Showing posts with label Catatan singkat. Show all posts
Showing posts with label Catatan singkat. Show all posts

MUDIK, RITUAL SEKALI SETAHUN


Ketika masih  kanak-kanak, yang tinggal di sekitar sungai Kampar, istilah mudik diperuntukkan untuk ikan yang berbondong-bondong dengan jumlah yang sangat bsear menuju kehulu sungai. Dan ini dimanfaatkan bagi penduduk untuk panen ikan dengan menangkap ikan-ikan yang mudik itu dengan jala atau ada yang specifik yaitu tangkue. Tangkapan biasa melebihi dari yang dibutuhkan untuk dikomsumsi, maka kalau dijual tidak banyak pembelinya karena hampir semua orang pada menangkap ikan. Supaya jangan terbuang dan tahan lama maka ikan-ikan ini di keringkan.
Namun sayang  sekarang ini ikan tidak ada lagi tradisi mudik di sungai kampar, namun yang mudik adalah  jutaan manusia, warga negara Indonesia yang berbondong-bondong meninggalkan kota besar tempat mereka mencari nafkah menuju kampung halaman menjelang hari raya Idul fitri. Suatu kebiasaan luhur yang menunjukkan betapa rakyat Indonesia ini begitu terikat oleh kekerabatan dan kampung halaman. (Ratapan sekali setahun bagi mereka yang sudah tidak ada lagi kampung halamannya)
Eksodus besar-besaran meninggalkan kota-kota besar ini merupakan peristiwa besar, sehingga untuk menghadapinya presiden harus mengadakan sidang kabinet terlebih dahulu. Demikian juga berbagai stasion televisi menjadikan ini liputan utamanya. Jalanan Indonesia yang tidak pernah bertambah secara berarti dari tahun ketahun itu dipadati oleh kenderaan roda empat dan roda dua yang merayap perlahan karena padatnya. Yang anehnya meskipun ini terjadi sekali setahun, banyak pula jalan-jalan dan jembatan malah baru diperbaiki pada saat mudik ini, sehingga menambah kerumitan dan kepadatan arus mudik .

Bagi bangsa Indonesia peristiwa mudik ini lebih dari peristiwa perang. Tahun-tahun terakhir ini memang Indonesia tidak ada lagi perang. Namun mudik ini korbannya melampaui korban peperangan. Pada tahun 2012 korban jiwa menembus angka 1.900 –an jiwa. Dua kali lipat dari perang di Gaza. Syukur tahun 2013 korban mudik menurun secara significant menjadi 341 jiwa. Dan kita berharap tahun 2014 ini jumlah korban tambah menurun lagi. Dan kita berharap, karena peristiwa mudik ini akan terus berlanjut selamanya, hendaknya pemerintah memfasilitasi ritual mudik senyaman mungkin dengan membangun infrastruktur yang memadai. Manusia bertambah, kenderaan bertambah, manfaatkanlah pajak yang mereka bayar untuk kenyamanan mereka mudik.

Selamat mudik saudaraku, selamat berkumpul dengan handai tolan.

SELAMAT DATANG PRESIDEN BARU


Selasa malam 22 Juli 2014, akhirnya diumumkan juga hasil dari Pilpres, Negara Republik Indonesia telah punya presiden baru, Joko Widodo atau Jokowi. Mudah-mudahan presiden pilihan rakyat sesuai dengan yang kita harapkan, seorang pemimpin yang merakyat, seperasaan dengan rakyat tidak raja bagi rakyat.
Minggu yang lalu saya menulis bahwa sebagian besar rakyat Indonesia sudah bosan dengan pemimpin yang bertindak seperti raja bagi rakyat dan mereka ingin pemimpin yang merakyat. Semoga ini menjadi kenyataan. Semoga penilaian rakyat selama ini  tentang sosok Jokowi memang seperti itu, seperti yang mereka idamkan. Semoga programnya betul-betul memihak rakyat, semoga jabatan-jabatan penting yang melayani rakyat dipilih mereka-mereka yang mengutamakan kepentingan rakyat, melalui sistem yang selama ini ia lakukan yaitu proses lelang. Semoga harapan kita tidak harapan kosong.

Selamat datang pemimpin baru, selamat datang harapan  baru.

