ABSTRACT
Aswir Astaman. 2010. Adopting Individual Differences as a Strategy for
Achieving One Hundred Percent Students
Pass in National Final Examination.
The purpose of this research is to find the
proper strategy in preparing the thirds year students for National Final examination.
The treatment applied based on the students differences. The target of
achievement of slow students only for getting minimal passing standard that is
5,5. On the other hand, the average and fast students have the special target
that is maximal achievement.
The research is an action research. The
object of the research was the thirds year students Social Study (IPS) 2of SMAN. 10 Pekanbaru. It
was conducted from January to June 2010 in three cycles.
The result of the research shows that in the
first cycle, the average achievement of students without treatment was 57, 71.
Among 35 students, the achievement of 12 students were under standard 5,5 or
55. Based the result of this first cycle the item test were classified into
three category, namely, difficult, average and easy. The achievement target of
the students under standard were the mastery of easy item test and half of
average ones.
The result of second cycle shows that there
was the increasing of achievement of students from 57,71 to 73, 37. The number
of students whose achievement under
standard became 3. In the third cycle the achievement of students were 80. All
students have reached up of the standard,
The data shows that the achievement of all
students can be over the standard if they are treated based on their capacity
which was different among students.
Kata kunci: Perbedaan Individu
Ujian Nasional merupakan kegiatan tahunan bagi siswa sekolah,
mulai dari tingkat SD, SMP sampai SMA. Kegiatan
ini menimbulkan pro dan kontra di tengan
masyarakat dan juga dikalangan pendidikan. Banyak kalangan yang tidak setuju
Ujian Nasional dilakukan karena menganggap Ujian nasional membuat siswa dan
guru stress.
Dalam kenyataannya memang
banyak yang stress karena ujian nasional ini, mulai dari kepala sekolah, guru,
murid dan bahkan orang tua siswa sendiri. Kepala sekolah stress karena ada
anggapan dan penilaian dari pihak atasan, jika nilai ujian nasional siswa
merosot atau banya siswa yang tidak lulus, maka ini dianggap kegagalan kepala
sekolah. Akibatnya kepala sekolah bisa
terancam kedudukannya dan bisa saja diberhentikan menjadi kepala sekolah. Dan
ini memang terjadi di beberapa daerah. Kenyataan ini membuat banyak kepala
sekolah merasa cemas dan berbuat
kecurangan. Demikian juga guru, keberhasilan anak dianggap keberhasilan guru,
sebaliknya kegagalan anak adalah kegagalan guru. Siswa sebagai pelaku juga
cemas dan stress, sebab sepertinya perjuangan selama tiga tahun di SMP/Mts
maupun di SMA/MA/SMK akan ditentukan oleh beberapa hari ujian nasioal tersebut.
Demikian juga orang tua siswa dengan nasib anak mereka dan juga memikirkan
biaya yang sudah mereka keluarkan.
Faktor-faktor yang disebutkan
diatas membuat sekolah berupaya keras agar
nilai sekolah mereka dapat mencapai target yang diharapkan. Sehingga
pikiran dan energi serta biaya selama setahun itu di pergunakan untuk
menghadapi ujian nasional. Efek negatifnya juga banyak kalangan guru menganggap
pelajaran yang di ujian nasionalkan adalah pelajaran penting sedang kan pelajaran
yang tidak, dianggap pelajaran kelas dua. Sehingga ada beberapa sekolah pada
kelas tiga siswa hanya diberikan
pelajaran yang di uji pada ujian nasional saja sedangkan pelajaran lain tidak
lagi diajarkan.
Hal seperti ini seharusnya
tidak perlu terjadi secara terus menerus dan perlu dipikirkan solusinya
sehingga ujian nasional itu tidak dianggap lagi sebagai sesuatu yang
menakutkan.
Penulis yaang bertahun-tahun
menjadi guru dan oleh kepala sekolah selalu ditempatkan pada kelas tiga
mempunyai strategi dalam melatih siswa untuk menghadapi ujian nasional dan
hasilnya selama bertahun tahun tidak ada siswa yang tidak lulus dikarenakan
pelajaran yang penulis ampu dalam
ujian nasional. Metode yang digunakan
adalah dengan tidak memberi beban yang sama kepada setiap siswa. Setiap kelas
perlakuan siswa diberikan berdasarkan kompetensi yang mereka miliki. Jadi beban
yang harus dipikul siswa tidak sama dengan demikian juga ada siswa yang tidak
perlu mengerjakan semua soal yang yang keluarkan dalam ujian. Karena berdasarkan
kompetensi mereka sebagian dari mereka hanya untuk bisa mencapai nilai minimal
kelulusan saja. Dan ini penulis istilahkan dengan pemetaan kompetensi.
