NOVITA, S.Pd. AUD
TK Islam Al- Azhar Kota Dumai Riau
ABSTRACT
The main problem in this study is the low ability to count on the child and the problem is overcome by using the game method of beam numbers. This study aims to prove that through the method of playing beam numbers can improve the ability to count in early childhood group B in Tk. Islam Al-Azhar Dumai. This research is classroom research with subject of student in TK.Islam Al-Azhar Dumai which amounted to 20 children. Research conducted in 3 month period (September to November2017).
Data from this study were collected through a series of tests on numeracy learning to measure the progress of students' progress in learning to use the game of beam numbers to improve children's numeracy skills. While the data obtained were analyzed descriptively. The study was conducted in 2 Cycles. In the first cycle the ability to count children is very good value (BSB) only 3 people (15%), whereas in cycle 2 the ability of children to increase very good value (BSB) to 17 people(85%).
The conclusions of this study are: Based on the program and data presented in Chapter IV, the conclusion of this study is as follows: that through the game method of block beam can improve the ability to count children.
The main problem in this study is the low ability to count on the child and the problem is overcome by using the game method of beam numbers. This study aims to prove that through the method of playing beam numbers can improve the ability to count in early childhood group B in Tk. Islam Al-Azhar Dumai. This research is classroom research with subject of student in TK.Islam Al-Azhar Dumai which amounted to 20 children. Research conducted in 3 month period (September to November2017).
Data from this study were collected through a series of tests on numeracy learning to measure the progress of students' progress in learning to use the game of beam numbers to improve children's numeracy skills. While the data obtained were analyzed descriptively. The study was conducted in 2 Cycles. In the first cycle the ability to count children is very good value (BSB) only 3 people (15%), whereas in cycle 2 the ability of children to increase very good value (BSB) to 17 people(85%).
The conclusions of this study are: Based on the program and data presented in Chapter IV, the conclusion of this study is as follows: that through the game method of block beam can improve the ability to count children.
Kata kunci : Meningkatkan
kemampuan berhitung anak
A. Latar belakang
Masih merasa penghasilan kurang? Jangan hanya mengeluh. Mari bergabung untuk mendapatkan Income Rp.800 Juta,- Dari Bisnis Iklan
Silahkan klik http://www.muslimpromo.com/?ref=8100
Masih merasa penghasilan kurang? Jangan hanya mengeluh. Mari bergabung untuk mendapatkan Income Rp.800 Juta,- Dari Bisnis Iklan
Silahkan klik http://www.muslimpromo.com/?ref=8100
Undang undang nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 menyatakan bahwa pendidikan anak
usia dini dapat diselesaikan melalui jalur formal, non formal, dan informal.
Taman kanak-kanak bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi
baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama,
sosial,emosional,kognitif, bahasa, fisik motorik kemandirian dan seni untuk
mempersiapkan memasuki pendidikan dasar. Maka dari itulah di tk dikenalkan
pembelajran berhitung bagi anak usia dini. Berhitung merupakan bagian dari
matematika terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan
kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar bagi
anak.
Anak usia dini adalah masa yang sangat
strategis untuk mengenalkan berhitung pada jalur matematika, karena usia dini
sangat peka terhadap rangsangan yang yang diterima dari lingkungan.
Pembelajaran berhitung di tk sangat diperlukan terutama di Tk Islam Al-Azhar
karena kenyataan yang terjadi masih banyak anak yang kemampuan berhitungnya
masih kurang. Pembelajaran berhitung berguna untuk mengembangkan pengetahuan
dasar matematika. Sehingga anak secara mental siap mengikuti pembelajran
matematika lebih lanjut di sekolah dasar seperti konsep bilangan, lambang
bilangan, warna, bentuk, ukuran, ruang, dan posisi melalui berbagai bentuk alat dan kegiatan bermain
yang menyenangkan.
