Nurmaulita
SMAN I Tanah
Jawa, Sumatera Utara
Abstrak
Telah dilakukan penelitian penerapan
pendidikan karakter melalui pembelajaran salingtemas
pada mata pelajaran Fisika di SMA Negeri I Tanah Jawa. Penelitian ini diawali
dari pembelajaran fisika yang dilakukan guru selama ini kurang membiasakan siswa
dalam bekerja sama sehingga kurang memiliki
rasa empati terhadap sesama kawan. Untuk itu dilakukan penelitian sebagai inovasi
pembelajaran dengan menerapkan pendidikan karakter agar siswa mampu berfikir
kritis, logis, kreatif dan menghargai pendapat lain. Tujuan penelitian ini
adalah : 1). mengetahui upaya penerapan pendidikan karakter melalui pendekatan salingtemas pada mata pelajaran fisika.
2). mengetahui hasil penerapan pendidikan karakter melalui pembelajaran salingtemas pada mata pelajaran fisika.
Penelitian dilakukan dengan tiga tahapan yaitu : 1). Tahap perencanaan
pengembangan dengan menyusun Silabus dan RPP berkarakter. 2). Tahap pengembangan proses pembelajaran fisika berkarakter. 3).
Tahap evaluasi pendidikan karakter. Hasil penelitian ini menggambarkan : a) Kemampuan siswa memecahkan masalah dengan penalaran sains
dan lingkungan mencapai rata-rata
hasil belajar pada materi Teori Kinetik Gas mencapai 7.21, pada materi Termodinamika rata-rata hasil belajar mencapai 7.49. Rata-rata hasil belajar ini
menunjukkan pemahaman konsep siswa dengan mengimplementasikan pendidikan
karakter siswa sudah maksimal dilakukan. 2). Kemampuan siswa melakukan kegiatan penyelidikan mencapai rata-rata hasil 75.00% (Cukup baik). 3). Kemampuan siswa melakukan kegiatan persentase mencapai
80.63% (Amat baik), dan 4). Penilaian
diri dilakukan dengan maksud mengetahui “kejujuran”
siswa menilai diri sendiri, serta dapat menggambarkan karakter siswa tentang menghargai keberagaman pendapat lain. Dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran fisika melalui pembelajaran salingtemas dianggap berpotensi kuat
dalam pembentukan karakter
siswa berfikir secara kritis, logis, kreatif
dan menghargai pendapat lain.
Keywords : Pendidikan
Karakter, Pembelajaran Salingtemas.
Implementation of Character
Education on Physics Subject by Salingtemas Learning in SMA Negeri I Tanah Jawa
Nurmaulita
SMAN I Tanah Jawa, Sumatera Utara
Abstract
Research of character education applying
pass by Salingtemas learning at Physics subject
in SMA Negeri I Tanah Java has been conducted. This Research was
initiated based on physics study conducted by teacher that currently less
accustom student in working same until less have feel empathy to closed friend
humanity. For above reason, research was conducted as innovation in learning by
applying character education in order to student would have critical thinking,
logical, creative and esteem other opinion. This research was aimed to : 1).
knew effort of character education applying pass by Salingtemas learning in
physics subject. 2). knew result of character education applying pass by
Salingtemas learning in physics subject. Research is conducted with three steps
that is : 1). Phase of development planning by compile syllaby and Learning
Plan (RPP) with inserting character. 2). Phase of learning process development
physics with character, and 3). Phase of
character education evaluation. This research result depicts : a) Student
ability solves the problem with logical science and environment reach the
average of result learns at Kinetic theory of gases matter reach 7.21, at
matter Termodinamika the average of result learns reach 7.49. The average of
result learns show that understanding of student concept with implemented
education of student character has been maximal conducted. 2). Student ability
conducts investigation activity reaches the average of result 75.00% (Good
enough). 3). Student Ability conducts
percentage activity reaches 80.63% (Fair), and 4). It-self Assessment is
conducted for the purpose of know “sincerity” student of ownself value, and can
depict student character about esteem diversity other opinion. It can be
concluded that physics study pass by Salingtemas learning is assumed have the
potency of strong in forming of student character thinking in critical,
logical, creative and esteem other opinion.
Keywords : Character Education, Salingtemas
Learning.
PENERAPAN
PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATA PELAJARAN
FISIKA MELALUI PEMBELAJARAN SALINGTEMAS
Di
SMA NEGERI I TANAH JAWA
Nurmaulita
SMAN I Tanah
Jawa, Sumatera Utara
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai perubahan kurikulum telah
dirancang untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Termasuk salah
satunya adalah penyelenggaraan ujian nasional yang terdiri dari pola 5 paket
soal UN di tahun 2011. Pelaksanaan UN di tahun 2011 ini secara tidak langsung
telah memberikan pembelajaran karakter tentang “kejujuran” di sekolah agar tidak melakukan kecurangan. Baik yang
dilakukan oleh siswa, pihak sekolah maupun pihak dinas pendidikan kabupaten/kota
maupun provinsi. Selain itu pemerintah juga berupaya melakukan inovasi pendidikan
dengan mencanangkan pendidikan karakter yang diimplementasikan pada setiap mata
pelajaran untuk dijadikan sebagai pilar kebangkitan bangsa, dan diwujudkan
dalam kegiatan nyata siswa.
Banyaknya
fenomena yang muncul disekitar lingkungan siswa seperti perkelahian antar siswa, sikap
egois dan individualis siswa yang tidak peduli terhadap sesama, ataupun
kurangnya minat belajar siswa dengan berfikir kiritis dan tidak mudah berputus
asa perlu dilakukan suatu reformasi
dalam pendidikan di sekolah. Salah satunya adalah penerapan pendidikan karakter
dalam setiap mata pelajaran. Selama ini, guru dalam menyusun RPP hanya mengukur
aspek kognitifnya saja. Sehingga aspek sikap, kurang dikembangkan pada diri siswa. Sikap siswa dalam bekerjasana dan
berkolaborasi kurang ditekankan, sehingga muncul sikap yang dapat menimbulkan
persaingan diantara siswa yang kurang baik.
Pembelajaran
fisika selama ini dilakukan dikelas hanya berfokus pada hafalan untuk mengukur
kognitif saja. Dan guru selama ini kurang membiasakan siswa bekerja
sama sehingga kurang memiliki
rasa empati terhadap sesama kawan. Akibatnya minat belajar siswa dalam
mengembangkan sains tidak maksimal. Jika hal ini terus menerus dibiarkan, akan
menghasilkan karakter siswa yang tidak memiliki rasa empati, tidak lagi saling
menghormati sesama, kurang dapat berfikir kritis dan mudah berputus asa. Untuk
itu dilakukan penelitian dengan mengintegrasikan pendidikan karakter dalam
pembelajaran fisika di kelas, menggunakan pokok bahasan untuk mengembangkan
pembentukan karakter dan nilai-nilai kebaikan pada siswa melalui pembelajaran salingtemas (Sains-Lingkungan-dan
Teknologi Masyarakat).
Penelitian pendidikan karakter yang
telah dilakukan Andrew Milson (2000), bahwa program
pendidikan karakter terbukti membawa pengaruh positip terhadap
persepsi perilaku siswa, staf sekolah, dan masyarakat yang hidup dalam
masyarakat dengan budaya tertentu, bahkan
cenderung memperkuat peningkatan
prestasi belajar siswa. Selanjutnya hasil penelitian yang
dilakukan Darmiyati Zuchdi, dkk (2010), menunjukkan bahwa model pendidikan
karakter dengan pendekatan komprehensif, yang dipadukan dengan
pembelajaran bidang studi dan dilandasi pengembangan kultur sekolah,
dapat meningkatkan hasil studi, kualitas karakter peserta didik, suasana
sekolah yang kondusif, serta kualitas kepemimpinan kepala sekolah.
