Oleh: Lia
Yuliana, S.Pd, M.Pd
Staff Pengajar
FIP UNY
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan implementasi lima komponen Manajemen Mutu Terpadu yang terdiri
dari layanan, SDM, lingkungan, proses pembelajaran, dan lulusan.
Menggunakan pendekatan deskriftif kualitatif. Pengumpulan data : observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subyek penelitian, kepala madrasah, para wakil kepala madrasah, guru, pegawai, dan siswa.
keabsahan data dengan triangulasi, perpanjangan waktu penelitian dan ketekunan
pengamatan. Analisis data adalah model analisis interaktif Miles dan Huberman
melalui kegiatan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian
mengungkapkan bahwa: (1) Mutu layanan
terhadap siswa sudah memenuhi standar layanan yang baik. Layanan
fisik dan layanan non fisik; (2) Mutu SDM proses pendidikan menunjukkan sumber
daya guru dan karyawan yang baik. Terealisasi dengan para guru yang memenuhi
standar kompetensi sebagai seorang pendidik, yaitu 80% pendidik berkualifikasi
S1, mengajar sesuai keahliannya dan untuk meningkatkan profesionalisme guru dan
karyawan mengikutsertakan para guru dan karyawan pada pelatihan tentang
pendidikan; (3) Mutu lingkungan sudah baik. Letak
sekolah yang jauh dari keramaian, ruang kelas, ruang laboratorium komputer, mushola dan lapangan olahraga, serta perpustakaan. Lingkungan sosial, yaitu
dengan terjalinnya hubungan yang baik; (4) Mutu proses pembelajaran dapat
dikatakan baik. (a) perencanaan pembelajaran, (b) pelaksanaan pembelajaran dan
(c) evaluasi pembelajaran tindak lanjut yang dilakukan berupa remedial bagi
siswa; (5) Mutu lulusan dapat dikatakan baik. Prestasi
akademik dan non akademik yang dicapai oleh siswa meningkat.
Kata Kunci: Implementasi, manajemen mutu terpadu
IMPLEMENTATION OF INTEGRATED QUALITY MANAGEMENT
IN MTs NEGERI 2 YOGYAKARTA
Lia Yuliana
Education Management, Yogyakarta State University
ABSTRACT
This study aims to describe implementation
of the five components of the Integrated Quality Management consists of
services, human resources, environment, learning, and graduates.
Using a qualitative descriptive
approach, Data collected by: observation, interviews, and documentation.
Research subjects namely the head of madrasas, the deputy head of the madrassa,
teachers, staff, and students. Validity of the data by triangulation, the
extension of observational research time and perseverance. Data analysis is a
model of Miles and Huberman interactive analysis through data collection, data
reduction, data presentation, and drawing conclusions.
The results revealed that: (1)
Quality of services to students already meet the standards of good service.
Physical services and non-physical services, (2) Quality of human resources
education process indicated resource teacher and a good employee. Realized by
teachers who meet the standards of competence as an educator, that is 80% S1
qualified educators, teaching appropriate skills and to enhance the
professionalism of teachers and employees to include teachers and employees in
training on education, (3) Environmental quality is good. The schools are far
from the crowds, classrooms, computer labs, sports fields and small mosques,
and libraries. Social environment, namely the establishment of good relations,
(4) The quality of the learning process can be said to be good: (a) lesson
planning, (b) the implementation of learning and (c) follow-up evaluation study
conducted in the form of remediation for students, (5) Quality of graduates can
be said to be good. Academic and non academic achievement attained by students
increased.
Keyword: Implementation, Integrated quality management
Pendahuluan
Salah satu cita-cita nasional
yang harus diperjuangkan oleh bangsa Indonesia adalah menghasilkan sumber daya
manusia yang unggul dan berkualitas. Salah satunya adalah melalui pendidikan
yang bercita-citakan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena pendidikan
merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan manusia menuju kedewasaan, baik
secara akal, mental maupun moral, untuk menjalankan fungsi kemanusiaan yang
diemban sebagai seorang hamba di depan sang khaliq-Nya, dan sebagai khalifah
pada semesta. (Ahmad Tafsir, 2004:15) karenanya, fungsi utama pendidikan adalah
mempersiapkan peserta didik (generasi penerus) dengan kemampuan dan keahlian (skill)
yang diperlukan agar memiliki kemampuan dan kesiapan untuk terjun ke tengah
masyarakat (lingkungan). Dengan kata lain pendidikan bukan hanya membentuk
manusia yang cerdas otaknya dan trampil dalam melaksanakan tugas, namun lebih
daripada itu oleh karena itu pendidikan bukanlah hanya sekedar “transfer of knowledge” atau “transfer
of training” tetapi juga mentransfer nilai-nilai moral dan nilai-nilai
kemanusiaan yang bersifat universal.
Untuk mencapai tujuan
pendidikan yang berkualitas diperlukan manajemen pendidikan yang dapat
memobilisasi segala sumber daya pendidikan. Total Quality Managemen in
Education merupakan paradigma baru dalam menjalankan bisnis bidang
pendidikan yang berupaya untuk memaksimalkan daya saing sekolah melalui
perbaikan secara berkesinambungan atas kualitas produk, jasa, manusia, proses
dan lingkungan sekolah
Total quality management
diartikan sebagai manajemen kualitas secara total yang merupakan suatu
pendekatan yang sistematis, praktis dan strategis bagi penyelenggaraan
pendidikan yang mengutamakan kepuasan pelanggan (Sallis, 2008 : 83). Pengertian ini tidak
menekankan suatu komponen dalam sistem pendidikan, tetapi menyangkut seluruh
komponen penyelenggaraan pendidikan yaitu input, proses dan output. Dan
semua perangkat yang mendukungnya. Dan menurut Tenner dan De Toro dalam
(Ibrahim Bafadal, 2006: 91) bahwa total quality management merupakan
proses peningkatan mutu secara utuh, dan bila prosesnya dilakukan secara
mandiri maka manajemen mutu terpadu terdiri dari tiga tahap peningkatan mutu
secara kontinu (three steps to continuous improvement), yaitu Pertama
perhatian penuh kepada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal; Kedua
pembinaan proses; Ketiga keterlibatan secara total
Manajemen mutu terpadu
merupakan salah satu ikhtiar agar dapat meningkatkan mutu sekolah dengan
melalui perbaikan terus menerus berkesinambungan atas kualitas produk, jasa
manusia, proses dan lingkungan organisasi (F. Tjiptono & A. Diana, 2001:
4). Kemudian dalam peningkatan mutu pendidikan sebagaimana yang menjadi
kebijakan pemerintah, maka banyak sekolah yang memperbaiki mutu, diantara sekolah
yang ikut perbaikan mutu pendidikan adalah MTs Negeri 2 di Kota Yogyakarta.