Setelah penulis menjadi
Widyaiswara di LPMP dan membina beberapa sekolah, penulis bersama-sama dengan teman-teman guru
mencobakan teori ini tidak hanya untuk satu mata pelajaran tapi semua mata pelajaran yang di ujian
nasionalkan. Dan sekolah yang menerapkan itu di propinsi Riau boleh dikatakan
semua siswanya lulus seratus persen.
Kenyataan ini membuat penulis
bertanya-tanya apakah karena teori perlakuan berdasarkan perbedaan
individu yang diterapkan itu yang
membuat siswa lulus seratus persen? Untuk itulah penulis mengadakan penelitian untuk menguji keberhasilan teori tersebut.
Pembatasan Masalah
Di Sekolah Menengah Atas (SMA) ada tiga jurusan yaitu
jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial dan Bahasa. Di SMA
Negeri 10 tempat penelitian ini hanya ada jurusan IPA dan IPS. Karena
keterbatasan waktu dan tenaga penelitian
ini mengambil kelas IPS sebagai objek penelitian. Dari lima kelas III
IPS diambil satu kelas yaitu kelas III (12) IPS2.
Pada jurusan IPS ada 5 mata pelajaran yang diujikan
dalam Ujian Nasional, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika,
geography dan Sosiologi. Dari lima mata pelajaran tersebut, penelitian ini
difokuskan hanya pada pelajaran Bahasa
Inggris saja.
Pertanyaan Penelitian
Adapun pertanyan
dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah perlakuan berdasarkan
perbedaan individu dalam mempersiapkan siswa dapat membuat siswa lulus seratus persen di
kelas 12 IPS 2 SMA Negeri 10 Pekanbaru?
Landasan Teori
Penelitian ini berhubungan dengan pemetaan
kompetensi dan memberikan perlakuan kepada siswa dalam menghadapi Ujian
nasional berdasarkan kompetensi atau perbedaan kelompok siswa. Karena alasan
itu pada kajian teori ini perlu diperjelas
perbedaan pada siswa.
1.
Perbedaan Individu
Banyak factor yang membuat
perbedaan diantara individu, Brend and Felder (2005: 2) mengatakan ada tiga hal
penting yang membuat perbedaan antara siswa yaitu:
a.
Gaya
belajar
Gaya belajar adalah ciri-ciri tingkah laku
cognitif, afektif dan psychology yang muncul ketika siswa menerima,
berinteraksi dan merespon lingkungan belajar. Konsep dari gaya belajar ini
telah diterapkan secara luas dalam proses belajar mengajar. Gaya belajar ini
berbeda-beda diantara para siswa, contohnya, ada siswa yang merasa nyaman dengan belajar teori dan tidak
menyukai abstraksi, serta ada pula yang sebaliknya.
b.
Pendekatan
pada belajar dan orientasi belajar.
Siswa mungkin cendrung mengambil pendekatan dalam
belajar satu dari tiga cara ini, yaitu:
1)
Reproducing orientation, cendrung mempelajari sesuatu dari
permukaan saja dan mengandalkan hapalan
dan tidak suka berpikir, senang menghapal rumus.
2)
Meaning orientation, belajar secara mendalam. Siswa katagori
ini senang mengajukan pertanyaan, menyelidiki, memeriksa suatu materi secara
mendalam.
3)
Achieving orintation, siswa kelompok ini senang menggunakan
strategy apa saja untuk mencapai hasil. Mereka cendrung mengutamakan hasil dari belajar.
c.
Perkembangan
Kecerdasan
Siswa yang satu tingkatpun perkembangan
kecerdasannya tidak sama. Ada yang berkembang lebih cepat dari temannya dan ada
pula yang lebih lambat.
Sementara itu Budi (2009: 1-2) menyebutkan banyak
hal yang membuat anak atau siswa berbeda, diantaranya :
1. Perbedaan
Intelektual
Anak-anak berbeda dalam tingkat kecerdasannya. Kapasitas intelektual anak
secara tradisional diukur dengan menggunakan tes IQ. Namun, validitas tes IQ
merupakan subjek yang masih diperdebatkan secara terus-menerus, dan beberapa
kritik serta klaim bahwa tes IQ merupakan diskriminasi dan berlawanan bagi anak
dengan latar belakang sosial ekonomi rendah.