HAK AZAZI MANUSIA DAN PAMER KEMUNAFIKAN


Hak asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia masih dalam kandungan. HAM berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat (Declaration of Independence of USA) sedangkan di Indonesia tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1
Dalam perkembangannya,  HAM yang kita kenal sekarang adalah sesuatu yang sangat berbeda dengan yang hak-hak yang sebelumnya seperti yang dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika atau Deklarasi Perancis. HAM yang dirujuk sekarang adalah seperangkat hak yang dikembangkan oleh PBB sejak berakhirnya perang dunia II yang tidak mengenal berbagai batasan-batasan kenegaraan. Sebagai konsekuensinya, negara-negara wajib  melindungi HAM seluruh warga negarnya dan orang asing yang berada di kawasannya. Demikian juga negara asing tidak boleh sewenang-wenang dengan warga negara lainya. HAM  menjamin setiap manusia, tidak memandang dari mana dia berasal, dari negara mana, apapun warna kulitnya dan apapun agamanya  mendapat perlindungan dari kesewenangan dari pihak manapun.
Namun dalam praktek sehari-hari semuanya ini adalah omong kosong. Negara-negara Eropa dan Amerika Serikat yang merupakan corong HAM, secara telanjang mempertontonkan kemunafikan mereka tentang HAM yang mereka agung-agungkan. Sehingga kita mengambil kesimpulan bahwa bagi negara barat yang kuat, HAM hanya berlaku untuk golongan mereka saja dan kelompok yang sehaluan dengan mereka. Tapi bagi manusia yang tidak sealiran dengan Amerika  dan terutama yang beragama Islam HAM tidak berlaku.
Tidak susah-susah untuk membuktikanya. Berapa banyak manusia dibantai di Mesir oleh Meliter, berapa banyak umat islam yang dibantai Afrika tengah dan belahan dunia lainya, namun pelakunya tidak dikenakan pelanggaran HAM karena pemerintah yang membantai rakyatnya sesuai dengan keinginan Amerika serikat
Yang paling istimewa dan kebal HAM dipertontonkan oleh negara Zionis Yahudi Israil. Mereka dengan bebas boleh saja membunuh orang Palestina kapan saja di mana saja. Hampir setiap hari mereka membunuh orang Palestina, baik di Gaza  ataupun tepi barat. Tidak pernah ada tuntutan HAM terhadap mereka. Demikian juga pembantaian masal yang dilakukan tentera Israil di Shabra dan Shatila Lebanon tidak dimasukan sebagai pelanggaran HAM.
Sebaliknya Presiden Sudan dikatogarikan sebagai penjahat perang karena ia menumpas pemberontakan di Sudan selatan yang didukung oleh negara barat. Tentara kita yang menjalankan tugasnya di Timor timur juga dikenakan pelanggaran HAM, karena Timor timur ketika itu didukung oleh negara barat.
Berdasarkan sejarah negara yang paling banyak melanggar HAM  itu adalah  Negara yang selalu mengkapanyekan HAM itu sendiri yaitu Amerika serikat. Mereka seenaknya saja membunuh rakyat sipil dalam perang Vietnam, Kamboja, Laos, Afganistan, Irak, dan lain-lainnya .Kesimpulannya, HAM adalah budaya munafik negara barat.

Namun sangat disayangkan negara Arab atau orang Islam yang selalu menjadi korban tidak tergerak hatinya untuk melawan ketidak adilan ini baik secara organisasi maupun negara. Sepertinya mereka ikhlas saja menjadi korban.

JOKOWI VS PRABOWO


Dua hari sudah pemilihan Presiden  berlansung. Fantanstik, dalam sejarah Indonesia, mungkin pemeilihan Presiden kali ini yang paling kontraversial. Kalau yang dulunya peta kekuatan dari calon gampang terbaca dan setelah pilpres berlansung hasilnya jelas, perbedaan antara calon cukup significant sehingga tidak membuat rakyat  penuh keraguan dan sak wasangka. Yang kalah terpaksa mengakui keunggulan lawannya.
Namun  kal ini jauh berbeda. Pasangan Jakowi dan Prabowo mempunyai pendukung yang seimbang. Sehingga dari data perhitungan cepat oleh lembaga yang semua mengaku kredibel menghasilkan pemenang yang yang kontraversial tadi, yang berujung saling klaim kemenangan dari masing-masing   pihak.
Kalau diselami lebih jauh, ini merupakan indikator bahwa rakyat Indonesia membutuhkan kepemimpinan yang dicerminkan oleh kedua calon tersebut. Sebagian penduduk Indonesia merindukan pemimpin yang merakyat;   protipe rakyat biasa, baik dari raut wajah, ekspresi, cara berbicara. Sebagian rakyat sudah bosan dengan pemimpin-pemimpin seperti sekarang ini yang merupakan raja-raja kecil. Mulai dari lurah saja, camat, bupati, wali kotra, gubernur, mentri dan bahkan anggota DPR apalagi presiden menampilkan gambaran seorang raja. Muncul dengan atribut-atribut   yang merupakan  symbol-symbol seorang raja. Dan ketika muncul seorang pemimpin yang lain dari yang lain, tidak dikelilingi oleh ajudan yang bergaya tukang pukul, duduk bersama dengan rakyat, berbicara dengan gaya rakyat, sebagian rakyat terkesima. Aneh, selama ini tidak ada level gubernur yang mau duduk bersama dengan orang-orang topeng monyet, ada gubernur yang duduk bersama rakyat diruang tunggu bandara; masuk  dan melihat lansung keadaan rakyat. Rakyat terkesima dengan kelembutan dan kerakyatan pemimpin ini dan mereka berteriak, seharusnya kita dipimpin oleh orang seperti ini.
Namun  disi lain sebagian rakyat melihat, untuk memimpin Indonesia yang luas dan beragam ini tidak bisa dengan lemah lembut kerakyatan itu. Kita butuh pemimpin yang tegas untuk menghadapi rongrongan asing yang selalu berusaha menggerogoti kedaulatan dan sumber daya alam  kita. Bagian-bagian Indonesia yang sudah menampakkan gejala separatisme, harus dihadapi  dengan  tegas. Sosok ideal untuk ini  ditampilkan oleh seorang  Probowo.

Kalau ditarik kesimpulan, rakyat Indonesia membutuhkan kepemimpinan yang merupakan gabungan   kedua tokoh ini yaitu kerakyatan lembut dan tegas. Yang lebih pas lagi kalau kedua orang ini bersatu. Masalah dalam negeri diurus oleh sosok sepertoi Jakowi, sedangkan untuk menghadapi urusan dalam negeri dan saparatisme ditangani oleh Prabowo yang tegas berwibawa. Majulah indonesia 

ASAP DAN KUCING



Menyedihkan asap mulai lagi menyelimuti kota Pekanbaru. Disamping mengganggu kesehatan namun pada manusia asap ini juga mengakibatkan penderitaan pada kucing binatang yang tidak berdosa dan tidak punya andil datangnya asap. Asap tidak hilang kalau tidak ada hujan. Jadi persoalannya bagaimana supaya hujan turun. Bagi yang taat beragama mereka melalukan sholat minta hujan. Tapi anak-anak di kompleks tempat saya tinggal punya kepercayaan hujan akan datang kalau kucing dimandikan.