Mengacu hal
tersebut diatas, perlu di lakukan penelitian dengan menerapkan pola pendidikan
karakter pada pembelajaran fisika di SMA Negeri I Tanah Jawa. Adapun judul
penelitian ini adalah :
“Penerapan
Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Pembelajaran Salingtemas
Di SMA Negeri I Tanah Jawa.”
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimanakah pelaksanaan penerapan pendidikan
karakter melalui pembelajaran salingtemas
pada mata pelajaran fisika?
2. Bagaimanakah hasil penerapan
pendidikan karakter melalui pendekatan salingtemas
dalam pembelajaran fisika di SMA Negeri I Tanah Jawa?
C.
Tujuan
Penelitian
1.
Menerapkan pendidikan karakter melalui
pedekatan pembelajaran salingtemas
pada mata pelajaran fisika.
2. Memperoleh gambaran hasil
pembelajaran dengan penerapan pendidikan karakter melalui pembelajaran salingtemas pada mata pelajaran fisika.
3. Menghasilkan
model pendidikan karakter dengan pendekatan salingtemas.
D.
Manfaat
Penelitian
1. Mengembangkan
pola pendidikan karakter pada pembelajaran fisika.
2. Mengintegrasikan
pola pendidikan karakter pada mata pelajaran fisika.
3. Menghasilkan
model pendidikan karakter dengan pendekatan salingtemas.
KAJIAN PUSTAKA
A.
Kerangka
Teoritis
1.
Pentingnya
Pendidikan Karakter
Pendidikan
adalah merupakan upaya yang terencana dalam mengembangkan potensi peserta
didik, sehingga peserta didik memiliki system berfikir, nilai moral dan
keyakinan yang diwariskan masyarakatnya untuk dikembangkan kearah yang sesuai
kehidupan masa kini dan masa mendatang. Untuk mengembangkan potensi peserta
didik kearah karakter yang bernilai budaya dan karakter prinsipnya tidak
dimasukkan sebagai pokok bahasan melainkan terintegrasi ke dalam setiap mata
pelajaran, pengembangan diri dan budaya sekolah.
Menurut
tim penulis naskah pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa (2011), pengertian
pendidikan budaya dan karakter bangsa dimaknai sebagai pendidikan yang
mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik
sehingga memiliki nilai dan karakter dirinya, dan menerapkan nilai-nilai
tersebut dalam kehidupan dirinya sebagai anggota masyarakat dan warga negara
yang religius, nasionalis, dan kreatif. Maka pendidikan karakter diharapkan merupakan
suatu proses pendidikan yang dapat mengembangkan watak, tabiat, ahlak atau
kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai
kebajikan (virtualues) dan dapat diyakini
ataupun digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berfikir, bersikap dan
bertindak.
Tahapan
pendidikan berkarakter dapat dilakukan dengan :
1) Melakukan
perencanaan pengembangan pendidikan budaya dan karakter.
Tahapan dilakukan dengan menerapkan
kedalam kurikulum melalui hal berikut :
a. Program
pengembangan diri
b. Pengintegrasian
dalam mata pelajaran
c. Menerapkan
budaya sekolah
2) Mengembangkannya
ke dalam proses pembelajaran dikelas.
Pengembangannya
dilakukan didalam kelas, disekolah ataupun diluar sekolah.
3) Melakukan
evaluasi hasil belajar.
Evaluasi yang dilakukan berdasarkan
pencapaian nilai budaya dan karakter yang didasarkan pada indikator.
Nilai-nilai
yang perlu dikembangkan dalam pendidikan karakter dapat diidentifikasi dari
sejumlah nilai pada tabel.1 berikut :
Tabel.1.
Nilai dan deskripsi nilai pendidikan karakter
No
|
Nilai yang dikembangkan
|
Deskripsi
|
1
|
Religius
|
Sikap
dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya,
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan agama
lain.
|
2
|
Jujur
|
Perilaku
yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
|
3
|
Toleransi
|
Sikap
dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,suku, etnis, sikap, dan tindakan
orang lain yang berbeda dari dirinya.
|
4
|
Disiplin
|
Tindakan
yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
|
5
|
Kerja
Keras
|
Perilaku
yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan
belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
|
6
|
Kreatif
|
Berpikir
dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu
yang telah dimiliki.
|
7
|
Mandiri
|
Sikap
dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan
tugas-tugas.
|
8
|
Demokratis
|
Cara
berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya
dan orang lain.
|
9
|
Rasa
Ingin Tahu
|
Sikap
dan tindakan yang berupaya mengetahui lebih mendalam dan luas dari suatu yang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
|
10
|
Semangat
Kebangsaan
|
Berpikir,
bertindak, berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan
diri dan kelompoknya.
|
11
|
Cinta
Tanah Air
|
Cara
berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik.
|
12
|
Menghargai
Prestasi
|
Sikap
dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain.
|
13
|
Komunikatif
|
Tindakan
yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan
orang lain.
|
14
|
Cinta
Damai
|
Sikap,
perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman
atas kehadiran dirinya.
|
15
|
Gemar
membaca
|
Kebiasaan
menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan
bagi dirinya.
|
16
|
Peduli
Lingkungan
|
Sikap
dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di
sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang terjadi.
|
17
|
Peduli
Sosial
|
Sikap
dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.
|
18
|
Tanggung
Jawab
|
Sikap
dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dan
kewajibannya, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (sosial dan
budaya), Negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
|
Sumber
: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2011.
2.
Pendekatan
Salingtemas
Pembelajaran
fisika dengan pendekatan salingtemas
dapat difahami sesuai istilah yang mengandung kata kunci salingtemas yaitu : sains-lingkungan-tekonologi dan masyarakat. Menurut
La Maronta Ghalib, (2009) menyatakan bahwa konsep-konsep dan proses sains yang
diajarkan di sekolah harus sesuai konteks sosial dan relevan dengan kehidupan
siswa sehari-hari.
Menurut
Yager (1994 dalam Mahmuddin, 2009), program pembelajaran dengan pendekatan
Sains-Teknologi-Masyarakat pada umumnya
memiliki karakteristik sebagai berikut, yaitu :
1)
Identifikasi
masalah-masalah setempat/lokal yang memiliki kepentingan dan dampak.
2)
Penggunaan
sumber daya setempat/lokal untuk mencari informasi yang dapat digunakan dalam
memecahkan masalah.
3)
Keikutsertaan
yang aktif dari siswa dalam mencari informasi yang dapat diterapkan untuk
memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.
4)
Perpanjangan
belajar di luar kelas dan sekolah.
5)
Fokus
kepada dampak dari sains dan teknologi terhadap siswa.
6)
Isi dari pembelajaran bukan hanya
konsep-konsep saja yang harus dikuasai siswa dalam kelas saat melakukan tes.
7)
Penekanan
dalam keterampilan proses dimana siswa dapat menggunakannya dalam memecahkan
masalah.
8)
Penekanan
pada kesadaran karir yang berkaitan dengan sains dan teknologi.
9)
Kesempatan
bagi siswa untuk mencoba berperan sebagai anggota masyarakat dimana ia mencoba
untuk memecahkan isu-isu yang telah diidentifikasi.