Secara umum berhitung bagi anak usia
dini bertujuan untuk mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung sehingga
pada saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran berhitung pada
jenjang selanjutnya yang lebih kompleks. Sedangkan secara khusus, dapat
berpikir logis dan sistematis sejak dini melalui pengamatan terhadap
benda-benda konkrit gambar-gambar atau angka-angka yang terdapat disekitar,
anak dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat yang
dalam kesehariannya memerlukan kemampuan berhitung, ketelitian, konsentrasi,
abstraksi dan daya apresiasi yang lebih tinggi,memiliki pemahaman konsep ruang
dan waktu serta dapat memperkirakan kemungkinan
urutan sesuai peristiwa yang terjadi disekitarnya,dan memiliki
kreatifitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara spontan (Depdiknas,
2000).
Jadi pembelajaran berhitung anak usia dini
diharapkan dapat tercapai dengan maksimal untuk melatih anak berpikir logis dan
sistematis sejak dini dan mengenalkan dasar-dasar pembelajaran berhitung
sehingga pada saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran berhitung pada jenjang selanjutnya yang lebih
komplek.
Terjadinya kesenjangan antara kondisi
ideal dengan kenyataan yang terjadi disekolah bisa disebabkan terjadi oleh
beberapa hal antara lain : metode yang diberikan guru kurang tepat, atau
rendahnya kemampuan anak dalam berhitung, kemungkinan juga terjadi karena alat peraga guru yang kurang menarik,
atau juga karena konsentrasi anak yang masih kurang , juga tidak tertutup
kemungkinan karena tidak adanya bimbingan belajar dari orang tua.
Sebagai seorang guru, penulis selalu
memikirkan bagaimana mengatasi kesenjangan ini yaitu rendahnya kemampuan
berhitung pada anak. Dan penulis merasa
bisa menyelesaikan masalah ini dengan menggunakan metode Permaian balok angka.
Tapi ini belum teruji secara ilmiah. Oleh
sebab itulah penulis tertantang untuk melakukan penelitian tindakan kelas
dengan judul “MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK USIA DINI PADA
KELOMPOK B DI TK ISLAM AL-AZHAR DUMAI MELALUI
METODE BERMAIN BALOK ANGKA “.
A.
Indentifikas
Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
1. Metode
yang diberikan guru kurang tepat
2. Rendahnya
kemampuan anak dalam berhitung
3. Alat
peraga guru yang kurang menarik
4. Kurangnya
konsentrasi anak dalam belajar
5. Tidak
adanya bimbingan belajar dari orang tua
B.
Pembatasan
Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas
penelitian ini hanya dibatasi pada MENINGKATKAN KEMAMAMPUAN BERHITUNG ANAK PADA
ANAK USIA DINI KELOMPOK B DI TK ISLAM AL-AZHAR DUMAI MELALUI METODE BERMAIN
BALOK ANGKA.
C.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah ini adalah apakah melalui
metode bermain balok angka dapat meningkatkan kemampuan berhitung pada anak
usia dini pada kelompok B di Tk.Islam Al-Azhar Dumai.
D.
Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini
adalah untuk membuktikan bahwa melalui metode bermain balok angka dapat
meningkatkan kemampuan berhitung pada anak usia dini kelompok B di Tk. Islam
Al-Azhar Dumai.
E.
Manfaat
Penelitian
Manfaat Penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Sebagai
bahan naik pangkat
2. Untuk
meningkatkan hasil belajar anak
3. Untuk
meningkatkan profesional sebagai seorang guru
BAB II
KAJIAN TEORY
A.
Teory
yang digunakan
Penelitian ini berhubungan dengan
kesiapan anak untuk memasuki pendidikan
kejenjang selanjutnya yaitu jenjang pendidikan dasar. Karena alasan ini pada
kajian teori ini perlu diperjelas pada anak usia dini.
1. Kemampuan
Berhitung
Bagi
anak usia dini, kemampuan tersebut disebut dengan kemampuan berhitung
permulaan, yakni kemampuan yang dimiliki setiap anak untuk mengembangkan
kemampuannya, karakteristik perkembangannya dimulai dari lingkungan yang
terdekat dengan dirinya, sejalan dengan perkembangan kemampuannya anak dapat
meningkat ke tahap pengertian mengenai jumlah, yang berhubungan dengan
penjumlahan dan pengurangan (Susanto, 2011).