2. Perbedaan
Tingkat Pencapaian
Salah satu bentuk nyata untuk melihat perbedaan anak adalah dengan
memeriksa hasil pencapaian dalam tes matematika standar. Tingkat pencapaian
anak merupakan suatu fungsi yang menunjukkan nilai belajar anak. Murid dalam
posisi puncak di suatu kelompok biasanya mampu belajar matematika dengan cepat,
sementara murid dengan posisi terendah di dalam kelas biasanya merupakan
pebelajar yang lambat. Pada posisi tengah-tengah, sekitar 50 persen diantaranya
memiliki kemampuan yang merata dalam pencapaian matematika.
3. Perbedaaan
Lingkungan Keluarga
Anak-anak berasal dari berbagai lingkungan keluarga. Anak dari keluarga
berada dengan pendidikan yang memadai biasanya datang ke sekolah dengan latar
belakang berbagai pengalaman lebih cenderung menjadi pebelajar yang cepat.
Sebaliknya, anak yang berasal dari keluarga kurang mampu dan dengan latar
belakang orang tua tanpa pendidikan cenderung menjadi pebelajar yang lambat.
Lingkungan keluarga selalu memberikan pengaruh terhadap sikap anak dalam
menghargai matematika. Penelitian menujukkan adanya korelasi positif antara
sikap anak terhadap matemtika dengan sikap orang tua terhadap mata pelajaran
ini.
4. Latar Belakang
Budaya dan Etnis
Anak-anak juga berbeda diapandang dari segi latar belakang budaya dan
etnis. Motivasi untuk belajar berbeda antara budaya yang satu dengan budaya
yang lainnya, layaknya anak-anak tertarik dan menilai pencapaiannya dalam suatu
pendidikan.
Dari sekian perbedaan antara siswa yang
disebutkan di atas, yang paling sesuai dengan penelitian ini adalah perbedaan
pencapaian siswa. Dalam pencapaian itu siswa digolongkan menjadi tiga katagori
yaitu siswa pencapaian puncak, menengah dan lambat atau slow students. Untuk
kelulusan dalam ujian nasional yang perlu diperhatikan tentulah siswa yang
pencapaian terendah ini.
2.
Slow Students
Banyak istilah yang digunakan
untuk siswa yang pencapaiannya rendah ini, miulai dari siswa tertinggal, kurang
mampu, remedial dan slow students atau siswa yang lamban. Apapun istilahnya
cendrung untuk menunjukkan pencapaian
yang rendah dalam hasil belajar (Kerry and Bell, 1986: 5)
Lebih lanjut Kerry dan Bell
menyatakan, banyak guru yang tidak memperhatikan keberadaan siswa yang lamban
dalam pencapaian ini, karena guru lebih fokus pada apa yang harus diajarkan
dari pada siapa yang harus diajar. Oleh karena itu Kerry dan Bell menyarankan
sebelum memikirkan apa yang harus dikerjakan, guru seharusnya melihat siapa yang akan diajar. Dengan
demikian guru dapat mengidentifikasi siswa-siswa yang gagal dan menemui kesulitan dalam mengerjakan
tugasnya pada suatu waktu dan mereka kemungkinan membutuhkan bantuan khusus.
Berdasarkan teori yang
dikemukakan oleh Kerry dan Bell di atas, maka dalam penelitian ini perlu di
identifikasi siswa yang pencapaiannya yang rendah, kemudian juga mengidentifikasi
soal-soal yang kemungkinan bisa dikerjakan oleh siswa yang perlu dapat perhatian khusus ini agar
mereka bisa melewati standar yang ditetapkan untuk kelulusan ujian nasional.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan yang diadakan pada SMA Negeri
10 Pekanbaru pada bulan Januari sampai dengan Juni 2010, dilakukan dalam 3
siklus. Subject penelitian adalah siswa kelas III IPS 2 (kelas 12). Tujuan
penelitian adalah untuk melihat keberhasilan perlakuan yang diberikan kepada siswa
sesuai dengan kompetensinya. Instrumen yang digunakan adalah soal test prediksi
ujian nasional sesuai dengan SKL.
Analisis dan Pembahasan
Adapun deskripsi hasil penelitian tindakan ini dapat diuraikan dalam tahapan siklus-siklus pembelajaran yang
dilakukan seperti berikut ini:
- Siklus 1
1. Perencanaan
a) Penulis dan guru yang berkobolarasi
menganalisa Standar Kompetensi Lulusan, dalam hal ini SKL Bhasa Inggris.
b) Berdasarkan SKL disusun Kisi-kisi prediksi
Ujian Nasional
c) Berdasarkan kisi-kisi disusun tiga soal
perediksi ujian Nasional
2.