 Nah, inilah yang terjadi semenjak asap muncul. Setiap hari ada kucing yang menjadi korban dimandikan sampai basah kuyup. Saya merasa kasihan melihat kucing-kucing ini, maka saya katakan pada mereka bahwa semua itu hanya mitos. Ada yang percaya ada yang tidak. Nah ketika seminggu yang lalu malamnya turun hujan beberapa anak SD mencegat saya, “Pak, bapak tidak percaya hujan akan turun kalau kucing dimandikan. Sore kemaren 5 ekor kucing kami mandikan dan terbukti malam tadi hujan turun”

Saya hanya tersenyum mendengar ini sambil mikir-mikir bagaimana menjelaskan pada anak-anak ini bahwa tidak ada hubungan antara kucing yang dimandikan dengan  hujan. Yang saya khawatirkan, kalau beberapa hari ini hujan tidak turun , maka yang jadi korban kucing-kucing yang dimandikan secara paksa.

 Namun dibalik itu semua  saya melihat, anak-anak ini merupakan  contoh anak anak yang peduli. Mereka ikut memikirkan bagaimana menyelesaikan masalah. Tidak hanya ikut  mengomel dan mengeluh seperti kebanyakan orang dewasa.  Saya berpengharapan  dengan adanya anak-anak yang kreatif ini, mungkin masa yang akan datang kita tidak perlu lagi merisaukan asap karena diantara mereka menemukan mesin penghisap asap. Semoga

SEMAKIN PANJANG JALAN UNTUK MENJADI GURU

Ketika saya tamat IKIP Program D III seluruh yang tamat tahun itu lansung diangkat jadi gurun tanpa test dan prosedur lainnya. Begitu gampangnya ketika itu jadi guru. Tidak hanya tamatan D III, tamatan PGSLP, DI, DII, PGSLA, BA semua dingkat jadi guru pegawai negeri. Memang ketika itu guru kurang, sehingga angkatan kami ditempat kan keseluruh pelosok Indonesia. Beberapa tahun setelah itu, proses jadi guru masih tetap mudah.
Kemudahan ini tidak lagi dinikmati oleh generasi calon-calon guru tahun 1990 an. Untuk menjadi guru mereka harus melewati test yang cukup ketat dan melelahkan, apalagi tahun –tahun terakhir ini. Saya pernah jumpa calon guru yang sudah 5 kali ikut test jadi CPNS gagal terus. Rasionalnya tentu karena guru sudah cukup, guru yang ada saja sudah payah untuk memcukupkan jam wajib 24 JP. Sedangkan perguruan tinggi terus juga memproduksi calon-calon guru. Di Pekanbaru saja misalnya,  berapa ribu calon guru yang dihasilkan Universitas Riau, UIR, UIN, dll setiap tahun. Kalau tidak ada lowongan jadi guru tentu mereka ini menjadi penganguran.
Nah, dengan keluarnya Permendikbud No. 87 tahun 2013, makin panjang jalan yang ditempuh untuk menjadi guru. Kalau dulu cukup dengan ijazah S1/Akta IV, sekarang setelah S1 tambah lagi pendidikan Profesi satu atau dua tahun.
Pertanyaan kita apa memang perlu penambahan waktu ini, kenapa tidak waktu 4 tahun  perogram S1 itu di efektifkan.
Pendidikan profesi yang  itu nantinya katanya akan digunakan untuk melatih calon  guru untuk membuat RPP dan praktek mengajar. Jangankan  S1, Program Diploma saja sudah ada program ini. Sekarang mengapa harus menambah waktu? Kalau alasannya hanya untuk menambah gelar GR didepan nama saja apakah ini tidak pemborosan tenaga, energi dan biaya daari orang tua. Kemudian apakah dengan gelar GR itu terjamin untuk jadi guru? Jangan-jangan ini hanya menambah jalan panjang untuk menjadi pengangguran.  Cukuplah  4 atau 5 tahun saja jalan  yang  ditempuh untuk menjadi pengangguran. Jangan ditambah lagi.


KARTINI DAN PENTINGNYA MENULIS



21 April adalah hari Kartini, seorang pejuang emansipasi wanita yang sudah dikukuhkan sebagai Pahlawan nasional dengan ketetapan Preseden Sukarno no.108 tahun 1964 tanggal 2 Mei 1964.
Setiap kali membicarakan perjuangan perempuan, nama Kartini selalu disebut. Meskipun banyak suara-suara miring yang mempertanyakan kadar perjuangan Kartini itu dalam memperjuangkan kaum wanita Indonesia.
Diantara pendapat miring itu mengatakan, sebenarnya peranan kartini bagi perjuangan wanita terlalu dibesar-besarkan. Yang diperbuat Kartini hanyalah sebatas meulis surat-surat pada temannya di Negeri Belanda tentang pemikirannya dan keprihatinannya terhadap nasib perempuan bangsawan jawa, tidak perempuan kelas bawah, yang sebenarnya sudah lebih bebas dari Kartini.


Surat-surat yang berisi keprihatinannya ini dimanfaatkan oleh kolonial belanda untuk menunjukkan keberhasilan mereka menjalankan poitik etisnya di ngeri jajahan. Bahwa bangsa yang mereka jajah dan terkebelakang sudah ada yang pintar dapat menguangkapkan perasaan dan pikirannya melalui tulisan.
Disamping itu ada juga mengatakan bahwa Kartini tidak konsisten dengan ide-ide yang diperjuangkannya. Dalam beberapa suratnya menyatakan bahwa ia secara tidak lansung mengatakan bahwa poligamy adalah salah satu bentuk penjajahan lelaki terhadap perempuan. Namun kenyataannya Kartini bersedia dinikahi oleh Raden Adipati Joyodiningrat, seorang bupati Rembang yang sudah memiliki tiga istri.


