BAB I
PENDAHULUAN
Hamidi, S.Pd.SD
SD Negeri 024 Teluk Binjai
ABSTRACT
Masalah utama penelitian
ini adalah rendahnya hasil belajar siswa dan masalah dicoba diatasi dengan
menggunakan model permainan kartu rumus geometri. Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian
ini adalah penelitian Tindakan Kelas dengan subjek siswa kelas 6.A SD Negeri
024 Teluk Binjai yang berjumlah 20 orang Penelitian diadakan dalam kurun waktu
02 September 2017 sampai dengan 02 Desember 2017
Data dari penelitian
ini dikumpulkan melalui serangkaian test tentang rumus bangun datar dan bangun
ruang. Untuk mengukur perkembangan kemajuan siswa dalam belajar menggunakan
model permainan kartu. Untuk meningkatkan hasil belajar. Sedangkan data yang
diperoleh diaalisa secara deskriptif.
Penelitian diadakan dalam 2 siklus. Pada siklus pertama nilai rata-rata siswa
71,6. Sedangkan pada siklus kedua meningkat menjadi 73,2.
Kesimpulan dari
penelitian ini adalah dengan diadakannya penelitian tindakan kelas ini dapat
menemukan kelemahan dan kekurangan dalam pembelajaran.
Kata kunci : Hasil Belajar
- Latar belakang
Berbicara mengenai
pembelajaran Matematika di SD banyaklah kekurangan-kekurangan yang terjadi,
misalkan bahwa pendekatan abstrak dengan metode ceramah dan pemberian tugas,
sangatlah dominan dari setiap kegiatan pembelajaran yang dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa.
Hasil belajar
merupakan suatu usaha untuk mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang
telah dicapai oleh seseorang dalam belajar. Hasil belajar ditentukan dengan
ketercapaian daya serap terhadap bahan pembelajaran yang diajarkan,
baik secara individual maupun kelompok. Pengukuran ketercapaian daya
serap ini biasanya dilakukan dengan penetapan Kriteria Ketuntasan
Belajar Minimal (KKM).
Geometri adalah
merupakan studi tentang geometris, seperti segitiga, lingkaran, oval, persegi, persegi
panjang, jajaran genjang, belah ketupat, bola, kerucut, silinder, piramida,
prisma, belahan dll. Mempelajari geometri menyediakan banyak keterampilan dasar
dan membantu untuk membangun kemampuan berpikir logika, penalaran analitis dan
pemecahan masalah. Geometri memungkinkan kita untuk memahami ruang dalam sebuah
kehidupan nyata yang membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang lebih baik.
Geometri memiliki banyak praktek penggunaan, dari yang paling dasar sampai
perkembangan teknologi yang semakin berkembang.
Dalam pembelajaran
matematika dengan materi geometri, peserta didik diharapkan 90% dapat
menuntaskan atau mecapai KKM yang ditetapka
sekolah yaitu 75. Namun kenyataannya peserta didik tidak dapat mengikuti
pembelajaran geometri dengan baik
Terjadinya
kesenjangan antara kondisi ideal dengan kenyataan yang terjadi di sekolah bisa
disebabkan antara lain belum dimanfaatkan alat peraga secara maksimal, metode
pembelajaran yang tidak berubah, media pembelajaran yang belum tersedia dan
ketersediaan buku pembelajara yang terbatas. Kemungkinan lain tidak ada dorongan dan
bimbingan dari orang tua.
Sebagai seorang
peneliti penulis selalu memikirkan dan memperhatikan bagaimana mengatasi kesenjangan
ini yaitu rendahnya hasil belajar matematika peserta didik, hal ini dapat
diselesaikan dengan menggunakan permainan game kartu. Tapi ini belum teruji
secara ilmiah, oleh sebab itu penulis tertantang untuk melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan Judul “ MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS ENAM
PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DALAM MATERI GEOMETRI DENGAN PERMAINAN GAME KARTU
DI SD NEGERI 024 TELUK BINJAI KOTA DUMAI ”.
- Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam
Penilitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut:
1. belum dimanfaatkan alat peraga secara
maksimal;
2. metode pembelajaran yang tidak berubah;
3. media pembelajaran yang belum tersedia;
4. ketersediaan buku pembelajara yang terbatas,
dan;
5. tidak ada dorongan dan bimbingan dari
orang tua.
- Pembatasan Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah diatas penelitian ini hanya dibatasi pada Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas Enam Pada Pembelajaran Matematika Dalam Materi
Geometri Dengan Permainan Game Kartu Di Sd Negeri 024 Teluk Binjai Kota Dumai.
- Rumusan Masalah
Rumusan masalah
PTK ini adalah : apakah dengan permainan game kartu dapat meningkatkan hasil
belajar matematika materi geometri di SD Negeri 024 Teluk Binjai Kota Dumai?
- Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian
Tindakan Kelas ini adalah untuk membuktikan bahwa melalui permainan game kartu
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas enam pembelajaran
matematika materi geometri di SD Negeri 024 Teluk Binjai Kota Dumai.
- Manfaat Penelitian
1. Hasil belajar siswa dapat memenuhi KKM
yang ditetapkan sekolah.
2. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,
baik dalam hal kualitas proses maupun kualitas hasil.
3. Dapat memenuhi persyaratan kenaikan
pangkat
BAB II
KAJIAN TEORY
A. Hasil Belajar
Secara
etimologis, hasil belajar merupakan gabungan dari kata hasil dan belajar. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (Kridalaksana,1990:14,343) “hasil adalah sesuatu
yang diadakan (dibuat,dijadikan) akibat usaha.” “Belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu untuk
merubah tingkah laku atau tanggapan yang di sebabkan pengalaman.”
Berdasarkan
pengertian diatas maka dapat diperoleh suatu pengertian bahwa hasil belajar
adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang wujudnya
berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang disebabkan oleh
pengalaman.
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne (Supriono,2009), hasil belajar itu berupa:
1.
Informasi verbal yang kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik
terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi
simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.
2.
Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempesentasikan konsep dan lambang.
Kemampuan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan
analitis sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.
Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif
bersifat khas.
3.
Stategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas
kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan
masalah.
4.
Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam
urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5.
Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa
kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan
kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.
Menurut
Bloom (Supriono,2009:6-7) Hasil belajar mencakup kemampuan kognitf,
afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan
hubungan), synthesis (mengorganisasikan,
merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation
(menilai). Domain efektif adalah receiving
(sikap menerima), responding (memberikan
respons), valuing (nilai), organitation (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain
psikomotor meliputi initiatory,
pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan
produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Sementara,
menurut Lindgren (Supriono,2009:7) “hasil pembelajaran meliputi kecakapan,
informasi, pengertian, dan sikap.”
Dari
beberapa pendapat, maka dapat disimpulkan hasil belajar adalah perubahan
perilaku secara keseluruhan (kognitif, afektif, psikomotor) bukan hanya salah
satu aspek potensi saja.
B. Pembelajaran Matematika
Pengertian matematika dan pembelajaran matematika menurut ahli/pakar adalah pokok pembahasan materi pelajaran
matematika yang akan dijelaskan dengan lengkap dan detail pada materi belajar berikut ini. Adapun sub pembahasan mengenai
Matematika dan Pembelajarannya menurut ahli didalam belajar pendidikan
matematika yang akan diuraikan yakni sebagai berikut :
1. Definisi / pengertian matematika.
2. Definisi / pengertian pembelajaran matematika.
1. Definisi matematika
Berikut ini
adalah arti matematika yang dikemukakan oleh para ahli, yang dapat dijelaskan
sebagai berikut
Definisi matematika menurut
Abdurahman (2003: 252) adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk
mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sehingga fungsi
teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir.
Kemudian arti matematika
menurut Ruseffendi (1980: 148) yang menyatakan bahwa matematika adalah ilmu
keteraturan, ilmu tentang struktur yang terorganisasikan mulai dari unsur yang
tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan ke aksioma atau postulat dan
akhirnya ke dalil.