Pelaksanaan
a)
Mengadakan uji coba soal prediksi ujian nasional
b)
Menganalisa hasil uji coba prediksi ujian nasional
c)
Hasil uji coba soal prediksi sebagai berikut :
HASIL UJI COBA
PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL
SIKLUS 1
NO
|
NAMA
|
SCORE
|
NILAI
|
RANGKING
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
|
ALI
AYUDIA
BASTIAN
BUDI
DANI
DEFRI
DINA
DWI
EFRI
EVA
FATA
FEBRI
HOTMA
JUNAIDI
AULIA
MEDIA
IRSYAD
KARIS
RENDI
RICHO
RIRI
RISKA
RISNA
SAID
SURYA
ANDIKA
ANDRI
TUTUT
ULIL
YULI
YULIA
YUNITA
YUNIARTI
WIDYA
ZAIDI
|
31
30
30
37
26
29
27
30
33
34
25
23
26
35
30
35
25
33
37
33
23
24
29
35
23
36
24
36
36
27
31
31
23
34
34
|
62
60
60
74
52
58
54
60
66
68
50
46
52
70
60
70
50
66
74
66
46
48
58
70
46
72
48
72
72
54
62
62
46
68
68
|
17
18
19
1
26
22
24
20
12
9
28
32
27
6
21
7
29
13
2
14
33
30
23
8
34
3
31
4
5
25
15
16
35
10
11
|
d) Hasil uji coba soal prediksi
berdasarkan rangking :
NO
|
NAMA
|
SCORE
|
NILAI
|
RANGKING
|
1
|
BUDI
|
37
|
74
|
1
|
2
|
RENDI
|
37
|
74
|
2
|
3
|
ANDIKA
|
36
|
72
|
3
|
4
|
TUTUT
|
36
|
72
|
4
|
5
|
ULIL
|
36
|
72
|
5
|
6
|
JUNAIDI
|
35
|
70
|
6
|
7
|
MEDIA
|
35
|
70
|
7
|
8
|
SAID
|
35
|
70
|
8
|
9
|
EVA
|
34
|
68
|
9
|
10
|
WIDYA
|
34
|
68
|
10
|
11
|
ZAIDI
|
34
|
68
|
11
|
12
|
EFRI
|
33
|
66
|
12
|
13
|
KARIS
|
33
|
66
|
13
|
14
|
RICHO
|
33
|
66
|
14
|
15
|
YULIA
|
31
|
62
|
15
|
16
|
YUNITA
|
31
|
62
|
16
|
17
|
ALI
|
31
|
62
|
17
|
18
|
AYUDIA
|
30
|
60
|
18
|
19
|
BASTIAN
|
30
|
60
|
19
|
20
|
DWI
|
30
|
60
|
20
|
21
|
AULIA
|
30
|
60
|
21
|
22
|
DEFRI
|
29
|
58
|
22
|
23
|
RISNA
|
29
|
58
|
23
|
24
|
DINA
|
27
|
54
|
24
|
25
|
YULI
|
27
|
54
|
25
|
26
|
DANI
|
26
|
52
|
26
|
27
|
HOTMA
|
26
|
52
|
27
|
28
|
FATA
|
25
|
50
|
28
|
29
|
IRSYAD
|
25
|
50
|
29
|
30
|
RISKA
|
24
|
48
|
30
|
31
|
ANDRI
|
24
|
48
|
31
|
32
|
FEBRI
|
23
|
46
|
32
|
33
|
RIRI
|
23
|
46
|
33
|
34
|
SURYA
|
23
|
46
|
34
|
35
|
YUNIARTI
|
23
|
46
|
35
|
1. Refleksi
a)
Nilai
tertinggi hasil uji coba adalah 74
sedangkan yang terendah 46
b) Siswa yang tidak mencapai standar
minimal kelulusan adalah 12 orang dari 35 siswa, 34, 3 %
c) Nilai rata-rata pencapaian siswa 57,71
d) Dari 50 soal yang dijawab siswa dibuat
katagori soal sebagai berikut:
Soal mudah, MD 18 Soal
Soal Sedang SD
18 Soal
Soal Sukar
SK 14 Soal
Katagori soal mudah, sedang dan sukar bukan
berdasarkan analisa butir soal, tapi
berdasarkan jumlah soal yang bisa dijawab dengan benar oleh lebih
dari 88 % siswa atau lebih dari 31 orang
bagi soal yang mudah.
