PENINGKATAN KINERJA GURU DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI KOLABORASI BAHAN AJAR BERBASIS PMRI DAN PRESENTASI BERBANTUAN KOMPUTER DI KELAS X SMA NEGERI 3 BENGKULU SELATAN

(Penelitian Pengembangan)
Oleh :

Rahmad Ramelan Setia Budi, M. Pd.

NIP. 196904091993011001
(Pengawas Matematika SMA/SMK Bengkulu Selatan)

ABSTRACT

RAHMAD RAMELAN SETIA BUDI, M. Pd
 SUPERVISOR OF MATHEMATICS AT SOUTH OF BENGKULU

            The main problem in this research how’s the character to develop mathematics book material at class X for senior high school based on PMRI with computer aided presentation collaboration, how’s the potential effect at the result of learning from students and how’s to improve teacher’s performance.  The research aims: (1) to produce mathematics book material at class X; (2) to know the potential effect at the result of learning from students: and (3) to improve teacher’s performance.  The methodology that use in this study is a developmental research. This form of research consists of self evaluation and prototyping. The findings show that assessment instruments in PMRI in many topics mathematics for class X could be categorized as valid, practical, and effective. The validity is measured by using the aspects of contents, construction, and language based on assessment’s principles of PMRI and computer aided presentation. Based on the experts comments, the assesment instruments or product developed can be practically in the teaching learning process. According to the observer , the student observation sheet and IPKG sheets show that students are motivated to be individual or group in doing the exercises and the teacher’s work system was categorized ‘very good’. The effectivity is analyzed operationally that is to see student’s ability when the instruments are trying out including the process and the products.

Key Words: Teacher’s Performance, Result of Learning, PMRI, Computer. 
ABSTRAK 
Masalah utama dalam karya tulis ilmiah ini adalah Bagaimanakah karakteristik pengembangkan buku perangkat matematika, bagaimanakah potensial efek pengembangan perangkat buku pembelajaran matematika terhadap hasil belajar siswa, dan bagaimana meningkatkan kinerja guru matematika. Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk (1) Menghasilkan  perangkat buku pembelajaran matematika di kelas X SMA  berbasis PMRI yang berkolaborasi dengan presentasi berbantuan komputer; (2) Mengetahui potensial efek pengembangan perangkat buku pembelajaran matematika terhadap hasil belajar siswa; dan (3) meningkatkan kinerja guru matematika.  Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan.  Hasil penelitian ini adalah prototype pengembangan pembelajaran matematika siswa melalui kolaborasi bahan ajar berbasis PMRI dan presentasi berbantuan komputer dapat dikategorikan valid, praktis dan efektif. Valid tergambar dari hasil penilaian validator dan praktis tergambar dari hasil uji coba, dimana semua siswa dapat menggunakan bahan ajar berbasis PMRI yang dikolaborasikan dengan presentasi berbantuan komputer dengan baik.  Prototype pengembangan pembelajaran matematika siswa yang dikembangkan memiliki potensial efek yang tampak pada hasil ujian berupa tes siswa dengan kategori sangat baik, serta kinerja guru berdasarkan IPKG telah terkategori amat baik.

Kata kunci: Kinerja Guru, Hasil Belajar, PMRI, Komputer.

BAB I
PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang
Pendidikan Nasional mempunyai peran yang strategis bagi terwujudnya masyarakat, bangsa, dan negara yang berjiwa nasional.  Dengan demikian, tugas utama kita, khususnya tenaga kependidikan adalah terus berupaya mengembangkan pendidikan nasional guna menjawab berbagai tantangan dan perubahan yang terus berlangsung pada semua aspek kehidupan di negara kita.  Oleh karena itu, membekali siswa dengan pengetahuan yang sesuai dengan tuntutan zamannya berarti membekali mereka menjadi generasi masa depan yang menjadi harapan bangsa dan negara (Bambang Sudibyo dalam Ramelan, 2009: 1).
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab IV Standar Proses pasal 19 ayat 1 menyebutkan bahwa:
“ Proses pembelajaran pada satuan pendidikan  diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”.

