Teman yang Oportunis, Seperti Apa Itu ?


Oportunis dari asal katanya opportunity berarti kesempatan atau peluang. Jadi kalau kaum oportunis  adalah sekelompok orang yang hidupnya mencari peluang dan kesempatan untuk diri mereka sendiri atau kelompoknya. Sedangkan kawan yang oportunis adalah kawan yang tidak sepenuh hati berteman dengan kita namun hanya berteman kalau kita bisa dimanfaatkanya untuk keuntungan pribadinya tanpa menghiraukan kerugian yang ditimbulkan pada kita.



Sejatinya seorang teman adalah tempat kita berbagi dalam suka dan duka. Bila kita dalam kesusahan ia siap membantu dan mengurangi penderitaan kita. Begitu juga sikap kita kepadanya. Kita selalu berada di sisinya dalam berbagai situasi baik senang ataupun susah. Tapi teman oportunis tidak seperti itu, dia hanya berteman dengan kita demi keuntungannya semata. Kita tidak bisa berbagi tentang masalah kita karena ia tidak akan peduli. Alih-alih peduli kadangkala ia hanya menambah kesusahan kita saja.

Kawan oportunis ini sering kita temui dalam pertemanan kita. Dari pada kita dirugikan oleh mereka mungkin kita kenal dulu ciri-ciri mereka agar kita bisa berhati-hati. Marliana Kuswanti menulis idntimes. Com ciri-ciri dari teman  oportunis itu sebagai berikut: 

1. Cuma mau berteman dengan orang yang memberinya banyak keuntungan



Dalam memilih teman, tentu saja kamu perlu memikirkan baik dan buruknya untuk diri sendiri. Sebisa mungkin kamu harus menjaga jarak dari teman-teman yang berpotensi memberikan pengaruh buruk atau mendatangkan berbagai kerugian dalam kehidupanmu.

Namun, bagi si oportunis tak cukup sampai di situ. Caranya memilih teman tampak seperti orang rakus yang ingin mengeruk sebanyak mungkin keuntungan untuk dirinya. Misalnya dengan menjadi penjilat orang-orang kaya atau sosok-sosok berpengaruh sebagai awalan.

2. Suka mengulik informasi darimu



Kenapa teman yang oportunis senang melakukannya? Sebab, berbekal berbagai informasi itu, dia bisa menemukan peluang dan celah yang mungkin mampu ia manfaatkan. 

Dia tidak peduli apakah sesuatu yang ia ulik termasuk privasi atau bukan. Terpenting baginya adalah adanya sesuatu yang dapat memberinya keuntungan. Pikirannya selalu bekerja dan caranya mengulik informasi darimu seperti cangkul yang tak henti-hentinya diayunkan.

3. Tega mencari kesempatan dalam kesempitan



Inilah yang membuat orang bertipe oportunis kurang layak disebut sebagai teman. Meski dia sering ada di dekatmu, kenyataannya dia seperti tak punya empati padamu. Hal ini bakal terlihat ketika kamu mengalami masalah atau sedang sedih.

Ada saja idenya untuk tetap mengambil kesempatan dari situasi tersebut. Contoh, kamu ada masalah keuangan. Bukannya memberimu pinjaman tanpa bunga dan jaminan, dia malah minta pengembalian berlipat-lipat atau mengambil kendaraanmu.

Padahal, kamu membutuhkan kendaraan tersebut untuk bekerja setiap hari. Batasan antara pertolongannya dengan jebakan menjadi sangat tipis. Sementara itu, kamu mudah terperangkap lantaran sedang panik serta berpikir dia temanmu yang tak mungkin berniat jahat.

4. Hati-hati, sarannya selalu menjerumuskan!



Cara main teman yang oportunis memang halus. Tak heran apabila kamu kerap gak sadar akan potensi bahaya saat mengikuti saran-sarannya. Di matamu saat berada pada posisi ini, mungkin dia bahkan terlihat bak pahlawan.

Padahal, saran-saran tersebut tidak pernah dimaksudkannya hanya untuk menolongmu saja. Bisa menolongmu syukur, tetapi yang lebih menjadi fokusnya ialah mencari keuntungan pribadi melalui sikap patuhmu.

5. Dalam membagi apapun dia tak pernah adil



Dalam hal membagi proyek pekerjaan misalnya. Dia akan terlebih dahulu memilih proyek-proyek yang paling mudah dan berpotensi banyak uang untuk dirinya sendiri. Sisanya baru diberikan padamu dan teman-teman lainnya.

Kalau kalian satu tim dalam mengerjakan sebuah proyek, ada saja caranya agar pembagian fee lebih menguntungkan baginya. Misalnya, berdalih dia lebih berkontribusi daripada kamu. Dia hanya menghargai bentuk-bentuk kontribusinya, sedangkan kontribusimu seperti tidak dianggap.



Kamu barangkali tak bisa sepenuhnya memutuskan pertemanan dengan si oportunis. Akan tetapi, demi kebaikanmu sendiri, jagalah jarak dan berusahalah untuk selalu lebih cerdik daripada dia. Bukan untuk ganti mencari keuntungan pribadi darinya, melainkan sebatas agar kamu cepat mencium niatannya dalam mencari keuntungan pribadi. Sikap mawas diri seperti ini tentunya bakal bikin dia berpikir seribu kali bila hendak memanfaatkanmu. Semoga terinspirasi, ya!

Catatan :

1. Tulisan diambil dari https://www.idntimes.com/life/relationship/marliana-kuswanti/5-ciri-teman-oportunis-c1c2/5

2. Beberapa gambar diambil dari google.

No comments:

Post a Comment