Soal sedang
dijawab dengan benar oleh lebih dari
10 orang siswa atau 32 % siswa, sedangkan soal sukar hanya bisa dijawab
dengan benar oleh sekitar 9 dari 35 siswa atau kurang dari 32 %
Secara terperinci adalah sebagai berikut:
Materi
|
Indikator Soal
|
Katagori Soal
|
Nomor Soal
|
||
-
Percakapan Interpersoanal
-
Tindak tutur
- Tindak tutur rencana
- Percakapan Transaksional tentang
tindak tutur mengeluh
- Percakapan Interpersoanal yang
melibatkan tindak tutur kemungkinan
|
- Diperdengarkan teks
percakapan Interpersonal, siswa menentukan gambran
umum
-
Diperdengarkan
teks percakapan transaksional, siswa menetukan informasi tertentu
- Diperdengarkan teks percakapan
transaksional, siswa menentukan informasi rinci dari sebuah percakapan
- Siswa menentukan gambar yang tepat sesuai
dengan informasi yang ada didalam percakapan
- Siswa menentukan gambar yang tepat sesuai
dengan informasi yang ada didalam percakapan
|
SD
MD
SD
SD
MD
|
1
2
3
4
5
|
||
-
Percakapan
Interpersonal yang melibatkan tindak tutur menyatakan berbagai sikap
-
Teks fungsional lisan tentang descriptive
- Teks
Monolog Recount
|
-
Diperdengarkan teks
percakapan yang melibatkan tindak tutur simpati, siswa dapat menentukan
respon yang tepat
-
Diperdengarkan teks
percakapan yang melibatkan tindak
tutur suka, siswa dapat menetukan respon yang tepat
-
Diperdengarkan sebuah dialog transaksional
melibatkan tindak tutur undangan, siswa dapat menentukan respon yang tepat.
-
Diperdengarkan teks percakapan yang
melibatkan tindak tutur permintaan izin, siswa dapat menentukan respon yang
tepat
-
Diperdengarkan teks percakapan yang
melibatkan tindak tutur puas / tidak puas, siswa dapat menentukan respon yang
tepat
-
Diperdengarkan sebuah monolog berbentuk
descriptive siswa dapat menentukan gambar yang sesuai dengan monolog yang
diperdengarka
- Diperdengarkan teks monolog
Recount siswa dapat menetukan :
a.
Ide
pokok
b. Informasi tertentu
|
SK
SK
SD
SK
SD
SK
SD
SK
|
6
7
8
9
10
11
12
13
|
||
- Teks
Monolog News Item
|
-
Diperdengarkan teks
monolog News Item, siswa dapat menetukan :
a.
Ide Pokok
b.Informasi rinci
|
SK
SD
|
14
15
|
||
Teks
fungsional pendek berbentuk Announcement
Teks fungsional pendek berbentuk Letter
-
Teks fungsional pendek berbentuk advertisement
-
Teks esei berbentuk naratif
- Teks esei
berbentuk news item
-
Teks esei berbentuk recount
|
-
Diberikan sebuah
teks fungsional pendek berbentuk announcement, siswa dapat menentukan :
a.
gambaran umum
b. informasi tertentu
c.
informasi rinci tersurat
dari teks
tersebut
- Diberikan sebuah teks
fungsional pendek berbentuk Letter siswa dapat menentukan :
-
gambaran umum
-
informasi tertentu
-
informasi rinci tersurat
dari teks
tersebut
-
Diberikan sebuah
teks fungsional pendek berbentuk advertisement
/ brochure, siswa dapat menentikan ;
a.
informasi tertentu
b.makna kata
c.
tujuan
komunikatif dari teks tersebut
- Diberikan sebuah teks narrative, siswa dapat menentukan:
a.
informasi tertentu
b.pikiran utama paragraph
c.
pesan moral
d.
rujukan kata
e.
makna kata
dari teks tersebut
-
Diberikan sebuah
teks tertulis berbentuk news item, siswa
dapat manentukan :
a.
gambaran umum
b. informasi tertentu
c.
informasi rinci tersurat
d.
makna kata dari teks tersebut
-
Diberikan sebuah
teks tertulis berbentuk recount, siswa dapat menentukan
:
a.
gambaran umum
|
MD
MD
MD
MD
MD
SK
SK
MD
SD
SD
SK
SK
SK
SD
MD
SD
SD
SD
SD
|
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
|
||
-
Teks esei berbentuk Report
Teks esai
berbentuk descriptive
-
Teks esai berbentuk Exposition
|
- Diberikan sebuah esai
berbentuk Report, siswa dapat menentukan :
a.
gambaran umum
b.informasi tertentu
c.
tujuan komunikasi
informasi
rinci tersurat dari teks ters
- Diberikan sebuah teks esai
berbentuk descriptive, siswa dapat menentukan :
a.
gambaran umum
b.makna kata
c.
informasi tertentu
d. informasi rinci tersurat dari teks tersebut
- Diberikan sebuah teks esai berbentuk exposition,
siswa dapat menentukan :
a. gambaran
umum
b.tujuan komunikasi
c. informasi
rinci
d.