Kemudian issu pembelajaran yang dikemukakan oleh Mathematical Sciences Education Board  (dalam Kathleen, 2005) bahwa: 
learning does not mean simply receiving and remembering a transmitted message; instead educational research offers compelling evidence that students learn mathematics well only when they construct their own mathematical understanding”.
Menurut Soedjadi (2000) penyebab kesulitan tersebut bisa bersumber dari dalam diri peserta didik juga dari luar diri siswa, misalnya cara penyajian pelajaran atau suasana pembelajaran yang dilaksanakan guru.  
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang berpangkal dari hal-hal yang nyata bagi siswa, menekankan keterampilan proses matematisasi (process of doing mathematics), berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri yang pada akhirnya menggunakan matematika itu untuk menyelesaikan permasalahan baik secara individu maupun berkelompok.  Pada pendekatan PMRI guru berperan sebagai fasilitator atau motivator sementara siswa berpikir, mengkomunikasikan berbagai alasan, melatih nuansa demokrasi  dengan menghargai pendapat orang lain (Zulkardi 2003:3).
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengambil judul: “Peningkatan Kinerja Guru dan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Kolaborasi Bahan Ajar Berbasis PMRI dan Presentasi Berbantuan Komputer di Kelas X SMA Negeri 3 Bengkulu Selatan (Penelitian Pengembangan)”.
B.        Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah :
1.      Bagaimanakah karakteristik mengembangkan perangkat buku pembelajaran matematika di kelas X SMA  berbasis PMRI yang berkolaborasi dengan presentasi berbantuan komputer?
2.      Bagaimanakah potensial efek pengembangan perangkat buku pembelajaran matematika di kelas X SMA  berbasis PMRI yang berkolaborasi dengan presentasi berbantuan komputer terhadap hasil belajar siswa?
3.      Bagaimanakah meningkatkan kinerja guru matematika SMA Negeri 3 Bengkulu Selatan.
C.        Tujuan Penelitian
Dari permasalahan yang telah dirumuskan, penelitian ini bertujuan untuk :
1.      Menghasilkan  perangkat buku pembelajaran matematika di kelas X SMA  berbasis PMRI yang berkolaborasi dengan presentasi berbantuan komputer.
2.      Mengetahui potensial efek pengembangan perangkat buku pembelajaran matematika di kelas X SMA  berbasis PMRI yang berkolaborasi dengan presentasi berbantuan komputer terhadap hasil belajar siswa.
3.      Meningkatkan kinerja guru matematika SMA.
D.        Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan ruang lingkup mengukur kinerja guru dan hasil belajar siswa melalui penerapan perangkat buku pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 3 bengkulu Selatan berbasis PMRI yang berkolaborasi dengan presentasi berbantuan komputer dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran matematika.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.        Teori yang Berkaitan dengan PMRI
            Dipantau dari tahap-tahap aktifitas proses belajar dan mengajar  PMRI nampak jelas bahwa teori belajar yang mendasarinya adalah  konstruktivistime (constructivism) dengan pendekatan pembelajaran kontekstual.  Berikut ini adalah pembahasan pengertian teori belajar konstruktivisme dan pendekatan pembelajaran kontekstual.
1.  Teori Belajar Konstruktivisme
Menurut Trianto (2007), konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi), yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong, pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat.  Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.  Untuk membuat siswa mampu mengkonstruksi pengetahuannya menurut Yager dalam Hamzah (2003) adalah: (1) mendorong siswa agar mengungkapkan pengetahuan awalnya tentang konsep yang akan dibahas, selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan  dan mengilustrasikan pemahamannya tentang konsep tersebut; (2) memberi kesempatan siswa untuk menyelidiki dan menemukan konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan penginterpretasian data dalam suatu kegiatan yang telah dirancang oleh guru, secara keseluruhan akan terpenuhi rasa keingintahuan siswa tentang fenomena dalam lingkungannya; (3) siswa memikirkan penjelasan dan solusi yang didasarkan pada hasil observasinya ditambah dengan penguatan guru yang selanjutnya peserta didik membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari; dan (4) guru berupaya menciptakan iklim pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman konseptualnya, baik melalui kegiatan maupun pemunculan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan issu-issu dalam lingkungan siswa tersebut. 
            Implikasi konstruktivisme terhadap pembelajaran seperti yang dijelaskan oleh Karli (2003), yaitu: (1) tahap apersepsi: peserta didik didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang akan dibahas, bila perlu guru memancing dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan pengalamannya dan konsep yang akan dibahas.  Selanjutnya peserta didik diberikan kesempatan untuk mengkomunikasikan, mengilustrasikan pemahaman konsep tersebut; (2) tahap eksplorasi: peserta didik diberi peluang untuk menyelidiki dan menemukan konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan penginterpretasian data yang telah dirancang guru; (3) tahap diskusi dan penjelasan konsep: peserta didik memberikan penjelasan konsep baru yang didasarkan pada hasil pengamatannya ditambah dengan masukan dari teman dan gurunya; dan           (4) tahap pengembangan aplikasi: guru berusaha menciptakan suasana pembelajaran sehingga peserta didik dapat mengaplikasikan pemahaman konsep yang telah diperoleh dari tahapan sebelumnya.
            Berdasarkan pada uraian pendapat-pendapat di atas maka dapatlah disimpulkan bahwa melalui teori belajar konstruktivisme, peserta didik diberi peluang untuk aktif mengkonstruksi pengetahuannya yang dilandasi dengan pengetahuan yang telah dimilikinya.  Di sini peranan guru adalah sebagai fasilitator, motivator, dan mediator.  Konstruktivisme merupakan suatu teori belajar yang menyatakan bahwa setiap pengetahuan atau kemampuan hanya dapat diperoleh atau dikuasai seseorang apabila orang itu secara aktif mengkonstruksi pengetahuan atau kemampuan itu dalam pikirannya.
2.  Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
Pendekatan kontekstual menurut Depdiknas (2006a) adalah: (1) merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi peserta didik untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga peserta didik memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya, dan         (2) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata  dan mendorong pebelajar membuat hubungan antara materi yang diajarkannya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
            Berdasarkan uraian pendapat di atas dapatlah dikatakan bahwa pendekatan pembelajaran kontekstual memberikan peluang kepada peserta didik untuk merasakan makna dan kegunaan matematika yang memungkinkan mereka mengkonstruksi kembali ide dan konsep matematika berdasarkan pengalaman interaksi mereka dengan lingkungan.
B         Metode Pembelajaran
            Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah metode pembelajaran dengan menerapkan kolaborasi Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) dengan presentasi komputer.  Metode PMRI dipilih dalam pembelajaran karena:               (1) mengunakan masalah kontekstual sebagai penerapan dan titik tolak darimana matematika yang diinginkan bisa muncul); (2) menggunakan model atau jembatan dengan instrumen vertikal, perhatian diarahkan pada pengembangan model, skema dan simbolisasi daripada hanya mentransfer rumus atau matematika formal secara langsung;                     (3) menggunakan kontribusi siswa, kontribusi yang besar pada proses pembelajaran diharapkan dari konstruksi siswa sendiri yang mengarahkan mereka dari metode informal mereka ke arah yang lebih formal atau standar; (4) interaktivitas, negosiasi secara eksplisit, intervensi, kerjasama dan evaluasi sesama siswa dan guru adalah faktor penting dalam proses pembelajaran secara konstruktif dimana strategi informal siswa digunakan sebagai jantung untuk mencapai matematika formal; (5) terintegrasi dengan topik pembelajaran lainnya, pendekatan holistik yang menunjukkan bahwa unit-unit belajar tidak akan dicapai secara terpisah namun keterkaitan dan keintegrasian harus dieksploitasi dalam pemecahan masalah yang berupa jawaban non formal.  Tiga prinsip pendidikan matematika realistik adalah; (1) menggunakan situasi yang berupa fenomena-fenomena yang mengandung konsep matematika dan nyata terhadap kehidupan sehari-harinya; (2) situasi yang berisikan fenomena yang dijadikan bahan dan area penerapan dalam pembelajaran matematika haruslah beranjak dari keadaan yang real terhadap siswa sebelum mencapai tingkatan matematika secara formal; (3) peran pengembangan model merupakan jembatan bagi peserta didik dari situasi nyata ke abstrak atau dari informal matematika ke matematika formal, artinya peserta didik membuat model sendiri dalam menyelesaikan masalah (De Lange, 1987, 1996: Treffers, 1991: Gravemeijer, 1994 dalam Zulkardi 2003: 5). 
  Langkah-langkah dalam kegiatan inti proses pembelajaran matematika  realistik, dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.
Langkah 1: Memahami masalah kontekstual
Guru memberikan soal berupa masalah kontekstual dan meminta peserta didik untuk memahami masalah tersebut.  Karakteristik Pembelajaran Matematika Realistik yang tergolong dalam langkah ini adalah karakteristik pertama yaitu menggunakan masalah kontekstual.
Langkah 2: Menjelaskan masalah kontekstual
Guru menjelaskan situasi dan kondisi soal dengan memberikan petunjuk/ saran seperlunya terhadap bagian-bagian tertentu yang belum dipahami peserta didik; penjelasan hanya sampai peserta didik mengerti maksud soal.  Karakteristik Pembelajaran Matematika Realistik yang tergolong dalam langkah ini adalah karakteristik keempat yaitu adanya interaksi antara peserta didik dengan guru.