MTs Negeri 2 di Kota
Yogyakarta adalah lembaga pendidikan formal yang setingkat dengan Sekolah
Menengah Pertama yang menyiapkan lulusannya untuk melanjutkan pendidikannya ke
tingkat menengah. Dalam operasionalnya sudah mengarah kepada model manajemen
mutu terpadu, walaupun belum secara sempurna, dikatakan demikian masih banyak
hal-hal yang dilakukan oleh MTs Negeri 2 di Kota Yogyakarta yang belum
sepenuhnya mengarah kepada penerapan MMT karena keterbatasan-keterbatasan yang
ada seperti (1) partisipasi orang tua masih hanya berbentuk dana (2) rendahnya input
dan (3) minimnya SDM yang terlibat dan belum sesuai antara cita-cita,
pengetahuan, dan pengalaman yang dimiliki. Namun yang menarik adalah dari tahun
ke tahun siswa yang mendaftar di MTs Negeri 2 di Kota Yogyakarta ini semakin
meningkat walaupun ada sekolah lain yang setingkat yaitu Sekolah Menengah
Pertama Negeri (SMPN) dan Madrasah Tsanawiyah swasta. MTs Negeri 2 di Kota Yogyakarta
dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap para pelanggannya, dan ini sesuai
dengan prinsip dari manajemen mutu terpadu Oleh karena itu menarik untuk
diteliti dan dikaji lebih mendalam, agar diperoleh informasi yang komprehensif
tentang komponen MMT yang telah terimplementasi. Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana layanan
dalam implementasi manajemen mutu terpadu di MTs Negeri 2 di Kota Yogyakarta?,
(2) Bagaimana sumber daya manusia yang mendukung dalam implementasi manajemen
mutu terpadu di MTs Negeri 2 di Kota Yogyakarta? (3) Bagaimana
lingkungan sekolah dalam implementasi manajemen mutu terpadu di MTs Negeri 2 di
Kota Yogyakarta? (4) Bagaimana proses pembelajaran dalam implementasi
manajemen mutu terpadu di MTs Negeri 2 di Kota Yogyakarta? (5) Bagaimana
produk (lulusan) di MTs Negeri 2 di Kota Yogyakarta? (6) Faktor
apa saja yang menjadi penghambat dalam implementasi manajemen mutu terpadu di
MTs Negeri 2 di Kota Yogyakarta?
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan,
maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut untuk mengetahui: (1) layanan (servise) sekolah di MTs
Negeri 2 di Kota Yogyakarta,
(2) sumber daya manusia yang
mendukung dalam implementasi manajemen mutu terpadu di MTs Negeri 2 di Kota
Yogyakarta, (3) lingkungan sekolah dalam implementasi manajemen
mutu terpadu di MTs Negeri 2 di Kota Yogyakarta , (4) proses
pembelajaran dalam implementasi manajemen mutu terpadu di MTs Negeri 2 di Kota
Yogyakarta , (5) produk (lulusan) di MTs Negeri 2 di Kota
Yogyakarta, (6) faktor yang menjadi penghambat dalam implementasi
manajemen mutu terpadu di MTs Negeri 2 di Kota Yogyakarta. Dalam penelitian ini
ruang lingkup penelitian yaitu:(1) Layanan
(servise), (2). Sumber daya manusia, (3). Lingkungan
sekolah dalam implementasi manajemen mutu terpadu, (4). proses
pembelajaran dalam implementasi manajemen mutu terpadu, (5). Produk (lulusan), (6). Faktor yang menjadi penghambat dalam implementasi
manajemen mutu terpadu
Kajian Pustaka
Pengertian Manajemen Pendidikan
Bush (Bush & Coleman, 2000: 4),
memberikan pendapat tentang manajemen pendidikan sebagai berikut; ”
Education management is a field of study and practice concerned with the
operation of educational organizatins”. Dari pendapat Bush, dapat diartikan
bahwa manajemen pendidikan adalah suatu bidang study atau praktek yang
berkaitan dengan pengelolaan organisasi pendidikan.
Pendapat lain diungkapkan oleh Glarter
(Bush & Coleman, 2000; 4), sebagai berikut: “management is concerned
with the internal operation educational Institutions, and also with their
relation ship with their environment, that is, the communities in wich ther are
set, and with the goverming bodies to which they are formally”.
Dari pendapat ini manajemen diartikan
sebagai berikut: manajemen itu berkaitan dengan pengelolaan institusi internal
pendidikan, dan juga berkaitan dengan lingkungan yaitu masyarakat sekolah itu
dibangun, dan dengan badan pemerintah/yayasan yang secara formal bertanggung
jawab. Jadi manajemen pendidikan adalah manajemen yang digunakan dalam
pendidikan.
Konsep Mutu dalam Pendidikan
Menurut Sallis (2008: 51), kualitas
itu memang sesuatu yang tarik menarik antara sebagai konsep yang absolut dan
relatif. Namun, ia menegaskan bahwa kualitas sekarang ini lebih digunakan
sebagai konsep yang absolut. Karena itu, kualitas mempunyai kesamaan arti dengan kebaikan, keindahan,
dan kebenaran; atau keserasian yang tidak ada kompromi. Standar kualitas
itu meliputi dua, yaitu; kualitas yang didasarkan pada standar
produk/jasa; dan kualitas yang didasarkan pada pelanggan (customer).
Kualitas yang didasarkan pada produk/jasa, memiliki beberapa kualifikasi: 1)
sesuai dengan spesifikasi, 2) sesuai dengan maksud dan kegunaannya, 3) tidak
salah atau cacat, dan 4) benar pada saat awal dan selamanya. Sementara itu,
kualitas yang didasarkan pada customer, mempunyai kualifikasi; 1)
memuaskan pelanggan (costomer satisfaction), 2) melebihi harapan
pelanggan, dan 3) mencerahkan pelanggan
Kemudian menurut Depdiknas (2007: 9)
bahwa secara umum, mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari
barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang
diharapkan atau yang tersirat dan secara khusus mutu dalam konteks pendidikan
mencakup mutu input, proses, dan output pendidikan. Input,
proses, dan output pendidikan itu dapat dijabarkan sebagai berikut :
Mutu pendidikan dapat diilustrasikan sebagai pada
diagaram berikut:
Feed Back
Gambar. 1
Blok Diagram
Ilustrasi Mutu Pendidikan
Gambar blok diagram di atas merupakan
ilustrasi mutu pendidikan yang sederhana sementara dalam pendekatan Manajemen
mutu terpadu, mutu dilihat secara total dari lima komponen mutu terkait yaitu
proses pembelajaran, layanan sekolah, lingkungan sekolah, sumber daya manusia dan
output (lulusan).
Dari beberapa pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa mutu pendidikan yang dihasilkan haruslah bertumpu pada
sekolah itu sendiri dengan cara memberdayakan semua komponen dan segala
kemampuan yang dimiliki.
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalam
Pendidikan
Upaya untuk menghasilkan keluaran
pendidikan secara optimal dapat dilaksanakan dengan cara menerapkan konsep
manajemen mutu terpadu dalam pengelolaan pendidikan. Penerapan konsep manajemen mutu terpadu merupakan
alat untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
Menurut Sallis (2008: 14)
pelaksanaan konsep "MMT selalu menekankan dua konsep utama. Pertama,
sebagai suatu filosofi tentang perbaikan terus-menerus dan berkesinambungan (continuous
improvemer,t), dan
kedua, berhubungan dengan alat-alat dan teknik seperti trainstormind` dan "force
field analysis" (analisis kekuatan lapangan), yang digunakan
untuk perbaikan kualitas dalam tindakan manajemen untuk mencapai produk sesuai
kebutuhan dan harapan pelanggan. Sedangkan
menurut Sugiyono (2007: 6) Total Quality Management merupakan tehnik
manajemen yang memfokuskan pada upaya peningkatan mutu pada seluruh aspek
organisasi pendidikan secara terus menerus, sehingga menghasilkan kualitas
pendidikan yang memenuhi standar dan memuaskan pelanggan.
