perencanaan-pelaksanaan pengajaran, menguasai
asas-asas pengajaran, menguasai prosedur-metode-stretegi-teknik pengajaran,
menguasai bahan ajar, mampu merancang-mendayagunakan fasilitas-media-sumber
pengajaran. Secara akumulatif guru diharap mampu menyusun rencana pengajaran
(RP) yang berbobot (dalam pengembangan unsurnya dan sistematikanya).
3). Memiliki konsep-konsep keilmuan
Keilmuan
diartikan sebagai body of knowledge (batang tubuh keilmuan) yang akan
memberi warna kepada pemegang ilmu itu sendiri dan membedakanya dari orang yang
tidak memiliki keilmuan serupa. Dengan ilmu tersebut, orang akan menjadi ahli,
dan keahlianya ini hanya di peroleh
melalui suatu pendidikan yang relatif lama, sekurang-kurangnya pada jenjang S1.
Hal ini sejalan dengan Sanusi (1991:20) bahwa profesi mempunyai ciri-ciri,
diantaranya: (1) memiliki keterampilan/keahlian, dimana untuk mewujudkannya
dituntut derajat keterampilan/keahlian tertentu; (2) pemerolehan keterampilan
tersebut bukan hanya dilakukan secara rutin, melainkan bersifat pemecahan
masalah atau penanganan situasi kritis yang menuntut pemecahan dengan menggunakan teori dan metode ilmiah;
dan upaya mempelajari dan menguasai batang tubuh ilmu dan
keterampilan/keahlian tersebut
membutuhkan masa latihan yang lama, bertahun-tahun, dan tidak cukup hanya beberapa bulan.
4). Memiliki kemampuan mengelola
kelas
Guru
profesional, dituntut memiliki kemampuan mengelola kelas yang kondusif untuk
belajar siswa. Pengelolaan fisik (tata ruang kelas dan pengaturan tempat duduk
dengan memperhatikan sifat-sifat perorangan siswa,relatif mudah), yang lebih
sulit adalah upaya membina motivasi belajar(perorangan atau kelompok), kerja
sama kelas, kompetisi yang sehat, tertib disiplin kelas, dan penanganan siswa
yang bersifat khusus (bandel, pengacau kelas, badut kelas, minder dan kenakalan
yang yng menjurus kriminal atau asusila). Inti pengelolaan kelas adalah
menciptakan situasi sosial kelas yang kondusif untuk belajar secara
efektif-efisien.
5). Memiliki kemampuan menggunakan media
dan sumber belajar
Guru
mampu menggunakan media dan sumber pengajaran. Media pengajaran adalah alat
penyalur pesan pengajaran baik secara
langsung maupun secara tidak langsung (melalui rekaman). Sumber pengajaran
adalah acuan dalam menjabarkan serta mengorganisasikan bahan ajar yang
dilakukan oleh guru. Sumber pengajaran dapat berupa orang, rekaman, lingkungan,
alat, srategi serta teknik pengajaran dan berbagai pesan/informasi. Guru masa
kini hendaknya selalu siap untuk belajar keilmuan secara berkesinambungan dan
juga harus menyadari bahwa guru bukanlah satu-satunya sumber pengajaran bagi
siswanya. Guru diharap mampu mendayagunakan serta mengorganisasikan aneka
sumber pengajaran secara kreatif serta terpadu.
c.
Kompetensi
Sosial
Kompetensi sosial merupakan
kompetensi yang harus dimiliki guru karena kompetensi sosial sebagai social
intelegence atau kecerdasan sosial.
Kecerdasan sosial merupakan salah satu dari sembilan kecerdasan (logika,
bahasa, musik, raga, ruang, pribadi, alam, dan kuliner).
Kompetensi sosial merupakan
kemampuan interaktif dan kerjasama dalam memecahkan masalah-masalah sosial atau
sebagai human relations skhill, yaitu keterampilan menjalin hubungan
insani antara guru dan peserta didik sehingga proses pembelajaran di kelas akan
berjalan efektif dan terjadi interaktif yang timbal balik. Dalam hubungan
seerti ini, guru yang harus menyesuaikan diri dengan kondisi dan lingkungan
sekitarnya (peserta didik), sambil secara lambat laun mengajak peserta didik
untuk memiliki kesadaran dan kemampuan sosial tersebut berguna bagi
kehidupannya saat ini dan yang akan datang. Tindakan guru yang demikian,
sekaligus juga menanamkan prinsip kepada siswa, bahwa manusia adalah mahluk
sosial yang senantiasa harus berhubungan denan manusia lain untuk memecahkan
masalah-masalah sosial.
2. Kompetensi kepribadian
mempunyai pengaruh paling besar terhadap kinerja tenaga pendidik PAUD nonformal
kelompok bermain di Kecamatan Kesugihan Cilacap
Kompetensi kepribadian mempunyai pengaruh paling besar
terhadap kinerja tenaga pendidik PAUD nonformal kelompok bermain di Kecamatan
Kesugihan cilacap, karena tenaga pendidik PAUD nonformal kelompok bermain di
Kecamatan Kesugihan senantiasa berhadapan dengan anak-anak yang mempunyai
kecenderungan mencontoh perilaku orang yang lebih dewasa. Sehingga kompetensi
kepribadian ini senantiasa melekat pada pendidik PAUD nonformal kelompok
bermain di Kecamatan Kesugihan, yang mendidik dengan hati, tidak pernah
memarahi, menyakiti, merendahkan peserta didik, tetapi selalu memberikan
sanjungan, pujian, dorongan dan acungan jempol kepada peserta didik.
Selain itu para pendidik PAUD
nonformal kelompok bermain di Kecamatan Kesugihan Cilacap tidak segan-segan
bertanya kepada orang atau teman yang lebih mampu, selalu memberikan contoh
keteladaan dalam hal perilaku, ucapan,cara berpakaian dll. Mereka dalam
embelajaran senantiasa menerapkan model Paikem (pembelajaran aktif inovatif
kreatif efektif dan menyenangkan). Mereka mengajar sambil bermain, sehingga
suasana proses belajar mengajar menyenangkan dan tidak membuat siswa jenuh.
V. SIMPULAN DAN
SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analis data, dieroleh temuan yang berupa
simpulan penelitian sebagai berikut:
- Ada pengaruh yang signifikan kompetensi pedagogik terhadap kinerja pendidik pada PAUD nonformal kelompok bermain di kecamatan Kesugihan Cilacap.
2. Ada pengaruh yang signifikan kompetensi kepribadian terhadap kinerja pendidik pada PAUD nonformal kelompok bermain
di kecamatan Kesugihan Cilacap
3. Ada pengaruh yang signifikan kompetensi
profesional terhadap kinerja pendidik
pada PAUD nonformal kelompok bermain di kecamatan Kesugihan Cilacap
4. Ada pengaruh
yang signifikan kompetensi sosial terhadap
kinerja pendidik pada PAUD nonformal kelompok bermain di kecamatan
Kesugihan Cilacap.
5. Ada pengaruh
yang signifikan secara bersama-sama kompetensi pedagogik, kepribadian,
profesional dan sosial terhadap kinerja pendidik pada PAUD nonformal kelompok bermain
di kecamatan Kesugihan Cilacap.
6.. Variabel yang paling dominan pengaruhnya di antara
variabel kompetensi pedagogik, kepribadian,
profesional dan sosial terhadap
kinerja pendidik pada PAUD nonformal
kelompok bermain di kecamatan Kesugihan Cilacap adalah kompetensi kepribadian.
Dampak kompetensi pendidik terhadap kinerja pendidik adalah positif, semakin
baik kompetensi pendidik akan semakin baik kinerja pendidik.
B. Saran
Berdasarkan
hasil temuan penelitian, saran yang perlu disampaikan kepada pihak penentu
kebijakan, bahwa untuk meningkatkan kinerja
tenaga pendidik pada PAUD nonformal kelompok bermain di kecamatan Kesugihan
Cilacap:
1.
Perlu
diadakan pelatihan secara kontinu yang dampaknya dapat meningkatkan kompetensi
guru yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial.
2.
Pelatihan
yang diadakan menitikberatkan pada kompetensi kepribadian guru
3.
Perlu adanya pengawasan dan penilaian kinerja tenaga
pendidik secara objektif dan kontinu
oleh pihak-pihak terkait.
DAFTAR PUSTAKA
ACUAN
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian SuatuPendekatan
Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.
Best, W., (1977). Research In Education, Prentice-Hall, Indiana.
Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, 2006. PAUD
Investasi Masa Depan Bangsa, Jakarta: Direktorat Jendera Pendidikan Lua
Sekolah Depdiknas RI.
Heriati, T. 2001. Statistik
Deskriptif. Bandung: Prisma Press.
LP3 Unnes Semarang, 2007. Bahan Ajar Pengembangan
Profesionalitas Guru, Semarang : LP3 UNNES Semarang.
Mulyasa E., 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi
Guru, Bandung Remaja Rosda Karya.
Nasution, S. 1986. Didaktik
Asas-Asas Mengajar. Bandung: Penerbit Jemmars.
Purnomo. 2003. Strategi
Pengajaran. [on line].Tersedia: www.sabda.org/pepak,
(19 Mei 2006).
.
Riduwan, 2004. Metode dan Teknik Menyususn Tesis, Bandung: Alfabeta.
Romi, S. 2006. Kompetensi
Guru, Lagu lama Lebel Baru. [on line]. Tersedia: www.balipost.co.id. (19 Mei 2006).
Sudjana, N. 2001.
Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru.
Suparno, P., 2004. Guru Demokratis di Era Reformasi
Pendidikan, Jakarta : Grasindo
UU RI Nomor 14 Tahun 2005. Tentang
Guru dan Dosen. Jakarta : Fokus
Media.
Peneliti:
Nama : Prof. Dr. Tukiran Taniredja
NIP : 19540508 19803
1001
Tempat
Tanggal Lahir: Wonogiri, 8 Mei 1954
Jabatan
: Guru Besar
Unit
Kerja : Kopertis Wil.VI
Jateng dpk.Univ.Muh. Purwokerto
Telp./HP/Fax : (0281)
6843641/08562966398/(0281) 637239
No comments:
Post a Comment