Langkah 3: Menyelesaikan masalah kontekstual
Peserta didik secara individual menyelesaikan masalah kontekstual dengan cara mereka sendiri.  Perbedaan dalam menyelesaikan soal diperbolehkan.  Dengan menggunakan lembaran kerja, peserta didik mengerjakan   soal   dalam  tingkat   kesulitan   yang   berbeda.  Guru memotivasi peserta didik untuk menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri  dengan memberikan pertanyaan, petunjuk/saran.  Semua prinsip Pembelajaran Matematika Realistik tergolong dalam langkah ini, sedangkan karakteristik Pembelajaran Matematika Realistik yang tergolong dalam langkah ini adalah karakteristik kedua yaitu menggunakan model.
Langkah 4: Membandingkan dan mendiskusikan jawaban
Guru menyediakan waktu dan kesempatan pada peserta didik untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban dari soal secara berkelompok, untuk selanjutnya dibandingkan dan didiskusikan pada diskusi kelas.  Karakteristik Pembelajaran Matematika Realistik yang tergolong dalam langkah ini adalah karakteristik ketiga dan keempat yaitu menggunakan kontribusi peserta didik dan   terdapat interaksi   antara  peserta didik  yang  satu  dengan  peserta didik yang lain.
Langkah 5: Menyimpulkan
Dari hasil diskusi guru mengarahkan peserta didik untuk menarik kesimpulan suatu konsep atau prosedur.  Karakteristik Pembelajaran Matematika Realistik yang tergolong dalam langkah ini adalah adanya interaksi antara peserta didik dengan guru.
            Presentasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengoptimalan microsoft word dan power point, artinya pembelajaran matematika yang dilakukan oleh guru dilakukan dengan memberdayakan komputer dengan maksud pembelajaran menjadi lebih interaktif, inspiratif, menantang, memotivasi dan menyenangkan siswa.   Menurut Azhar (2007) menyatakan bahwa komputer dapat mengakomodasikan peserta didik yang lamban menerima pelajaran, karena ia dapat memberikan iklim yang lebih bersifat efektif dengan cara lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan instruksi seperti yang diinginkan program yang digunakan.  Selain itu komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna dan musik yang dapat menambah realisme.



BAB III
METODE PENELITIAN
A.        Subjek dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan selama dua semester pada tahun pelajaran 2009/2010.  Subjek dalam penelitian ini adalah siswa  kelas X- 6 SMA Negeri 3 Bengkulu Selatan yang terdiri atas 13 orang laki-laki dan 15 orang perempuan serta guru matematika SMA Negeri 3 Bengkulu Selatan.  Penelitian ini dilakukan di ruang Pusat Sumber Belajar (PSB) SMA Negeri 3 Bengkulu Selatan.

B.        Metode dan Prosedur Penelitian
Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan (development research).  Proses pengembangan meliputi: analisis, desain, evaluasi dan revisi (Akker, 2000).  Penelitian ini secara global terdiri atas dua tahap utama yaitu  preliminary  study (analisis dan desain) dan  formative study (evaluasi dan revisi).
C.        Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: (1) observasi, dilakukan terhadap subjek penelitian dan kinerja guru dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan bantuan teman sejawat; (2) analisis dokumen, instrumen penelitian yang dibuat divalidasi oleh pakar dan teman sejawat secara isi (content), konstruk, dan bahasa, dalam analisis dokumen ini juga dianalisis tentang variasi strategi siswa dalam menjawab soal-soal dan kualitas jawaban yang dihasilkan; (3) wawancara, dilakukan terhadap pakar dan teman sejawat terhadap semua instrumen penelitian dan beberapa siswa dalam kelas kelompok kecil (small group) untuk memberikan respon terhadap instrumen lembar aktifitas peserta didik dan tes yang diberikan; dan (4) tes, data tes diperoleh dari latihan soal, tugas pekerjaan rumah, dan ujian yang diberikan pada akhir pembelajaran.
D.        Analisis Data
1. Data Hasil Tes
Data tes yang diperoleh dari hasil jawaban tugas pekerjaan rumah, latihan soal dan ujian diolah untuk menghasilkan nilai akhir yang kemudian dianalisis untuk mengetahui kategori hasil belajar siswa.  Nilai akhir tersebut diperoleh dengan jalan menjumlahkan nilai tugas (T), nilai ulangan harian (H), dan nilai ujian (U), yang masing-masing diberi bobot 20%, 30%, dan 50%.
Selanjutnya, setelah diketahui nilai akhir setiap siswa, maka nilai akhir ini akan dikonversikan ke dalam data kualitatif untuk menentukan kategori kualitas hasil belajar siswa seperti pada tabel 1 berikut :
Tabel 3.1: Kategori Hasil Belajar Siswa
Nilai Akhir Siswa
Kategori
86 – 100
Sangat Baik
75 – 85
Baik
56 – 74
Cukup
40 – 55
Kurang
0 – 39
Sangat kurang