Masih banyak lagi pendapat-pendapat yang meragukan  pejuang wanita ini, kalau dijelaskan semuanya akan memerlukan tulisan yang panjang. Terlepas dari semua itu, saya hanya menekankan, bahwa Kartini sudah memperlihatkan kepada kita betapa pentingnya menulis. Ia pasti tidak akan dikenal atau bahkan tidak akan diangkat menjadi pahlawan nasional kalau tidak rajin menulis surat. Seharusnya ini menjadi motivasi bagi generasi bangsa ini untuk mengasah kemampuanm menulis.


Bagi rata-rata bangsa Indonesia, menulis adalah pekerjaan yang sangat sulit dan menjengkelkan. Berapa banyak mahasiswa terkendala menyelesaikan kuliahnya karena tugas membuat skripsi atau thesis. Berapa banyak guru mandeg pangkat dan golongannya kartena harus menulis. Padahal pelajaran bahasa Indonesia yang milai diwajibkan mulai SD sampai perguruan tinggi salah satu unsurnya adalah keterampilan menulis. Demikian juaga Pelajaran Bahasa Inggris dari SMP sampai SMA yang menggunakan Genre Based Approach juga menekankan keterampilan menulis.Bahkan setiap akhir dari Written cycle siswa harus menghasilkan sebuah tulisan sesuai dengan genre yang sedang mereka pelajari. Kalau ini diikuti oleh guru-guru bahasa Inggris di SMP dan SMA Tentu sudah ada segudang kumpulan text hang dihasilkan siswa. Tapi setelah ditinjau kesekolah-sekolah kumpulan tulisan siswa ini boleh dikatakan tidak ada. Pelajaran bahasa Inggris penekanannya hanya pada berbicara dan membaca. Sedangkan menulis diabaikan.


Maka pada momentum hari Kartini ini saya mengajak siswa maupun mahasiswa bahkan guru untuk mengasah keterampilan menulis. Tidak hanya teori menulis tapi prakteknya. Ingat,  Karena KARTINI jadi pahlawan karena menulis.  

KARDOBA

Kardoba, sayup-sayup dan sepi

Kudaku zanggi bulan purnama

Dan buah zaitun di kantung pelana

Walau-pun kukenal jaring jalanya

Rasakan tak sampai ke Kardoba

Itulah bait-bait puisi yang di tulis oleh Lorna Lorca. Saya tidak tahu pasti apa yang ada di dalam benak sang penyair ketika menulis puisi tersebut. Semula saya kira Lorca itu adalah seorang penyair muslim yang menangisi kejatuhan Kardoba dan lenyapnya islam dari bumi Spanyol. Namun akhirnya saya tahu, Lorna Lorca bukan seorang Muslim

Terlepas dari muslim atau tidaknya sang penyair, namun syair itu menggambarkan kegemasan dan kepedihan hati kita terhadap nasib warga muslim yang hancur dan lenyap dari Kardoba dan Spanyol pada umumnya setelah bercokol disana selama lebih kurang 800 tahun.

Dimulai dari kesah heroik Tarik bin Ziad yang akan dikenang oleh sejarah, dengan pasukannya yang tidak terlalu besar mendarat di Spanyol, kemudian membakar armada kapa-kapalnya, sehingga hanya memunculkan dua pilihan kepada pasukannya, menang atau mati, tidak ada jalan mundur. Kisah ini berlanjut dengan kemenangan gemilang dari generasi kegenerasi muslim di bumi Eropa. Kemajuan teknologi dan pengetahuan yang akhirnya mendatangkan kemakmuran yang berlimpah limpah.

Kemakmuran yang berlimpah-limpah inilah yang sebenarnya menjadi malapetaka. Para muslim tidak lagi hidup sebagai mana layaknya tuntutan islam. Pesta mabuk-mabukan, mengumbar nafsu syawat adalah kebiasan mulai dari raja-raja sampai kepada rakyat. Saling berebut kekuasaan, bunuh membunuh sesama muslim untuk melanggengkan kekuasaan, peperangan tujuannya tidak lagi mengembangkan islam tapi lebih banyak karena keserakahan dan mendapatkan perempuan-perempuan cantik untuk dijadikan hamba sahaya untuk pemuas nafsu. Pada akhirnya kerajaan islam di sana terpecah-pecah menjadi kerajaan kerajaan kecil yang lemah dengan kepentingan sendiri-sendiri. Dan seperti sudah diramalkan, bahwa umat islam tidak akan berjaya jika jalan hidupnya tidak lagi berpegang pada tuntutan Quran dan hadis. Begitulah nasib kaum muslimin di Spanyol, merka dilindas oleh kerajaan kristen katolik Ratu Isabela dan Ferdinan Aragon. Mereka hanya punya pilihan murtad pindah agama atau mati dipancung atau di tiang gantungan. Rata-rata mereka lebih sayang pada nyawa dan pindah agama.

