Oleh
:
FATHUR RAHMI,
S.Pd
JARLIT KOTA TEBING TINGGI
Abstrak
Motivasi dan hasil belajar matematika siswa SMK selama
ini relatif rendah. Dalam kasus di SMK Negeri 2 Kota Tebing Tinggi, salah satu
penyebabnya adalah penggunaan media pembelajaran yang kurang tepat. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui:
(1). Pengaruh penggunaan TIK sebagai media pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa SMK (2). Pengaruh
penggunaan TIK sebagai media pembelajaran terhadap hasil belajar matematika
siswa SMK.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu.
Variabel bebas yaitu penggunaan media
TIK dan modul sedangkan variabel terikat yaitu motivasi dan hasil belajar matematika. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 2 Tebing Tinggi. Teknik
pengambilan sampel dilakukan dengan cluster
random sampling. Pengumpulan datanya dilakukan melalui instrument
motivasi belajar dan tes pilihan ganda. Analisis butir soal yang dilakukan pada
tes yaitu analisis daya beda, tingkat kesukaran. Analisis instrumen yang
dilakukan yaitu validitas isi dan reliabilitas. Teknik analisis data yang
dilakukan yaitu : uji keseimbangan , uji normalitas, uji homogenitas, dan uji
hipotesis penelitian.
Temuan penelitian: (1) Motivasi
belajar siswa dengan menggunakan media TIK lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan
media modul pada siswa kelas X SMK Negeri 2 Tebing Tinggi. (2) Rata-rata hasil belajar matematika dengan menggunakan
media TIK lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan media modul pada siswa
kelas X SMK Negeri 2 Tebing Tinggi. Rekomendasi yang diberikan kepada dinas
pendidikan, hendaknya dapat mengupayakan
sarana dan prasarana berbasis TIK di sekolah khususnya pada SMK dan mengadakan
pelatihan bagi guru bidang studi dalam pembuatan Modul berbasis TIK, agar guru
menjadi lebih profesional. Kepada Pemerintah disarankan melakukan percepatan
sambungan layanan internet yang luas dan murah secara nasional sehingga kesenjangan
digital dapat diatasi.
Kata Kunci : Media TIK, Motivasi dan Hasil Belajar Matematika.
Abstract
Mathematics score and students motivation of
mathematics learning in SMK is quite low. In the case of SMK Negeri 2 Tebing Tinggi, One of the
causes is usage of not accurate learning media. The
aim of this research are to know : (1) Influence the use of ICT as learning
media to the student motivation on learning in SMK; (2) Influence the use of
ICT as learning media to the result of Mathematics learning in SMK.
This research is a quasi-experimen. Independent variable are ICT’s media and module using in mathematics learning, whereas
dependent variable are student motivation and the result of mathematics learning.
The population of this research is the first level student of SMK Negeri 2
Tebing Tinggi. Sampling methods used cluster
random sampling. Data Collecting was done by using the instruments of studying
motivation and multiple choice tests. The analysis of questioning the test
consists of the analysis of different capacity of difficulty level. The analysis
of instrument used content validity and reliability. Data analysis is done by
using: the test balance of mean, normality test, homogeneity test, and test the
research hypothesis.
The findings are: (1) Student’s motivation by using
ICT media is higher than using the media
module of the fist level students of SMK Negeri 2 Tebing Tinggi (2) Average
learning outcomes mathematic by using ICT media is higher than using the media
module of the fist level students of SMK Negeri 2 Tebing Tinggi.
Recommendations: local government should
provide facilities and infrastructure based on ICT in vocational school;
conduct the training for the teacher on manufacture of ICT-based modules to
become professional teachers. Central government
should accelerate internet connection widely, and low cost, so that the problem
of digital gap can be solved.
Keywords : ICT media, Motivation and the result of
mathematics learing.
Pendahuluan
Kualitas pendidikan
di Indonesia masih terbilang rendah. Hal ini diakui oleh seorang professor yang
juga tokoh cendikiawan muslim, Nurkholis Madjid yang menyatakan bahwa Amerika,
Jepang dan Negara-negara lain baik di Asia dan
Eropa, perkembangan pendidikannya hampir merata. Sebab anggaran yang
dialokasikan ke pendidik besar dan berjalan lancar. Menurutnya, paling tidak 65
% penduduk Indonesia berpendidikan SD bahkan tidak tamat. Bila dibandingkan oleh
Negara lain, Indonesia hanya menempati urutan 102 dari 107 negara di dunia dan
41 dari 47 negara di Asia (Fakhrurrozi, 2006).
Hasil
belajar siswa, khususnya matematika masih rendah. Data tentang rendahnya
prestasi siswa dalam matematika, disajikan pada Laporan The Third International
Mathematics and Science Study Tahun 2007
yang menyatakan bahwa diantara 48
negara peserta, prestasi siswa Indonesia pada urutan ke-36 dan berdasarkan tes PISA tahun 2006 tentang
matematika, siswa Indonesia berada pada peringkat 52 dari 57 negara
(Repository, 2011). Hasil pengukuran daya serap kurikulum secara nasional oleh
Direktorat Pendidikan menunjukkan bahwa
rata-rata daya serap kurikulum secara nasional masih rendah, yaitu 5,1 untuk
lima mata pelajaran, termasuk mata pelajaran matematika (Sukastomo,2005).
Dari pengalaman
penulis selama ini mengajar, hasil pembelajaran matematika di sekolah cenderung rendah, padahal guru
sudah berupaya untuk menyampaikan materi sebaik mungkin. Hal ini tercermin dari
rata-rata kelas, daya serap dan ketuntasan belajar siswa kelas X SMK Negeri 2
Tebing Tinggi tahun pelajaran 2009/2010 masih rendah, yaitu 6,3 untuk rata-rata
kelas, 60% untuk daya serap, dan 68% untuk ketuntasan belajar. Dari data
tersebut terlihat bahwa hasil belajar matematika siswa masih belum mencapai
yang diharapkan oleh kurikulum, yaitu 6,5 untuk rata-rata kelas, 65% untuk daya
serap dan 85% untuk ketuntasan belajar.