Sebagai standar ketuntasan belajar digunakan kriteria menurut KKM yang telah ditetapkan pada penelitian ini yaitu untuk masing-masing indikator 75 Apabila nilai siswa untuk indikator pencapaian sama atau lebih besar dari kriteria ketuntasan, dapat dikatakan bahwa siswa itu telah menuntaskan indikator itu.
2. Data Hasil Analisis Dokumen
            Langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menganalisis data hasil belajar adalah: (1) memberikan skor dari hasil jawaban siswa sesuai dengan skor pada acuan penilaian yang telah ditetapkan; (2) menjumlahkan skor dari semua pertanyaan yang diselesaikan siswa; dan (3) menentukan nilai siswa dalam rentang 0-100.  Juga memuat hasil isian Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG) tentang kemampuan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan melaksanakan proses belajar mengajar.
3. Data tentang Proses Prototyping
Berbagai saran, komentar serta hasil analisis akan dijadikan dasar untuk merevisi pengembangan perangkat pembelajaran. Kemudian hasil saran dan komentar ini akan selalu dikonsultasikan kepada teman sejawat dan pakar agar produk pengembangan pembelajaran yang dihasilkan benar-benar valid. Praktis dilihat dari uji coba pada kelompok kecil (small group) peserta didik dan efektif dilihat dari data hasil belajarnya.  Proses ini dilakukan seterusnya sedemikian hingga indikator  kinerja (kriteria keberhasilan) dalam penelitian ini dapat dicapai.  Berikut gambar 3.1 adalah alur diagram alir kerangka pikiran sebagai ancangan untuk proses penelitian yang dilaksanakan.





·         Analisis Siswa dan Guru Matematika 
·         Analisis Materi Matematika Kelas X 
·         Analisis Tujuan Pembelajaran
Tahap Analisis
Desain perangkat,
meliputi :
·         Buku Pelajaran yang mencakup lembar aktivitas siswa.
·         Presentasi pembelajaran berbantuan komputer.

Desain Instrumen Tes,
meliputi :
·         Penulisan instrumen  tes.
Menggunakan instrumen  IPKG terstandar.
Tahap Desain
Prototipe 1

Validasi



Prototyping
ya
tidak
Perlu revisi ?
Valid ?
Tahap Validasi, Evaluasi, dan Revisi
Revisi besar
Prototipe i, i ≥ 2
Revisi kecil
ya
Prototipe i, i ≥ 2
tidak
Revisi ?
Produk
Analisis

Ujicoba

Gambar 3.1: Alur Diagram Alir Kerangka Pikiran



 


























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  HASIL PENGEMBANGAN
Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, ada empat tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu analisis, desain, evaluasi dan revisi.
1.      Analisis
Terdapat tiga tahapan pada tahap analisis ini, yaitu :
a.       Tahap analisis materi kurikulum. Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi materi-materi apa saja yang akan diajarkan pada mata pelajaran matematika kelas X.  Berdasarkan hasil analisis materi kurikulum, diperoleh bahwa materi yang akan diajarkan pada mata pelajaran matematika kelas X meliputi: Bentuk Pangkat, Akar dan Logaritma, Persamaan dan Fungsi Kuadrat, Sistem Persamaan Linear dan Kuadrat, Pertidaksamaan Satu Variabel, Logika Matematika, Perbandingan dan Fungsi Trigonometri, dan Geometri Dimensi Tiga.
b.      Tahap analisis tujuan pembelajaran matematika di kelas X. Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memilih materi esensial yang akan ditampilkan pada presentasi berbantuan komputer. Berdasarkan hasil analisis ini, diperoleh bahwa materi esensial terdiri dari Logika Matematika, Perbandingan dan Fungsi Trigonometri, dan Geometri Dimensi Tiga yang merupakan bahan-bahan yang diterapkan dalam penelitian ini.
c.       Tahap analisis terhadap materi yang dapat digeometriskan. Tahap ini bertujuan untuk menentukan batasan materi yang akan ditampilkan pada presentasi berbantuan komputer, serta menentukan materi apa saja yang dapat digeometriskan baik berupa animasi maupun simulasi. Tahap ini dimulai dengan membuat peta konsep. Berdasarkan hasil analisis ini, didapatlah batasan materi seperti peta konsep materi mata pelajaran matematika yang dicuplik dari hasil prototype akhir desain buku panduan peserta didik hasil penelitian.
2.  Desain
Tahap ini terbagi dalam dua tahapan lagi, yaitu:
Tahap pendesainan materi (paper-based). Tahap ini berisi pendesainan yang dimulai dari sketsa pada gambar pada kertas. Tahap ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang bentuk dan apa saja yang akan ditampilkan pada presentasi berbantuan komputer dari bahan ajar berupa buku panduan peserta didik.