10) Identifikasi dampak sains dan
teknologi di masa depan.
11) Kebebasan atau otonomi dalam proses
belajar.
Menurut Poedjiadi
(2005), pelaksanaan pendekatan STM dapat dilakukan melalui tiga macam strategi,
yaitu:
1)
Strategi pertama,
menyusun topik yang menyangkut konsep-konsep yang ingin ditanamkan pada peserta
didik. Strategi ini, di awal pembelajaran guru memperkenalkan atau menunjukkan
kepada peserta didik adanya isu atau masalah
di lingkungan anak atau menunjukkan aplikasi sains atau suatu produk teknologi
yang ada di lingkungan mereka.
2)
Strategi kedua,
menyajikan suatu topik yang relevan dengan konsep-konsep tertentu yang termasuk
dalam standar kompetensi atau kompetensi dasar.
3)
Strategi ketiga,
mengajak anak untuk berpikir dan menemukan aplikasi konsep sains dalam industri
atau produk teknologi yang ada di masyarakat di sela-sela kegiatan belajar
berlangsung.
Menurut
Mahmuddin (2009), tahapan yang ditempuh pada pembelajaran salingtemas adalah :
1) Tahapan Invitasi
Pada tahap ini guru melakukan brainstorming
dan menghasilkan beberapa kemungkinan topik untuk penyelidikan, harus merupakan
minat siswa dan memberikan wilayah yang cukup untuk penyelidikan bagi siswa.
Dapat diawali dengan apersepsi dan hal-hal yang telah diketahui siswa
sebelumnya, serta ditekankan pada keadaan yang ditemui dalam kehidupan
sehari-hari.
2) Eksplorasi
Pada tahap ini guru dan siswa
mengumpulkan data dan informasi melalui pertanyaan-pertanyaan atau wawancara,
kemudian menganalisis informasi tersebut. Tahapan ini merupakan penyelidikan
yang dapat memberikan pemahaman dasar untuk pengembangan, pengujian hipotesis,
dan mengusulkan tindakan
3) Mengusulkan penjelasan dan solusi
Tahap ini siswa mengatur dan
mensintesis informasi yang mereka telah kembangkan sebelumnya dalam
penyelidikan. Proses ini termasuk komunikasi lebih lanjut dengan para ahli di
lapangan, pengembangan lebih lanjut, memperbaiki, dan menguji hipotesis mereka,
dan kemudian mengembangkan penjelasan tentatif dan proposal untuk solusi dan
tindakan.
4)
Mengambil
tindakan
Berdasarkan
temuan yang dilaporkan dalam fase ketiga, siswa menerapkan temuan-temuan mereka
dalam beberapa bentuk aksi sosial. Tindakan ini dapat melibatkan masyarakat
sebagai pelaksana dan dapat dijadikan sebagai tindakan follow up.
Gambar.1.
Tahapan Pembelajaran Salingtemas
B.
Kerangka
Konseptual
Kerangka
konseptual dalam penelitian ini adalah mengintegrasikan pendidikan karakter
kedalam mata pelajaran sains di kelas. Pengintegrasian pendidikan karakter di kelas
pada mata pelajaran fisika dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Perencanaan
Pengembangan
Perencanaan
pengembangan pendidikan karakter kedalam pembelajaran fisika dapat dilakukan
guru dengan menyusun Silabus dan RPP dengan mengembangkan nilai-nilai karakter
siswa yang sesuai dengan materi pelajaran. Perencanaan pengembangan dapat
dilakukan dengan cara :
a.
Mengkaji SK dan KD pada standar isi.
b.
Memperlihatkan keterkaitan antara SK dan
KD
c.
Mencantumkan nilai-nilai budaya dan
karakter dalam silabus
d.
Mencantumkan nilai-nilai yang sudah ada
dalam silabus ke dalam RPP
e.
Mengembangkan proses pembelajaran
peserta didik secara aktif dan memberi kesempatan peserta didik menunjukkan
perilaku yang sesuai.
f.
Membantu peserta didik untuk menunjukkan
dalam perilaku.
2. Pengembangan
Proses Pembelajaran
Pengembangan
proses pembelajaran dilakukan menggunakan pendekatan proses belajar peserta
didik secara aktif dan berpusat pada siswa melalui proses pembelajaran fisika
di kelas dengan menggunakan metode pendekatan pembelajaran salingtemas.
Menurut Nurmaulita (2010), digunakan pendekatan salingtemas karena diyakini pendekatan ini dapat membekali siswa mengantisipasi beberapa hal pokok yang
berkembang dimasyarakat dan lingkungan, diantaranya :
a. Menghindari ‘materi oriented’ dalam pendidikan tanpa
tahu masalah-masalah di masyarakat secara lokal, nasional, maupun
internasional.
b. Mempunyai bekal yang cukup bagi peserta
didik untuk menyongsong era globalisasi (AFTA–2003, AFAS–2003, WTO–2010).
c. Peserta didik mampu menjawab dan
mengatasi masalah yang berkaitan dengan kelestarian bumi, isu-isu sosial,
isu-isu global, misalnya masalah pencemaran, pengangguran, kerusuhan sosial,
dampak hasil teknologi dan lain-lainnya hingga pada akhirnya bermuara
menyelamatkan bumi.
d. Membekali peserta didik dengan
kemampuan memecahkan masalah dengan penalaran sains, lingkungan, teknologi,
sosial secara integral, baik di dalam maupun di luar kelas.
3. Evaluasi
Pendidikan Karakter
Evaluasi
dilakukan berdasarkan indikator yang sudah di rencanakan pada pengembangan yang
dilakukan.
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Subjek
Penelitian
Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Tanah Jawa Kabupaten
Simalungun semester genap tahun ajaran 2010/2011. Jumlah siswa terdiri dari 38
orang siswa dengan rincian 12 orang siswa laki-laki dan 26 orang siswa
perempuan. Penelitian dilakukan dari bulan Maret sampai Mei 2011.
B.
Prosedur
penelitian
Adapun
prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1. Perencanaan
Pengembangan Pendidikan Karakter
· Mengkaji
SK dan KD pada standar isi.
· Memperlihatkan
keterkaitan antara SK dan KD.
· Mencantumkan
nilai-nilai budaya dan karakter dalam silabus.
· Mencantumkan
nilai-nilai yang sudah ada dalam silabus ke dalam RPP.
· Mengembangkan
proses pembelajaran peserta didik secara aktif dan memberi kesempatan peserta
didik menunjukkan perilaku yang sesuai.
· Membantu
peserta didik untuk menunjukkan dalam perilaku.
2. Pengembangan
Proses Pembelajaran
Dikembangkan
berdasarkan tahapan pendekatan pembelajaran salingtemas.
a. Tahap
invitasi : guru melakukan brainstorming.
b. Tahap eksplorasi : guru
dan siswa mengumpulkan data dan informasi.
c. Tahap mengusulkan penjelasan dan solusi :
siswa mengatur dan mensintesis informasi, melakukan penyelidikan untuk menguji
hipotesis.
d.
Mengambil
tindakan : mengajukan penjelasan dan solusi,
menerapkan temuan-temuan mereka untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Evaluasi
Pendidikan Karakter
Evaluasi
hasil belajar pencapaiannya berdasarkan nilai budaya dan karakter yang
didasarkan pada indikator mata pelajaran fisika.
C.