Jika dianalisis penyebab
terjadinya rendah kualitas pendidikan terutama prestasi matematika di Indonesia
bisa dari siswa, guru, sarana dan prasarana maupun model pembelajaran yang
digunakan. Pada kenyataannya pelajaran matematika masih relatif susah dipahami
oleh siswa, yang salah satunya disebabkan oleh metode pembelajaran yang kurang
tepat dan penggunaan media yang kurang sesuai. Guru dalam proses belajar untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa seharusnya tidak hanya memiliki kemampuan
mengembangkan ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih pada memiliki kemampuan untuk
melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswa.
Namun
kenyataannya, banyak para guru dalam mengajar cenderung menggunakan cara
konvensional sehingga tidak menarik
minat siswa untuk belajar, siswa kurang termotivasi untuk belajar. Peranan guru
hanya sebatas penyampaian informasi dan pembelajaran cenderung satu arah,
bahkan tidak pernah berusaha untuk menggali kreativitas siswa, serta tidak
mengarahkan siswa untuk dapat
mengaplikasikan hasil belajar tersebut dalam memecahkan berbagai masalah
yang mungkin terjadi dalam keseharian kita.
Adapun model atau strategi
pembelajaran yang dapat dilakukan guru dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar
siswa, diantaranya adalah penggunaan media pembelajaran. Salah satu media
pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru untuk mengatasi menurunnya prestasi
belajar matematika adalah media pembelajaran modern yang sangat populer
digunakan dalam dunia pendidikan yaitu TIK terutama penggunaan komputer dan internet. Berbagai
kemudahan dengan fasilitas yang ada di dalamnya dapat memotivasi siswa untuk
belajar. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis komputer/TIK ,siswa diarahkan
belajar secara aktif dan mandiri menemukan
generalisasi, dengan pembelajaran model ini dapat meningkatkan prestasi
siswa, motivasi berprestasi dan sikap siswa.
Berdasarkan latar belakang
masalah tersebut, penelitian ini memusatkan perhatian untuk menjawab 2 (dua)
pertanyaan penelitian. (1) Apakah ada pengaruh
penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai media pembelajaran
terhadap motivasi belajar matematika
siswa kelas X SMK Negeri 2 Tebing Tinggi? (2) Apakah ada pengaruh penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
sebagai media pembelajaran terhadap hasil belajar belajar matematika siswa kelas X SMK Negeri 2
Tebing Tinggi?
Kajian Pustaka
1.
Hasil Belajar Matematika
Riyanto (2009:6), menyatakan
belajar adalah suatu proses untuk mengubah performansi yang tidak terbatas pada
keterampilan, tetapi juga meliputi fungsi-fungsi, seperti skill, persepsi,
emosi. Proses berfikir, sehingga dapat menghasilkan perbaikan performansi.
Slameto (1995:22), mendefinisikan belajar sebagai
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungan. Selanjutnya
Sudjana (1995, dalam Hammad F. R, 2009) memberikan pengertian belajar
sebagai suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Perubahan ini ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan,
pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, serta
perubahan-perubahan aspek lain pada individu yang belajar.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi siswa
dalam belajar menurut Nana Syaodih
Sukmadinata (2005:162), yaitu : (a)
Faktor – faktor dari dalam diri
individu, yang menyangkut aspek jasmaniah maupun rohaniah individu.(b) Faktor –
faktor lingkungan, yang terdiri dari
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Lingkungan yang kondusif
dapat meningkatkan gairah dan motivasi
anak dalam belajar.
Dari uraian dapat disimpulkan rumusan tentang
belajar, yaitu belajar merupakan suatu proses menuju
perubahan yang terjadi karena adanya suatu usaha dan proses yang
diperoleh melalui hasil pengalaman siswa sehingga diperoleh kecakapan baru.
Hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan
yang telah dilakukan berulang-ulang yang
akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang
selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi
individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan
merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik
(Munawar, 2009).
Oemar Hamalik (2006:30), menyatakan bahwa hasil belajar adalah
terjadinya perubahan tingkah laku pada
orang yang belajar, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak
mengerti menjadi mengerti.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002), hasil belajar merupakan hal yang
dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi
siswa, hasil belajar dapat dilihat dari perunahan tingkat perkembangan mental
yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar yaitu pada ranah
kognitif, afektif dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar
merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.
Dari pengertian diatas, pengertian hasil belajar adalah suatu
penilaian akhir dari proses belajar yang ditandai dari perubahan tingkah laku
dari orang yang belajar dan dapat dilihat dari sisi siswa dan guru.
Hasil
belajar matematika adalah sebuah kecakapan atau keberhasilan yang diperoleh
seseorang setelah seseorang tersebut belajar matematika sehingga dalam diri
seseorang tersebut mengalami perubahan tingkah laku baik pada aspek kognitif,
afektif maupun psikomotoriknya sesuai dengan kompetensi materi pokok bahasan
matematika yang dipelajarinya. Dalam penelitian ini hasil belajar matematika
yang ingin dicapai adalah hasil belajar siswa setelah mempelajari materi pada
pokok bahasan logika matematika.
2.