PROTOTYPE 1
Prototype 1 yang ditampilkan sudah berfokus pada tiga karakteristik utama (content, structure dan lay out serta bahasa).  Content (isi) sudah terdiri dari bab, subbab, paragraf, dan lain-lain tentang materi  matematika di kelas X,  structure (struktur) sudah masuk akal dan mengalir serta dibangun dari bab dan subbab di atas. Lay out (tampilan) sudah berisi aspek visual seperti gambar, grafik, warna dan interaktif.
a.       Tahap validasi (prototype 1).
Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap sebelumnya. Tahap ini bertujuan untuk memperoleh bahan ajar berbasis PMRI yang dikolaborasikan dengan presentasi berbantuan komputer yang baik berdasarkan isi dan bentuk. Tahap ini dimulai dengan uji validitas konten dan uji validitas konstruk. Uji validitas konten dan konstruk dilakukan dengan cara validasi oleh pakar.  Berikut nama validator dan sarannya.
Tabel 4.1:. Nama-nama Validator dan Saran Untuk Prototype 1
No
Nama
Jabatan
Saran
1
Abdul Hamid, S. Pd
Ketua MGMP Matematika Kabupaten Bengkulu Selatan
§  Berilah gambar sketsa alat miniatur tandon tipe I dan tipe II pada buku panduan matematika peserta didik.
2
Umran, S. Pd, M. Pd
Guru Inti MGMP Matematika Kabupaten Bengkulu Selatan
§  Kurangi animasi yang tidak perlu.
§  Hindari warna gelap atau terlalu terang pada presentasi.
3
Antoni Putri S.Pd.
Guru Matematika SMA Negeri 3 Bengkulu Selatan
§  Tambahlah pertanyaan pada Lembar Aktifitas Peserta Didik 9 di halaman 107 buku panduan matematika.
4
Yoyon Indra Joni, S. Si
Guru Matematika SMA Negeri 3 Bengkulu Selatan
§  Ganti huruf  9 dengan 10 pada halaman 110 sehingga menjadi Lembar Aktifitas Peserta Didik 10 dan ganti pula kata bidang menjadi ruang sehingga menjadi panjang diagonal ruang pada kubus ... .
5
Qurniaty Ramayana,     S. Pd.
Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 3 Bengkulu Selatan
§  Dari aspek penulisan dan kaidah kebahasaan telah baik, namun perlu diperbaiki beberapa kata yang salah ketik di halaman 78 dan 102.
6
Ujang Rahmadhan,S. Pd
Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 3 Bengkulu Selatan
§  Terdapat beberapa kesalahan penulisan ejaan, supaya diperbaiki seperti yang telah ditulis perbaikannya pada bahan ajar.

Berdasarkan hasil uji validasi, maka dapat disimpulkan bahwa prototype 1 yang dikembangkan sudah tergolong cukup baik (cukup valid) meskipun masih  terdapat kekurangan dan diperkirakan telah dapat digunakan peserta didik. Kekurangan-kekurangan yang ada akan menjadi acuan untuk mengembangkan prototype 2.
b.      Uji coba prototype 1
Tahap ini bertujuan untuk melihat kepraktisan dan keefektifan dari prototype 1 pada  small group.  Tahap ini juga dipergunakan untuk memperkuat hasil penilaian para pakar di atas. Uji coba dilakukan  pada 6 (enam) orang siswa kelas X SMA Negeri 3 Bengkulu Selatan yang bukan subyek penelitian dengan cara melakukan pembelajaran menggunakan kolaborasi bahan ajar berbasis PMRI dan presentasi berbantuan komputer.  Berikut adalah nama-nama para peserta didik dalam kelas small group
Tabel 4. 2: Nama-nama Peserta Didik Kelas Small Group
No.
Nama
1
2
3
4
5
6
Dhita Ilya Riskita
Nano Firmansyah
Panca Bintoro
Rahmi Almitri
Sutri Yani
Yosi Desilva

Bentuk pembelajaran dilakukan secara klasikal di ruang Pusat Sumber belajar (PSB) SMA Negeri 3 Bengkulu Selatan, dan dengan menggunakan komputer dan LCD, mereka mempelajari materi yang akan disampaikan pada hari itu.
c.       Revisi Prototype 1
Revisi untuk prototype 1 ini dilakukan berdasarkan saran-saran dari validator serta hasil analisis terhadap uji coba 1. Revisi 1 bertujuan untuk memperbaiki kekurangan pada prototype 1 guna menghasilkan prototype 2. 
Tabel 4. 3:  Perubahan Sebelum dan Sesudah Revisi Untuk Prototype 1
Saran
Sebelum Revisi
Setelah Revisi
§  Berilah gambar sketsa alat miniatur tandon tipe I dan tipe II pada buku panduan matematika peserta didik.
§  Belum ada gambar sketsa alat miniatur tandon tipe I dan tipe II pada buku panduan matematika peserta didik.
§  Sudah ada gambar sketsa alat miniatur tandon tipe I dan tipe II pada buku panduan matematika peserta didik.

§  Kurangi animasi yang tidak perlu.
§  Hindari warna gelap atau terlalu terang pada presentasi.
§  Terlalu banyak animasi yang tidak perlu pada setiap bab.
§  Beberapa tulisan dan gambar pada presentasi terlalu gelap atau terang.
§  Animasi yang tidak perlu pada setiap bab dibuang.
§  Beberapa tulisan dan gambar pada presentasi telah baik untuk disajikan.  Warna yang digunakan tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap.
§  Tambahlah pertanyaan pada Lembar Aktifitas Peserta Didik 9 di halaman 107 buku panduan matematika.
§  Belum ada pertanyaan tambahan.
§  Telah ada pertanyaan tambahan berupa tambahan soal nomor 7.
§  Ganti huruf  9 dengan 10 pada halaman 110 sehingga menjadi Lembar Aktifitas Peserta Didik 10 dan ganti pula kata bidang menjadi ruang sehingga menjadi panjang diagonal ruang pada kubus ...
§  Angka 9 belum diganti dengan angka 10, dan kata bidang belum diganti dengan kata ruang.
§  Angka 9 telah diganti dengan angka 10, dan kata bidang sudah diganti dengan kata ruang.
§  Dari aspek penulisan dan kaidah kebahasaan telah baik, namun perlu diperbaiki beberapa kata yang salah ketik di halaman 78 dan 102.
§  Beberapa kesalahan ketik belum diperbaiki.
§  Kesalahan ketik pada beberapa kata telah direvisi/diperbaiki.
§  Terdapat beberapa kesalahan penulisan ejaan, supaya diperbaiki seperti yang telah ditulis perbaikannya pada bahan ajar.
§  Kesalahan ejaan pada beberapa kata di bahan ajar belum diperbaiki seperti yang diamanatkan.
§  Ejaan yang keliru telah diperbaiki sesuai dengan yang diamanatkan.