Tehnik
analisa data
Tehnik
pengumpulan data dilakukan dengan :
1. Tes hasil
belajar kemampuan memecahkan masalah dengan penalaran sains, lingkungan,
teknologi. (LP-1 dan LP-2)
Dilakukan dengan membuat instrumen tes
hasil belajar pilihan ganda 10 soal dan tes uraian 2 soal. Nilai akhir di dapat
dari rumus :
Nilai
Akhir = (0.7xPG) + (0.3xEssay)
Hasilnya kemudian di hitung jumlah skor siswa keseluruhan untuk
mendapatkan rata-rata hasil belajar siswa. Rata-rata hasil belajar dihitung
menggunakan rumus :
Rata-rata hasil =
Kemudian hasil akhirnya dilakukan persentase jumlah siswa yang mencapai
skor tertentu untuk menentukan kategori baik-cukup-kurang.
Persentase = x 100%
2. Hasil
observasi kemampuan siswa melakukan
kegiatan penyelidikan (LO-1)
dan observasi kemampuan siswa melakukan
kegiatan persentase (LO-2).
Kriteria Penilaian :
1 = Kurang 2 = Cukup
3 = Baik 4 =
Amat baik
Kategori Persentase :
Lebih kecil dari 60 % = Kurang
61 % s/d 70 % = Cukup
71 % s/d 80 % = Baik
81 %
s/d 100 % = Amat
baik
3. Lembar
Penilaian Diri (LPD)
·
Mengisi pernyataan dengan jujur.
· Untuk setiap pernyataan, mengisikan angka 1, 2, 3, atau 4 pada tempat yang telah disediakan,
dengan kriteria sebagai berikut:
1 : tidak
pernah 3 : sering
2 : kadang-kadang
4 : selalu
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Penelitian
ini dilakukan pada mata pelajaran fisika. Materi pelajaran yang diajarkan
adalah 1). Teori kinetik gas, dan 2) Termodinamika. Pembelajaran fisika
dilakukan dengan mengintegrasikan pendidikan karakter kedalam pembelajaran
fisika. Langkah pembelajaran yang dilakukan adalah :
1.
Perencanaan
Pengembangan
Perencanaan
pengembangan dilakukan dengan menyusun Silabus dan RPP dengan mengembangkan
nilai-nilai karakter siswa yang sesuai materi pelajaran. Adapun silabus yang
dikembangkan adalah :
Standar Kompetensi: 3. Menerapkan konsep
termodinamika dalam mesin kalor
Tabel.2. Silabus pendidikan
berbasis karakter mata pelajaran fisika
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pokok/Pembelajaran
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Indikator
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber
Belajar
|
Pembentukan Karakter
|
|
Teknik
|
Bentuk Instru
men
|
|||||||
3.1 Mendeskripsikan
sifat-sifat gas ideal
monoatomik
|
· Teori kinetik gas
|
·
Berdiskusi
secara brkelompok merumuskan hubungan tekanan, volume, suhu, kecepatan, dan energi kinetik
secara logis dan kritis.
|
Mendiskripsikan hubungan
antara tekanan,
volume, suhu, kecepatan, dan energi kinetic
secara logis dan kritis.
|
Tes tertulis
|
PG dan
Uraian
|
2 x 45’
|
Buku
paket Fisika Kls XI, LKS,
bahan
presentasi
|
Berfikir Logis, kritis,
|
·
Menerapkan
konsep tekanan,
volume,
suhu, kecepatan, dan
energi
kinetik dalam diskusi
pemecahan masalah dengan
percaya diri, kritis dalam berdiskusi dan menghargai keberagaman pendapat
orang lain.
|
Menerapkan dengan rasa ingin tahu persamaan umum gas
ideal pada proses isotermik, isokhorik, dan isobarik.
|
Tes tertulis
|
PG dan Uraian
|
2 x 45’
|
Media gambar peta konsep
|
percaya diri, kritis
rasa ingin tahu,
menghargai
keberagaman
|
||
·
Mempresent
sekan hasil diskusi
kelompok dengan media gambar peta konsep
|
Percaya diri, kritis dalam berdiskusi dan menghargai keberagaman pendapat
orang lain
|
Tes unjuk
Kerja
Dan Penilaian Diri
|
Lembar Penilaian Diri
|
2 x 45’
|
Media gambar peta konsep
|
Percaya diri, kritis, dan menghargai keberagaman
|
||
3.2. Menganalisis
perubahan keadaan
gas ideal dengan
menerapkan hukum
termodi
namika
|
Termodina
mika
|
·
Menghitung usaha, kalor, dan energi
dalam menggunakan prinsip hukum
utama
termo dinamika dalam diskusi kelas dengan rasa
ingin tahu.
|
Mendeskripsi
kan usaha, kalor, dan energi dalam
berdasarkan hukum utama termodinamika dengan banyak membaca buku sumber.
|
Tes Tertulis
|
PG
dan
Uraian
|
2 x 45’
|
Buku
paket Fisika Kls XI, LKS, lembar
kerja, bahan
presentasi
|
Rasa ingin tahu, membaca buku
|
·
Menganalisis dengan berfikir
logis dan kritis
karakteristik proses isobarik,
isokhorik,
isotermik, dan adiabatik dalam
diskusi kelas.
|
Menganalisis secara kritis dan logis proses gas
ideal berdasar grafik tekanan-volume (P-V)
|
Tes Tertulis
|
PG
dan
Uraian
|
2 x 45’
|
|
berfikir
logis dan kritis
|
||
·
Mempresenta
sikan
penghitungan efisiensi mesin
kalor dan koefiseien
performans mesin pendingin
Carnot dalam diskusi pemecahan masalah secara percaya diri
dan menghargai
keberagaman.
|
Mendeskripsikan prinsip kerja mesin Carnot dengan percaya
diri dan menghargai keberagaman pendapat.
|
Tes unjuk
Kerja
dan
Penilaian Diri
|
Lembar Penilaian Diri
|
2 x 45’
|
|
percaya diri dan menghargai keberagaman
|
2.
Pengembangan
Proses Pembelajaran
Dikembangkan
berdasarkan tahapan pendekatan pembelajaran salingtemas.
a. Tahap
invitasi : guru melakukan brainstorming.
b. Tahap eksplorasi : guru
dan siswa mengumpulkan data dan informasi.
c. Tahap mengusulkan penjelasan dan solusi :
siswa mengatur dan mensintesis informasi, melakukan penyelidikan untuk menguji hipotesis.
d.
Mengambil
tindakan : mengajukan penjelasan dan solusi,
menerapkan temuan-temuan mereka untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Evaluasi
Pendidikan Karakter
Evaluasi
hasil belajar pencapaiannya berdasarkan nilai budaya dan karakter yang
didasarkan pada indikator pelajaran fisika. Adapun bentuk instrumen pengukuran implementasi pendidikan
karakter dalam pembelajaran fisika
adalah :
Tabel.3.
Kisi-kisi instrument pendidikan karakter mata pelajaran Fisika.