Motivasi Belajar
Menurut Satria Hadi Lubis (2009: 16), Motivasi merupakan kata “ajaib”,
Sebab kata “motivasi“ mengandung makna “
tiada tapi ada “. Motivasi sulit dibuktikan
secara kasat mata keberadaannya
dalam diri kita, tapi diakui baik secara ilmiah
maupun awam. Ahmad Sudrajat (2008), mengemukakan motivasi, yaitu: kekuatan (energi) seseorang yang dapat
menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu
kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi
intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik)”.
Menurut Hamzah B Uno
(2008:23), Motivasi dan Belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.
Motivasi belajar dapat timbul karena factor intrinsik,
berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan
akan cita-cita. Sedangkat factor ekstrinsiknya
adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatan
belajar yang menarik, dan kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan
tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar
yang lebih giat dan semangat.
Berdasarkan
beberapa pendapat pendidikan tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi
berfungsi sebagai tenaga penggerak bagi seseorang atau peserta didik yang
menimbulkan upaya keras untuk melakukan aktivitas mereka sehingga dapat
mencapai tujuan belajar. Dalam penelitian ini yang dimaksud motivasi belajar
meliputi beberapa indikator sebagai berikut: (1). Adanya Hasrat dan keinginan
berhasil.(2). Adanya dorongan dan
kebutuhan dalam belajar.(3). Adanya harapan dan cita-cita masa depan.(4).
Adanya penghargaan dalam belajar.(5). Adanya kegiatan yang menarik.(6). Adanya
lingkungan yang kondusif.
3. Media
Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin
merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara”
atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima
pesan. Akhmad Sudrajat (2008) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan
kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada
diri peserta didik. Sedangkan menurut Marsal Mcluhan (Trianto, 2009:234) Media
adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya memegaruhi orang lain yang tidak mengadakan
kontak langsung dengannya.
Dari
pengertian para ahli diatas disimpulkan bahwa media adalah suatu teknologi
pembawa pesan yang berupa sarana fisik dan komunikasi untuk menyampaikan materi
pembelajaran yang dapat merangsang fikiran, perasaan dan kemauan peserta didik
dengan/tanpa kontak langsung dengannya sehingga dapat mendorong hasil
pembelajaran yang baik.
Keuntungan
dari media pembelajaran (Trianto, 2009:235) antara lain (a) Gairah belajar
meningkat.(b) Siswa berkembang menurut minat dan kecepatannya.(c) Interaksi
langsung dengan lingkungan.(d)Memberikan perangsang dan mempersamakan
pengalaman, dan (e) Menimbulkan persepsi akan sebuah konsep yang sama.
a.
TIK sebagai Media Pembelajaran
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan
pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut
Rosenberg (2001, dalam rulam 2009), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada
lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke
penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke
“on line” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5)
dari waktu siklus ke waktu nyata.
Selanjutnya dikatakan oleh Rosenberg
(2001, dalam Rulam, 2009) bahwa komunikasi sebagai media pendidikan dapat
dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan
sebagainya. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui
hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media
tersebut.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memilliki tiga fungsi utama yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu (1) Teknologi berfungsi sebagai
alat (tools),(2) Teknologi berfungsi sebagai ilmu
pengetahuan (science).(3) Teknologi berfungsi
sebagai bahan dan alat bantu untuk pembelajaran (literacy).
TIK sebagai alat bantu pembelajaran
dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, antara lain kategori pertama sebagai
alat bantu guru yaitu sebagai media animasi peristiwa, alat uji siswa,
referensi ajar, evaluasi kinerja siswa, alat simulasi kasus, alat peraga visual
dan alat komunikasi antar guru. Kategori kedua adalah sebagai alat bantu
interaksi gurusiswa, yaitu sebagai alat komunikasi guru dengan siswa, untuk
kolaborasi kelompok studi dan sebagai alat bagi manajemen kelas terpadu.
Kategori ketiga adalah sebagai alat bantu siswa itu sendiri pada proses
pembelajaran melalui buku interaktif, alat belajar mandiri, latihan soal, media
ilustrasi, simulasi pelajaran, alat karya siswa dan sebagai media komunikasi
antar siswa (Nia-Rusva, 2010).
Dalam penelitian
ini, penggunaan TIK sebagai media pembelajaran
dimanfaatkan guru untuk memberikan materi berbantuan computer/laptop
dengan memanfaatkan software presentasi microsoft powerpoint dan
menampilkankannya dengan Infocus, sehingga semua siswa dapat melihatnya dengan
jelas, selanjutnya siswa juga diupayakan untuk melakukan demontrasi
membuat materi belajar dengan merangkum keseluruhan
materi yang didapat termasuk dengan menjelajahi materi dari dunia
maya/internet.
b. Media
Modul
Modul
dirumuskan sebagai salah satu unit yang lengkap yang berdiri sendiri, terdiri
dari rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu para siswa dalam
mencapai sejumlah tujuan belajar yang telah dirumuskan secara spesifik dan
operasional (Ali
Poetri, 2011). Adapun
ciri-ciri modul (santyasa, 2009) adalah sebagai berikut (1) Didahului oleh
pernyataan sasaran belajar. (2) Pengetahuan disusun sedemikian rupa, sehingga
dapat menggiring partisipasi siswa secara aktif. (3) Memuat sistem penilaian berdasarkan
penguasaan. (4) Memuat semua unsur bahan pelajaran dan semua tugas pelajaran.
(5) Memberi peluang bagi perbedaan antar individu siswa. (6) Mengarah pada
suatu tujuan belajar tuntas.
Adapun modul yang digunakan dalam penelitian ini adalah
modul logika matematika yang telah ada dan dibuat oleh beberapa guru matematika
yang ada di SMK Negeri 2 Tebing Tinggi dengan struktur/komponen sebagai berikut
(a) Identitas modul. (b) Petunjuk
pengerjaan modul. (c) Tujuan pembelajaran. (d) Bahan bacaan. (e) Kegiatan
belajar. (f) Media dan sumber pembelajaran. (g) Tes.