Pada mulanya banyak dari mereka pindah agama menjadi kristen karena ketakutan tapi tetap secara sembunyi sembunyi menjalankan syariat islam, namun apa yang terjadi, yang ketahuan berpura-pura pindah agama ini hukumannya dibakar- hidup hidup setelah mereka melalui penyiksaan yang amat keji. Dari generasi kegenerasi, secara beransur namun pasti, islam menghilang dari bumi Spanyol. Kelalaian satu generasi menyebabkan kemusnahan yang sangat menghina

Kadoba, sayup-sayup dan sepi

Kepemimpinan Jawa 8


8. ANGIN (SAMIRONO)
Tegese biso manjing ajur ajer. Ingkang dikarepake biso manjing ajur-ajer mono, rehning cacahing poro kawulo mau kadapuk ono pirang pirang perangan. Yo ono kang adrajat brahmana, yo ono kang adrajat wesia lan sudro. Tetelu kang podho nglungguhi kastane dhewe-dhewe mau, poro nalendro yo satriyane, kudu biso mamet prono angenaki tyasing sasomo. Poro brahmana bakal anteng nggone amujo semedi yen kaayoman dening katentreman. Poro wesia bakal lumadi nggone nindakake pakaryan ing nangkudo yen to kaayoman dening katentreman. Mengkono ugo poro sudro bakal biso bungah-bungah rasane yen kaayoman dening katentreman.
Arti bebas:Air itu sifatnya bisa masuk kemana saja dan campur menjadi satu. Oleh karena adanya tingkatan status kehidupan masyarakat, maka sebagai seorang pemimpin harus dapat mengambil hati kepada siapapun tanpa kecuali. Mereka dalam menjalankan kegiatannya akan merasa terlindungi, terayomi, dan merasa tenteram lahir dan bathin.

Kepemimpinan Jawa 7

7. AIR (TIRTO)
Banyu iku gumelare dadi panguripan. Ing endi-endi papan ana banyu mesti ono panguripan. Senadyan pucuking gunung, senadyan tepining samodro, sanadyan papan ngenthak-enthak dadi bulak, nanging yen ing kono ono banyu, sayekti ono panguripan. Dene kang kasebut panguripan ing kene, ora ngemongake makhluk kang asifat manungso, kalebu uriping kutu-kutu walang atogo opo dene uriping sagung thethukulan. Lumadining poro satrio lan nalendro, kudu biso anguripi ing sadhengah marang sopo wae kang wajib diuripi.

Arti bebas:
Air itu menjadi pemberi kehidupan. Dimana ada air disitu pasti ada kehidupan. Walau di puncak gunung, di pesisir samudera, atau di rawa-rawa sekalipun kalau ada air pasti ada kehidupan. Yang dimaksud kehidupan tidak hanya untuk manusia, termasuk hewan dan tumbuhan. Oleh karena itu sebagai seorang pemimpin harus dapat memberikan kepada bawahan atau rakyat suatu jalan atau sarana atau "kehidupan" yang memang pantas untuk menerima.

Kepemimpinan Jawa 6

6. API (DAHONO)
Geni duweni watak pambrasto, mbrasto sopo wae kang nyulayani angger-anggering bawono agung. Mengkono satrio lan nalendro, kudu wani amunah satru hangkoro murko memalaning jagad, kang bakal handhedher karusuhan, kang bakal gawe daredah, sarto kang tansah gawe onar ono jroning bebrayan.

Arti bebas:
Api memiliki sifat pemberangus. Sebagai pemimpin harus berani memberantas kejahatan, yang akan berbuat keonaran, dan kerusuhan, yang akan membuat huru hara, dan yang akan selalu mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kepemimpinan Jawa 5

5. BUMI (KISMO)
Bumi kuwi ambege lumuh kapotangan. Nadyan ketiban wiji jagung tukule yo jagung, yen wiji pari tukule yo pari. Lan bumi watake kamot lan momot. Tegese kamot dienciki opo wae, ora ngemongake manungso, sanadyan gunung ono nduwuring bumi, ora nate kapireng sesambate. Momot tegese biso madhahi sekalir ingkang kumelip. Mengkono panjenenganing nalendro opo dene satrio, kudu kerep ngrungokake sesambating poro kawulo dasih, ojo amung sarono mandheg awit saka nampa pradul, nanging luwih cetho lan trewoco yen to poro satria lan nalendro, nggone anggung midhangetake suarane kawulo dasih, sarana namur kawulo dadi biso cetho sarta gamblang, wekasan biso momot lan kamot.

Arti bebas:
Bumi sifatnya tidak merasa dihutangi, apa saja yang datang akan diterima dan tidak pernah menggerutu. Demikian halnya seorang pemimpin harus sering mendengarkan keluh kesahnya rakyat, dan jangan hanya mendengar lewat orang lain. Oleh karena itu agar memperoleh informasi secara jelas, harusnya pemimpin menyelidiki secara diam-diam dengan berperan sebagai rakyat biasa.

Kepemimpinan Jawa 4

4. AWAN (MEGO)
Mendhung iku duwe watak adil. Yen wis wancine tumiboning mendung dadi udan, ora mawas papan. Nadyan ngungkulono gunung, ngungkulono alas, kutho, lan praja, udan mesti tumibo. Mangkono dadi sanepane poro kang ngasto ambeg adil. Poro kang ngasto jejeging adil, ojo ndadak mawas sanak kadang pawong mitro. Sopo wae kang wajib nompo adil kudu diadili kang murwat adhedhasar ukum sarta nganggo lelandhesan pidana.

Arti bebas:
Awan memiliki sifat adil, artinya kalau sudah saatnya menjadi hujan, tidak pernah melihat tempat, baik di hutan, kota, dan lautan. Begitulah seharusnya seorang pejabat harus berwatak adil. Pada saat menerapkan keadilan, tidak melihat hubungan sanak saudara. Siapa yang harus diadili berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kepemimpinan Jawa 3

3. BINTANG (KARTIKO)
Lintang dadi kekembanging ngantorikso. Mengkono mungguh satrio opo dene nalendro, tingkah laku muno muni, tandang tanduk, solah bowo, sarawung, kudu tetepo dadi kekembanging poro manungso. Mungguh dayaning kembang mau, biso pinundi, biso rinonce, biso kinaryo cecundhuk, nanging biso kinaryo pepasren. Dene mungguh paedahe poro satrio, ucape gampang digugu, prentahe gampang dituhoni, lumadining srawung bakal kajen keringan.