PROTOTYPE 2

a. Uji validasi Prototype 2

Prototype 2 ini merupakan siklus ke-dua pada tahap pengembangan. Prototype 2 ini juga dimulai dengan tahap validasi oleh pakar, dan tetap bertujuan untuk memperoleh bahan ajar berbasis PMRI yang dikolaborasikan dengan presentasi berbantuan komputer yang lebih baik dari sebelumnya. Berikut nama validator dan sarannya.
Tabel 4. 4: Nama-nama Validator dan Saran Untuk Prototype 2
No
Nama
Jabatan
Saran
1
Abdul Hamid, S. Pd
Ketua MGMP Matematika Kabupaten Bengkulu Selatan
§  Telah sesuai dan uji cobakan ke field test
2
Umran, S. Pd, M. Pd
Guru Inti MGMP Matematika Kabupaten Bengkulu Selatan
§  Content, structure dan lay out sudah baik dari segi bahan ajar atau pun dari presentasinya. Segera diuji cobakan.
3
Antoni Putri S.Pd.
Guru Matematika SMA Negeri 3 Bengkulu Selatan
§  Telah baik dan segera uji cobakan ke field test.
4
Yoyon Indra Joni, S. Si
Guru Matematika SMA Negeri 3 Bengkulu Selatan
§  Konstruk telah baik, begitu juga content  sudah lebih baik dan lay out telah nampak menarik.
5
Qurniaty Ramayana,    S. Pd
Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 3 Bengkulu Selatan
§  Telah sesuai dengan kaidah kebahasaan yang disyaratkan.
6
Ujang Rahmadhan,    S. Pd
Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 3 Bengkulu Selatan
§  Telah Baik dan sesuai dengan EYD.

Berdasarkan hasil uji validasi, maka dapat disimpulkan bahwa prototype 2 yang dikembangkan sudah lebih baik dari prototype 1.
B.     HASIL PEMBELAJARAN

Setelah diperoleh bahan ajar berbasis PMRI dan presentasi berbantuan komputer yang valid, praktis,  kemudian bahan ajar berbasis PMRI dan presentasi berbantuan komputer ini dicobakan pada subyek penelitian yang telah ditentukan yaitu peserta didik kelas X-6 semester II.  Tahap ini juga bertujuan untuk melihat kepraktisan dan keefektifan dari prototype 2. Prototype 2 ini sudah dikategorikan praktis, karena semua peserta didik sudah dapat menggunakan bahan ajar berbasis PMRI dan presentasi berbantuan komputer dengan baik. 
            Pada akhir kegiatan proses pembelajaran, peserta didik selalu diberikan tugas, ulangan harian dan ujian berupa soal-soal evaluasi, yang dapat dilihat dalam tabel 4.5 berikut.

Tabel 4. 5: Hasil Data Tugas, Ulangan Harian dan Ujian Siswa
No
Nama Siswa
Nilai
Nilai
Kategori
Tugas (20 %)
Ulangan Harian (30 %)
Ujian
(50 %)
I
II
III
IV
I
II
III
IV
1
RINDA  DESEM SUWENTI
85
90
100
95
96
95
100
100
100
98
Sangat baik
2
ANGGI PRATAMA
100
90
100
90
71
100
80
80
69
78
Baik
3
ANIKE PUTRI
100
80
100
90
71
65
75
100
95
89
Sangat Baik
4
CENDY JEANDRE
95
100
100
80
80
45
80
75
72
76
Baik
5
DESRI HERLINA
100
100
100
100
71
65
90
80
96
91
Sangat Baik
6
DEWI SARTIKA
75
100
100
90
77
75
80
100
98
92
Sangat Baik
7
DIKI SAPUTRA
100
100
95
95
71
70
80
80
100
92
Sangat Baik
8
ELVERA NOPRIANI
100
80
100
90
71
65
75
100
95
89
Sangat Baik
9
FAIZA SUPRAINI
100
100
100
100
71
85
100
80
87
89
Sangat Baik
10
HENI MARLENA
100
90
100
90
71
95
80
80
100
93
Sangat Baik
11
JANUARIAWAN . P *)
100
80
100
90
71
45
75
65
68
72
Cukup
12
KIKI YULIANA
85
90
100
95
96
70
95
75
88
88
Sangat Baik
13
LISA APRIANI
75
100
100
90
65
65
100
85
83
83
Baik
14
LOREN SANTIA
100
90
100
90
89
80
90
90
93
92
Sangat Baik
15
MIKY SAPUTRA
85
90
100
95
77
85
55
70
79
79
Baik
16
ELZA APRIANI
95
100
100
80
80
45
80
75
72
76
Baik
17
NELI AGUSTIN
95
100
100
80
77
80
85
75
89
87
Sangat Baik
18
PEBRIYANUMARSYA
95
100
100
80
55
80
70
70
72
79
Baik
19
PISI APRIANI
75
100
100
90
62
70
75
100
91
87
Sangat Baik
20
RAHMAN R
100
100
100
100
88
70
100
100
73
83
Baik
21
RAHMAT EFENDI
75
100
100
90
65
85
75
100
91
88
Sangat Baik
22
RENDY JUNAWAN
75
100
100
90
65
65
100
85
83
83
Baik
23
ALVIN   HAMZAH
100
100
100
100
71
85
100
80
86
88
Sangat Baik
24
ROZI    YOSFITER
85
90
100
95
96
70
95
75
88
88
Sangat Baik
25
TATIN    ELIANSE PUTRI
100
100
95
95
77
60
95
75
74
79
Baik
26
WILDA PURWATI
100
80
100
90
71
70
75
85
74
78
Baik
27
YEFIARDI
95
100
100
80
55
80
70
70
72
79
Baik
28
ZULPAMI
85
90
100
95
96
70
90
75
91
89
Sangat Baik
Jumlah/Rata-rata
2385/
85, 2
Sangat Baik