Menurut
Piaget, tujuan pembelajaran berhitung anak usia dini sebagai
logico-mathematical learning atau belajar berpikir logis dan matematis dengan
cara yang menyenangkan dan tidak rumit. Sehingga bukan agar anak dapat
menghitung sampai seratus atau seribu, tetapi memahami bahasa matematis dan
penggunaannya untuk berpikir (Suyanto, 2005).
2. Anak
Usia Dini
Pengertian anak usia
dini menurut para ahli
1. John
locke terkenal dengan teori “Tabula
Rasa”. Teori ini berpendapat bahwa anak lahir dalam keadaan seperti kertas
putih sehingga lingkunganlah yang berpengaruh terhadap pembentukan dirinya.
Lingkunganlah yang mengisi kertas kosong tersebut yang dinamakan pengalaman.
Pengalaman-pengalaman anak akana berpengaruh terhadap pembentukan karakter
anak.
2. Jean Jaques
Rousseau adalah salah satu filsuf yang mendasari teori maturisional yang
beranggapan bahwa yang berpengaruh terhadap perkembangan anak adalah berasal
dari anak sendiri atau berkembang secara alami. Pendidikan harus membiarkan
anak tumbuh tanpa intervensi dengan cara tidak membandingkan anak antara satu
dengan yang lainnya.
Dalam pemikirannya Rousseau
beranggapan bahwa anak lahir dalam keadaan baik, lingkunganlah yang membuat
anak menjadi jahat.
3. Menurut
Froebel, sejak lahir dan menjalani masa kanak-kanak, seseorang harus menjalani
hidup sesuai perkembangannya. Secara kodrati, seorang anak membawa sifat baik,
sifat buruk anak muncul karena pendidikan yang salah.
4. Maria
Montessori adalah seorang dokter bidang penyakit anak yang meyakini bahwa
pendidikan dimulai sejak lahir. Bayi yang masih
kecil perlu dikenalkan dengan orang-orang dan suara-suara, diajak
bermain dan bercakap-cakap agar anak-anak dapat berkembang menjadi anak yang
normal dan bahagia.
5. Ki
Hadjar Dewantara adalah tokoh pendidikan Indonesia, dan karaena kegigihannya ia
dinobatkan sebagai bapak pendidikan Indonesia. Dewantara mendirikan Taman
Indria untuk anak usia dini. Pandangan Dewantara tentang pendidikan adalah ing ngarso sung tulodho, ing madyo
mangunkarso, tut wuri handayani.
6. Gardner
adalah tokoh yang terkenal dengan pemikirannya tentang kecerdasan jamak, dalam
pemikiran Gardner setiap anak adalah cerdas, tugas guru adalah mengarahkannya
agar anak menjadi cerdas. Dimensi kecerdasan menurut Gardner antara lain:
kecerdasan bahasa, kecerdasan logika-matematika, kecerdasan music, kecerdasan
gerak tubuh, kecerdasan visual-spasial, intrapersonal, interpersonal, naturalis
dan spiritual.
3. Pengertian
metode
Menurut
hebert Bisno (1968) yang dimaksud metode adalah teknik-teknik yang
digeneralisaikan dengan baik agar dapat diterima atau dapat diterapkan secara
sama dalam sebuah praktek, atau bidang disiplin dan praktek.
Menurut
Hidayat (1996 ; 60) kata metode berasal dari bahasa yunani, methodos yang
berarti jalan atau cara. Jalan atau cara yang dimaksud disini adalah sebuah
upaya atau usaha dalam meraih sesuatu yang diinginkan.
Sedangkan
menurut Max Siporin (1975) yang dimaksud metode adalah sebuah orientasi aktifitas
yang mengarah pada tujuan-tujuan dan tugas-tugas nyata.