Komponen Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan
Menurut Nasution (2005: 200) dan
Creech (1994) dalam Husaini Usman (2004: 486) ada lima pilar atau komponen
utama dalam TQM untuk menggerakan suatu organisasi, yaitu produk (lulusan) yang
dihasilkan, proses pembelajaran yang dilakukan dalam menghasilkan produk,
kemudian lingkungan yang digerakkan oleh semua SDM yang ada di sekolah, serta
adanya komitmen dalam bnetuk pelayanan diantara para SDM lain di dalam suatu
organisasi. Kelima komponen TQM dapat digambarkan sebagai berikut:
MMT
|
||||||||||||
Gambar. 2
Lima Komponen MMT
Kerangka
Berfikir
Manajemen mutu
terpadu atau total quality management esensinya adalah perubahan budaya
yang ada di sekolah/madrasah dan juga manajemen yang dilakukan secara total
dengan memberdayakan semua yang dimiliki sekolah dengan melibatkan kelompok
kepentingan yang terkait dengan sekolah. Dalam manajemen mutu terpadu
terkandung upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, yaitu Pertama mengendalikan
proses yang berlangsung di sekolah baik kurikuler maupun administrasi; Kedua
melibatkan proses diagnose dan proses tindakan untuk menindaklanjuti diagnose; Ketiga
memerlukan semua partisipasi semua pihak kepala sekolah, guru, staf
administrasi, siswa, orang tua, dan pakar. sehingga mutu dalam konteks
manajemen mutu terpadu pendidikan bersifat menyeluruh, menyangkut semua
komponen. Sebab pendidikan yang bermutu tidak dapat dicapai hanya dengan satu
komponen saja, akan tetapi membutuhkan dukungan dari kegiatan, komponen lainnya
secara terkait satu dengan yang lainnya.
Mutu pendidikan atau mutu sekolah
tertuju pada mutu lulusan. Dan untuk menghasilkan mutu lulusan yang baik, maka
proses pendidikan harus didukung dengan lingkungan yang kondusif, sarana
prasarana yang memadai bagi proses pendidikan tersebut, dan didukung oleh semua
personil sekolah dalam hal ini adalah guru, karyawan, administrator dan tata
usaha yang bermutu dan profesional, serta layanan sekolah yang memuaskan bagi
pelanggannya. Hal tersebut dapat dibuat dalam kerangka seperti pada gambar
berikut ini:
Gambar. 3
Blok diagram kerangka
fikir implementasi manajemen mutu terpadu
Metode Penelitian
Pendekatan penelitian ini kualitatif yaitu
berupa gejala-gejala, informasi-informasi atau keterangan dari hasil pengamatan
selama berprosesnya penelitian mengenai implementasi manajemen mutu terpadu di
MTs Negeri 2 di Kota Yogyakarta lebih tepat bila diungkapkan dalam bentuk
kata-kata. Penelitian ini akan dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2
Kota Yogyakarta Adapun waktu penelitian direncanakan akan dilakukan mulai bulan
Mei-Agustus 2010. Subyek penelitian ini
adalah kepala sekolah dan wakil kepala sekolah MTs Negeri 2 di Kota
Yogyakarta,TU MTs Negeri 2 di
Kota Yogyakarta , Guru MTs
Negeri 2 di Kota Yogyakarta, Siswa. Tehik-tehnik dalam pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :Teknik
observasiDalam penelitian ini pengamatan atau observasi merupakan salah
satu metode utama dalam pengumpulan data. Pengamatan ini dilakukan sejak awal
penelitian sampai berakhirnya pengambilan data tentang implementasi manajemen
mutu terpadu di MTs Negeri 2 di Kota Yogyakarta. Pengamatan dilakukan untuk
mencermati kegiatan sekolah atau bukti fisik yang berkaitan dengan implementasi
manajemen mutu seperti, PBM, pengadaan fasilitas tertentu, layanan sekolah dan
sebagainya. Wawancara Tehnik ini digunakan terhadap subyek penelitian untuk
mengungkap; apa dan bagaimana yang dilakukan warga sekolah dalam implementasi
manajemen mutu terpadu, yaitu dalam hal proses belajar mengajar, lingkungan dan
sarana fisik sekolah, SDM dan juga produk/lulusan Dokumentasi Metode dokumentasi atau analisis dokumen digunakan
dalam pengumpulan data untuk mendapatkan data dalam bentuk dokumen resmi
lembaga sebagai bukti fisik serta dapat melengkapi data yang diperoleh dari
wawancara dan pengamatan. Melalui analisis dokumen diusahakan data yang
diperlukan benar-benar memiliki validitas.Keabsahan Data, Untuk mengetahui keabsahan data peneliti
menggunakan beberapa teknik dan kriteria dalam pemeriksaan keabsahan data,
diantaranya dengan menggunakan metode Triangulasi, perpanjangan keikutsertaan
dan ketekunan pengamatan.Tehnik
Analisis Data, pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan
Gambar. 4
Model
analisis interaksi dari Miles dan Huberman
Dalam pengertian
ini analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus
menerus. Masalah reduksi data penyajian data dan penarikan kesimpulan menjadi
gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang
saling susul menyusul.
Pembahasan Hasil Penelitian
Manajemen mutu terpadu adalah
suatu sistem manajemen yang berfokus kepada orang yang bertujuan untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan. Pelanggan yang harus diberi layanan yang
bermutu adalah pelanggan internal dan pelanggan eksternal.
Selanjutnya dalam konteks pendidikan manajemen mutu terpadu (MMT) membahas lima
komponen pokok yaitu proses pembelajaran, layanan sekolah, lingkungan, sumber
daya manusia dan output pendidikan.
Kemudian untuk mengetahui
apakah proses pembelajaran, layanan sekolah, lingkungan, sumber daya manusia
dan output pendidikan MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta sudah berorientasi
pada kepuasan pelanggan dapat dilihat pada pembahasan hasil penelitian terhadap
lima komponen mutu pendidikan di bawah ini:
1. Mutu Layanan terhadap Siswa di MTs Negeri
2 Kota Yogyakarta
Misi utama dari sebuah
institusi yang menerapkan manajemen mutu terpadu adalah memenuhi kebutuhan dan
keinginan pelanggannya. Organisasi yang unggul adalah organisasi yang menjaga
hubungan dengan pelanggannya dan memiliki obsesi terhadap mutu. Mutu harus
sesuai dengan harapan dan keinginan para pelanggannya, agar dapat mengetahui
keinginan para pelanggannya maka sekolah dituntut untuk tahu apa yang
diinginkan oleh pelanggannya.
Hasil observasi, wawancara dan
dokumentasi. Layanan terhadap siswa yang ada di MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta
dapat dikatakan sudah sesuai dengan standar layanan (baik). Ini terlihat dari
bentuk layanan yang ada yaitu layanan fisik yang berupa:
a. Layanan informasi untuk siswa dari pihak
luar melalui pesan telepon; layanan keperluan sehari-hari alat tulis siswa dan
makanan kecil melalui kantin, dan koperasi pelajar
b. Layanan fasilitas sarana dan prasarana
pembelajaran yang tersedia di MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta, seperti ruang
laboratorium komputer, perpustakaan, dan lain-lain.
c. Layanan bantuan kesehatan dengan adanya
ruang UKS dan obat bagi siswa yang sakit atau kecelakaan dalam dinas sekolah
d. Layanan di bidang kreatifitas dan
aktivitas adalah tersedianya peralatan yang memadai seperti peralatan olahraga
dan kesenian
e. Layanan untuk memberikan kemudahan dalam
melakukan ibadah adalah dengan adanya musholla
Kemudian jenis layanan yang berupa non fisik meliputi :
a.
