Dua hari sudah pemilihan Presiden berlansung. Fantanstik, dalam sejarah
Indonesia, mungkin pemeilihan Presiden kali ini yang paling kontraversial.
Kalau yang dulunya peta kekuatan dari calon gampang terbaca dan setelah pilpres
berlansung hasilnya jelas, perbedaan antara calon cukup significant sehingga
tidak membuat rakyat penuh keraguan dan
sak wasangka. Yang kalah terpaksa mengakui keunggulan lawannya.
Namun
kal ini jauh berbeda. Pasangan Jakowi dan Prabowo mempunyai pendukung
yang seimbang. Sehingga dari data perhitungan cepat oleh lembaga yang semua
mengaku kredibel menghasilkan pemenang yang yang kontraversial tadi, yang
berujung saling klaim kemenangan dari masing-masing pihak.
Kalau diselami lebih jauh, ini
merupakan indikator bahwa rakyat Indonesia membutuhkan kepemimpinan yang
dicerminkan oleh kedua calon tersebut. Sebagian penduduk Indonesia merindukan
pemimpin yang merakyat; protipe rakyat biasa, baik dari raut wajah,
ekspresi, cara berbicara. Sebagian rakyat sudah bosan dengan pemimpin-pemimpin
seperti sekarang ini yang merupakan raja-raja kecil. Mulai dari lurah saja,
camat, bupati, wali kotra, gubernur, mentri dan bahkan anggota DPR apalagi
presiden menampilkan gambaran seorang raja. Muncul dengan atribut-atribut yang merupakan symbol-symbol seorang raja. Dan ketika muncul
seorang pemimpin yang lain dari yang lain, tidak dikelilingi oleh ajudan yang
bergaya tukang pukul, duduk bersama dengan rakyat, berbicara dengan gaya
rakyat, sebagian rakyat terkesima. Aneh, selama ini tidak ada level gubernur
yang mau duduk bersama dengan orang-orang topeng monyet, ada gubernur yang
duduk bersama rakyat diruang tunggu bandara; masuk dan melihat lansung keadaan rakyat. Rakyat
terkesima dengan kelembutan dan kerakyatan pemimpin ini dan mereka berteriak,
seharusnya kita dipimpin oleh orang seperti ini.
Namun
disi lain sebagian rakyat melihat, untuk memimpin Indonesia yang luas
dan beragam ini tidak bisa dengan lemah lembut kerakyatan itu. Kita butuh
pemimpin yang tegas untuk menghadapi rongrongan asing yang selalu berusaha
menggerogoti kedaulatan dan sumber daya alam kita. Bagian-bagian Indonesia yang sudah
menampakkan gejala separatisme, harus dihadapi
dengan tegas. Sosok ideal untuk
ini ditampilkan oleh seorang Probowo.
Kalau ditarik kesimpulan, rakyat
Indonesia membutuhkan kepemimpinan yang merupakan gabungan kedua
tokoh ini yaitu kerakyatan lembut dan tegas. Yang lebih pas lagi kalau kedua
orang ini bersatu. Masalah dalam negeri diurus oleh sosok sepertoi Jakowi,
sedangkan untuk menghadapi urusan dalam negeri dan saparatisme ditangani oleh
Prabowo yang tegas berwibawa. Majulah indonesia
No comments:
Post a Comment