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah jenis eksperimental semu dengan Pretest-Posttest Design yang dilaksanakan di SMK Negeri 2
Tebing Tinggi beralamat jalan Gunung Leuser
pada semester genap dari bulan maret sampai april pada tahun ajaran
2010/2011. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X
SMK Negeri 2 Tebing Tinggi tahun pelajaran 2010/2011 sebanyak 9 kelas dengan
masing masing kelas kurang lebih berjumlah 32 orang. Dari 9 kelas yang ada,
diambil secara acak sebanyak 2 kelas yaitu satu kelas untuk kelas eksperimen
dan satu kelas lagi untuk kelas control. Semua siswa yang termasuk pada kelas
eksperimen dan control merupakan sampel dari populasi. Dari hasil random diperoleh
kelas X RPL (kelompok kontrol) dan kelas X TKJ 2 (kelompok eksperimen) sebagai
sampel.
Adapun variabel dalam penelitian ini terdiri dari
variable bebas yaitu pembelajaran dengan menggunakan media TIK (kelas
eksperimen) dan Pembelajaran menggunakan media Modul ( kelas control ). Serta
variabel terikat yaitu motivasi belajar siswa (kelas eksperimen dan control)
dan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan Logika matematika kelas X
(kelas eksperimen dan control). Desain penelitiannya digambarkan sebagai
berikut:
I Intact
classes Pretest Experimental variable
Posttest
G1 X
TKJ 2 O1 Approach 1(media TIK) O2
G2 X RPL O3 Approach 2 (media modul) O4
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Angket/ koesioner dengan jumlah butir 25 buah untuk melihat motivasi belajar
siswa sebelum dan sesudah pembelajaran baik itu pada kelas eksperimen maupun
kelas control, dan metode tes untuk memperoleh data hasil belajar siswa kelas
eksperimen dan kelas control pada materi logika matematika yaitu dengan
intrumen tes dengan jumlah butir soal 21 buah. Semua instrument telah dilakukan
validitas dan realibilitasnya. Prosedur pelaksanaan penelitian, pada pembelajaran yang menggunakan TIK (Pada Kelas Eksperimen) dengan langkah–
langkah pembelajaran adalah sebagai berikut: a) Menyampaian tujuan Pembelajaran
.b) Mempresentasikan materi logika matematika dengan menggunakan media TIK
(materi pembelajaran dalam bentuk power
point, infocus untuk menampilkan materi di depan kelas dan browsing internet
untuk mencari materi lebih jauh). c).Membahas materi dan memberi kesempatan
siswa untuk bertanya hal- hal yang belum mengerti. d ) Memberi latihan dan
umpan balik. e) Meminta siswa merangkum materi.
Sedangkan prosedur
pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan Modul dengan langkah – langkah
pembelajaran adalah sebagai berikut: a) Menyampaian tujuan Pembelajaran. b)
Menjelaskan materi logika matematika dengan menggunakan media Modul.c) Membahas
materi dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya hal- hal yang belum
mengerti. d) Memberi latihan dan umpan balik . e) Meminta siswa merangkum
materi.
Data penelitian dianalisis secara deskriptif deskripsi dan
analisis inferensial untuk menguji hipotesis. Analisis deskripsi meliputi
perhitungan
,Me, Mo, dan SD. Uji t (paired sample test) digunakan
untuk menguji hipotesis dengan kriteria pengujian jika sig < 0,05 berarti
Hipotesis diterima. Sebelum
pengujian hipotesis penelitian, terlebih dahulu harus menguji keseimbangan
rata-rata dari kelompok eksperimen dan kelompok control. Hal ini bertujuan agar
hasil eksperimen adalah benar akibat perlakuan yang telah diberikan bukan
karena adanya pengaruh yang lain. Dalam hal ini pengujian keseimbangan
dilakukan pada nilai motivasi awal dan pretes dari kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Untuk menguji kesamaan rata-rata dari kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol tersebut digunakan uji t ( paired sample test). Selanjutnya
dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas sampel. Semua data
diolah dengan menggunakan program computer excel dan SPSS versi 12.
Hasil dan Pembahasan
1.
Hasil Uji
coba Instrumen
Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi instrumen tes hasil belajar matematika
pada materi logika matematika dan angket motivasi belajar matematika siswa.
Instrumen ini dibuat sendiri oleh peneliti, oleh karena itu perlu diujicobakan
terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari tes prestasi
belajar matematika dan angket motivasi belajar matematika siswa.
Uji coba
instrumen tersebut dilaksanakan di SMK Negeri 2 Tebing Tinggi pada
kelas yang telah melaksanakan pembelajaran materi logika matematika. Berdasarkan
hasil uji coba instrumen diperoleh data sebagai berikut :
a.
Hasil uji coba instrumen angket motivasi belajar
Hasil
uji coba angket motivasi belajar yang berjumlah 30 butir dengan menggunakan
rumus korelasi product moment, diperoleh sebanyak 25 butir yang valid ada 25
soal dan 5 butir yang tidak valid yaitu no 12,24,28, 29,dan 30. Berdasarkan
perhitungan dengan rumus alpha, diperoleh
harga rhitung = 0, 927 setelah soal yang tidak valid dihapus, menunjukkan
angket yang disusun cukup reliable dan layak dipakai.
b. Hasil ujicoba tes hasil belajar
Hasil uji
coba 30 soal (tes) pilihan ganda dengan menggunakan rumus korelasi point biserial, maka
diperoleh 22 butir yang valid dan 8
butir yang tidak valid yaitu soal no 3, 6, 9, 10, 18, 23, 24, dan 25.
