Era sekarang ini boleh dikatakan hampir semua
orang sudah terlibat berintegrasi dengan media social. Baik itu sekedar hanya
hobby untuk memanfaatkan waktu luang maupun untuk menunjukkan eksitensi
keberadaanya di dalam komunitanya. Begitu juga bagi mereka yang berbisnis,
media social memegang peranan penting untuk kelancaran bisnisnya.
Di samping efek
positipnya, media social juga ada sisi tidak baiknya. Ada segelintir orang
menggunakan media social sebagai sarana untuk mencaci maki dan menyindir
seseorang. Kadang kala kita membaca sindiran dan makian ini kita terpancing dan
emosi juga. Nah, sekarang, permasalahannya perlu nggak sisndiran di media social
ini ditanggapi.
Menurut seorang
penulis di IDNTIMES.COM Nuke Diah
Ayuning, sindiran di media social ini tidak perlu ditanggapi, dengan alasan:
1. Bukannya tobat, yang ada malah jadi keseringan nyindir nantinya
Kendati kamu hanya ingin bercanda atau berikan perhatian, menanggapi status sindiran malah bisa mengakibatkan status susulan sindiran lainnya.
Salah satu cara yang tepat adalah dengan membiarkan statusnya tanpa menanggapinya sama sekali. Harapannya, semoga dengan tidak adanya orang yang mengapresiasi status bernada sindiran tadi, si pembuat status bakal sadar kalau gak ada orang yang respek akan sikapnya tadi.
2. Buang-buang energi dan waktu berhargamu
Kebanyakan orang yang menulis status sindiran itu adalah mereka yang suasana hatinya sedang tidak baik. Mengkritik tanpa berikan solusi di status media sosial dianggapnya cara yang lazim untuk memperingatkan seseorang.
Bila kamu tidak mawas akan kondisi yang seperti ini. Bisa-bisa komentar sepele yang kamu lontarkan malah berujung adu mulut, padahal sebenarnya kamu tidak ada sangkut paut dengan status sindiran yang ia tuliskan. Boro-boro beres, yang ada kamu malah sibuk menjelaskan panjang lebar tentang maksud kamu tadi.
Ditambah perdebatan panjang yang gak tahu kapan habisnya. Waktu dan energi yang seharusnya bisa kamu gunakan untuk hal yang bermanfaat jadi terbuang sia-sia karena tanggapanmu tadi. Kalau gini, siapa yang rugi?
3. Awas, nanti kamu bisa ketularan jadi tukang sindir
Status sindiran itu seringkali dibuat tanpa menyebutkan kepada siapa rangkaian kalimat itu diperuntukkan. Alih-alih merasa kesindir dengan statusnya tadi, kamu jadi ikut-ikutan membalas dengan bikin status yang sama-sama gak jelas karena kejengkelanmu tadi.
Akhirnya terjadilah semacam perang status yang kalau dipikir-pikir lagi belum tentu itu buat kamu. Bisa saja kamunya yang ke-GRan. Nah, ketularan kan?
4. Nyindir bukan cara menyelesaikan masalah yang baik
Gak bisa dimungkiri, status sindiran atau nyinyir emang biasanya dikemas secara menarik dan otomatis bikin orang bergegas meresponnya. Ya, meskipun sindiran yang ia lontarkan itu ada benarnya juga, tapi pikir deh, apa itu bisa menyelesaikan masalah? Apa sudah tentu objek yang dituju pasti membaca status tersebut?
Nah, daripada mubazir, ada baiknya kalau kamu diam saja. Jangan dipikirin, dikomentari apalagi sampai kepo. Kalau pun si penulis status itu temanmu yang emang lagi masalah dan butuh solusi dari kamu, toh kelamaan dia akan menghubungimu.
5. Tanggapan melalui pesan tertulis bisa sebabkan kesalahpahaman
Maksud hati memberikan saran yang baik untuk teman, tapi karena bahasa tulis yang kamu buat, temanmu si penulis status bisa punya interpretasi berbeda dari apa yang kamu maksud.
Maksudmu yang cuma ingin mengingatkan demi kebaikan, eh, ujung-ujungnya malah kalian yang saling salah paham. Duh, jadi tambah ribet nih urusannya.
Nah, itulah beberapa alasan mengapa kamu tidak perlu menanggapi status sindiran teman di medsos. Rupanya gak cuma bikin emosi, kamu juga akan kehilangan banyak waktu berharga bila terus menanggapinya
Catatan :
1. Naskah bersumber dari https://www.idntimes.com/life/inspiration/nuke-diah-ayuning/menanggapi-nyinyiran-c1c2/5
2. Beberapa gambar diambil dari google
No comments:
Post a Comment