makna kata dari
|
MD
SD
SD
SD
MD
SK
SD
MD
SK
SK
MD
|
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
|
||
Teks esai berbentuk
Discussion
Teks esai berbentuk
Message
|
- Diberikan sebuah teks esai berbentuk Discussion, siswa dapat menentukan
a. informasi rinci tersurat
b.informasi tertentu
C. makna kata dari teks tersebut
- Diberikan sebuah teks esai berbentuk
Message
siswa dapat menentukan:
a. gambaran umum
b. informasi tertentu
|
MD
MD
MD
MD
MD
|
46
47
48
49
50
|
||
- Siklus 2
1. Perencanaan
a) Menetapkan target siswa yang belum
mencapai standar minimal harus bisa menjawab dengan benar soal yang mudah dan
sekitar 50 % soal yang sedang
b) Siswa yang sudah mencapai target minimal
diharapkan untuk bisa menjawab seluruh soal yang mudah dan sedang.
c) Mempersiapkan materi untuk perlakuan dan
pelatihan sesuai dengan kisi-kisi
2. Pelaksanaan
a) Melakukan proses pembelajaran dengan perlakuan sesuai dengan kelompok siswa
b) Mengadakan uji coba
c) Membuat analisa hasil ujian uji coba
3. Refleksi
NO
|
NAMA
|
SCORE
|
NILAI
|
KET
|
1
|
BUDI
|
45
|
90
|
|
2
|
RENDI
|
42
|
84
|
|
3
|
ANDIKA
|
42
|
84
|
|
4
|
TUTUT
|
42
|
84
|
|
5
|
ULIL
|
40
|
80
|
|
6
|
JUNAIDI
|
40
|
80
|
|
7
|
MEDIA
|
41
|
82
|
|
8
|
SAID
|
40
|
80
|
|
9
|
EVA
|
37
|
74
|
|
10
|
WIDYA
|
38
|
76
|
|
11
|
ZAIDI
|
40
|
80
|
|
12
|
EFRI
|
38
|
76
|
|
13
|
KARIS
|
42
|
84
|
|
14
|
RICHO
|
35
|
70
|
|
15
|
YULIA
|
40
|
80
|
|
16
|
YUNITA
|
41
|
82
|
|
17
|
ALI
|
40
|
80
|
|
18
|
AYUDIA
|
43
|
86
|
|
19
|
BASTIAN
|
41
|
82
|
|
20
|
DWI
|
37
|
74
|
|
21
|
AULIA
|
38
|
76
|
|
22
|
DEFRI
|
38
|
76
|
|
23
|
RISNA
|
32
|
64
|
|
24
|
DINA
|
33
|
66
|
|
25
|
YULI
|
24
|
48
|
Tdk lulus
|
26
|
DANI
|
31
|
62
|
|
27
|
HOTMA
|
31
|
62
|
|
28
|
FATA
|
33
|
66
|
|
29
|
IRSYAD
|
31
|
62
|
|
30
|
RISKA
|
37
|
74
|
|
31
|
ANDRI
|
31
|
62
|
|
32
|
FEBRI
|
26
|
52
|
Tdk lulus
|
33
|
RIRI
|
32
|
64
|
|
34
|
SURYA
|
30
|
60
|
|
35
|
YUNIARTI
|
26
|
52
|
Tdk lulus
|
a) Nilai pencapaian siswa rata-rata
meningkat.
b) Nilai rata-rata naik dari 57,31 menjadi
73,37
c) Siswa yang tidak mencapai nilai minimal
turun dari 12 menjadi 3 orang, dengan kata lain hanya 8,57 % siswa yang belum
mencapai nilai ketuntasan 5.5
- Siklus 3
1. Perencanaan
a) Menganalisa nomor atau pokok bahasan soal
mudah untuk dilatihkan khusus untuk siswa yang belum mencapai standar kelulusan
b) Memberi perlakuan khusus untuk siswa yang
sudah mencapai nilai lebih dari 75 untuk dapat meraih nilai lebih tinggi dengan
melatihkan soal-soal dalam katagori sulit.
