Mau tidak mau dalam menjalani hidup ini, dari kita kecil sampai dewasa kita sudah terbebani oleh ekspektasi atau harapan orang lain terhadap kita. Mulai kita sekolah harapan yang dibebankan pada kita oleh orang tua adalah agar kita berprestasi kalau dapat selalu ranking di kelas. Ketika mau kuliah kadang kala orang tua menginginkan kita kuliah sesuai dengan jurusan yang mereka inginkan.
Ekspektasi ini berlanjut terus bukan hanya dari orang tua. Tapi teman,
pacar dan lingkungan juga ada ekspektasinya terhadap kita. Kadang-kadang
ekspektasi mereka itu terlalu tinggi dan membebani kehidupan kita. Nah pada
artikel kali ini kita akan membahas bagaimana agar kita tidak terus menerus
terbebani oleh ekspektasi orang sekitar kita tersebut.
Untuk itu sengaja saya kutip lansing artikel Marlian Kuswanti yang
diterbitkan pada IDNTIMES.COM.
1. Sejak awal beranilah tampil apa adanya
Tahu gak? Orang lain bisa menaruh harapan terlalu muluk padamu karena kamu selalu tampil amat meyakinkan, lho. Contohnya, kamu selalu tampil perlente banget. Semua yang dikenakan dari atas sampai bawah harganya gak main-main.
Wajar kalau orang-orang di sekitarmu akan sering bilang, "Traktir dong. Kan, kamu kaya," atau, "Pinjemin uang dong. Kamu gak mungkin gak ada duit."
Bahkan orangtuamu pun bisa memintamu membantu biaya kuliah adikmu karena mengira kamu sudah mapan. Padahal bisa jadi kamu sebenarnya lagi pusing tujuh keliling dengan tagihan kartu kredit.
Jadi, cobalah untuk melihat lagi bagaimana kamu menampilkan diri selama ini. Sudah seperti apa adanya kamu atau banyak sisi dari hidupmu yang berusaha dikatrol dari kondisi sebenarnya?
2. Harus paham banget apa yang kamu mau dan mampu
Sering kali yang membuatmu merasa terbebani oleh beragam ekspektasi orang adalah kamu masih bingung dengan diri sendiri. Kamu belum tahu pasti jalan mana yang ingin kamu tempuh sampai tua nanti.
Sekalipun tentu saja banyak hal bisa terjadi di tengah jalan, setidaknya seharusnya saat ini kamu sudah punya kemantapan memilih jalan hidup. Bukan sekadar ingin, tetapi kamu juga harus tetap rasional dengan bisa mengukur kemampuanmu menempuh jalan itu.
Kalau kamu sudah mantap tentang dua hal itu, segala macam ekspektasi orang gak akan berpengaruh banyak padamu. Itu seperti benda-benda yang melayang di luar rumahmu, gak cukup bisa untuk mengusikmu.
Sebaliknya, jika kamu masih bingung tentang keinginanmu dalam hidup dan gak paham kemampuan dirimu, segala hal akan terasa sebagai beban bagimu. Orang lain gak membebanimu dengan harapan apa-apa, kamu tetap akan merasa tertekan.
3. Harus berani jujur dan tegas pada orang yang terlalu menggantungkan harapan padamu
Bahkan gak cukup dengan mengatakan apa-apa yang membuatmu gak bisa memenuhi harapan itu. Kamu juga harus tegas mengatakan ketidaksukaanmu diperlakukan seperti itu. Katakan kamu ingin hidup dengan lebih bebas.
Kamu punya harapan sendiri terkait hidupmu dan siapa pun harus menghargainya. Jika kamu diam saja digantungi berbagai harapan, orang lain tahunya kamu gak keberatan dengan semua itu.
4. Jangan keliru membedakan ekspektasi orang yang gak masuk akal dengan ekspektasi demi kebaikanmu sendiri
Saban kamu merasa terbebani dengan harapan orang-orang di sekitarmu, jangan cuma mengikuti perasaanmu. Ayo, jadi lebih kritis pada diri sendiri. Jangan sampai hidupmu malah jadi gak keruan karena sedikit-sedikit menganggap buruk ekspektasi orang padamu.
Contoh simpel, keluargamu ingin kamu hidup mapan. Kondisi ekonomimu harus stabil di menengah ke atas, bukan malah stabil di bawah. Namun kamu gak betah bekerja kantoran yang konon lebih menjanjikan untuk hidup mapan.
Apakah ini berarti ekspektasi keluargamu salah? Apakah kamu perlu bersikap masa bodoh soal kemapanan? Gak, kan? Inti harapan mereka kan, demi kebaikan dan kenikmatan hidupmu juga.
Jalannya bisa macam-macam. Kamu sesuaikan saja dengan keinginan dan kemampuanmu seperti dalam poin 2. Toh, kamu bisa jadi freelancer atau buka usaha sendiri sampai mendapatkan penghasilan setara pekerja kantoran.
5. Tetapi miliki batas dalam pergaulan
Baik dalam bergaul dengan keluarga besar, tetangga, maupun teman memang tetap perlu ada batasannya. Biar apa? Biar mereka bisa tetap menghargaimu sebagai pribadi.
Ketiadaan jarak di antara kamu dengan orang lain bisa membuatnya merasa berhak atas diri dan hidupmu. Sedikit banyak, kamu akan disetir olehnya. Apalagi jika dia tipe orang yang dominan, suka mengatur, merasa tahu segalanya, dan kurang menghargai privasi orang lain.
Tunjukkan bahwa sebagai anggota keluarga, masyarakat, maupun dalam kelompok teman; kamu tetap punya kewenangan penuh atas hidupmu. Buat mereka agar tetap memiliki rasa segan padamu.
Satu sisi, ekspektasi orang lain padamu bisa gak masuk akal sehingga membuatmu tersiksa. Di sisi lain, itu juga bisa tanda sayang orang lain padamu dan keyakinan mereka akan kemampuanmu.
Dengan menerapkan lima cara di atas, kamu akan terhindar dari mencampuradukkan keduanya. Kamu akan tahu mana yang perlu kamu penuhi dan mana yang gak. Pelan-pelan coba diterapkan, ya!
Catatan:
1. Sumber tulisan dntimes.com/life/inspiration/marliana-kuswanti/cara-biar-gak-terus-terbebani-dengan-ekspektasi-orang-c1c2/5
2. Beberapa gambar diambil dari google
No comments:
Post a Comment