No
|
Indikator
|
Teknik
Penilaian
|
Bentuk
Instrumen
|
Kode
Instrumen
|
|
|
Teori Kinetik
Gas
|
|
|
|
|
1
|
Mendiskripsikan
hubungan antara tekanan, volume, suhu,
kecepatan, dan energi kinetik secara
logis dan kritis.
|
Tes tertulis
|
Pilihan
Ganda/
Uraian
|
LP-1
|
|
2
|
Menerapkan
dengan rasa ingin tahu persamaan umum gas ideal pada proses
isotermik, isokhorik, dan isobarik.
|
Tes tertulis
|
Pilihan
Ganda/
Uraian
|
LP-1
|
|
3
|
Percaya diri, kritis dalam
berdiskusi dan menghargai keberagaman pendapat orang lain.
|
Observasi
& Penilaian Diri
|
Sikap
/ praktik
|
LO-1
|
|
4
|
Tahap
pelaksanaan pembelajaran salingtemas
pada pendidikan karakter.
|
Observasi
|
Sikap
/ praktik
|
LO-3
|
|
|
Termodinamika
|
|
|
|
|
1
|
Mendeskripsikan
usaha, kalor, dan energi dalam berdasarkan hukum utama termodinamika dengan
melakukan banyak membaca buku sumber.
|
Tes tertulis
|
Pilihan
Ganda/Uraian
|
LP-2
|
|
2
|
Menganalisis
secara kritis dan logis proses gas ideal berdasarkan
grafik tekanan-volume (P-V).
|
Tes tertulis
|
Pilihan
Ganda /Uraian
|
LP-2
|
|
3
|
Mendeskripsikan
prinsip kerja mesin Carnot dengan percaya diri dan menghargai
keberagaman pendapat.
|
Unjuk
kerja
|
Mempresentasekan
hasil diskusi
|
LO-2
|
|
4
|
Tahap
pelaksanaan pembelajaran salingtemas
pada pendidikan karakter.
|
Observasi
|
Sikap
/ praktik
|
LO-3
|
Hasil
penelitian yang diukur berdasarkan nilai karakter siswa pada mata pelajaran
fisika adalah :
1. Hasil belajar kemampuan
memecahkan masalah dengan penalaran sains, lingkungan, teknologi. ( LP-1 dan
LP-2)
Dari rata-rata hasil
belajar siswa pada materi Teori Kinetik Gas mencapai 7.21 dengan standar
deviasi 0.70. Selanjutnya pada materi
Termodinamika, rata-rata hasil belajar siswa mencapai 7.49 dengan standar
deviasi 0.97. Rata-rata hasil belajar ini menunjukkan pemahaman konsep siswa
pada pembelajaran fisika dengan mengimplementasikan pendidikan karakter sudah
maksimal dilakukan.
Tabel. 4 . Tes hasil belajar siswa
No
|
Rentangan Skor
|
Instrumen 1
(LP-1)
|
Instrumen
2
(LP-2)
|
Ketuntasan
|
||
Frekuensi
|
Persentase
|
Frekuensi
|
Persentase
|
|||
1
|
81
- 100
|
4
|
10.52%
|
11
|
28.94%
|
Tuntas
|
2
|
71
- 80
|
12
|
31.58%
|
13
|
34.21%
|
Tuntas
|
3
|
61
-70
|
20
|
52.63%
|
14
|
36.84%
|
Tuntas
|
4
|
Ø 60
|
2
|
5.26%
|
0
|
0
|
T. Tuntas
|
|
Jumlah
|
273.8
|
284.7
|
|
||
|
Rata-rata
|
7.21
|
7.49
|
|
||
|
Standev
|
0.70
|
0.97
|
|
Sesuai
dengan hasil yang diharapkan dalam pembelajaran salingtemas bahwa siswa diharapkan memiliki kemampuan
memecahkan masalah dengan penalaran sains, memahami lingkungan, dengan teknologi
yang berkembang dimasyarakat, memiliki kemampuan ingin tahu oleh peserta didik,
dan kemampuan untuk berkompetisi, baik di dalam maupun di luar kelas sudah
dapat dicapai pada pembelajaran dengan menerapkan pendidikan karakter siswa. Karakter
yang terukur adalah karakter memecahkan masalah dengan penalaran sains,
memahami lingkungan, memiliki kemampuan ingin tahu, serta kemampuan untuk
berkompetisi secara sehat.
Gambar.2. berikut
memperlihatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika :
Gambar.2.
Grafik rata-rata hasil belajar siswa.
Dengan nilai
perolehan rata-rata tersebut, siswa memiliki kemampuan dalam mengembangkan
karakter dan budaya dalam pembelajaran fisika. Kemampuan siswa memecahkan
masalah dalam pembelajaran fisika dapat terukur dengan baik.
2.
Hasil observasi kemampuan siswa melakukan kegiatan penyelidikan. (LO-1)
Tabel.5. Sikap
siswa ketika melakukan kegiatan penyelidikan
No
|
Nama
Kelompok
|
Aspek
yang diobservasi
|
Jumlah
|
%
|
Kategori
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||||
1
|
I
|
3
|
3
|
2
|
3
|
3
|
14
|
70.00%
|
Cukup
|
2
|
II
|
3
|
3
|
3
|
3
|
4
|
16
|
80.00%
|
Baik
|
3
|
III
|
3
|
3
|
4
|
3
|
4
|
17
|
85.00%
|
A. Baik
|
4
|
IV
|
2
|
3
|
3
|
3
|
3
|
14
|
70.00%
|
Cukup
|
5
|
V
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
15
|
75.00%
|
Baik
|
6
|
VI
|
3
|
3
|
2
|
3
|
2
|
13
|
65.00%
|
Cukup
|
7
|
VII
|
2
|
3
|
3
|
3
|
3
|
14
|
70.00%
|
Cukup
|
8
|
VIII
|
3
|
3
|
4
|
3
|
4
|
17
|
85.00%
|
A. Baik
|
|
Jumlah
|
22
|
24
|
24
|
24
|
26
|
120
|
|
|
|
Persentase
|
68.75%
|
75.00%
|
75.00%
|
75.00%
|
81.25%
|
75.00%
|
|
|
Kemampuan siswa dalam
melakukan penyelidikan dilakukan dengan membuat kegiatan pada siswa saat
melakukan percobaan dengan “Telur Ajaib”. Dalam melakukan penyelidikan
kemampuan siswa yang terukur adalah : Aspek
1). Melengkapi alat : telur rebus, korek api, kertas dan erlemenyer, hasil
observasi menunjukkan rata-rata nilai 68.75% . Aspek 2). Memasukkan gulungan kertas yang terbakar kedalam erlemenyer, sudah cukup baik dilakukan
seluruh kelompok dengan mencapai rata-rata nilai 75.00%. Walaupun awalnya
siswa berfikir bahwa membakar kertas itu
dilakukan diluar erlemenyer, padahal yang sebenarnya siswa harus memasukkan
bakaran gulungan kertas ke dalam labu erlemenyer supaya telur dapat masuk. Aspek 3). Memasukkan telur kedalam
erlemenyer, ada beberapa kelompok yang melakukan sampai beberapa kali baru
berhasil telur tersebut masuk kedalam erlemenyer. Namun demikian ada kelompok
yang hanya sekali saja melakukan langsung berhasil memasukkan telur kedalam
erlemenyer. Rata-rata aspek ini mencapai nilai yang cukup baik juga yaitu
75.00%. Aspek 4). Melakukan pengamatan
saat telur masuk kedalam erlemenyer. Aspek ini juga sudah cukup baik dilakukan
siswa. Siswa mengamatinya mulai dari telur berada dimulut erlemenyer sampai
telur masuk keseluruhan kedalam labu erlemenyer. Hal ini siswa menjelaskan
bahwa “Panas dari kertas yang terbakar akan mendorong udara keluar dari dalam
erlemenyer “. Akibatnya tekanan udara di dalam erlemenyer berkurang sehingga
telur akan tertarik masuk kedalam botol.” Aspek
5). Melaporkan hasil diskusi kedalam bentuk laporan. Semua kelompok
melakukan aspek ini dengan amat baik. Laporan yang dihasilkan siswa ditulis
cukup rapi dan dapat menjelaskan konsep dengan baik. Aspek ini mencapai
rata-rata hasil penilaian 81.25 % adalah hasil yang “Amat baik”.
