1 May setiap tahun dirayakan sebagai hari buruh, yang dikenal juga sebagai May Day. Hari buruh ini adalah sebuah hari libur tahunan yang berawal dari usaha gerakan serikat buruh untuk merayakan keberhasilan ekonomi dan sosial para buruh. Ironisnya para buruh yang semestinya bergembira ria pada hari itu, tapi malah mereka biasanya memperingatinya dengan berdemo di tengah teriknya matahari berteriak-teriak menuntut upah yang menurut mereka yang mereka terima jauh dari kehidupan yang layak.
Sejauh
yang kita lihat kegiatan demo yang mereka lakukan tidak efektif membuat tuntutan mereka menjadi
perhatian baik anggota DPR maupun pemerintah. Nampaknya pemerintah apalagi DPR tidak peduli dengan masalah pekerja tersebut. Ya, yang
namanya DPR kita sama-sama tahu mereka asyik dengan diri mereka sendiri
menikmati fasilitas yang aduhai menurut ukuran rakyat biasa yang diberikan pemerintah.
Dan buruh memang seolah-olah tidak ada keterwakilan baik di DPR maupun
pemerintah, sehingga apapun kebijakan tidak berpihak pada mereka.
Menurut data
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia pada Februari 2021, jumlah pekerja/buruh
di Indonesia sebanyak 107,28 juta orang. Angka ini termasuk pekerja formal dan
informal, yang terdiri dari buruh pabrik, buruh tani, buruh bangunan, buruh
tambang, pekerja perdagangan, dan lain-lain. Namun, perlu diingat bahwa angka
ini hanyalah perkiraan dan bisa berubah seiring waktu karena fluktuasi ekonomi
dan perubahan dalam definisi pekerja/buruh yang digunakan.
107,28 juta
jumlah buruh dan kalau masuk anak istri mereka bisa jadi 110 juta. Coba kita
bandingkan dengan jumlah orang Indonesia yang berhak memilih dalam pemilu. Menurut
data KPU (Komisi Pemilihan Umum) Indonesia pada Pemilu 2019, jumlah orang
Indonesia yang berhak memilih dalam pemilihan umum adalah sebanyak 192.828.520
orang. Jumlah ini terdiri dari warga negara Indonesia yang sudah berusia 17
tahun ke atas pada saat pemilihan dan memiliki hak pilih berdasarkan
undang-undang yang berlaku. Namun, angka ini dapat berubah pada setiap
pemilihan umum karena perubahan jumlah penduduk dan syarat pemilih yang diatur
oleh undang-undang.
Kita genabkan
saja jumlah orang ikut pemilu 193 juta. Dan kalau buruh bersatu sudah pasti
mereka menang telak dalam pemilu, 110 dari dari 193 berarti yang tidak buruh
hanya 83 juta. Itupun mereka terdiri dari beberapa partai. Di belahan dunia ini
ada beberapa pemerintahan yang dikuasai oleh buruh yaitu :
1.
Britania Raya: Partai Buruh (Labour Party) memenangkan
pemilihan umum pada tahun 1945 dan membentuk pemerintahan pertama mereka. Sejak
itu, Partai Buruh telah menjadi pemerintah di beberapa periode, termasuk masa
jabatan perdana menteri Tony Blair dari tahun 1997 hingga 2007.
2.
Norwegia: Partai Buruh Norwegia (Arbeiderpartiet) telah
memimpin pemerintahan di Norwegia dalam sebagian besar sejarah modern negara
tersebut. Mereka memenangkan pemilihan umum pada tahun 2021 dan kini membentuk
pemerintahan koalisi.
3.
Swedia: Partai Buruh Swedia (Sveriges
socialdemokratiska arbetareparti) memenangkan pemilihan umum pada tahun 2014
dan membentuk pemerintahan pada tahun 2019.
4.
Finlandia: Partai Buruh Finlandia (Suomen Sosialidemokraattinen
Puolue) saat ini memimpin pemerintahan dalam koalisi dengan partai-partai lain.
5.
Islandia: Partai Buruh Islandia (Alþýðuflokkurinn)
telah memimpin pemerintahan dalam beberapa periode, terakhir pada tahun 2017
hingga 2021.
Selain itu, beberapa negara lainnya di masa lalu pernah
memiliki pemerintahan yang berasal dari partai buruh, seperti Prancis, Italia,
Australia, dan Selandia Baru. Jadi tidak aneh kalau kaum buruh menjadi
pemerintah di sebuah negara
Kesimpulannya kalau kaum buruh
bersatu mereka tidak perlu lagi berpanas-panas berdemo menghadapi pentungan
petugas dalam menuntut upah yang layak. Menuntut keadilan karena di PHK secara
sewenang-wenang. Karena yang duduk di Istana Negara itu mereka, yang menjadi
mentri juga mereka, yang membuat aturan dan kebijakan mereka, namun itulah
nasib golongan yang tidak bersatu, suara mereka menjadi rebutan partai-partai
yang tidak pernah terbukti memperjuangkan nasib mereka. Sampai kapan, sampai
ada yang menyadarkan mereka atau kah begitulah nasib mereka di Republik
Indonesia ini selamanya
Catatan : Gambar diambil dari google
No comments:
Post a Comment