Dengan demikian hasil belajar siswa dapat dikelompokkan sesuai tingkat skor yang diperoleh seperti pada tabel 4. 6 berikut.
Tabel 4. 6: Frekuensi Hasil Belajar Siswa
Skor
Frekuensi
86 – 100
27
75 – 85
1
56 – 74
-
40 – 55
-
0 – 39
-

            Dari tabel 4. 6 di atas menunjukkan bahwa nilai ketuntasan klasikal sebesar 96, 4 % dengan perhitungan jumlah siswa yang tuntas belajar dibagi dengan jumlah seluruh siswa dikalikan 100 %.  Berdasarkan hasil rata-rata skor hasil belajar siswa dan nilai ketuntasan klasikal, maka dapat disimpulkan bahwa prototype 2 yang sudah dikembangkan dikategorikan dalam sangat baik.
C.  HASIL EVALUASI

Tes berupa ujian yang di berikan bertujuan untuk mengetahui efek bahan ajar berbasis PMRI dan presentasi berbantuan komputer terhadap hasil belajar.  Berdasarkan hasil rata-rata skor hasil belajar siswa di atas, maka dapat disimpulkan bahwa  bahan ajar berbasis PMRI yang dikolaborasikan dengan presentasi berbantuan komputer baik jika  digunakan dalam pembelajaran, artinya efektif untuk hasil belajar siswa.

D.    PEMBAHASAN

1.  Deskripsi Proses Pengembangan Prototype

Berdasarkan hasil uji coba pertama, peneliti mencari penyebabnya dan mencoba mencari tindakan yang harus dilakukan selanjutnya. Hasil uji coba menunjukkan bahwa proses pengembangan pembelajaran matematika siswa melalui kolaborasi bahan ajar berbasis PMRI dan presentasi berbantuan komputer  ini (Akker, 2000) selalu dimulai dari analisis, desain, evaluasi dan revisi. Analisis terdiri dari tiga tahap yaitu analisis materi kurikulum, analisis tujuan pembelajaran, dan analisis materi yang dapat digeometriskan. Desain terdiri dari dua tahap yaitu paper-based dan computer-based, dan kemudian dilanjutkan dengan proses validasi oleh pakar. Validator menilai prototype dari konten, konstruk dan bahasa. Saran validator dan hasil uji coba dijadikan dasar untuk mengembangkan prototype selanjutnya.

2.  Hasil Prototype 2 sebagai Produk Akhir

Setelah melalui proses pengembangan yang terdiri dari empat tahap, dua siklus untuk dua prototype dan proses revisi berdasarkan saran-saran validator dan teman sejawat, diperoleh kedua prototype pengembangan pembelajaran matematika siswa melalui kolaborasi bahan ajar berbasis PMRI dan presentasi berbantuan komputer yang dikembangkan dapat dikategorikan valid dan praktis. Valid tergambar dari hasil penilaian validator, dimana hampir semua validator menyatakan baik berdasarkan konten (sesuai kurikulum, dan materi matematika di kelas X), konstruk (sesuai dengan kaidah pembuatan bahan ajar berbasis PMRI yang dikolaborasikan dengan presentasi komputer).  Praktis tergambar dari hasil uji coba, dimana semua peserta didik dapat menggunakan bahan ajar berbasis PMRI dan presentasi berbantuan komputer dengan baik.

3.  Efek Prototype Terhadap Hasil Belajar

Pada pertemuan terakhir dilakukan tes untuk mengukur hasil belajar. Hasil tes menunjukkan bahwa prototype yang dikembangkan memiliki potensial efek seperti: siswa dapat menjawab soal yang mirip dengan contoh soal pada pengembangan pembelajaran matematika siswa melalui kolaborasi bahan ajar berbasis PMRI dan presentasi berbantuan komputer, dan hasil tes juga menunjukkan bahwa prototype yang dikembangkan sudah terkategori efektif (Akker, 2000).  Hal ini tergambar dari tingginya nilai rata-rata hasil belajar (85, 2) serta hampir semua siswa dapat menjawab soal-soal yang diberikan dengan baik, meskipun ada seorang siswa yang mendapat skor kurang dari 75.
4.  Hasil Kinerja Guru

            Pada setiap kegiatan pembelajaran di kelas, rencana pelaksanaan pembelajaran guru diobservasi dan dinilai apakah telah memenuhi indikator keberhasilan yang hendak dicapai dan proses pelaksanaan belajar dan mengajar guru juga diamati dan dinilai dengan berdasarkan pada instrumen penilaian kinerja guru (IPKG).  Pengamatan dan penilaian terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran dan pelaksanaan proses belajar mengajar dilakukan oleh kolaborator atau mitra peneliti dalam penelitian ini.  Hasil Isian IPKG yang mengukur hasil kinerja guru telah terkategori amat baik.































BAB V
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Prototype pengembangan pembelajaran matematika siswa dapat dikategorikan valid dan praktis.  Valid tergambar dari hasil penilaian validator dan praktis tergambar dari hasil uji coba, dimana semua siswa dapat menggunakan bahan ajar berbasis PMRI yang dikolaborasikan dengan presentasi berbantuan komputer dengan baik.
2.      Prototype pengembangan pembelajaran matematika siswa yang dikembangkan memiliki potensial efek yang tampak pada hasil ujian berupa tes siswa yang menunjukkan rata-rata sebesar 85,2 dengan kategori sangat baik.  Artinya bahwa prototype pengembangan pembelajaran matematika siswa yang dikembangkan sudah terkategori efektif (Akker, 2000).   
3.      Kinerja guru telah terkategori amat baik berdasarkan hasil isian IPKG yang dilakukan oleh observer dalam penelitian ini.  Kinerja guru nampak semakin membaik dalam setiap pertemuan pada kegiatan proses belajar mengajar yang dilakukannya.