Atas dasar-dasar teori konsep
matematika menurut para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian matematika adalah suatu
ilmu yang mempelajari tentang susunan atau struktur yang terorganisasikan yang
dimulai dengan unsur yang tidak di definisikan/ diartikan, ke dalam unsur yang
didefinisikan ke aksioma atau postulat dan yang pada akhirnya ke dalil yang
mana fungsi praktisnya berguna mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif
serta keruangan sehingga fungsi teoritisnya ialah guna memudahkan berfikir.
2. Definisi pembelajaran matematika
Dibawah ini
adalah arti pembelajaran matematika berdasarkan pengertian matematika oleh para
ahli diatas, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
Atas dasar-dasar teori konsep
belajar dan pembelajaran yang pernah dibahas sebelumnya.
Dan juga pengertian atau
definisi, teori maupun konsep matematika menurut para ahli diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran matematika adalah suatu
proses interaksi belajar mengajar pelajaran matematika yang dilakukan antara
siswa dan guru yang mana, proses tersebut merupakan sebagai suatu sarana atau
wadah yang berfungsi untuk mempermudah berfikir didalam ilmu atau konsep-konsep
abstrak.
C. Hipotesa Tinakan
Berdasarkan
tiori yang digunakan di atas maka hipotesa tindakan dari penelitian ini adalah
dengan menggunakan permainan game kartu dapat meningkatkan hasil belajar
matematika materi geometri peserta didik.
D. Kerangka Berfikir
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Setting Penelitian
Setting penelitian ini meliputi tempat penelitian, waktu penelitian dan
siklus penelitian.
1. Tempat Penelitian :
Tempat penelitian dilaksanakan di SD
Negeri 024 Teluk Binjai Kota Dumai
2. Waktu Penelitian :
Waktu penelitian dilaksanakan dari tanggal
25 September 2017 sampai dengan tanggal
14 Oktober 2017
3. Siklus Penelitian
Siklus penelitian dilakukan sebanyak 2
siklus yaitu siklus satu, dan siklus dua.
B.
Persiapan Penelitian
Pada tahapan
persiapan ini peneliti memilih kompetensi dasar, membuat RPP dan menyiapkan
langkah-langkah pembelajaran, menyiapkan alat ukur, dan instrumen peelitian.
C.
Subyek Penelitian
Subyek
penelitian ini adalah peserta didik kelas 6 SD Negeri 024 Teluk Binjai Kota
Dumai.
D.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Tujuan
penelitian ini adalah untuk melihat keberhasilan brlajar peserta didik dengan
menggunakan asismen atau penilaian melalui soal-soal latihan yang dikembangkan
dari kompetensi dasar.
E.
Analisis Data
Untuk
mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan
analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif
kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan
atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui
prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap
kegiatan pembelajaran serta aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan
atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap
putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis
pada setiap akhir putaran.
F.
Prosedur Penelitian
Penelitian
tindakan ini dilakukan dalam 2 siklus untuk melihat perkembangan peningkatan
hasil belajar matematika materi geometri peserta didik dengan menggunakan
permainan game kartu.
Setiap siklus
terdiri dari 3 tahapan yaitu perencanaan atau persiapan, kemudian pelaksanaan
dan di tindak lanjut dengan refleksi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Adapun
deskripsi hasil penelitian tindakan ini dapat diuraikan dalam tahapan
siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan seperti berikut ini
- Siklus 1
- Perencanaan
a. Penulis mempelajari KD dan menyusun RPP
b. Berdasarkan KD disusun langkah-langkah
pembelajaran
c. Untuk siklus 1 penulis belum memberi
perlakuan, tapi langsung menguji hasil belajar geometri peserta didik.
- Pelaksanaan
a. Menyuruh setiap anak menyebutkan nama
bangun datar dan ruang
b. Menganalisa hasil uji coba atau pre test
3. Hasil atau pengamatan pre test siswa seperti terlihat
pada tabel berikut.