Koefisien reliabilitas dengan rumus KR-20 diperoleh koefisien rhitung = 0,723 sehingga tes cukup reliabel digunakan. Hasil analisis daya pembeda,
diperoleh 5 soal yang kurang baik yaitu soal no. 6, 9, 10, 15, dan 18 serta
tingkat kesukaran soal diperoleh 10
butir kategori mudah, 13 butir kategori sedang 7 butir kategori sukar.
c. Penentuan Instrumen
Berdasarkan
hasil perhitungan analisis validitas dan reliabilitas ujicoba angket, maka soal
angket yang dipakai sebagai instrument
angket motivasi dalam penelitian ini adalah soal no no 1, 2,3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22 , 23, 25, 26, dan 27.
Berdasarkan
hasil perhitungan analisis validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat
kesukaran soal, maka item soal tes uji coba yang dipilih sebagai instrument tes
hasil belajar untuk mengambil data pada penelitian ini adalah soal no 1, 2, 4,
5, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 24, 26, 27, 29,dan 30.
2.
Deskripsi Umum Penelitian
Data penelitian yang
digunakan untuk pengujian hipotesis meliputi dua kelompok data motivasi dan
hasil belajar matematika pada materi logika matematika yaitu pada kelompok pembelajaran yang
menggunakan media TIK dan kelompok yang pembelajaran yang bukan menggunakan
media TIK (dalam hal ini menggunakan media modul ).
1. Data Skor Motivasi Belajar Siswa.
Data Skor Motivasi siswa diambil dari nilai angket motivasi yang telah disebar
diawal; dan diakhir pembelajaran baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas
control.
Tabel 1.
Jumlah siswa berdasarkan tingkat motivasi.
|
|||||
|
|
|
|
|
|
Skala
|
Tingkat Motivasi
|
kelas eksperimen
|
Kelas Kontrol
|
||
Awal
|
Akhir
|
Awal
|
Akhir
|
||
76 - 100
|
Tinggi
|
4
|
27
|
8
|
12
|
51 - 75
|
Sedang
|
26
|
5
|
23
|
20
|
25 - 50
|
Rendah
|
2
|
0
|
1
|
0
|
|
Jumlah
|
32
|
32
|
32
|
32
|
Selanjutnya
untuk mendeskripsikan Mean,
Median, Modus dan Standar Deviasi dari skor nilai motivasi siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol digunakan SPSS 12. Rangkumannya disajikan pada
Tabel 2 dibawah ini
Tabel 2. Deskripsi data
Skor nilai motivasi siswa sebelum dan sesudah pembelajaran pada kelas
eksperimen dan kontrol
Kelompok
perlakuan
|
Keterangan
|
N
|
Mean
|
Median
|
Modus
|
Standar
Deviasi
|
Maks
|
Min
|
Jmlh
|
Kel.
Eksperimen
|
Sebelum
|
32
|
67.69
|
69.50
|
70
|
7.438
|
83
|
49
|
2166
|
Sesudah
|
32
|
80.03
|
80.00
|
80
|
5.597
|
97
|
72
|
2561
|
|
Kel.
Kontrol
|
Sebelum
|
38
|
70.13
|
70.00
|
71
|
7.426
|
89
|
50
|
2244
|
Sesudah
|
38
|
73.47
|
73.00
|
69
|
6.965
|
93
|
59
|
2351
|
2.
Data hasil Belajar Logika Matematika
Untuk
mendeskripsikan Mean, Median, Modus dan
Standar Deviasi dari skor nilai Hasil Belajar siswa pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol digunakan SPSS 12. Rangkumannya disajikan pada Tabel dibawah ini
Tabel
3. Deskripsi data Skor nilai hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran pada kelas eksperimen dan kontrol
Kelompok
perlakuan
|
Keterangan
|
N
|
Mean
|
Median
|
Modus
|
Standar
Deviasi
|
Maks
|
Min
|
jmlh
|
Kel.
Eksperimen
|
Sebelum
|
32
|
23.47
|
24.00
|
19
|
8.677
|
43
|
5
|
751
|
Sesudah
|
32
|
76.34
|
76.00
|
67
|
11.201
|
95
|
57
|
2443
|
|
Kel.
Kontrol
|
Sebelum
|
32
|
23.69
|
24.00
|
24
|
5.385
|
33
|
10
|
758
|
Sesudah
|
32
|
51.56
|
48.00
|
62
|
17.090
|
86
|
24
|
1650
|
3.
Uji Keseimbangan Rata-rata.
Sebelum melakukan tindakan untuk penelitian perlu dilakukan uji
keseimbangan rata-rata terhadap sampel-sampel yang dipilih. Pengujian
keseimbangan rata-rata ini dilakukan terhadap skor motivasi awal sebelum
pembelajaran berlangsung dan skor pretes, untuk mengetahui apakah kedua
kelompok dalam keadaan seimbang baik dalam motivasi dan kemampuan. Dari
perhitungan uji keseimbangan rata-rata menghasilkan :
Tabel. 4.Uji Keseimbangan
Jenis yang diuji
|
t hitung
|
t –tabel
|
Sig
|
Keputusan
|
Uji
Keseimbangan
Motivasi
|
-1.566
|
t < -2.00 atau t > 2.00
|
0.128
|
Ho Diterima
|
Uji
Keseimbangan
Pretes
|
-0.130
|
t < -2.00 atau t > 2.00
|
0.897
|
Ho Diterima
|
4. Uji Prasyarat Analisis.
Uji Normalitas
Uji Normalitas ini dilakukan untuk menguji normalitas motivasi belajar siswa dan normalitas hasil
belajar siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Data diambil dari skor angket dan hasil postest
setelah pembelajaran dan dihitung menggunakan rumus chi-kuadrat,
melalui software komputer excel.Hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 5.Uji normalitas variabel motivasi dan
hasil belajar
Kelompok
|
Variabel
|
|
|
Keputusan uji
|
Eksperimen dan
Kontrol
|
Motivasi
Belajar
|
4.20
|
16.80
|
|
Hasil
Belajar
|
16.51
|
16.80
|
|
Uji Homogenitas.