B.  SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan sebagai berikut:
1.      Guru, agar dapat menggunakan pengembangan pembelajaran matematika yang telah dihasilkan tidak hanya dalam pembelajaran klasikal tetapi juga individual dan kelompok serta mengembangkan pengembangan pembelajaran matematika tidak hanya pada mata pelajaran matematika kelas X tetapi juga pada jenjang kelas yang lain sehinggga guru dapat meningkatkan kinerjanya.
2.      Siswa, agar menggunakan pengembangan pembelajaran matematika yang telah dihasilkan dalam pembelajaran baik di kelas maupun di rumah, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.
3.      Iptek, agar dapat mengembangkan suatu media tidak hanya untuk mata pelajaran matematika kelas X tetapi juga untuk jenjang kelas lain, baik menggunakan microsoft words, power point  ataupun yang lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

Akker, J, Van den.  (2000). Principle and Methods of Development Research.  In:
            J. Van den Akker, R. Branch, K. Gustafson, N. Nieveen and Tj. Plomp
            (Eds), Design Methodology and Development Research.  Dordrecht: Kluwer.
Azhar, A. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Depdiknas. (2004). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika SMA           Jakarta: Balitbang Depdiknas.
_________.  (2006a). Pengembangan Model Pembelajaran yan Efektif.  Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah, (www.dikdasmen.org/files/KTSP/SMP/PENGEMMODEL%20PEMBEL%20 YG%20EFEKTIF-SMP.doc diakses tanggal 11 Desember 2008).
Hamzah (2003).  Pembelajaran Matematika Menurut Teori Belajar Konstruktivisme.
            Makalah yang disajikan dalam www.depdiknas.or.id
Karli. H. (2003).  Implementasi Kurikulum Berbasis KompetensiBandung: Bina Media
            Informasi.
Kathleen, F. B. (2005). Hands on Math: Learning  Addition and Subtraction Through
Manipulative Activities, Trafford Publishing: Diakses tanggal 10 November 2008 di http://books.google.co.id/books?id=hpH10I0CICoC
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia  Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
            Pendidikan.
Ramelan. R. S. B. (2007). Penerapan Pembelajaran yang Dialogis, Bermakna, dan
            Menyenangkan melalui Teknik dan Taktik Aktivasi Hand’s On Mathematics untuk
            Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa di Kelas XI Ilmu Sosial-3 SMA Negeri
            3 Kota Manna dipublikasikan dalam buku: Kreatifitas Guru dalam Pembelajaran,
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu  Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat Profesi Pendidik. Jakarta: Depdiknas.
_______________(2009).  Penerapan Sejarah Matematika pada Pembelajaran SPL dengan
            Strategi Pemodelan Variabel dan Metode Fang Cheng Berbantuan Ilustrasi Geometris
            Di Kelas X-5 SMA Negeri 3 Bengkulu Selatan.  Publikasi LKGDP Tahun 2009:
            Depdiknas.
Soedjadi. R. (2000). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi: Departemen Pendidikan Nasional.
Zulkardi  (2002). Developing A learning Environment on RME for Indonesian Student
            Teachers. Doctoral Dissertation.  Enschede: University of Twente.
Zulkardi. (2003). Peningkatan Mutu Pendidikan Matematika Melalui Mutu Pembelajaran.
            Buletin PMRI, http://www.pmri.or.id/ .

BIODATA PENULIS



1
Nama
Rahmad Ramelan Setia Budi, M. Pd.
2
NIP
196904091993011001
3
Jabatan
Pengawas Madya
4
Pangkat/Gol.Ruang
Pembina/IV a
5
Tempat dan Tanggal Lahir
Bondowoso, 9 April 1969
6
Jenis Kelamin
Laki-laki
7
Agama
Islam
8
Masa kerja
18 tahun 6 bulan
9
Judul Naskah
Peningkatan Kinerja Guru dan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Kolaborasi Bahan Ajar Berbasis PMRI dan Presentasi Berbantuan Komputer di Kelas X SMA Negeri 3 Bengkulu Selatan”. (Penelitian Pengembangan).
10
Pendidikan Terakhir
S-2 Pendidikan Matematika
Universitas Sriwijaya
Judul Tesis
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Limit Fungsi Aljabar  Berbasis Strategi Pembelajaran Matematika dengan Sentuhan tangan (Hands on Mathematics/HoM) di Sekolah Menengah Atas.
11
Fakultas/Jurusan
Pascasarjana / Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya.
12
Status Perkawinan
Kawin
13
Instansi
a.Nama Instansi

b.Jalan
c.Kelurahan/Desa
d.Kecamatan
e.Kabupaten
f.Propinsi
g.Telepon

Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten  Bengkulu Selatan
Jl. Affan Bachsin Manna
Pasar Baru
Kota Manna
Bengkulu Selatan
Bengkulu
(0739) 21233
14
Alamat Rumah
a.Jalan
b.Kelurahan/Desa
c.Kecamatan
d.Kabupaten
e.Propinsi
f.Telepon /HP Aktif
g.Email

Bupati Baksir No 91 Rt. 11
Kota Medan
Kota Manna
Bengkulu Selatan
Bengkulu
(0739) 22059/085267773969
15
Prestasi dan Keberhasilan yang pernah dicapai
Meraih Bintang Pancawarsa II Tahun 2005, Pemenang penulisan proposal penelitian tingkat propinsi Bengkulu tahun 2005, Juara II Bintang Radio Bengkulu Kategori Keroncong Tahun 2006 dan Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) Forum Ilmiah Tenaga Kependidikan (FITK) LPMP se- Bengkulu Tahun 2007;  Juara II Lomba Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran Tingkat Nasional tahun 2008; Guru Berprestasi Tingkat Nasional tahun 2010 dan meraih Bintang Pancawarsa tahun 2010.4aktu    : 2it (test)omor: an 40
                                                                     





3 comments: