Bagaimana Menangani Tindakan Bullying Terhadap Siswa SMA/SMK di Sekolah (Bagian ketiga )


Bagian ketiga ini merupakan bagian terakhir dari tiga tulisan. Dan ini adalah bagian terpenting dari artikel ini karena kita akan membahas model-model penanggulangan dan pencegahan bullying bisa dilakukan sekolah



Untuk menanggulangi secara operasional masalah bullying di sekolah ini pertama kali yang harus dikembangkan adalah model pencegahan yang antara lain:

Pengembangan Model School Bullying
a.    Program Prevensi Program Kampanye untuk mengurangi agresi di sekolah (Olweus, 1993) dengan 3 tujuan utama:
1)    Meningkatkan kesadaran tentang problem agresi pada masyarakat dan sekolah dengan memberikan informasi untuk meningkatkan pengetahuan tentang perilaku agresi Mengajak guru dan orangtua terlibat secara aktif dalam program ini.
2)    Mengembangkan peraturan di kelas yang jelas untuk memerangi perilaku agresi, seperti:“we will not bully other”, “ we will help student who suffer bullying other” dan “we will help student who suffer bullying by other”.
3)    Menyediakan dukungan dan perlindungan untuk korban agresi. Program ditujukan dengan target 3 kelompok tersebut, yaitu guru, orangtua dan siswa Program Prevensi (cont.).

b.    Program kampanye menyusun 2 langkah kongkrit/operasional,
1)    Buklet untuk personil sekolah yang mendeskripsikan bagaimana perilaku agresi terjadi/sebab-sebab munculnya perilaku agresi dan cakupan agresi dalam sekolah dan menawarkan saran praktis agar guru dan personil sekolah bertanggungjawab dalam mengontrol atau mencegah perilaku agresi. 
2)    Buklet juga mendorong guru untuk mengintervensi saat terjadi bullying dan dapat memberikan siswa pesan jelas (clear message) bahwa: “agresi tidak  diperkenankan di sekolah kita”.  Serta melakukan penanganan serius jika memang terjadi bullying di sekolah

c.    Program Prevensi (cont.) Buklet juga didesain untuk orangtua berisi:
1)    Informasi dasar dan menawarkan bantuan pada orangtua korban dan  pelaku.
2)    Kaset video dipersiapkan, memperlihatkan sebuah episode kehidupan keseharian  dua orang anak yang menjadi korban agresi.
3)    Siswa diminta untuk mengisi kuesioner pendek, tanpa menyebutkan nama,  menyediakan informasi tentang frekuensi masalah agresi sebagai pelaku ataupun sebagai korban di sekolah dan menjelaskan bagaimana guru dan orangtua merespon, termasuk seberapa kesadaran dan kepedulian guru dan orangtua  tentang masalah agresi dan seberapa siap menyelesaikan masalah agresi tersebut.

d.    Program prevensi di Indonesia Target: guru Pelatihan “guru penyemai potensi”. Pelatihan “pelayanan prima”. Pelatihan “anti bullying di sekolah” . Target: siswa senior dan pengurus OSIS MOS “seru tanpa bullying di sekolah”.
 
1)    Prevensi & Intervensi
       Peran Orangtua :
a)    Perhatikan dan kenali perubahan-perubahan yang ada pada anak.
b)    Jalin komunikasi yang hangat, akrab dan terbuka dengan anak.
c)    Jalin komunikasi dengan guru di sekolah.
d)    Jangan perlakukan anak dengan kasar, memperlihatkan kekerasan dalam keluarga atau memberikan tontonan yang mengandung kekerasan.
e)    Ajarkan anak untuk bersikap empati terhadap orang lain.
f)    Tanamkan pada diri anak, nilai-nilai moral yang luhur, etika dan agama yang konsisten dalam aktivitas  keseharian di lingkungan keluarga
g)    Jika anak sempat menjadi korban ‘bullying’, dukung anak untuk berani bersikap terbuka atau asertif terhadap pelaku.

2)    Prevensi & Intervensi
              Peran Guru :

a)    Libatkan semua anak didik untuk bersama-sama mencegah dan mengatasi prilaku ‘bullying.
b)     Siswa untuk belajar berempati terhadap orang lain.
c)     Penanaman nilai-nilai kasih sayang dan saling menghormati melalui  berbagai materi pembelajaran dan interaksi yang terjadi di lingkungan sekolah.
d)    Memberi perlindungan dan semangat kepada siswa korban ‘bullying’  agar ia berani bersikap asertif terhadap pelaku ‘bullying’.

3)    Pelatihan “guru penyemai potensi”
Tujuan:
a)    Memotivasi diri mereka sendiri untuk melayani siswa dan menjalankan peran sebagai pendidik.
b)     Berperan sebagai suri tauladan yang mampu menginspirasi siswa untuk menjadi individu yang lebih baik.

4) “Anti-Bullying di Sekolah”
             Tujuan: Di akhir pelatihan, guru mampu :
a)    Mengidentifikasi berbagai tindakan bullying, serta pelaku dan korbannya
b)    Memahami dampak negatif bullying terhadap kehidupan dan masa depan  korban.
c)     Membangun kesadaran tentang nilai-nilai yang kondusif untuk terciptanya budaya sekolah yang lebih manusiawi dan bebas dari perilaku bullying.
d)     Mengembangkan kebijakan anti-bullying.
e)     Membantu siswa untuk menghadapi bullying secara asertif.
f)     Mengambil langkah awal untuk membangun sistem anti-bullying yang   anggotanya meliputi guru dan siswa

         5) “Masa Orientasi Tanpa bullying”
             Tujuan; Di akhir pelatihan, siswa-siswa senior dan pengurus OSIS mampu :
a)    Mengidentifikasi berbagai tindakan bullying, serta pelaku dan korbannya
b)    Memahami dampak negatif bullying terhadap kehidupan dan masa depan korban
c)    Memiliki kesadaran tentang konsep diri yang positif sehingga mampu  menjadi bagian dari budaya sekolah yang manusiawi dan bebas dari perilaku bullying
d)    Mampu menciptakan acara MOS yang seru, berkesan, dan bermakna  namun tanpa ada tindakan bullying dari siswa senior kepada siswa junior
e.    Interpersonal Problem Solving Skills Training

Langkah-langkah IPSST
1)    Anak dilatih agar mampu mengungkapkan pendapat yang berbeda, tanpa rasa takut.
2)    Anak dilatih untuk memikirkan akibat dari perbuatan sosial
3)    Anak dibantu untuk mengembangkan sifat kepekaan untuk menyelesaikan masalah interpersonal
4)    Anak dilatih untuk mengembangkan cara berfikir menyelesaikan masalah
f.    Parent Management Training
1)    Program PMT difokuskan pada interaksi antara anak dengan orang tua  yang sesuai dengan perilaku prososial.
2)    Menggunakan reward dan punisment untuk membentuk perilaku anak


Begitulah inti sari dari penelitian yang diadakan ibu S. Hafsah Budia dosen Fakultas Psychologi Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa Yogyakarta. Langkah-langkah yang dijelaskan bagaimana menanggulangi bullying di sekolah ini kalau diterapkan dengan konsisten, saya yakin tindakan bullying yang sangat buruk dampaknya tidak hanya terhadap siswa dan bahkan terhadap guru akan bisa diatasi atau setidaknya berkurang. Selamat mencoba.
Catatan :
5.    Laporan penelitin yang lengkap bisa dilihat  di https://menulisbersamaaswir.blogspot.com/2015/09/pengembangan-model-penanganan-tindakan_13.html
6.    Ilustrasi gambar diambil dari google


No comments:

Post a Comment