c) Menganalisa tindakan agar siswa yang pencapaiannya
dibawah 75 untuk dapat mengerjakan dengan benar semua soal-soal katagori mudah
dan sedang
2. Pelaksanaan
d) Melakukan proses pembelajaran dengan perlakuan sesuai dengan kelompok siswa
yang sudah ditetapkan
e) Mengadakan uji coba
f) Membuat analisa hasil ujian uji coba
3. Refleksi
NO
|
NAMA
|
SCORE
|
NILAI
|
KET
|
1
|
BUDI
|
46
|
92
|
|
2
|
RENDI
|
45
|
90
|
|
3
|
ANDIKA
|
44
|
88
|
|
4
|
TUTUT
|
48
|
96
|
|
5
|
ULIL
|
40
|
80
|
|
6
|
JUNAIDI
|
47
|
94
|
|
7
|
MEDIA
|
43
|
86
|
|
8
|
SAID
|
46
|
92
|
|
9
|
EVA
|
46
|
92
|
|
10
|
WIDYA
|
44
|
88
|
|
11
|
ZAIDI
|
43
|
86
|
|
12
|
EFRI
|
42
|
84
|
|
13
|
KARIS
|
41
|
82
|
|
14
|
RICHO
|
41
|
82
|
|
15
|
YULIA
|
45
|
90
|
|
16
|
YUNITA
|
45
|
90
|
|
17
|
ALI
|
44
|
88
|
|
18
|
AYUDIA
|
42
|
84
|
|
19
|
BASTIAN
|
43
|
86
|
|
20
|
DWI
|
45
|
90
|
|
21
|
AULIA
|
40
|
80
|
|
22
|
DEFRI
|
45
|
90
|
|
23
|
RISNA
|
43
|
86
|
|
24
|
DINA
|
36
|
72
|
|
25
|
YULI
|
32
|
64
|
|
26
|
DANI
|
35
|
70
|
|
27
|
HOTMA
|
35
|
70
|
|
28
|
FATA
|
34
|
68
|
|
29
|
IRSYAD
|
35
|
70
|
|
30
|
RISKA
|
35
|
70
|
|
31
|
ANDRI
|
34
|
68
|
|
32
|
FEBRI
|
32
|
64
|
|
33
|
RIRI
|
32
|
64
|
|
34
|
SURYA
|
33
|
66
|
|
35
|
YUNIARTI
|
31
|
62
|
a) Nilai pencapaian siswa rata-rata pada
siklus 3 ini jugameningkat.
b) Nilai rata-rata naik dari 73,37 menjadi 80
c) Nilai tertinggi yang diperoleh siswa 96
sedangkan nilai terendah 62
d) Seluruh siswa sudah melewati nilai minimal kelulusan
D. Hasil Ujian Nasional
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mencari strategi agar siswa lulus seratus persen pada Ujian nasional dengan
memberikan perlakuan yang berbeda berdasarkan kompetensi dari masing-masing
individu. Untuk membuktikan penelitian ini berhasil atau tidak adalah
keberhasilan seluruh siswa untuk mencapai nilai minimal kelulusan yang
ditetapkan Kementrian Pendidikan Nasional yaitu 5,5 atau 55. Karena alasan
tersebut maka perlu dicantumkan disini hasil ujian nasional.
HASIL UJIAN NASIONAL BAHASA
INGGRIS
NO
|
NAMA
|
NILAI
|
1
|
BUDI
|
94
|
2
|
RENDI
|
92
|
3
|
ANDIKA
|
86
|
4
|
TUTUT
|
100
|
5
|
ULIL
|
96
|
6
|
JUNAIDI
|
92
|
7
|
MEDIA
|
82
|
8
|
SAID
|
94
|
9
|
EVA
|
94
|
10
|
WIDYA
|
92
|
11
|
ZAIDI
|
94
|
12
|
EFRI
|
92
|
13
|
KARIS
|
82
|
14
|
RICHO
|
80
|
15
|
YULIA
|
92
|
16
|
YUNITA
|
94
|
17
|
ALI
|
90
|
18
|
AYUDIA
|
92
|
19
|
BASTIAN
|
90
|
20
|
DWI
|
92
|
21
|
AULIA
|
84
|
22
|
DEFRI
|
94
|
23
|
RISNA
|
90
|
24
|
DINA
|
80
|
25
|
YULI
|
76
|
26
|
DANI
|
86
|
27
|
HOTMA
|
84
|
28
|
FATA
|
90
|
29
|
IRSYAD
|
56
|
30
|
RISKA
|
84
|
31
|
ANDRI
|
86
|
32
|
FEBRI
|
88
|
33
|
RIRI
|
88
|
34
|
SURYA
|
82
|
35
|
YUNIARTI
|
72
|
PERKEMBANGAN PENCAPAIAN
SISWA
DARI SIKLUS 1 SAMPAI UJIAN
NASIONAL
NO
|
NAMA
|
SIKLUS 1
|
SIKLUS 2
|
SIKLUS 3
|
UN
|
1
|
BUDI
|
74
|
90
|
92
|
94
|
2
|
RENDI
|
74
|
84
|
90
|
92
|
3
|
ANDIKA
|
72
|
84
|
88
|
86
|
4
|
TUTUT
|
72
|
84
|
96
|
100
|
5
|
ULIL
|
72
|
80
|
80
|
96
|
6
|
JUNAIDI
|
70
|
80
|
94
|
92
|
7
|
MEDIA
|
70
|
82
|
86
|
82
|
8
|
SAID
|
70
|
80