Tabel Hasil Pre
Test Siklus I
No.
|
Nama Siswa
|
Nilai Siklus I
|
Tuntas /
Tidak Tuntas
|
Nilai Tertinggi / Terendah
|
1.
|
AP
|
65
|
Tidak Tuntas
|
|
2.
|
AW
|
65
|
Tidak Tuntas
|
|
3.
|
AR
|
75
|
Tuntas
|
|
4.
|
DS
|
75
|
Tuntas
|
|
5.
|
DVW
|
75
|
Tuntas
|
|
6.
|
DO
|
75
|
Tuntas
|
|
7.
|
FS
|
60
|
Tidak Tuntas
|
Terendah
|
8.
|
MZA
|
77
|
Tuntas
|
|
9.
|
MA
|
77
|
Tuntas
|
|
10.
|
ML
|
75
|
Tuntas
|
|
11.
|
MF
|
65
|
Tidak Tuntas
|
|
12.
|
NFS
|
75
|
Tuntas
|
|
13.
|
PR
|
65
|
Tidak Tuntas
|
|
14.
|
RF
|
77
|
Tuntas
|
|
15.
|
RI
|
68
|
Tidak Tuntas
|
|
16.
|
RS
|
65
|
Tidak Tuntas
|
|
17.
|
RT
|
76
|
Tuntas
|
|
18.
|
SB
|
80
|
Tuntas
|
Tertinggi
|
19.
|
SD
|
77
|
Tuntas
|
|
20.
|
UR
|
75
|
Tuntas
|
|
Jumlah
|
1.432
|
|||
Rata rata
|
71,6
|
Tabel Rekapitulasi Hasil Pre Test
Siswa pada Siklus I
No
|
Uraian
|
Hasil Siklus I
|
1
2
3
|
Nilai
rata-rata tes formatif
Jumlah siswa
yang tuntas belajar
Persentase
ketuntasan belajar
|
71,6
13 siswa
65 %
|
Dari tabel di atas dapat dijelaskan
bahwa dengan menerapkan pembelajaran konvensional atau belum menggunakan model
permainan kartu rumus diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah
71,6 dan ketuntasan belajar mencapai 65 % atau ada 13 siswa dari 20 siswa sudah tuntas belajar. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum
tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 hanya sebesar 65 %
lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 75%. Hal
ini disebabkan karena siswa masih belum memahami model belajar.
4. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari
hasil pengamatan sebagai berikut:
1)
Guru kurang baik dalam
memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran
2)
Guru kurang baik dalam
pengelolaan waktu
3)
Siswa
kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada
siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya refisi untuk
dilakukan pada siklus berikutnya.
1)
Guru
perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap
kegiatan yang akan dilakukan.
2)
Guru
perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-informasi
yang dirasa perlu dan memberi catatan
3)
Guru
harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bisa
lebih antusias.
B. Siklus
II
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan
perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran, soal tes formatif,
dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal
25 September 2017 di Kelas 6.A Semester Ganjil dengan jumlah 20 siswa.
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar
mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan refleksi pada siklus I,
sehingga kesalah atau kekurangan pada siklus I tidak terulanga lagi pada siklus
II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar
mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa
diberi test formatif dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa
dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan
adalah tes formatif. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai
berikut.
3. Hasil atau pengamatan pre
test siswa seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel Hasil Siklus
II
No.
|
Nama Siswa
|
Nilai Siklus II
|
Tuntas / Tidak Tuntas
|
Nilai Tertinggi/ Terendah
|
1.
|
AP
|
75
|
Tuntas
|
|
2.
|
AW
|
67
|
Tidak Tuntas
|
|
3.
|
AR
|
76
|
Tuntas
|
|
4.
|
DS
|
75
|
Tuntas
|
|
5.
|
DVW
|
75
|
Tuntas
|
|
6.
|
DO
|
75
|
Tuntas
|
|
7.
|
FS
|
62
|
Tidak Tuntas
|
Terendah
|
8.
|
MZA
|
77
|
Tuntas
|
|
9.
|
MA
|
77
|
Tuntas
|
|
10.
|
ML
|
75
|
Tuntas
|
|
11.