Uji Homogenitas dilakukan
untuk menguji apakah data yang dipergunakan adalah homogen atau tidak, yang
dilakukan untuk variabel motivasi dan variable hasil belajar siswa. Datanya
diambil dari skor angket dan postest setelah pembelajaran berlangsung dan
dihitung dengan menggunakan rumus uji F, melalui software computer
excel.Hasilnya dapat dilihat pada table dibawah ini.
Tabel 6. Uji homogentitas
variabel motivasi dan hasil belajar
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Kelompok
|
Variabel
|
|
|
Keputusan uji
|
Eksperimen dan
Kontrol
|
Motivasi
Belajar
|
0.65
|
2.00
|
Homogen
|
Hasil
Belajar
|
0.43
|
2.00
|
Homogen
|
Hasil Analisis Pengujian Hipotesis
Prosedur uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis uji-t
dengan taraf signifikasi 0,05. Hasil rangkuman analisis uji t tampak pada tabel
dibawah ini:
Tabel 7. Uji Hipotesis.
Variabel
|
thitung
|
Sig
|
Keputusan
uji
|
Motivasi Belajar
|
4.249
|
0.00
|
H1 diterima
|
Hasil
Belajar
|
7.093
|
0.00
|
H1 diterima
|
Berdasarkan hasil analisis uji
t pada tabel rangkuman diatas tampak
bahwa :
Pertama, pada variabel
motivasi belajar, diperoleh bahwa harga statistik uji t hitung = 4,249 dengan
nilai sig 0,00 > sig 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal
ini berarti ada pengaruh pembelajaran yang menggunakan TIK pada kelompok
eksperimen terhadap motivasi belajar. Adapun pengaruhnya adalah lebih baik.
Kedua, pada variabel hasil belajar, diperoleh bahwa harga
statistik uji t hitung = 7,093 dengan nilai sig 0,00 > sig 0,05, maka Ho
ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti ada pengaruh pembelajaran
yang menggunakan TIK pada kelompok eksperimen terhadap hasil belajar. Adapun
pengaruhnya adalah lebih baik.
Pembahasan
Selama ini pembelajaran matematika di SMK Negeri 2
Tebing Tinggi menggunakan modul yang telah ada dan dibuat oleh beberapa
guru bidang studi matematika. Namun tingkat motivasi siswa selama mengikuti
pembelajaran berlangsung masing terasa kurang bersemangat sehingga juga turut
mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh siswa. Siswa masing cenderung hanya
datang, duduk dan diam selama pembelajaran berlangsung atau malahan bagi
beberapa anak pembelajaran terasa membosankan sehingga cenderung bertingkah
negatif. Untuk itulah peneliti mencoba melakukan penelitian dengan mencoba
merubah media pembelajaran pada kelas eksperimen menjadi menggunakan media TIK
sedangkan pada kelas kontrol tetap menggunakan media modul, dengan beberapa
variabel yang terkontrol yaitu dimana materi yang dipelajari , model
pembelajaran , soal tes dan guru
adalah sama. Sedangkan variabel yang
tidak terkontrol meliputi waktu belajar siswa diluar jam sekolah dan pengaruh
lingkungan diluar sekolah.
Pada kelas yang menjadi kelas eksperimen,
pembelajaran dilakukan dengan menggunakan media TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi) yang terdiri dari penggunaan
Laptop/komputer dan Infocus/proyektor untuk menampilkan informasi kepada keseluruhan
siswa secara klasikal baik berupa cerita/video motivasi diawal pembelajaran
maupun pada saat penyampaian materi pembelajaran yang sudah ditulis dalam
bentuk MS.Power Point. Selanjutnya penggunaan Internet untuk menggali materi
dan latihan lebih jauh yang dapat dilakukan siswa secara mandiri atau bersama
guru dan siswa. Sedangkan pada kelompok kontrol sebagai kelas pembanding
menggunakan media yang telah biasa dilakukan selama ini yaitu menggunakan media
Modul, dimana diawal pembelajaran guru juga mencoba untuk memotivasi siswa
secara verbal. Selanjutnya menyampaikan materi secara langsung dengan
menggunakan Modul sebagai sumber materi dan latihan siswa.
Pembelajaran yang menggunakan TIK pada kelas
eksperimen dimulai dengan memberikan motivasi berupa tanyangan video atau
cerita motivasi sebagai usaha guru untuk memotivasi siswa agar bersemangat
dalam pembelajaran terutama pembelajaran matematika. Selanjutnya guru
menyampaikan materi pembelajaran menggunakan metode direct instruction dengan
menampilkan slide materi dalam bentuk MS.Power Point yang dirancang sendiri
oleh guru. Kemudian guru mencoba membimbing siswa yang kurang mengerti dalam
materi dan latihan yang diberikan sehingga siswa secara keseluruhan dapat
memahaminya. Langkah selanjutnya guru
mengajak siswa untuk mencari materi dan latihan lebih jauh melalui dunia
maya/internet. Disini siswa dapat dengan sendiri atau dibantu guru mencari
materi latihan yang sesuai dan membahasnya. Diakhir pembelajaran bersama siswa
mencoba menyimpulkan materi yang didapat pada hari itu serta memberi penugasan
kepada siswa dengan mencari bahan materi selanjutnya terlebih dahulu untuk
dibahan dipertemuan selanjutnya. Dari deskripsi data nampak bahwa pembelajaran
yang menggunakan TIK pada kelas eksperimen lebih tinggi hasilnya dibandingkan
pada kelas yang menggunakan media modul pada kelas kontrol.