|
92
|
94
|
9
|
EVA
|
68
|
74
|
92
|
94
|
10
|
WIDYA
|
68
|
76
|
88
|
92
|
11
|
ZAIDI
|
68
|
80
|
86
|
94
|
12
|
EFRI
|
66
|
76
|
84
|
92
|
13
|
KARIS
|
66
|
84
|
82
|
82
|
14
|
RICHO
|
66
|
70
|
82
|
80
|
15
|
YULIA
|
62
|
80
|
90
|
92
|
16
|
YUNITA
|
62
|
82
|
90
|
94
|
17
|
ALI
|
62
|
80
|
88
|
90
|
18
|
AYUDIA
|
60
|
86
|
84
|
92
|
19
|
BASTIAN
|
60
|
82
|
86
|
90
|
20
|
DWI
|
60
|
74
|
90
|
92
|
21
|
AULIA
|
60
|
76
|
80
|
84
|
22
|
DEFRI
|
58
|
76
|
90
|
94
|
23
|
RISNA
|
58
|
64
|
86
|
90
|
24
|
DINA
|
54
|
66
|
72
|
80
|
25
|
YULI
|
54
|
48
|
64
|
76
|
26
|
DANI
|
52
|
62
|
70
|
86
|
27
|
HOTMA
|
52
|
62
|
70
|
84
|
28
|
FATA
|
50
|
66
|
68
|
90
|
29
|
IRSYAD
|
50
|
62
|
70
|
56
|
30
|
RISKA
|
48
|
74
|
70
|
84
|
31
|
ANDRI
|
48
|
62
|
68
|
86
|
32
|
FEBRI
|
46
|
52
|
64
|
88
|
33
|
RIRI
|
46
|
64
|
64
|
88
|
34
|
SURYA
|
46
|
60
|
66
|
82
|
35
|
YUNIARTI
|
46
|
52
|
62
|
72
|
Kesimpulan dan Saran
A. Simpulan
Berdasarkan paparan dan data-data yang
dikemukakan pada analisa data dan pembahasan, maka simpulan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut: Mengadopsi
perbedaan individu dan memberi perlakuan
sesuai dengan perbedaan kompetensi dari individu tersebut dalam mempersiapkan
siswa menghadapi ujian nasional, dapat membuat siswa lulus seratus persen.
B. Saran
Untuk mendapatkan hasil maksimal dalam
mempersiapkan siswa menghadapi ujian nasional disarankan:
1.
Guru
sebaiknya memperhatikan perbedaan individu dari siswa terutama sekali perbedaan
kompetensi dan kemampuan.
2.
Siswa
diberi target pencapaian hasil belajar berdasarkan perbedaan individu tersebut.
3.
Siswa
yang kategori lemah dalam belajar ditargetkan hanya untuk dapat melewati
standar minimal yang ditetapkan. Sedangkan siswa yang tergolong cerdas dan menengah perlu dipacu untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Aljabar, Riswan. 2009, Penangan
Perbedaan Individu di dalam Kelas http://riswanaljabar.blogspot.com/2009/03/mengakomodasi-perbedaan-individual-anak.html
Bell and Keery. 1986.Teaching Slow Learners in mixed ability classes, Macmillan
Education, Hongkong
Budi, Jero. 2009.Mengakomodasi Peerbedaan Individu, http://jerobudy.blogspot.com/2009/03.html.
Depdiknas.
1999. Penelitian Tindakan Kelas(Classroom
Action Reseach). Jakarta. Dirjen Dikti.
Depdiknas. 2009. SKL
2009/2010. Peraturan
Mentri Pendidikan Nasional Nomor 75 tahun 2009 tentang ujian nasional SMP/SMA
sederajat tahun 2009/2010
Gay, L.R,. Airasian, Peter. 2000.Educational
Research, Competence for Analysis and
Application, New Jersey, Prentice Hall: United States of America.
Miles, B.
Matthew. 1985 Qualitative Data Analysis:
A sourcebook of new methode, Baverly Hills. Sage Publication.
Moleong, J,
Lexy. 1999. Metodologi Penelition Kualitatif, Bandung: Rosdakarya
Richard, M.
Fedler. 2005. Understanding Student
Differences, Journal of Engineering Educcation, North Caroline State
University
Scharff,
2010. Individual Differences, http://laurencescharff.com/
courseinfo/TS/indifdiv.html
No comments:
Post a Comment