Kegiatan pembelajaran
intrakurikuler
Siswa
mendapatkan informasi, ilmu pengetahuan teori maupun praktek keterampilan dan
tehnologi dalam proses belajar mengajar di kelas maupun di luar kelas dari para
guru bidang studi yang mengampu
b. Kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk membina siswa yang mempunyai bakat minat dan hobi pada bidang
tertentu tetapi tidak termuat dalam kegiatan intrakurikuler. Ekstrakurikuler
yang ada dan diminati siswa MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta adalah: (1) kegiatan
kepanduan/kepramukaan, (2) seni baca Al-Qur’an (Qiro’ah), (3) seni musik
(rebana dan nasyid) (4) olah raga prestasi seperti bola volli dan (5) kegiatan
rokhis yaitu baca tulis Al-Qur’an
c. Layanan di bidang akademik yang mana
mempunyai tujuan meningkatkan prestasi hasil belajar siswa. Adapun bentuk
layanannya adalah diadakannya les untuk bidang studi yang akan di UN-kan.
d. Layanan dalam bidang keagamaan, yang
dilakukan adalah dengan membiasakan siswa untuk membaca Al-Qur’an sebelum
memulai pelajaran, sholat dzuhur setiap hari dan sholat Jum’at setiap hari
Jum’at berjama’ah. Dan belajar iqro’ bagi siswa yang belum bisa baca Al-Quran 3
hari dalam seminggu (Selasa, Kamis, dan Sabtu)
e. Layanan siswa yang bermasalah, kesulitan
pembelajaran maupun masalah sosial lainnya melalui Bimbingan dan Konseling,
membantu siswa yang kesulitan pembiayaan sekolah melalui bantuan
Bupati/pemerintah daerah dan komite sekolah
Akan tetapi MTs Negeri 2 Kota
Yogyakarta tetap mempunyai keterbatasan-keterbatasan dalam memberikan layanan
yang baik pada para pelanggannya dalam hal ini siswa yaitu dengan masih
kurangnya ketersediaan buku pegangan siswa yang ada di perpustakaan. Bahkan
buku-buku pelajaran tersebut yang masih sedikit di samping minat baca siswa
yang kurang.
Apalah artinya layanan fisik
dan non fisik yang baik dan memadai tanpa adanya sumber daya manusia yang mampu
mengelolanya dengan profesional, oleh karena itu MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta
juga dalam rangka memberikan layanan yang terbaik bagi pelanggannya tidak hanya
berhenti pada layanan fisik dan non fisik, akan tetapi MTs Negeri 2 Kota
Yogyakarta juga memberikan layanan berupa sumber daya manusia yang berkualitas
dalam memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya (siswa) dalam hal ini adalah
guru dan karyawan. Dalam usaha untuk meningkatkan profesionalitas guru dan
karyawan maka sekolah telah mengirimkan personelnya untuk mengikuti
pelatihan-pelatihan yang berfungsi untuk menambah wawasan guru dan karyawan
sehingga diharapkan kualitas guru dan karyawan semakin meningkat dalam tugasnya
serta berkualitas pada layanan pada customernya.
2. Mutu Sumber Daya Manusia di MTs Negeri 2
Kota Yogyakarta
Di dalam konteks implementasi
manajemen mutu terpadu di sekolah, sumber daya manusia merupakan pelanggan internal
yang menentukan mutu lulusan (produk akhir) dan organisasi. Oleh karena itu
berhasil atau tidaknya implementasi manajemen mutu di MTs Negeri 2 Kota
Yogyakarta sangat ditentukan oleh faktor SDM yang terlibat di sekolah tersebut
seperti pendidik dan tenaga kependidikan.
Adanya sarana dan prasarana,
kurikulum, lingkungan yang kondusif tidak akan berarti apa-apa tanpa didukung
oleh faktor sumber daya manusia (SDM) yang mengelolanya. Untuk itu dukungan
faktor sumber daya guru menjadi penentu keberhasilan proses pendidikan.
Bagaimana unsur guru dikelola, menjadi persoalan penting sehingga dapat
memberikan kontribusi yang optimal dalam pencapaian tujuan sekolah yang
tertuang di dalam visi, misi yang telah ditetapkan.
Berdasarkan wawancara dengan
kepala sekolah pada tanggal 28 Januari 2010 MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta proses
rekruitmen sumber daya manusia di MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta dilakukan
berdasarkan pada perkembangan kelembagaan seperti jumlah siswa, jumlah kelas
dan jumlah jam. Adanya penambahan pada unit-unit kelembagaan akan menjadi
pertimbangan bagi perencanaan kebutuhan tenaga pendidik. Secara formal, MTs
Negeri 2 Kota Yogyakarta menentukan beberapa kualifikasi umum yang harus
dimiliki oleh calon guru, sebagai dasar dalam proses seleksi. Kualifikasi umum yang dipersyaratkan adalah:
1) Calon guru harus berkualifikasi lulusan
sarjana
2) Calon guru harus memiliki budi pekerti
atau akhlak yang baik
3) Calon guru harus memiliki kualifikasi
khusus yang telah ditentukan, seperti guru harus bisa membaca Al-Qur’an
Sumber daya manusia yang ada
di MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta secara lahiriah sudah dapat dikatakan telah
mencapai tingkat profesional dikatakan demikian karena secara kualifikasi dan
kompetensi yang mereka miliki sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh
undang-undang dan peraturan pemerintah serta teori-teori tentang sumber daya
manusia. Ini terbukti dengan ada 80% sumber daya manusianya berkualifikasi S1
dan mengajar sesuai dengan keahlian mereka.
Menurut kepala sekolah MTs
Negeri 2 Kota Yogyakarta mengemukakan bahwa pengembangan sumber daya manusia di
MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta mempunyai maksud sebagai upaya memperluas atau
mewujudkan potensi-potensi, dan kemudian membawa suatu keadaan secara
bertingkat kepada suatu keadaan yang lebih lengkap, lebih besar, atau lebih
baik.
Sedangkan upaya pengembangan
yang dilakukan oleh MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta meliputi pengembangan
profesionalitas guru melalui peningkatan kemampuan bagi guru mata pelajaran
dengan cara mengikutsertakan guru pada pelatihan musyawarah guru mata pelajaran
(MGMP). Dan di samping itu juga sekolah juga mengikutsertakan para guru dalam
penataran/pelatihan/seminar yang berkaitan dengan pendidikan, seperti persiapan
implementasi kurikulum KTSP, diklat penyusunan administrasi pembelajaran.
Karena pelatihan atau pengembangan memberikan arti yang sangat penting sebagai
sarana untuk mengajarkan kepada para guru keterampilan dasar yang mereka
butuhkan sesuai dengan pekerjaan mereka. Dengan demikian roda organisasi yang
ada di MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta dapat berjalan dengan baik.
Sedangkan tujuan pelatihan
adalah untuk meningkatkan kualitas guru dan karyawan sesuai tugas yang
diembannya atau kemampuan lain yang berkaitan dengan tugas itu serta guna
menimbulkan motivasi kerja yang tinggi.
3. Mutu Lingkungan dan Sumber Daya Fisik di
MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta
Lingkungan sekolah yang
bermutu merupakan kondisi, dimana keadaan sekolah dan stakeholdernya,
dalam keadaan aman, damai, menyenangkan untuk kegiatan belajar mengajar. Dan lingkungan yang ada di MTs Negeri 2 Kota
Yogyakarta dapat dikatakan berada dalam lingkungan yang strategis untuk sebuah
lembaga pendidikan dikatakan demikian karena lokasi MTs Negeri 2 Kota
Yogyakarta jauh dari keramaian (kebisingan) karena jauh dari jalan raya. dalam
kegiatan proses belajar mengajar lengkap dan keadaan ruang kelas yang mendukung
bersih dan terasa nyaman sehingga suasana tersebut sangat mendukung bagi
keberlangsungan proses pembelajaran dan pengajaran yang ada di MTs Negeri 2
Kota Yogyakarta tersebut.
Hal ini sesuai dengan yang
dikatakan beberapa peserta didik kenyamanan dalam ruang kelas sudah baik karena
semua ruang kelas ada ventilasi udara yang cukup, bersih, nyaman dan setiap
hari ada petugas piket dari para siswa untuk membersihkan ruangan kelas dan
selama pembelajaran berlangsung siswa yang piket harus bertanggung jawab
menjaga kebersihan ruang kelas.Sumber daya fisik yang dimiliki sebagai
penunjang proses belajar mengajar di MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta adalah
sebagai berikut
Tabel 1
Sumber Daya Fisik yang
dimiliki MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta
No
|
Jenis Bangunan
|
Jumlah
|
Luas
|
Ket
|
01
|
Ruang belajar
|
7 Buah
|
441 M²
|
Baik
|
02
|
Ruang Guru
|
1 Buah
|
28 M²
|
Baik
|
03
|
Ruang Kepala Sekolah
|
1 Buah
|
16 M²
|
Baik
|
04
|
Ruang Tata Usaha
|
1 Buah
|
16 M²
|
Baik
|
05
|
Lab. Komputer
|
1 Buah
|
72 M²
|
Baik
|
06
|
Gudang
|
1 Buah
|
6 M²
|
Baik
|
07
|
Musholla
|
1 Buah
|
171 M²
|
Baik
|
08
|
UKS
|
1 Buah
|
16 M²
|
Baik
|
09
|
Perpustakaan
|
1 Buah
|
57,42 M²
|
Baik
|
10
|
Tempat Parkir
|
1 Buah
|
21 M²
|
Baik
|
11
|
Ruang BK
|
1 Buah
|
16 M²
|
Baik
|
12
|
WC Siswa
|
4 Buah
|
21 M²
|
Baik
|
13
|
WC Guru
|
2 Buah
|
12 M²
|
Baik
|
14
|
Gudang
|
1 Buah
|
6 M²
|
Baik
|
Hasil pengamatan peneliti tentang sarana penunjang
dalam proses pembelajaran dapat diuraikan sebagai berikut :
a.
Ruang belajar
Ruang belajar berjumlah 2 unit yang masing-masing unit
terdiri dari 4 ruang dengan ukuran 7 X 9 dan setiap ruangan dilengkapi dengan
ventilasi udara yang cukup, meja, kursi, papan tulis white board dan meja kursi
guru dan keadaan kelas yang bersih dan nyaman.
b.
Perpustakaan
Perpustakaan dimana ini berfungsi sebagai tempat siswa
untuk menambah pengetahuan dengan membaca buku-buku penunjang oleh karena itu
sekolah berusaha untuk membuat suasana perpustakaan senyaman mungkin seperti
perpustakaan dilengkapi dengan kipas angin, ukuran ruangnya yang tidak sempit
yaitu 8,7 X 6,6 dan juga terdapat koleksi buku-buku penunjang pada setiap mata
pelajaran walaupun masih minim dan perpustakaan MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta
bersifat terbuka, artinya pengunjung dapat melihat, memilih, dan mengambil
sendiri buku yang diinginkan tanpa bantuan petugas. Jadi secara fisik perpustakaan MTs Negeri 2 Kota
Yogyakarta berada dalam ruangan yang kondusif dengan penataan ruang yang bagus
dan nyaman.
c.
Laboratorium Komputer
Laboratorium komputer merupakan sarana penunjang dalam
pembelajaran informasi dan tehnologi sehingga sekolah berusaha memenuhi kebutuhan
ini yaitu dengan pengadaan laboratorium komputer yang mana jumlah komputer yang
dimiliki MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta sebanyak 21 unit, dengan memiliki luas 9
X 8
d.
Musholla
MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta merupakan sekolah swasta
yang berbasis agama sehingga musholla merupakan sarana penting yang harus
dimiliki oleh sekolah, adapun musholla yang ada di MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta
memiliki luas 171 dan dilengkapi dengan mimbar dan pembatas antara jama’ah
laki-laki dan perempuan.
Sedangkan bila dilihat dari lingkungan
sosialnya bahwa sosialisasi warga MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta secara intern
sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari proses belajar mengajar setiap hari di
setiap mata pelajaran, baik sesama pendidik, maupun pendidik dengan siswa
ataupun diantara sesama siswa. Semuanya berjalan baik dan tercipta suasana yang
sangat harmonis, hal ini merupakan sesuatu yang perlu dikembangkan yang
merupakan salah satu cerminan dari keberhasilan implementasi manajemen mutu
terpadu (MMT). Lebih dari itu lingkungan sosial lain yang mendukung adalah
suasana keagamaan yang diterapkan dalam komunikasi misalnya berjabat tangan,
sapaan yang hangat, suasana kekeluargaan, dan tidak ada jarak antara kepala
sekolah dengan para pendidik dan karyawan serta dengan para peserta didik
terbina komunikasi yang akrab.
4. Mutu Proses Pembelajaran di MTs Negeri 2
Kota Yogyakarta
Pembelajaran adalah proses
atau cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah
modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Selanjutnya dari hasil
wawancara, observasi dan dokumentasi diketahui bahwa implementasi MMT pada
proses pembelajaran di MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta dilakukan melalui hal-hal
berikut:
a.
Perencanaan Pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, ada kesamaan
pendapat di antara masing-masing guru mengenai kegiatan mereka dalam membuat
perencanaan pembelajaran atau yang disebut RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran). Mereka menyatakan bahwa bentuk perencanaan pengajaran dengan
konsep kurikulum sama halnya dengan perencanaan konsep kurikulum pelajaran yang
lain, diantaranya menyusun kegiatan perencanaan pengajaran secara sistematis
dan mengidentifikasi konsep-konsep yang akan dibahas, serta memilih kegiatan
pembelajaran yang sesuai. Akan tetapi dalam kenyataannya, walaupun
masing-masing guru memiliki pendapat yang sama tentang perencanaan pengajaran,
namun dalam realisasinya ada beberapa guru yang berbeda. Hal itu tampak dari variasi bentuk perencanaan
persiapan guru mengajar. Mayoritas guru menyusun kegiatan secara sistematis
berupa rencana program pembelajaran (RPP) namun ada pula sebagian kecil dari
guru yang hanya membuat berbentuk ringkasan materi saja.
Merujuk pada pendapat para
guru tentang bentuk perencanaan pembelajaran yang direalisasikannya diperkuat
dengan hasil pengamatan dan dokumentasi, pada umumnya sudah sesuai dengan
konsep pencanaan pembelajaran yang baik. Hal ini nampak bahwa setiap guru telah
memiliki dokumen administrasi pembelajaran yang terdiri dari: pengesahan
dokumen pelajaran oleh kepala sekolah, analisis hari efektif dan jam pelajaran
efektif, analisis urutan urutan logis pelajaran, program tahunan, program
semester, silabus, RPP (rencana program pembelajaran), jurnal kegiatan
pembelajaran, daftar hadir siswa, blanko daftar nilai dan analisis hasil
evaluasi dan tindak lanjut, blanko daftar nilai akhir semester, kisi-kisi
penulisan soal, kunci jawaban, pedoman
penskoran dan perhitungan nilai akhir, uji kompetensi, kunci jawaban dan
pedoman penilaian.
Kegiatan guru-guru pada tahap
persiapan ini dapat dibagi kepada dua kelompok persiapan:
1)
Persiapan tertulis dan
2)
Persiapan tidak tertulis
Persiapan tertulis seperti pembuatan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang sekarang disebut RPP (rencana peleksanan pembelajaran),
kisi-kisi soal dan sebagainya. Sedangkan persiapan-persiapan tidak tertulis meliputi strategi mengajar dan
menggunakan metode, alat pengajaran sebagai upaya memperlancar pelaksanaan
pengajaran.
Mengenai persiapan mengajar
yang dilakukan oleh para guru di MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta sudah baik karena
cara mereka menyusun sudah mengikuti ketentuan dan standar yang ditetapkan oleh
Undang-undang, Peraturan Pemerintah dan peraturan Menteri (Permen).
b.
Pelaksanaan Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu istilah yang mengilustrasikan
proses komunikasi dua arah antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Berdasarkan hasil observasi di kelas dan wawancara dengan
para guru di ruang guru diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru yang ada di MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta adalah :
1)
Kegiatan pendahuluan atau
persiapan, dalam langkah ini para guru melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti
menjelaskan ringkasan bahan-bahan yang telah disampaikan peserta didik pada
minggu sebelumnya, mengadakan apersepsi dan memberikan tes awal dan pre test
yang diberikan pada peserta didik untuk mengetahui kemampuan dan tingkah laku
yang dimiliki oleh peserta didik sebelum mengikuti proses belajar mengajar
2) Kegiatan mengajar dalam tahap ini guru-guru memperhatikan hal-hal:
menjelaskan tujuan yang hendak dicapai dalam pertemuan tersebut, menggunakan
metode belajar mengajar yang tepat, memanfaatkan sumber belajar yang ada dan
menggunakan sarana dan alat belajar. Secara lebih jelas, langkah-langkah yang ditempuh guru di MTs Negeri 2 Kota
Yogyakarta pada tahap ini adalah:
a) Menyampaikan materi dengan
penjelasan-penjelasan secukupnya
b) Memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk menanyakan materi yang belum jelas
c)
Menjawab pertanyaan yang
disampaikan oleh peserta didik
d) Melontarkan masalah yang menuntut
pemecahan untuk didiskusikan oleh peserta didik di kelas, dan
e) Sebelum menutup pelajaran guru biasanya
memberi tugas yang mana berfungsi sebagai kegiatan siswa di rumah
3) Kegiatan penutup, pada tahap ini mereka
melaksanakan hal-hal: membuat resume dan bahan-bahan yang baru dijelaskan, dan
mengadakan tes akhir khusus untuk materi yang baru saja disampaikan.
Hasil observasi yang dilakukan
menunjukkan bahwa tahapan-tahapan yang dilakukan guru-guru MTs Negeri 2 Kota
Yogyakarta sesuai dengan informasi yang penulis peroleh melalui wawancara
dengan mereka. Tahapan-tahapan yang mereka lakukan sudah sesuai dengan UU, PP,
Permen dan teori-teori yang banyak digunakan dalam proses belajar mengajar.
Sedangkan dalam penampilan mengajar, para guru umumnya telah melaksanakan
prosedur-prosedur pembelajaran yang tepat seperti guru telah menjelaskan topik
yang akan dibahas, kemudian guru memberikan ilustrasi dan kesimpulan.
Strategi pembelajaran dan
pengajaran sesuai dengan tujuan dan kriteria obyektif serta respon belajar,
kemudian variasi dan model pembelajaran baik dan menarik karena metode
belajarnya mengarah pada “quantum learning” dan “quantum teaching”
yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran aktif, kreatif, afektif dan
menyenangkan (Pakem). Aktif artinya selalu mencoba, tidak ingin menjadi
penonton, memanfaatkan modalitas belajar (visual, auditorial, kinestetik).
Lebih lanjut pengeloalaan kelas untuk proses belajar mengajar menggunakan
sistem in door (di ruang kelas) dan out door (di luar kelas).
Sistem ini dilakukan agar pembelajaran lebih menarik dan menambah motivasi
peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran, dan agar kejenuhan peserta
didik dapat dicairkan dengan suasana baru di luar kelas.
Pembelajaran in door
(di kelas) dilakukan sesuai dengan materi dan bahan ajarnya dengan menggunakan
model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenagkan (Pakem). Model
pembelajaran pakem menekankan pada kreatifitas guru dan peserta didik dalam
memahami konsep materi pelajaran. Sementara materi yang diajarkan di luar kelas
(out door) adalah materi pelajaran penjaskes dan kertakes dan
kadang-kadang juga pelajaran Bahasa Arab dan Bahasa Inggris juga dilakukan di
luar kelas menyesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.
Bila dilihat dari aspek tujuan
kurikulum, hal itu sudah dilakukan secara sistematis. Hal ini tercermin dari
pendapat sebagian guru yang mengungkapkan bahwa pada umumnya mereka sudah
memahami makna dan prosedur pembelajaran. Antara guru dan peserta didik
terlibat cinta yang transformatif. Dalam proses belajar mengajar keduanya
berubah, semakin lama semakin baik.
c.
Evaluasi pembelajaran
Sebagaimana sekolah-sekolah pada
umumnya para guru di MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta dalam melakukan kegiatan
pembelajaran juga melakukan evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran yang
dilakukan oleh guru-guru di MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta dilakukan melalui
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Evaluasi terhadap aspek kognitif
mencakup semua unsur pokok bidang studi. Berdasarkan hasil wawancara dengan
para guru adapun evaluasi dalam bidang kognitif yang dilakukan di MTs Negeri 2
Kota Yogyakarta antara lain berupa :
1)
Ulangan harian yaitu penilaian
yang dilakukan oleh guru setiap sudah selesai menyampaikan topik pokok bahasan
tertentu dan fungsinya adalah untuk mengetahui sejauh mana kompetensi peserta
didik dalam memahami materi ajar.