Arti bebas:
Bintang menjadi bunganya langit. Begitu pula seharusnya seorang pemimpin, tingkah laku, cara bicara, dan cara pergaulannya harus bisa menjadi bunga atau buah bibir setiap manusia. Kekuatan bunga itu bisa dirangkai dan bisa menjadi penghias. Demikian pula sebagai pejabat, setiap ucapannya mudah diterima dan diikuti, perintahnya mudah dilaksanakan, yang pada akhirnya akan dihormati dalam pergaulan.

Kepemimpinan Jawa 2

2. BULAN (CONDRO)
Rembulan iku pepadhang jroning ratri. Padhang jingglang maweh hawa adhem lan jinem, nanging ugo dadi cecoloking laku, dadi oboring lelakon. Mengkono mungguh salokane, poro satria lan nalendro, nulato marang lekase sang hyang condro. Ojo mriksani poro kawulo dasih amung sarana swasono kang padhang. Jroning peteng gagapono, endi sing marakake dadi pepeteng, sirnakno sarono sengseming roso adhedhasar gelem korban kang sepi ing pamrih. Yen tetelo mangkono, kang podho nompo parentah, nggone nggugu ora mandheg aneng nun inggih dhateng sendiko, nanging hanerusing batin, opo kang cinandhak kecakup, opo kang ditindakake biso rampung.

Arti bebas:
Bulan merupakan penerang di malam hari. Terang benderangnya memberikan suasana dingin dan tenang, yang menjadi penerang dalam perjalanan, dan menjadi obor dalam kehidupan. Begitu seharusnya seorang pemimpin, berkacalah pada sifatnya bulan. Jangan hanya melihat kondisi rakyat di saat suasananya sedang bahagia. Di saat rakyat dalam keadaan susah, pemimpin harus segera mendalami penyebab masalahnya, hilangkan masalah tersebut dengan rasa suka cita dengan landasan berkorban tanpa pamrih. Kalau demikian adanya, niscaya rakyat yang menerima perintah segera melaksanakan secara sukarela lahir batin.

Kepemimpinan Jawa

KEPEMIMPINAN JAWA
Para pembaca sekalian, dikala orang Indonesia sekarang sudah mulai kehilangan arah, dengan tidak adanya contoh yang dapat diteladani, mungkin ada baiknya kita mengkaji lagi filosofi kepemimpinan yang sudah ada dalam budaya kita. Untuk itu, disini saya akan muatkan catatan singkat kepemimpinan dari budaya jawa. Semuanya ada delapan dan akan saya muatkan satu persatu. Mudah-mudahan ada manfaatnya bagi kita!

1. MATAHARI (BASKORO)

Pambekane satrio lan nalendro, nulato sang hyang suryo, ora ngemongake gawe pepadhang atine kawulo dasih, nanging kudu ono dhasar-dhasar wani anguripi, tetulung marang kang kacingkrangan, mbebantu marang kang karepotan, ngayomi marang kang karibetan, nuduhake dalan-dalan kang anjog marang kautaman, lan ora singlar saka adeg-adege kasucen.

Arti bebas:
Sifat dan watak seorang pemimpin berkacalah pada matahari, yang tidak saja membuat terang dan penyejuk hati rakyat, tetapi yang dilakukan harus ada landasan keberanian memberikan kehidupan, menolong kepada yang hidupnya serba kekurangan, membantu kepada orang yang menghadapi kesulitan, melindungi orang yang sedang dilanda masalah, dan memberikan petunjuk kepada jalan kebaikan tanpa mengabaikan dasar-dasar kebenaran.

UJIAN NASIONAL

Ketika gencar-gencarnya tuntutan untuk menghapus Ujian Nasional, saya termasuk orang yang tidak setuju ujian nasional dihapuskan. Karena secara logika saja yang namanya setiap pembelajaran itu harus ada ujiannya, untuk mengetahui apakah proses belajar mengajar itu berhasil atau tidak. Ini tidak hanya berlaku pada belajar di dalam kelas saja, tapi juga untuk belajar yang tidak formal seperti kursus, bahkan untuk latihan bela diri seperti karate, silat , taek wondo dan sebagainya. Setelah belajar kita lihat hasilnya, apakah berhasil atau tidak.

Begitu juga ujian nasional, berguna untuk melihat hasil setelah sekian tahun proses belajar mengajar berlansung. Suara-suara yang tidak setuju pada ujian nasional mengatakan, cukup ujian sekolah saja, sehingga anak tidak perlu stress. Namun pertanyaanya, sudah akuratkah hasil ujian yang diperoleh dengan ujian yang hanya diberikan oleh guru di sekolah? Kita sudah berpengalaman dengan tidak ada ujian nasional beberapa tahun yang lalu, ada beberapa atau mungkin banyak sekolah yang proses belajar mengajarnya tidak berjalan sebagaimana mestinya. Ada sekolah, seminggu sehabis libur semester atau lebaran, belum belajar secara efektif. Malah kami pernah menjumpai ada sekolah setelah libur lebaran siswa belajar hanya sampai pukul 11 siang. Ada seperti arisan diantara guru-guru untuk makan siang. Hari ini makan siang dirumah guru A. Maka pukul sebelas siswa dipulangkan pukul 11 karena guru bersama-sama pergi kerumah guru A. Besoknya kerumah guru B dan anak juga dipulangkan pukul 11. Demikian seterus. Jika guru disekolah itu 50 orang, maka selama 50 hari belajar anak dipulangkan pukul 11. Ini belum termasuk kalau ada rapat, maka siswa bisa saja tidak belajar dari pagi.