Kemampuan
siswa melakukan kegiatan penyelidikan dilihat
pada gambar 3 :
Gambar.3.
Grafik Kemampuan siswa melakukan penyelidikan
Secara
keseluruhan kemampuan siswa melakukan kegiatan penyelidikan sudah cukup baik
dilakukan. Hasil rata-rata kemampuan siswa melakukan kegiatan penyelidikan
mencapai 75.00% (Cukup baik).
3. Hasil
observasi kemampuan siswa melakukan
Kegiatan Persentase. (LO-2)
Observasi
kemampuan siswa melakukan persentase dimaksudkan untuk mengukur menghargai keragaman pendapat, kemampuan
bekerjasama, kemampuan bekerja secara mandiri dan dapat menumbuhkan rasa
percaya diri siswa.
Kemampuan siswa dalam
melakukan kegiatan presentase adalah melakukan presentase di depan kelas secara
berkelompok. Materi yang disajikan dalam hal ini ” Termodinamika”. Siswa
melakukan presentase dengan media gambar yang menjelaskan peta konsep tentang
materi Termodinamika.
Tabel.6.
Kemampuan siswa melakukan kegiatan presentase
No
|
Nama
Kelompok
|
Aspek
yang diobservasi
|
Jumlah
|
Persen
tase
|
Kategori
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||||
1
|
I
|
3
|
3
|
3
|
3
|
4
|
16
|
80.00%
|
Baik
|
2
|
II
|
3
|
3
|
3
|
3
|
4
|
16
|
80.00%
|
Baik
|
3
|
III
|
3
|
4
|
4
|
3
|
4
|
18
|
90.00%
|
A. Baik
|
4
|
IV
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
15
|
75.00%
|
Cukup
|
5
|
V
|
3
|
3
|
3
|
3
|
4
|
16
|
80.00%
|
Baik
|
6
|
VI
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
15
|
75.00%
|
Cukup
|
7
|
VII
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
15
|
75.00%
|
Cukup
|
8
|
VIII
|
3
|
4
|
4
|
3
|
4
|
18
|
90.00%
|
A. Baik
|
|
Jumlah
|
24
|
26
|
26
|
24
|
29
|
129
|
|
|
|
Persentase
|
75.00%
|
81.25%
|
81.25%
|
75.00%
|
90.63%
|
80.63%
|
|
|
Adapun aspek yang
terukur adalah : Aspek 1).
Melengkapi media gambar peta konsep mencapai rata-rata hasil yang dilakukan
secara berkelompok adalah 75.00%. Seluruh kelompok melakukan presentase dengan
membuat media gambar tentang peta konsep termodinamika. Media gambar yang
dibuat siswa ada yang sempurna dilakukan lengkap menjelaskan hubungan
konsep-konsep termodinamika, gambar yang dihasilkan menarik untuk dibaca, namun
demikian masih ada yang kurang maksimal dalam membuat peta konsepnya. Aspek 2). Menyajikan hasil diskusi didepan kelas mencapai
rata-rata hasil dalam berkelompok adalah 81.25%. Diantara 8 kelompok yang
terbentuk, masih ada kelompok yang kurang bekerjasama, menjelaskan konsep
hampir keseluruhannya baik melakukannya. Aspek
3). Kerjasama didalam kelompok mencapai rata-rata hasil 81.25%. Nilai ini
sudah menunjukkan cukup baik. Kelihatan hampir semua kelompok dapat bekerjasama
dan menghargai perbedaan pendapat. Aspek
4). Menjawab atau membuat pertanyaan mencapai rata-rata hasil 75.00%. Setelah
kelompok melakukan presentase, selanjutnya membuat session tanya jawab.
Ternyata saat session ini suasana kelas sangat aktif melakukan tanya jawab.
Sehingga pada aspek ini dapat mencerminkan karakter siswa yang saling
menghargai perbedaan pendapat orang lain. Aspek
5). Menyimpulkan hasil diskusi mencapai rata-rata hasil 90.63%. Nilai ini
paling signifikan diantara aspek yang lain. Setiap kelompok diakhir
pembelajaran dari hasil presentasenya semua menyimpulkan hasil pembelajarannya.
Kemampuan siswa melakukan
presentase dilihat pada gambar.4. berikut :
Gambar.4.
Kemampuan siswa melakukan presentase
Secara
keseluruhan kemampuan siswa melakukan kegiatan
presentase sudah amat baik dilakukan. Hasil rata-rata kemampuan siswa melakukan
kegiatan presentase mencapai 80.63% (Amat baik).
4. Hasil
observasi pembelajaran pengembangan karakter melalui pembelajaran salingtemas.
(LO-3)
Penerapan pendidikan
karakter pada pembelajaran fisika melalui pembelajaran salingtemas selama 3 x pertemuan pada materi Teori Kinetik Gas dan
3 x pertemuan pada materi Termodinamika. Setiap pertemuan masing-masing dalam
waktu 2 x 45 menit. Setiap pertemuan tahap kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan
pendahuluan - kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada pertemuan-1 kegiatan
inti yang dilakukan adalah tahap invitasi. Pada
pertemuan ke-2 kegiatan inti yang dilakukan adalah tahap eksplorasi dan pertemuan ke-3 kegiatan inti yang dilakukan adalah tahap
mengusulkan penjelasan dan solusi.
Kegiatan masing-masing pertemuan
tercantum dalam tabel.7. berikut :
Tabel.7.
Kemampuan guru mengembangkan karakter pada
pembelajaran salingtemas
Tahap
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Kemunculan
|
Mutu Penilaian
|
Pembentukan Karakter
|
Ya/Tidak
|
||||
1
|
Pendahuluan
|
|
|
|
|
a. Datang tepat waktu
|
Ya
|
3
|
disiplin
|
|
b. Berdoa sebelum belajar
|
Ya
|
3
|
religious
|
|
c.
Menyampaikan butir karakter yang
dikembangkan terkait
dengan SK/KD merujuk Silabus, RPP.
|
Ya
|
2
|
berfikir logis, kreatif
|
2
|
Kegiatan
Inti
|
|
|
|
Tahap
Invitasi
|
Amat Baik
|
83.33%
|
|
|
Pertemuan 1
|
a.
Mengaitkan materi yang
akan dipelajari dengan karakter
|
Ya
|
2
|
berfikir logis, kreatif
|
b.
Melibatkan peserta didik
mencari informasi tentang materi.
|
Ya
|
3
|
mandiri, berfikir logis, kreatif
|
|
c.
Menggunakan pendekatan
Salingtemas.
|
Ya
|
3
|
kreatif
dan kerja keras
|
|
d. Melibatkan peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran.
|
Ya
|
2
|
rasa percaya diri, mandiri
|
|
Tahap Eksplorasi
|
Amat Baik
|
83.33%
|
|
|
Pertemuan 2
|
a.
Membimbing siswa
berdiskusi dalam kelompok 4 orang.
|
Ya
|
3
|
kerjasama, saling menghargai
|
b.
Membiasakan siswa membaca dan menulis dengan
memberikan tugas.
|
Ya
|
2
|
kreatif dan
logis
|
|
c.