2)
Ulangan tengah semester yaitu
penilaian yang dilakukan oleh guru setiap selesai menyampaikan beberapa topik
pokok bahasan tertentu dalam waktu tiga bulan dan untuk mengukur sejauh mana
kompetensi peserta didik dalam memahami materi ajar dan dilaporkan kepada wali
murid agar wali murid mengetahui perkembangan kemajuan putra-putrinya
3)
Ulangan semester (ulangan umum)
yaitu penilaian yang dilakukan oleh guru setiap selesai menyampaikan beberapa
topik pokok bahasan tertentu dalam waktu 6 bulan dan untuk mengukur sejauh mana
kompetensi peserta didik dalam memahami materi ajar dan untuk menentukkan
peserta didik naik ke kelas yang lebih tinggi atau tinggal kelas serta bentuk
komunikasi sekolah dengan wali murid agar wali murid mengetahui perkembangan
kemajuan putra-putrinya
4)
Ujian sekolah yaitu penilaian
sekolah terhadap peserta didik yang berfungsi untuk mengetahui sejauh mana
seluruh kompetensi telah dikuasainya dan untuk menentukan peserta didik lulus
atau tidak dalam menempuh studi selama tiga tahun. Ujian nasional adalah
penilaian yang dilakukan oleh Negara terhadap peserta didik pada tiga bidang
studi yaitu, Bahasa Indonesia, Matematika dan Bahasa Inggris sebagai penentu
kelulusan peserta didik dan penentu mutu sekolah.
Sedangkan dalam aspek afektif
lebih ditekankan pada unsur-unsur pokok sikap dan akhlak. Dan evaluasi dalam
aspek psikomotorik terutama ditekankan pada unsur pokok keterampilan/ skill
yang harus dimiliki siswa sebagai cerminan dari siswa madrasah. Hal ini
menunjukkan bahwa bidang studi yang dianut dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) didesain untuk memberikan pengetahuan yang mengacu kepada
pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari. Adapun pelaporan hasil dari
evaluasi pembelajaran yang diperoleh oleh siswa MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta
dapat dilihat melalui raport yang disampaikan ke wali murid dan tindak lanjut
secara berkesinambungan.
5. Mutu Lulusan MTs Negeri 2 Kota
Yogyakarta
MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta
menginginkan para siswa yang lulus dari MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta harus
mampu menjadi sosok yang bermutu, baik dari segi mutu fikir, dzikir dan mutu
fikir, dzikir, maupun mutu dalam menyiapkan kemampuan untuk menangkap peluang
untuk kehidupan di masa yang akan datang. maka siswa dibina untuk bisa
mempunyai kemampuan tersebut. Produk mutu pendidikan yang dilakukan oleh MTs
Negeri 2 Kota Yogyakarta melalui jalur kurikuler dan ekstrakurikuler ini banyak
membantu para siswa yang bisa dikatakan berhasil merubah dalam menyalurkan
potensi. Karena hanya dengan melalui proses yang baik dan berkualitas dunia
pendidikan akan menghasilkan produk yang baik dan berkualitas.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa
pada umumnya, kesalahan yang dialami oleh lembaga pendidikan adalah kurang
tepatnya penggunaan paradigma kualitas dalam pendidikan. Pada umumnya para
pengelola lembaga penyelenggara pendidikan khususnya MTs Negeri 2 Kota
Yogyakarta masih menggunakan paradigma lama, di mana kualitas dalam pendidikan
ditetapkan oleh lembaga penyelenggara pendidikan tersebut. MTs Negeri 2 Kota
Yogyakarta seyogyanya dan seharusnya paradigma tersebut sudah ditinggalkan dan
diganti dengan paradigma baru, yaitu kualitas pendidikan MTs Negeri 2 Kota
Yogyakarta itu ditentukan oleh stakeholder dan outcomes dari
suatu lembaga pendidikan terkait.
Maka dengan demikian, kualitas
pendidikan bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri tetapi merupakan satu kesatuan
yang saling berhubungan dan terkait. Sebagai suatu proses dalam sebuah sistem,
bila membicarakan masalah kualitas pendidikan maka tidak akan bisa lepas dari
membahas tiga unsur pendidikan sebagai sebuah sistem tersebut yaitu: input,
proses, dan Output.
6. Hambatan dalam Implementasi Manajemen Mutu
Terpadu (MMT) di MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta
a.
Hambatan-hambatan
Peningkatan mutu merupakan
proses yang membutuhkan kewaspadaan dan kehati-hatian. Karena diam di tempat di
saat para pesaing terus berkembang adalah sebuah tanda-tanda kegagalan.
Begitu juga dengan lembaga
pendidikan di MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta dalam implementasi manajemen mutu
terpadu di lembaga pendidikannya, juga mengalami hambatan-hambatan. Karena
setiap usaha yang dilakukan pastilah terdapat hambatan. Hambatan-hambatan yang
dirasakan dalam pengimplementasian manajemen mutu terpadu di MTs Negeri 2 Kota
Yogyakarta, antara lain:
Kepala sekolah sebagai manajer
senior di lembaga pendidikannya, merasakan hambatan dalam merubah budaya kepada
para anggotanya (manajemen menengah), ke dalam budaya yang baik. Pihaknya
merasakan masih ada anggotanya yang belum mau menerapkan budaya mutu, antara
lain budaya tertib, disiplin, dan lain-lain sehingga dalam prosesnya terjadi
hambatan yang cukup serius.
Hambatan lain masih kurangnya
pengetahuan tentang manajemen mutu terpadu. Masih banyak anggotanya yang belum
tahu tentang konsep manajemen mutu terpadu (MMT), apalagi dalam proses
implementasinya. Sehingga perlu adanya pembenahan, serta pemahaman yang
dilakukan sejak awal.
Kemudian hambatan lain dalam
perbaikan mutu adalah hambatan teknis. Hambatan teknis antara lain nampak pada:
terbatasnya dana dan kondisi sosial yang tidak mendukung sehingga MTs Negeri 2
Kota Yogyakarta sulit untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b.
Upaya Perbaikan dan Pembenahan
Dari berbagai hambatan yang
dirasakan oleh manajemen senior (kepala sekolah), dalam proses perbaikan serta
pembenahan yang dilakukan antara lain:
1.
Memberlakukan budaya mutu
secara keseluruhan
Tujuan diberlakukannya ini adalah
sebagai upaya memberikan kekuatan komitmen yang besar bagi para anggota
manajemen menengah, baik pada guru maupun pada karyawan yang kapasitasnya
sebagai pelaksanaan operasional. Karena tanpa adanya komitmen yang kuat, maka dapat dikatakan manajemen mutu
terpadu akan terjadi kegagalan.
2.
Melakukan sosialisasi tentang
konsep MMT
Dalam hal ini kepala sekolah
melakukan sosialisasi MMT dengan intensif ke seluruh guru ketika rapat bulanan
guru MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta .
Dengan maksud dan tujuan sebagai upaya pemahaman secara keseluruhan kepada para
anggotanya dalam hal konsep manjemen mutu terpadu. Karena dengan banyaknya
pengetahuan tentang konsep MMT yang diserap, maka dalam prosesnya memberikan
kemudahan kepada semua pihak.
3. Membangun jaringan dengan instansi terkait
dan terus berusaha mencari donatur tetap sehingga MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan
pada bab 4 dapat disimpulkan bahwa :
1. Mutu layanan sekolah terhadap pelanggan
primer (siswa) di MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta sudah memenuhi standar layanan
yang baik. Hal ini dilihat dari layanan fisik dan non fisik. Layanan fisik
berupa kelengkapan penunjang proses pembelajaran perpustakaan, laboratorium
komputer, musolla dan sarana olahraga. Sedangkan layanan non fisik berupa
layanan pembelajaran dalam baik dalam bidang intrakurikuler maupun
ekstrakurikuler, pembelajaran keagamaan serta layanan bimbingan konseling.