Pengaruh pembelajaran yang menggunakan media TIK terhadap
motivasi dan hasil belajar logika matematika.
Dalam kerangka pendidikan formal, motivasi belajar
menjadi salah satu faktor penyebab keberhasilan suatu program pendidikan.
Dengan tindakan tentang persiapan mengajar, pelaksanaan belajar mengajar, maka
guru harus menguatkan motivasi belajar siswa. Sebaliknya, dilihat dari segi
emansipasi kemandirian siswa, motivasi belajar semakin meningkat pada saat
tercapainya hasil belajar. Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang
mengalami perkembangan, siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar
memungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula.
Mengingat pentingnya motivasi terhadap peningkatan
belajar siswa maka guru hendaknya membangkitkan motivasi belajar siswa karena
tanpa motivasi belajar, hasil belajar yang dicapai akan minimum sekali.
Motivasi belajar pada siswa dapat menjadi lemah, lemahnya motivasi atau tiadanya
motivasi belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu hasil belajar akan
menjadi rendah.
Dalam tujuan pembelajaran atau sering juga disebut dengan
tujuan pendidikan, hasil belajar merupakan suatu hal yang paling pokok, karena
berhasil tidaknya tujuan pembelajaran tergantung dari hasil belajar siswa.
Berhasilnya siswa merupakan bagian dari berhasilnya tujuan pendidikan artinya
bahwa apabila hasil belajar siswa yang bagus sudah barang tentu tujuan
pendidikan juga berhasil dan sebaliknya apabila hasil belajar siswa kurang baik
maka tujuan pendidikan belum dapat dikatakan berhasil. Pentingnya hasil belajar
dapat dilihat dari dua sisi yakni bagi guru maupun bagi siswa dalam pengelolaan
pendidikan pada umumnya dan khususnya mengenai tujuan dari pendidikan.
Pembelajaran yang menggunakan TIK sebagai media
pembelajarannya terbukti dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar
matematika siswa, khususnya pada materi logika matematika karena materi logika
matematika adalah materi yang secara khusus mempelajari tentang pengembangan
kemampuan menalar siswa dalam memecahkan masalah baik dalam bidang matematika
sendiri maupun dalam bidang sains, hukum dan bidang lainnya. Dalam mempelajari
logika matematika, pembahasan dimulai dari pengertian pernyataan dan bukan pernyataan,
bentuk logika sampai metode-metode yang digunakan dalam menarik kesimpulan.
Untuk itulah pembelajaran yang menggunakan media TIK memberikan hasil yang
lebih baik dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dibandingkan
dengan pembelajaran yang menggunakan media modul. Itu artinya pembelajaran yang
menggunakan media TIK memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap motivasi dan
hasil belajar siswa.
Simpulan dan Saran
Dari hasil penelitian dan
analisis data yang telah dilakukan dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Pembelajaran
yang menggunakan media TIK memiliki pengaruh lebih baik dari pembelajaran yang
menggunakan media modul terhadap motivasi belajar matematika. Hal ini dapat
dilihat dari nilai rata-rata dan jumlah nilai motivasi setelah pembelajaran,
kelas yang menggunakan media TIK lebih tinggi dari kelas yang menggunakan media
modul. Dengan data nilai rata-rata motivasi kelas yang menggunakan media TIK
adalah 80,00; jumlah nilai 2561, sedangkan nilai rata-rata motivasi kelasyang
menggunakan media modul adalah 73.00; jumlah nilai 2351 .(2) Pembelajaran yang
menggunakan media TIK memiliki pengaruh lebih baik dari pembelajaran yang
menggunakan media modul terhadap hasil belajar matematika. Hal ini dapat
dilihat dari nilai rata-rata dan jumlah nilai hasil belajar setelah
pembelajaran, kelas yang menggunakan media TIK lebih tinggi dari kelas yang
menggunakan media modul. Dengan data nilai rata-rata hasil belajar kelas yang
menggunakan media TIK adalah 76,00; jumlah nilai 2443, sedangkan nilai
rata-rata hasil belajar kelas yang menggunakan media modul adalah 48.00; jumlah
nilai 1650.
Sebagaimana dalam kesimpulan di atas dapat diketahui
bahwa pembelajaran materi logika matematika dengan menggunakan TIK sebagai
media pembelajaran menghasilkan motivasi dan hasil belajar matematika yang
lebih baik dibandingkan dengan motivasi dan hasil belajar yang menggunakan
Modul sebagai media. Sehingga pembelajaran dengan menggunakan TIK dapat dipakai
sebagai alternatif dan referensi para guru matematika pada materi logika
matematika dalam rangka meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
Pembelajaran dengan menggunakan TIK membuat siswa lebih mudah memahami dan
mengingat bahan pelajaran, sebab dalam proses pembelajaran guru
memberikan animasi yang menarik sehingga siswa merasakan pembelajaran
itu menyenangkan, kreatif dan menarik. Dari hasil penelitian ini menunjukkan
penggunaan media TIK dalam pembelajaran sangat berpengaruh terhadap motivasi
dan hasil belajar matematika siswa. Seorang guru matematika sebaiknya berusaha
menyajikan pembelajaran secara kreatif dan menarik untuk meningkatkan motivasi
belajar peserta didik sehingga pada akhirnya peserta didik dapat memperoleh
hasil belajar yang lebih baik.
