Sebagai orang yang hobby traveling, saya bangga bahwa saya telah berkali-kali mengunjungi kota Pariwisata Bukittinggi di Sumatra Barat. Saya bangga telah mengunjungi hampir semua objek wisata di yang ada di sana. Demikian juga ketika seorang penjual batu Akik tua di Janjang Ampek puluah menanyakan apakah saya sudah mengunjungi Janjang-janjang yang terkenal di Bukittinggi? Saya bilang juga sudah. Diantaranya Janjang Saribu, Sajuta Janjang. Dan yang kecil-kecilnya ada janjang Gudang, Janjang Ampek puluah, janjang gantuang, janjangTigobaleh dan lain-lainnya.
Namun setelah berkeliling-keliling tidak saya
ketemukan Janjang yang aneh itu. Dan kawan saya orang Bukittinggi yang ada di
Pekanbaru juga tidak ada yang tahu. Panasaran saya coba berselancar di
Internet. Akhirnya, barulah saya tahu, pantas tidak saya ketemukan di
Bukittinggi. Nama Janjang itu sebenarnya “Janjang Inyiak Syech Bantam”
Ada-ada saja Inyiak dan Syech adalah orang yang dihormati karena prilaku dan ilmunya, kok
tega-teganya orang menjuluki janjang ini dengan Janjang Seks. Kembali kepada
orang tua di Janjang Ampek puluah itu. Ia menambahkan disebut janjang Seks
karena janjang itu lumyan terjal. Jadi kalau ada perempuan yang pakai rok pendek
lewat di situ maka betis dan pahanya akan tersingkap. Baik bagi mereka yang
melihat dari atas maupun yang melihat dari bawah. Namun kalau sekarang ini
tidak tepat juga. Karena selama saya berada di Bukittinggi terutama dekat Jam
Gadang saya boleh dikatakan tidak pernah melihat perempuan memakai rok pendek,
apalagi rok span. Dan para turis rata-rata pakai celana panjang atau celana
pendek sampai lutut. Tapi entahlah. Mereka yang mengasi nama orang tempatan
kita tidak tahu.
Inyiak Syech Bantam Sendiri adalah pahlawan perang Cilegon (1888) yang dibuang pemerintah Hindia Belanda ke Fort de Kock (bukittinggi). Di Bukittinggi, Inyiak Syech Bantam meneruskan perjuangan melawan penjajah belanda dengan cara mencerdaskan anak bangsa dengan mengajarkan agama Islam kepada masyarakat Bukittinggi.
Nah itulah sekelumit
catatan perjalanan saya terkhir mengunjungi Bukittinggi 17 Pebruari 2023. Dan
saya berharap sama dengan saya semua pelancong di kota Pariwisata ini tidak
akan menemukan yang namanya Janjang Seks ini. Karena penamaan janjang Seks
hanya dari mulut ke mulut saja. Tidak
ada yang tertulis.
Referensi :
http://bukittinggiminangkabau.blogspot.com/2018/02/transformasi-janjang-tua-kota.html
No comments:
Post a Comment