Ketika masih kanak-kanak, yang tinggal di sekitar sungai
Kampar, istilah mudik diperuntukkan untuk ikan yang berbondong-bondong dengan
jumlah yang sangat bsear menuju kehulu sungai. Dan ini dimanfaatkan bagi
penduduk untuk panen ikan dengan menangkap ikan-ikan yang mudik itu dengan jala
atau ada yang specifik yaitu tangkue. Tangkapan
biasa melebihi dari yang dibutuhkan untuk dikomsumsi, maka kalau dijual tidak
banyak pembelinya karena hampir semua orang pada menangkap ikan. Supaya jangan
terbuang dan tahan lama maka ikan-ikan ini di keringkan.
Namun sayang sekarang ini ikan tidak ada lagi tradisi
mudik di sungai kampar, namun yang mudik adalah
jutaan manusia, warga negara Indonesia yang berbondong-bondong
meninggalkan kota besar tempat mereka mencari nafkah menuju kampung halaman
menjelang hari raya Idul fitri. Suatu kebiasaan luhur yang menunjukkan betapa
rakyat Indonesia ini begitu terikat oleh kekerabatan dan kampung halaman.
(Ratapan sekali setahun bagi mereka yang sudah tidak ada lagi kampung
halamannya)
Eksodus besar-besaran meninggalkan
kota-kota besar ini merupakan peristiwa besar, sehingga untuk menghadapinya
presiden harus mengadakan sidang kabinet terlebih dahulu. Demikian juga
berbagai stasion televisi menjadikan ini liputan utamanya. Jalanan Indonesia
yang tidak pernah bertambah secara berarti dari tahun ketahun itu dipadati oleh
kenderaan roda empat dan roda dua yang merayap perlahan karena padatnya. Yang
anehnya meskipun ini terjadi sekali setahun, banyak pula jalan-jalan dan
jembatan malah baru diperbaiki pada saat mudik ini, sehingga menambah kerumitan
dan kepadatan arus mudik .
Bagi bangsa Indonesia peristiwa mudik
ini lebih dari peristiwa perang. Tahun-tahun terakhir ini memang Indonesia
tidak ada lagi perang. Namun mudik ini korbannya melampaui korban peperangan.
Pada tahun 2012 korban jiwa menembus angka 1.900 –an jiwa. Dua kali lipat dari
perang di Gaza. Syukur tahun 2013 korban mudik menurun secara significant
menjadi 341 jiwa. Dan kita berharap tahun 2014 ini jumlah korban tambah menurun
lagi. Dan kita berharap, karena peristiwa mudik ini akan terus berlanjut
selamanya, hendaknya pemerintah memfasilitasi ritual mudik senyaman mungkin
dengan membangun infrastruktur yang memadai. Manusia bertambah, kenderaan bertambah,
manfaatkanlah pajak yang mereka bayar untuk kenyamanan mereka mudik.
Selamat mudik saudaraku, selamat berkumpul dengan handai tolan.
No comments:
Post a Comment