Kalau tidak ada ujian nasional, semua siswa dilulus seratus persenkan saja setiap tahun, apa susahnya. Oleh karena itu perlu ujian nasional agar ketahuan nantinya bagaimana hasilnya. Diprediksi, kalau tidak ada ujian nasional, akan banyak sekolah yang mengabaikan proses belajar mengajar. Dengan ada ujian nasional, sekolah mau tidak mau harus melaksanakan proses belajar mengajar sebagai mana mestinya. Begitulah asumsinya.

Sebenarnya tida ada yang harus dicemaskan dengan ujian nasional, selama proses belajar mengajar berlansung dengan baik. Namun untuk itu guru harus mengikuti standar proses dan standar penilaian dengan benar. Untuk materi prlajaran yang dipedomani adalah standar isi. Seedangkan untuk mempersempit materi dalam mempersiapkan siswa kelas akhir menghadapi ujian nasional sudah ada setandar keluslusan yang natinya dijabarkan dengan kisi-kisi prediksi ujian nasional. Dengan kisi-kisi prediksi UN ini setiap mata pelajaran itu, soal nomor 1, nomor 2, nomor 3 dan seterusnya dapat diprediksi materi soalnya. Sehingga guru tidak perlu susah-susah dalam mempersiapkan siswa. Dan dari pengalaman membantu guru-guru mengahadapi ujian nasional ini, kami dari LPMP sudah menemukan kiat atau strategi agar siswa lulus sertus presen. Tapi strateginya strategi yang benar, tidak curang dan seratus persen halal. Dengan kata lain tidak ada yang perlu dicemaskan dengan ujian nasional ini. Dan ujian nasional mutlak perlu karena ujian nasional hasilnya akan baik kalau standar proses dan standar penilaian dijalankan dengan konsisten dan materi pelajaran mengikuti standar isi dan standar kelulusan.

Namun apa yang terjadi disekolah dengan ujian nasional? Beberapa sekoalah membentuk tim sukses untuk membantu siswa. Banyak kecurangan terjadi. Kunci soal beredar dengan gencar. Heran bin jengkel kita, soal disimpan dikantor polisi subuh baru bisa diambil, namun malam sudah beredar kunci jawaban melalui sms. Kawan-kawan guru mengatakan dan siswa-siswa yang ditanyai mengatakan kunci yang beredar itu banyak yang cocok. Ini terjadi dari tahun ketahun dan modusnya makin lama makin gencar. Kecurangan tidak lagi dari guru dan sekolah tapi dari lembaga lain yang memberikan bimbingan belajar dengan jaminan pasti lulus juga. Namun pasti lulusnya dengan curang, mengedarkan kunci jawaban. Tahun ketahun makin canggih saja caranya dan dari pengalaman bertahun-tahun nampaknya hal-hal begini memang sangat sulit untuk diberantas. Pengawasan ujian memang sudah diperketat, pengawasan silang, melibatkan kepolisisn, tim independent, paket soal yang berbeda dalam satu lokal, malah tahun ini soal dalam satu kelas ada lima. Namun persoalannya ternyata bukan disitu, persoalannya tidak dalam kelas, tapi diluar kelas. Kesimpulannya, usaha apa saja yang dilakukan, hanya akan menambah biaya saja, namun pasti ada saja celanya untuk berbuat curang itu.

Berdasarkan kenyataan diatas, sekarang saya pun berkesimpulan ujian nasional ini yang bermaksud baik untuk meningkatkan mutu itu bagus juga tidak ditiadakan, karena banyak kalangan yang memanfaatkan untuk berbuat kecurangan. Memang payah dinegeri yang punya penduduk yang banyak tidak jujur.

Solusinya, biarkansaja sekolah ujian sendiri, meskipun nnati ada yang hanya sekedar memberi nilai saja, biarkan saja karena tidak dapat juga dicegah, serahkan saja pada seleksi alam, sekolah yang baik bermacu menuju kebaikan, sekolah yang jelek biarkan saja sekedar mengeluarkan ijazah. Tapi untuk melanjutkan pada pendidikan yang lebih tinggi atau untuk bekerja harus ada ujiannya. Dari SD masuk SMP, dan dari SMP ke SMA/K serta masuk perguruan tinggi ada tesnya. Demikian juga memasuki dunia kerja. Dengan demikian akan ketahunan bagaimana hasil dari suatu pendidikan itu. Konsekwensinya sekolah yang outcomenya jelek akan ditinggalkan dan tidak dapat murid.

NEGARA ISLAM INONESIA, MUNGKINKAH?

Akhir akhir ini kita disibukkan dengan berita maraknya Negara Islam Indonesia. Ramai diberitakan bukan karena terror bom yang mereka lakukan tapi cara prekrutannya yang rada aneh yaitu dengan menghilangkan beberapa kader dari keluarga dan lingkungan. Sehingga menimbulkan keresahan.

Negara Islam Indonesia ini muncul dari sekelompok orang punya impian merobah Negara Kedaulatan Republik Indonesia menjadi Negara yang berlandaskan islam yang sebenarnya ini tidak ide baru tapi ide lama yang dipelopori oleh almarhum Kartosuwiryo. Melihat kenyataannya, tidak hanya NII yang bercita-cita seperti itu, tapi kelompok yang sekarang ini disebut teroris yang membom di sana sini konon kabarnya juga bercita-cita untuk mendirikan Negara Indonesia yang berlandaskan islam.

Sepintas lalu kita terkagum-kagum dengan cita-cita yang mulia itu. Sementara orang Indonesia lainnya bergulat memenuhi kebutuhan hidupnya, mereka-mereka itu berkorban nyawa untuk negara Indonesia yang berlndaskan Islam. Patut diacungi jempol.