Dalam rangka turut menyumbangkan pemikiran yang berkenaan
dengan peningkatan hasil belajar matematika disarankan: (1). Kepada Guru. a) Dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran matematika pada materi logika matematika hendaknya menggunakan media yang kreatif dan
menarik sehingga siswa menjadi bersemangat dalam mengikuti setiap pembelajaran,
penggunaan media TIK dalam pembelajaran dapat menjadi alternatif. b) Dalam
menggunakan media TIK, guru hendaknya mengadakan persiapan sebaik mungkin, agar
proses pembelajarannya dapat berlangsung dengan lancer sesuai dengan tujuan
yang diharapkan. c)Hendaknya guru
matematika berusaha meningkatkan kemampuan penggunaan TIK dalam pembelajaran
dan mau mencoba penggunaannya untuk mengajar topik-topik matematika, dan
selanjutnya mau melakukan refleksi agar mendapatkan hasil yang optimal. (2) Kepada Siswa. a) Sebaiknya siswa mengikuti dengan aktif
jalannya pembelajaran dan selalu memperhatikan serta menghargai setiap
penjelasan, pertanyaan atau jawaban yang disampaikan oleh guru dan siswa lain. b) Sebaiknya para siswa sebelum kegiatan
pembelajaran matematika berlangsung, hendaknya telah mempelajari terlebih
dahulu materi pembelajaran supaya dapat dengan mudah memahami materi tersebut.
(3) Kepada
Kepala Sekolah. a) Hendaknya para Kepala Sekolah menyarankan kepada guru
matematika, agar dalam mengajar dapat memperoleh hasil yang optimal harus dapat
memilih media yan tepat dan menarik, salah satunya adalah menggunakan media
TIK. b) Agar proses pembelajaran matematika dengan menggunakan media TIK dapat
berjalan dengan baik dan menghasilkan hasil belajar yang optimal, sebaiknya
para Kepala Sekolah menyediakan kelas yang dilengkapi sarana dan prasarana TIK
serta dapat terakses internet. (4) Kepada Dinas Pendidikan/BAPPEDA. a) Selama ini pembelajaran di SMK dianjurkan untuk
menggunakan modul. Dari hasil penelitian ini hendaknya dinas pendidikan
mengupayakan pelatihan bagi guru bidang studi dalam pembuatan Modul berbasis
TIK, agar guru bidang studi menjadi lebih profesional.b) Hendaknya dinas
pendidikan dan bappeda dapat terus mengadakan pelatihan dan perlombaan
pembuatan karya tulis bagi guru, agar guru senantiasa mau mencoba melakukan
perubahan yang lebih baik dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa. (5) Kepada Pemerintah disarankan melakukan kebijakan percepatan sambungan
layanan internet yang luas dan murah secara nasional sehingga kesenjangan
digital dapat diatasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Poetri, (2011), Pengertian Modul ( dalam media Pembelajaran PAI). [Online]. Tersedia: http://aliranim.blogspot.com/2011/02/. [15 Maret 2011].
Dimyati dan Mujiono, (2002), Belajar dan Pembelajaran. Asdi Mahasatya: Jakarta.
Fakhrurrozi, H, (2006), Menyoal paradigma Mutu Pendidikan Indonesia. [Online] Tersedia : http://izoruhai.wordpress.com/2006/12/09/..[9 Maret 2011].
Hadi L, Satria, (2009), Total Motivation. Pro-you: Yogyakarta.
Hamalik, Oemar, (2006), Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Bandung.
Hammad, (2009), Pendidikan Matematika Realistik Indonesia. [Online]. Tersedia: http://h4mm4d.wordpress.com.
[13 April 2010].
Nia-Rusva, (2010), Potret Kompetensi Guru IPA dalam Pemanfaatan TIK untuk Pembelajaran di
tingkat SMA Jakarta Pusat. Ringkasan. [Online]. Tersedia: http://directory.umm.ac.id. [15 Maret 2011].
Munawar, Indra, (2009), Hasil Belajar (Pengertian dan Definisi). [Online]. Tersedia: http://Indramunawar.blogspot.com//2009/06/. [15 Maret 2011].
Repository (2011), Peningkatan kemampuan pemahaman, pemecahan masalah dan disposisi....[Online].Tersedia:http//repository.upi.edu/operator/upload/d_mtk_0707260_chapter1.pdf.[ 25 Mei 2011]
Riyanto, Y, (2009), Paragdima baru pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam
Implementasi Pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Kencana: Jakarta.
Rulam, (2009), Peranan Teknologi Informasi dalam kegiatan Pembelajaran. [Online].Tersedia:
http://www.infodiknas.com. [15 Maret 2011].
Santyasa, (2009). Metode Penelitian dan Pengembangan Modul. [Online]. Tersedia : http:///www.freewebs.com/santyasa/pdf2/METODE_PENELITIAN.pdf.[19 Juni 2011]
Slameto, (1991), Belajar dan faktor-faktor yang mempegaruhinya. Bumi Aksara:
Jakarta.
Sudrajat, A, (2008), Teori-teori Motivasi. [Online].Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/06/. [15 Maret 2011].
Sudrajat, A, (2008), Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12.
[15 Maret 2011].
Sukastomo, (2005), Uji
Kemampuan Sekolah. [Online]. Tersedia: http://suaramerdeka.com/harian/0508/01101/opi03.htm. [10April 2011].
Syoadih S, Nana,(2005), Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Rosda: Bandung.
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Prenada: Jakarta.
Uno, Hamzah B, (2008), Teori Motivasi dan Pengukurannya. Bumi Aksara: Jakarta.
BIODATA PENULIS
Nama Lengkap : FATHUR
RAHMI, S.Pd
Jenis Kelamin : PEREMPUAN
Alamat : BTN GRIYA BULIAN
PERMAI LK. III BLOK C 002 RT/RW:003/003. KEL.
PINANG MANCUNG.KEC. BAJENIS KOTA
TEBING TINGGI 20612
Telp/Hp :
085261147758/085261512298
Email :
fathurrahmi@ymail.com
No comments:
Post a Comment