2. Mutu sumber daya manusia dalam proses
pendidikan di MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta menunjukkan sumber daya guru dan
karyawan yang baik. Hal ini terealisasi dengan para guru yang memenuhi standar
kompetensi sebagai seorang pendidik, yaitu 80% pendidik berkualifikasi S1,
mengajar sesuai bidangnya serta senantiasa meningkatkan profesionalitasnya
melalui mengikuti pelatihan-pelatihan dalam bidang pendidikan. Sedangkan mutu
para karyawan juga baik. Hal ini terbukti dengan 43% karyawan yang
berkualifikasi S1, dan juga dalam meningkatkan profesionalismenya para karyawan
diikutsertakan dalam pelatihan yang terkait dengan administrasi sekolah.
3. Mutu lingkungan sekolah di MTs Negeri 2
Kota Yogyakarta sebagai wujud dari implementasi MMT dapat dikatakan baik. Hal
ini terbukti dengan letak sekolah yang jauh dari keramaian, ruang kelas yang
bersih dan nyaman, ruang laboratorium
komputer, musolla, perpustakaan, lapangan olahraga yang luas serta fasilitas
lain sebagai penunjang proses pembelajaran sebagai wujud dari lingkungan fisik.
Sedangkan lingkungan sosial tercermin dari hubungan antara kepala sekolah,
guru, karyawan dan siswa yang tercipta komunikasi yang sangat akrab, ini
terlihat pada suasana sehari-hari seperti berjabat tangan, sapaan hangat dan
mengucapkan salam saat bertemu.
4. Mutu proses pembelajaran di MTs Negeri 2
Kota Yogyakarta sebagai bentuk dari implementasi manajemen mutu terpadu sudah
baik. Hal ini dapat dilihat melalui (1) perencanaan pembelajaran berupa adanya
RPP setiap mata pelajaran. (2) pelaksanaan pembelajaran, yaitu guru menggunakan
langkah-langkah yaitu kegiatan pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
(3) evaluasi pembelajaran dilakukan dengan evaluasi yang variatif meliputi tes,
tugas dan portofolio untuk mengukur kemampuan kognitif, apektif dan
psikomotorik. Adapun tindak lanjut yang dilakukan berupa remedial dan pengayaan
serta pelaporan hasil pembelajaran berupa raport yang disampaikan ke wali murid
dan ditindak lanjuti secara berkesinambungan.
5. Mutu lulusan MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta
dapat dikatakan baik. Hal ini nampak pada prestasi akademik dan non akademik
yang dicapai oleh MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta semakin meningkat, seperti
tingkat kelulusan, adanya peningkatan siswa yang dapat melanjutkan ke sekolah
meningkatnya prestasi yang diraih dalam kegiatan ekstrakurikuler baik di
tingkat Kabupaten maupun Propinsi.
Saran
Adapun saran yang dapat penulis ajukan adalah
sebagai berikut:
1. Agar dapat memberikan pelayanan yang
maksimal terhadap para pelanggan primer (siswa) maka hendaknya MTs Negeri 2
Kota Yogyakarta perlu memperhatikan semua sarana penunjang dalam proses
pembelajaran seperti media, alat audio visual dan metode pembelajaran yang
lebih bervariasi lagi dan modern.
2. Hubungan sosial yang sudah dibangun dengan
baik antara kepala sekolah, guru, dan karyawan, serta peserta didik perlu terus
ditingkatkan dan diperkuat agar semua yang terlibat di MTs Negeri 2 Kota
Yogyakarta dapat merasa nyaman dan damai yang pada akhirnya dapat membuat MTs
Negeri 2 Kota Yogyakarta menjadi pilihan utama bagi peserta didik dan wali
murid
3. Dalam usaha meningkatkan mutu produk yang
ada di MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta, peran pendidik dan tenaga kependidikan
memiliki arti penting, oleh karena itu hendaknya MTs Negeri 2 Kota Yogyakarta
dalam hal ini Kepala Madrasah lebih meningkatkan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan dengan cara terus memberikan tambahan pengetahuan seperti dengan
memberikan pelatihan-pelatihan bagi mereka sehingga pendidik dan tenaga
kependidikan mampu memberikan layanan yang maksimal kepada peserta didik yang
pada akhirnya dapat meningkatkan mutu produk yang ada di MTs Negeri 2 Kota
Yogyakarta itu sendiri.
4. Hendaknya seluruh stakeholder MTs
Negeri 2 Kota Yogyakarta dapat menjadikan “mutu sebagai maskot” dalam seluruh
aktivitasnya sehingga grafik mutu proses pembelajaran, layanan sekolah, sumber
daya manusia, lingkungan fisik dan sosial, serta output sekolah terus
menerus mengalami peningkatan.
5. Prestasi yang diraih baik dari segi
akademik maupun non akademik hendaknya terus ditingkatkan sehingga MTs Negeri 2
Kota Yogyakarta mampu menghasilkan produk madrasah (lulusan) yang dapat
bersaing dengan lulusan-lulusan dari sekolah yang lainnya.
Daftar Pustaka
Ahmad Tafsir (2004). Konsep
manajemen berbasis sekolah, Bandung: Sari Pustaka
Bush, T., & Coleman, M (2000). Leadershif
and strategic management in education. London: Paul Chapman Publishing Ltd.
Depdiknas
(2007). Manajemen berbasis sekolah. Jakarta: Direktorat jendral
manajemen pendidikan dasar dan menengah direktorat pendidikan sekolah menegah
pertama
Husaini Usman (2004). Manajemen
(teori, praktik, dan riset pendidikan) Jakarta: Bumi Aksara.
Ibrahim Bafadal (2006) Manajemen
peningkatan mutu sekolah dasar (dari sentralisasi menuju desntralisasi), Jakarta:
Bumi Aksara
Nasution M. Nur. (2005). Manajemen
mutu terpadu (total quality management), Bogor: Ghalia Indonesia
Sallis, Edward (2008). Total
quality management in education, manajemen mutu pendidikan, (Terjemahan
Ahmad Ali Riyadi & Fahrurrozi). Yogyakarta: IRCiSoD. (Buku asli diterbitkan
tahun 1993)
Sugiyono (2007). Total
quality management (materi kuliah semester I), tidak diterbitkan,
Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta
IDENTITAS DIRI PENULIS
Nama : Lia Yuliana, S.Pd, M.Pd
Nomor Peserta : -
NIP/NIK : 19810717 200501 2 004
Tempat dan Tanggal Lahir : Yogyakarta, 17 Juli 1981
Agama : Islam
Golongan / Pangkat : III c/Penata
Jabatan Akademik : Lektor
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta
Alamat :
Kampus Karang Malang Depok Sleman Yogyakarta
Telp./Faks.
: 0274-550841
Alamat Rumah :
Gedong Kuning No.146 RT.08 RW.03 Yogyakarta 55171
Telp./Faks.
: 085 643 585 777
Alamat e-mail :
juliana_uny@yahoo.co.id
No comments:
Post a Comment