Namun kemudian muncul tanda tanya, mungkinkah NegaraIslam Indonesia itu terjadi? Saya tidak mempermasalahkan mereka yang bercita-cita itu bisa atau tidak meruntuhkan negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila ini menjadi negara yang berlandaskan Islam. Yang saya maksud disini apakah ada pemimpin yang sanggup menjalankan kepemimpinan sebagai negara Islam yang dicita-citakan itu.

Saya tidak hanya meragukan manusia indonesia tapi juga negara Islam lanilla di dunia ini yang bisa menjadi kepala negara yang berlandaskan Islam itu nantinya. Karena jira negara Islam tentu presidennya berprilaku sebagai yang dituntut oleh ajaran Islam yang begitu sempurna.

Dalam sejarah kita mengetahui, pemimpin atau Khalifa setelah nabi, dari 4 Khulafaur Rasyidin saja nota bene laansung dibina oleh Nabi Muhammad SAW, hanya Abubakar dan Umar bin Khatab saja yang dapat menjalankan pemerintah yang ideal berlandaskan Islam itu. Khalifa yang ke-3 dari Khulafaur Rasyidin itu Usman bin Affan mulai menyimpang dengan mempraktekkan apa yang disebut nepotisme yaitu mengangkat saudara-saudara dari kluarganya menjadi penjabat pemerintahannya. Karena nepotismo inilah kemudian terjadi pemberontakan yang akhirnya mengakhiri hidupnya. Dan nepotismo ini juga lah yang menjadi bibit perpecahan antara umat Islam sampai Semarang ini

Ali bin Abithalib ketika terpilih berusaha mengganti pejabat-pejabat yagn diangkat oleh Usman bin Affan. Yang terjadi kemudian hádala perlawanan dari mereka yang dipecat itu. Ujung-ujungnya Ali pun kehilangan kekuasaannya berkat kelicikan dari Muawiyah gubernur mesir yang diangkat oleh Usman.

Muawiayah ini mulai memerintah tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kekhalifahan yang digariskan Nabi Muhammad SAW dan islam. Ia merobah kehalifahan menjadi kerajaan meskipun namanya tetap califa. Yang khalifahnya adalah keturunannya, tidak beda dengan kerajaan-kerajaan lain. Dari sekian banyak Khalifa dinastih Umayah yang kembali menjalankan pemerintahan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam itu hánya satu orang yaitu Umar bin Abdul Aziz. Cicit Umar bin Khatab ini memerintah hanya sekitar 2 tahun 5 bulan Namun hasilnya luar biasa, ia berhasil mengentaskan kemiskinan di seluruh kerajaannya. Tidak ada lagi orang miskin, sehingga membayar zakat jadi susah mencari orang yang berhak menerima. Mungkin Umar bin Abdul Aziz inilah model kepala negara pemerintahan yang berlandaskan Islam disamping Abubakar shiddiq dan Umar bin Chatab,

Nah, adakah orang Indonesia atau manusia lain yang sanggup berbuat seperti Abubakar Shiddiq, Umar bin Khatab dan Umar bin Adul Aziz? Yang memerintah dengan tujuan yang suci Lillahi Taala hanya mengharapkan ridho Allah, tanpa berkeinginan sedikitpun untuk keuntungan pribadi dan keturunannya? Yang mereka pikirkan hanya bagaimana melindungi dan mensejahterakan rakyat? Adakah manusia Indonesia yang sanggup menjadi president dengan hidup Sangat bersahaja tanpa kemegahan dan menetapkan gajinya hanya 2 dirham seharí atau 60 dirham sebulan? Tanpa memberi fasilitas dan kemudahan acepada anak dan saudara-saudaranya?

Inilah yang diragukan, tersedianya manusia Indonesia yang sanggup berbuat seperti model ideal itu. Apakah mungkin mereka-mereka yang merasa kelompok mereka saja yang benar dan mengkafirkan orang lain yang tidak sealiran dengan mereka akan bisa menjalankan pemerintahan seperti tiga Khalifa yang disebutkan diatas? Apakah mereka yang katanya bertujuan perjuangan suci menegakkan Islam dengan mengorbankan nyawa orang lain akan berlaku adil kalau seandainya mereka yang nanti mengendalikan pemerintahan? Apakah kita yakin mereka yang menghalalkan membunuh manusia di tempat Ibadan seperti mesjid yang suci dimata orang Islam akan menegakkan pemerintahan Islam?

Sudah banyak negara-negara bereksprimen dengan negara Islam, contohnya saja Pakistan yang mula berdiri adalah Republik Islam. Namur kita sendiri bisa melihat hasilnya. Banyak negara-negara Arab awalnya bertekat memerintah berdasarkan Islam, Namur setelah mereka memegang tampuk kekuasaan rupanya tidak mampu menjalan kan seperti yang dicontohkan islam. Hasilnya jangankan mensejahterakan rakyat malah yang memerintah berobah menjadi tirani-tirani yang menghisap rakyat. Demikian juga partai-partai di Indonesia banyak yang mencoba berlandaskan Islam, tapi kita lihat sendiri apakah pemimpin-pemimpin mereka sanggup menjalani kehidupan ideal seperti yang diinginkan Islam? Akhirnya prinsip-prinsip Islam hanya sebagai retórica untuk menuju puncak kekuasaan, setelah kekuasaan ditangan mereka terlena menikati manisnya kekuasaan. Sayang, biasanya tokoh-tokoh yang katanya memperjuangkan Islam itu sering hanya mengeksploitir generasi muda Islam yang masih Lugu untuk mencapai keinginan mereka yang tidak benar-benar tulus. Maka oleh karena itu generasi muda Islam berhati-hati, dengan mereka-mereka yang berkedok Islam ini untuk tidak terpengaruh oleh retorika mereka yang palsu yang ujung-ujungnya hanya menghancurkan kehidupan dan masa depan yang sedang dibangun