|
MF
|
65
|
Tidak Tuntas
|
|
12.
|
NFS
|
75
|
Tuntas
|
|
13.
|
PR
|
65
|
Tidak Tuntas
|
|
14.
|
RF
|
77
|
Tuntas
|
|
15.
|
RI
|
75
|
Tuntas
|
|
16.
|
RS
|
65
|
Tidak Tuntas
|
|
17.
|
RT
|
76
|
Tuntas
|
|
18.
|
SB
|
80
|
Tuntas
|
Tertinggi
|
19.
|
SD
|
77
|
Tuntas
|
|
20.
|
UR
|
75
|
Tuntas
|
|
Jumlah
|
1.464
|
|||
Rata rata
|
73,2
|
Tabel Hasil Tes Formatif Siswa pada
Siklus II
No
|
Uraian
|
Hasil Siklus II
|
1
2
3
|
Nilai
rata-rata tes formatif
Jumlah siswa
yang tuntas belajar
Persentase
ketuntasan belajar
|
73,2
15 siswa
75 %
|
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa
adalah 73,2 dan ketuntasan belajar mencapai 75 % atau ada 15 siswa dari 20
siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini
ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih
baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena siswa
sudah mulai beradaptasi dan mulai mengerti dengan cara pembelalajaran baru
tersebut. Disamping itu siswa yang lebih pandai juga mulai mengajari temanya
yang kurang mampu dalam penguasan materi pelajaran.
4. Refleksi
Pada tahap ini dikaji apa yang telah
terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar
mengajar dengan penerapan belajar aktif. Dari data-data yang telah diperoleh
dapat duraikan sebagai berikut:
1)
Selama
proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik.
Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase
pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.
2)
Berdasarkan
data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar
berlangsung.
3)
Kekurangan
pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan
sehingga menjadi lebih baik.
Pada siklus II guru telah meningkatkan hasil belajar siswa dengan
model permainan kartu rumus geometri dengan baik dan dilihat dari aktivitas
siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah
berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan siklus terlalu banyak, tetapi yang
perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan
mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar
mengajar selanjutnya dengan permainan kartu rumus geometri dapat meningkatkan
proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Pembahasan
1. Ketuntasan
Hasil belajar Siswa
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan permainan
kartu rumus geometri memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman dan
penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru selama ini
(ketuntasan belajar meningkat dari siklus I ke siklus II) yaitu masing-masing 65
% dan 75 %. Pada siklus II
ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh
aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran dengan permainan kartu rumus eometri dalam setiap siklus
mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap proses mengingat
kembali materi pelajaran yang telah diterima selama ini, yaitu dapat
ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang
mengalami peningkatan..
3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Matematika dengan pembelajaran permainan
kartu rumus geometri yang paling dominan adalah mendengarkan/memperhatikan
penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat
dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama
pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah belajar aktif dengan baik. Hal
ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing
dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan, menjelaskan, memberi umpan
balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup
besar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dikemukakan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat ditarik dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Pembelajaran
dengan model permainan kartu rumus geometri memiliki dampak positif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan
belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (65%), dan siklus II (75%).
2.
Model
permainan kartu rumus geometri mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan rata-rata jawaban
siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat terhadap pembelajaran
dengan permainan kartu rumus geometri, sehingga mereka menjadi termotivasi
untuk belajar.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari
uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar Matematika lebih efektif dan
lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai
berikut:
1.
Untuk
melaksanakan pembelajaran dengan permainan kartu rumus geometri memerlukan
persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih
topik yang benar-benar bisa menerapkan pembelajaran dengan model permainan
kartu rumus geometri dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil
yang optimal.
2.
Dalam
rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih
siswa dengan berbagai metode, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan
pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil
atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
3.
Perlu
adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
dilakukan di SD Negeri 024 Teluk Binjai Kec. Dumai Timur.
4.
Untuk
penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh
hasil yang lebih baik.
DAFTAR REFERENSI
No comments:
Post a Comment