Memberi kesempatan berfikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah.
|
Ya
|
2
|
kreatif,
percaya diri, kritis
|
|
d.
Memfasilitasi
siswa melakukan percobaan menggunakan LKS.
|
Ya
|
3
|
mandiri, kerja keras, kerjasama
|
|
Tahap mengusulkan
penjelasan dan solusi
|
Cukup
|
66.67%
|
|
|
Perte
muan 3
|
a.
Memberikan umpan balik
dan penguatan bentuk lisan/tulisan
|
Ya
|
2
|
saling menghargai, percaya diri, santun
|
b.
Memfasilitasi
peserta didik membuat laporan hasil.
|
Ya
|
2
|
jujur, bertanggung jawab, mandiri,
|
|
c. Memfasilitasi
siswa berkompetisi (mempresentasekan) secara sehat.
|
|
2
|
jujur, disiplin, kerja keras, menghargai)
|
|
d.
Membantu menyelesaikan
masalah.
|
Ya
|
2
|
Peduli
|
|
3
|
Penutup
|
|
|
|
|
a.
Bersama
siswa menyimpulkan pelajaran.
|
Ya
|
3
|
mandiri, kerjasama, kritis, logis
|
|
b. Melakukan evaluasi
secara konsisten dan terprogram.
|
Ya
|
3
|
jujur, mengetahui kelebihan dan kekurangan
|
|
Jumlah
|
|
42
|
|
|
Persentase
|
|
82.35%
|
Amat Baik
|
Hasil
kemampuan guru menerapkan pendidikan karakter
pada mata pelajaran fisika melalui pembelajaran salingtemas sudah cukup baik dilakukan. Kemampuan guru menerapkan
pendidikan karakter mencapai 82.35% (dengan hasil Amat Baik)
5. Lembar
Penilaian Diri (LPD)
Pengamatan
yang dilakukan melalui lembar penilaian diri siswa adalah dimaksudkan untuk
mengukur karakter siswa tentang “kejujuran”
siswa menilai diri sendiri, serta dapat menggambarkan karakter siswa tentang menghargai keberagaman pendapat orang lain.
Tabel.8.
Sikap siswa melakukan penilaian diri
No
|
Aspek yang
diamati
|
4
(selalu)
|
3
(Sering)
|
2
(Kadang-kadang)
|
1
(Tidak
Pernah)
|
Jumlah
|
1
|
Saya mendengarkan ketika ada siswa lain menyampaikan
pendapat.
|
17
|
12
|
9
|
0
|
38
|
2
|
Saya memberikan komentar bila pendapat
siswa lain berbeda dengan pendapat saya.
|
7
|
15
|
11
|
5
|
38
|
3
|
Saya bertanya, ketika saya tidak memahami
sesuatu.
|
8
|
15
|
7
|
8
|
38
|
4
|
Saya mengusulkan ide.
|
9
|
9
|
13
|
7
|
38
|
5
|
Saya menerima pendapat, ide, atau komentar
lain yang lebih baik atau benar, meskipun pendapat tersebut berbeda dengan
pendapat saya.
|
23
|
6
|
7
|
2
|
38
|
6
|
Saya berperilaku tidak relevan.
|
0
|
2
|
14
|
22
|
38
|
Lembar pengamatan diri dilakukan
untuk mengetahui sikap siswa yang menggambarkan karakter siswa tentang menghargai keberagaman pendapat orang
lain. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar.5. berikut :
Gambar.5.
Sikap siswa
B.
Proses
pelaksanaan hasil penelitian
|
Siswa
secara Percaya diri, Rasa ingin tahu, kritis dalam berdiskusi dan menghargai keberagaman pendapat
orang lain.
|
|
Siswa
Menganalisis hubungan antara tekanan, volume, suhu, kecepatan, dan energi
kinetik secara logis dan kritis
dengan diikuti rasa ingin tahu.
|
|
Mempresentasikan
penghitungan efisiensi mesin kalor dan
mesin pendingin Carnot dalam diskusi pemecahan masalah secara percaya
diri dan menghargai keberagaman
pendapat.
|
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1.
Pelaksanaan
penerapan pendidikan karakter melalui pendekatan salingtemas pada mata
pelajaran fisika di SMA Negeri I Tanah Jawa dilakukan dengan tahapan a). Tahap perencanaan
pengembangan dilakukan dengan menyusun Silabus dan RPP dengan mengembangkan
nilai karakter siswa yang sesuai dengan materi pelajaran. b). Tahap pengembangan
proses pembelajaran berdasarkan tahapan pendekatan pembelajaran salingtemas, yaitu melalui Tahap
invitasi (guru melakukan brainstorming), Tahap
eksplorasi (guru dan siswa mengumpulkan informasi), Tahap
mengusulkan penjelasan dan solusi (mensintesis informasi, melakukan
penyelidikan), Tahap mengambil tindakan (mengajukan
solusi, menerapkan temuan-temuan untuk diterapkan). c). Tahap evaluasi pendidikan
karakter, yaitu melakukan evaluasi hasil belajar yang pencapaiannya berdasarkan
nilai budaya dan karakter yang
didasarkan pada indikator pelajaran fisika.
2.
Hasil
pembelajaran pendidikan karakter dengan pendekatan salingtemas adalah :
a)
Kemampuan siswa memecahkan masalah dengan penalaran sains, lingkungan mencapai rata-rata
pada materi Teori Kinetik Gas mencapai 7.21 dengan standar deviasi 0.70.
Selanjutnya pada materi Termodinamika, rata-rata hasil belajar siswa mencapai
7.49 dengan standar deviasi 0.97. Rata-rata hasil belajar ini menunjukkan
pemahaman konsep siswa dengan mengimplementasikan pendidikan karakter siswa
sudah maksimal dilakukan.
b).
Kemampuan siswa melakukan kegiatan penyelidikan dilakukan dengan 1). Melengkapi alat : telur rebus,
korek api, kertas dan erlemenyer, hasil observasi menunjukkan rata-rata nilai
68.75%. 2). Memasukkan gulungan
kertas yang terbakar kedalam erlemenyer, mencapai rata-rata nilai 75.00%. 3). Memasukkan telur kedalam erlemenyer
rata-rata aspek ini mencapai nilai yang Cukup baik yaitu 75.00%. 4). Melakukan pengamatan saat telur
masuk kedalam erlemenyer mencapai rata-rata hasil 75.00%.
Aspek 5). Melaporkan hasil diskusi
kedalam bentuk laporan mencapai rata-rata hasil penilaian 81.25% adalah hasil
yang “Amat baik”. Hasil rata-rata kemampuan siswa melakukan kegiatan
penyelidikan mencapai 75.00% (Cukup baik).
c).
Kemampuan siswa melakukan Kegiatan
Persentase
adalah 1). Melengkapi media gambar
peta konsep mencapai rata-rata hasil secara berkelompok 75.00%. 2). Menyajikan hasil diskusi didepan kelas mencapai
rata-rata hasil berkelompok 81.25%. 3).
Kerjasama didalam kelompok mencapai rata-rata hasil 81.25%. 4). Menjawab atau membuat pertanyaan
mencapai rata-rata hasil 75.00%. 5).
Menyimpulkan hasil diskusi mencapai rata-rata hasil 90.63%. Hasil
rata-rata kemampuan siswa melakukan kegiatan presentase mencapai 80.63% (Amat
baik).
d).
