Kadang cinta hadir begitu
sederhana. Ia tidak selalu datang dengan janji-janji manis, rayuan indah, atau
kata-kata romantis yang sering kita dengar di film dan lagu. Ada cinta yang
diam, tapi terasa. Tidak banyak bicara, tapi nyata dalam tindakan. Itulah cinta
yang tak butuh banyak kata, karena hati sudah lebih dulu saling memahami.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering terjebak pada anggapan bahwa
cinta harus selalu diungkapkan dengan kata-kata. “Aku cinta kamu” menjadi
semacam ritual yang wajib diucapkan agar hubungan terasa hidup. Padahal, tidak
semua cinta butuh pengakuan lewat bibir. Ada cinta yang justru tumbuh kuat
karena ditunjukkan lewat perhatian kecil—seperti cara seseorang mendengarkan,
menjaga, atau sekadar hadir tanpa diminta.
Cinta yang sejati sering kali bekerja dalam diam. Ia bukan tentang siapa
yang paling sering berkata manis, tetapi siapa yang tetap ada ketika dunia
terasa berat. Misalnya, pasangan yang tetap sabar meski kamu sedang sulit
diajak bicara, atau teman yang datang membawa makanan tanpa banyak bertanya
ketika tahu kamu sedang sedih. Dalam keheningan itu, cinta berbicara dengan
caranya sendiri—lewat tindakan, bukan kata.
Kita juga perlu memahami bahwa setiap orang memiliki bahasa cintanya
masing-masing. Ada yang mengekspresikan cinta lewat kata, ada pula lewat
sentuhan, perhatian, atau waktu yang diberikan. Tidak semua orang pandai
berkata lembut, tapi bukan berarti mereka tidak punya rasa. Mungkin, bagi
sebagian orang, menjemputmu di tengah hujan atau memastikan kamu pulang dengan
selamat adalah bentuk cinta yang paling jujur.







No comments:
Post a Comment