(Bagian Pertama dari 3 Tulisan)
Motivasi adalah dorongan dari dalam diri seseorang untuk mendapat kan sesutau.
Tidak berlebihan kalau kita mengatakan motivasi merupakan kunci keberhasilan
dalam mengejar impian, termasuk juga belajar. Sehingga kalau guru maupun orang
tua berhasil membangkitkan motivasi anak maka keberhasilan anak meraih
cita-citanya akan terbuka lebar. Karena pentingnya motivasi ini maka saya
merasa perlu memuat tulisan dari DIAN KRISTINA
ini yang di muat di Kompasiana.com
Sejak lahir
seorang anak sudah
memiliki naluri untuk belajar. Hal ini dikarenakan manusia lahir dengan
keterbatasan dan ketidaktahuan. Seiring berjalannya waktu, anak akan
beradaptasi dengan lingkungan baru. Seiring bertambahnya usia, anak terus
belajar dari lingkungan sekitar dan orang terdekat seperti keluarga.
Pengertian belajar
menurut Aunurrahman (2016: 35) adalah suatu proses yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan
lingkungannya. Berdasarkan definisi tersebut, ditekankan bahwa perubahan yang
dialami oleh suatu individu disebabkan oleh adanya pengalaman yang dihasilkan
dari interaksi dari lingkungannya.
Menurut Cut Titi dalam
artikelnya yang berjudul "Penguatan Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak" mengatakan bahwa ada tiga aspek
lingkungan yang mendukung proses belajar anak, yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah dan
lingkungan masyarakat.
Ketiga aspek tersebut
memiliki hubungan dan saling berkaitan satu sama lain, tetapi keluarga
merupakan aspek yang paling penting, karena sejak lahir anak belajar segala hal
mulai dari belajar berbicara, merangkak, duduk, berjalan dan lain-lain dengan
bimbingan orang tua.
Keluarga merupakan lingkungan paling utama yang dihadapi oleh seorang anak
ketika lahir, khususnya kedua orang tua yaitu ayah dan ibu.
Pada akhirnya orang
tua akan membutuhkan dua aspek lainnya dalam mendidik dan membimbing anaknya.
Hal ini dikarenakan orang tua memiliki keterbatasan.
Keterbatasan tersebut
dapat berupa keterbatasan akademik, dimana orang tua tidak memiliki pendidikan
atau pengetahuan akademis untuk mengajar anaknya dan keterbatasan waktu dimana
orang tua memiliki kesibukan yang berkaitan dengan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi keluarga sehingga waktu untuk membimbing anak sangat terbatas.
Dengan demikian, anak
harus menempuh pembelajaran di sekolah atau lembaga pendidikan baik pendidikan
formal, informal dan nonformal serta membebaskannya untuk mulai bersosialisasi
dengan lingkungan masyarakat.
Memfasilitasi
pendidikan anak di luar lingkungan keluarga bukan berarti orang tua lepas
tanggung jawab terhadap anaknya. Belajar waktu masih bayi hingga bisa berjalan,
merangkak dan berbicara tentu berbeda dengan belajar pada saat anak sudah
menempuh pendidikan di sekolah.
Hal ini dikarenakan
apa yang dipelajari saat kecil adalah hal-hal yang bersifat naluriah atau
memang diciptakan seperti itu adanya, sedangkan hal-hal yang dipelajari pada
saat sudah menempuh pendidikan di sekolah adalah hal-hal yang lebih rumit dan
membutuhkan dorongan-dorongan lain yang disebut motivasi.
Menurut Hermus dan
Maria dalam jurnalnya yang berjudul "Peran Orang Tua dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Kelas V di Sekolah Dasar Inpres Iligetang" tahun
2018, mengatakan bahwa motivasi adalah sebuah dorongan yang timbul pada diri
seseorang secara sadar atau tidak untuk melakukan suatu tindakan sesuai dengan
tujuan tertentu.
Berdasarkan
definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam dunia pendidikan, motivasi
belajar merupakan sebuah kekuatan yang perlu dimiliki oleh seorang anak
(peserti didik) dalam proses belajarnya.
(Bersambung ke bagian ke 2)
Catatan:
1.
Sumber asli https://www.kompasiana.com/dian98002/5fab45f8282766460e6f0a83/keluarga-berperan-penting-dalam-menumbuhkan-motivasi-belajar-anak?page=4
2.
. Gambar sebagian diambil dari google
ReplyDeletepoker online dengan pelayanan CS yang baik dan ramah hanya di AJOQQ :D
ayo di kunjungi agen AJOQQ :D
WA;+855969190856