Penilaian Diri dilakukan dengan menyebarkan angket : 1). Mendengarkan ketika siswa lain menyampaikan
pendapat : Selalu (17 siswa), Sering (12 siswa) dan Kadang-kadang (9
siswa). 2) Memberikan komentar bila pendapat siswa lain
berbeda : Selalu (7 siswa), Sering (15 siswa) dan Kadang-kadang (11 siswa)
dan Tidak pernah (5 siswa). 3). Bertanya ketika tidak memahami sesuatu : Selalu (8 siswa), Sering (15 siswa) dan Kadang-kadang (7 siswa)
dan Tidak pernah (8 siswa). 4). Mengusulkan ide :
Selalu (9 siswa), Sering (9 siswa) dan Kadang-kadang (13 siswa) dan Tidak
pernah (7 siswa). 5). Menerima pendapat, ide, atau komentar lain
yang lebih baik : Selalu (23 siswa), Sering
(6 siswa) dan Kadang-kadang (7 siswa) dan Tidak pernah (2 siswa). 6). Berperilaku tidak relevan : Selalu (Tidak ada), Sering (2 siswa) dan Kadang-kadang (14
siswa) dan Tidak pernah (22 siswa). Nilai ini menunjukkan karakter dan
kebiasaan siswa yang baik.
3.
Penerapan pendidikan
karakter pada mata pelajaran fisika melalui pembelajaran salingtemas dilakukan sudah sangat baik. Persentase pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan mencapai 82.35% dengan hasil “Amat Baik”. Tahap invitasi
mencapai 83.33% (amat baik), tahap eksplorasi
mencapai 83.33% (amat baik) dan tahap mengusulkan
penjelasan dan solusi mencapai 66.67% (cukup). Diyakini, kegiatan pembelajaran salingtemas
dapat melatih mengembangkan pembentukan karakter tentang percaya diri, mandiri,
berfikir logis, kerja
keras, kemampuan berfikir kritis,
rasa keingintahuan siswa tentang suatu materi, dan rasa saling menghargai keberagaman
pendapat dengan bekerjasama.
B.
Saran
1.
Disarankan bagi guru bidang studi dalam
proses belajar mengajar dikelas, hendaknya proses pembelajaran dilaksanakan
dengan menerapkan pendidikan karakter kedalam proses pembelajarannya. Metode
yang digunakan dalam pembelajaran di kelas dapat digunakan metode bervariasi
namun menyenangkan siswa dan dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam berfikir
kritis, logis, membentuk rasa ingin tahu, dan menghargai pendapat berbeda.
Penerapan pendidikan karakter di kelas salah satunya dapat dilakukan dengan mengimplementasikan
pendidikan karakter kedalam proses pembelajaran di kelas.
2.
Bagi guru sains, pembelajaran salingtemas dengan merencanakan
eksperimen, menyusun hipotesis, dan membuat kesimpulan dalam proses
pembelajaran dapat melatih kemampuan siswa dalam berfikir kritis, logis, rasa
ingin tahu, dan menghargai pendapat berbeda. Pembelajaran salingtemas merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat
di terapkan dalam pengimplementasian pendidikan karakter di dalam kelas. Metode
yang dilakukan dengan kerja kelompok untuk menanamkan jiwa kedisiplinan, kecermatan, ketelitian, tanggung jawab dan kerja sama.
Nilai tersebut dapat membentuk karakter siswa, sehingga diharapkan pembelajaran
salingtemas berpotensi dalam pembentukan karakter .
3.
Bagi pihak sekolah, penerapan pendidikan
karakter tidak hanya dilakukan pada saat pengembangan diri saja. Melainkan menerapkan
pendidikan karakter disekolah menjadi suatu kebiasaan sehari-hari siswa disekolah.
4. Bagi
penentu kebijakan, alat ukur penilaian yang digunakan dalam pendidikan karakter
tidaklah mudah seperti mengukur kemampuan kognitif siswa dalam pelaksanaan UN.
Namun perlu dikembangkan lebih jauh daripada hanya sekedar penguasaan konsep
dan penerapannya. Seperti mengukur kemampuan kebiasaan berfikir siswa dalam
pembentukan karakter, jadi perlu dilakukan pembimbingan untuk guru sebagai
pendidik dalam penentuan penilaian karakter
siswa dikelas.
DAFTAR
PUSTAKA
Darmiyati Zuchdi,dkk, (2010). Pengembangan
Model Pendidikan Karakter Dengan Pendekatan Komprehensif, Terpadu Dalam
Pembelajaran Bahasa Indoonesia, IPA, dan IPS di Sekolah Dasar, http://lemlit.uny.ac.id/?q=pengembangan-model-pendidikan-karakter-dengan-pendekatan-komprehensif-terpadu-dalampembelajaran-baha,
Diakses 29 Mei 2011
La Maronta
Galib,(2009). Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat Dalam Pembelajaran Sains di
Sekolah, http://aplikasifisika.blogspot.com/2009/03/pendekatan-sains-teknologi-masyarakat.html,
Diakses 28 Mei 2011.
Poedjiadi, A. (2005).
Sains Teknologi Masyarakat Model
Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: Rosdakarya.
Milson J. Andrew.(2000). Creating
a Curriculum for Character Development : A Case Study, The
Clearing House, Vol. 74, No. 2 (Nov. - Dec., 2000), pp. 89-93, Taylor &
Francis Ltd.
Mahmuddin, (2009). Pendekatan Sains, Teknologi, dan
Masyarakat dalam Pembelajaran. http://mahmuddin.wordpress.com/2009/11/17/pendekatan-sains-teknologi-dan-masyarakat-dalam-pembelajaran/. Diakses 29 Mei 2011.
Nurmaulita,
(2010). Applying Learning Method Environment Science Technology And Society By
Making Composite Board From Coconut Coir as Science Process Skill. Makalah. http://www.4shared.com/get/eQiyUOqb/Makalah_Nurmaulita-_SEMNAS_UT.html
Said Hamid Hasan dkk, (2011). Pengembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pusat Kurikulum. Jakarta.
…….Pendekatan
Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam Pembelajaran Fisika. http://repository.upi.edu/operator/upload/s_d025_034184_chapter2.pdf.
Diakses 29 Mei 2010.
http://www.puskur.net/files/1_%20Pendidikan%20Budaya%20dan%20Karakter%20Bangsa.pdf
BIODATA PENULIS
NAMA
(lengkap dengan
Gelar*)
|
:
|
NURMAULITA. S.Pd.
M.Pd.
|
|
|
|
JENIS KELAMIN
|
:
|
PEREMPUAN
|
|
|
|
JUDUL MAKALAH
|
:
|
PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATA
PELAJARAN FISIKA MELALUI PEMBELAJARAN SALINGTEMAS
Di SMA NEGERI I TANAH JAWA
|
|
|
|
INSTANSI
|
:
|
SMA NEGERI I TANAH JAWA
KABUPATEN SIMALUNGUN
PROVINSI SUMATERA UTARA
|
|
|
|
JABATAN
|
:
|
GURU, Pembina, Gol IV/A
|
ALAMAT
PERSURATAN
|
:
|
NURMAULITA GURU SMA NEGERI I TANAH JAWA
KABUPATEN SIMALUNGUN PROVINSI SUMATERA UTARA
KODE POS 21181
|
|
|
|
E-mail
|
:
|
maulitanur2007@gmail.com
|
|
|
|
No. Telp./Fax
|
:
|
-
|
|
|
|
HP
|
:
|
081375280450
|
No comments:
Post a Comment