4. Pengertian Balok Angka
Balok
angka bisa mengajarkan kepada anak tentang pengetahuan angka berapa saja yang
terdapat dibalok angka tersebut.
Balok
adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk oleh tiga pasang persegi atau
persegi panjang, dengan paling tidak satu pasang diantaranya berukuran berbeda.
Balok memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik sudut. Balok adalah suatu bangun
ruang yang dibatasi oleh 6 persegi panjang, di mana setiap sisi persegi panjang
berimpit dengan tepat satu sisi
persegi panjang yang lain dan persegipanjang yang sehadap adalah kongruen. (http://genius.smpn1mgl.sch.id/file.php/1/ANIMASI/matematika/Balok/index.html).
persegi panjang yang lain dan persegipanjang yang sehadap adalah kongruen. (http://genius.smpn1mgl.sch.id/file.php/1/ANIMASI/matematika/Balok/index.html).
B.
Hipotesa
Tindakan
Berdasarkan teori yang digunakan diatas
maka hipotesa tindakan ini adalah dengan metode permainan balok angka dapat
meningkatkan kemampuan berhitung pada anak usia dini.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Setting
Penelitian
Setting penelitian ini meliputi : tempat
penelitian, waktu penelitian dan siklus penelitian
1. Tempat
Penelitian
Penelitian ini
dilakukan di TK.ISLAM AL-AZHAR DUMAI.
2. Waktu
Penellitian
Penelitian tindakan
kelas ini dilakukan antara tanggal 25 September s/d 15 Oktober 2017
3. Siklus
Penelitian
Penelitian tindakan
kelas ini dilakukan dalam 2 siklus untuk melihat perkembangan kemampuan
berhitung anak
B.
Persiapan
Penelitian
Pada tahap persiapan ini pertama kali
peneliti memilih KD, membuat RPPH, menentukan langkah-langkah dan menyiapkan
alat ukur/ instrumen penelitian.
C.
Subjec
Penelitian
Subjek
Penelitian ini adalah anak kelompok B1 Tk.Islam Al-Azhar Dumai.
D.
Teknik
dan Alat Pengumpulan Data
Tujuan penelitian ini adalah untuk
melihat peningkatan kemampuan anak dalam berhitung dengan menggunakan metode
permainan balok angka. Maka instrumen penilaiannya menggunakan observasi skala
likert.
E.
Analisis
Data
Dalam
penelitian tindakan kelas ini data yang dikumpulkan peneliti yaitu :
1. Data
kualitatif ( nilai hasil belajar siswa) dapat di analisa secara deskriptif.
Dalam hal ini peneliti menggunakan analisa statistik deskriptif, misalnya
mencari nilai rata-rata, persentasi keberhasilan dan lain sebagainya.
2. Data
kuantitatif, yaitu data yang merupakan informasi yang berbentuk kalimat yang
memberikan gambaran tentang ekspresi peserta didik berkaitan dengan tingkat
pemahaman suatu mata pelajaran (Kognitif) pandangan atau sikap (afektif),
aktifitas peserta didik mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar,
kepercayaan diri, motivasi belajar dapat ditulis secara kualitatif.
F.
Prosedur
Penelitian
Penelitian tindakan ini dilakukan dalam
2 siklus untuk melihat perkembangan peningkatan kemampuan berhitung anak dengan
menggunakan metode permainan balok angka. Setiap siklus terdiri dari 3 tahapan
yaitu perencanaan, persiapan kemudian pelaksanaan dan ditindaklanjuti dengan
refleksi.
BAB IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
HASIL PENELITIAN SIKLUS PERTAMA
Adapun
deskripsi hasil penelitian tindakan ini dapat diuraikan dalam tahapan
siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan seperti berikut ini :
A. Siklus
I
1. Perencanaan
a) Penulis
mempelajari Kd dan menyusun RPPH
b) Berdasarkan
Kd disusun langkah-langkah pembelajaran
c) Untuk
siklus I penulis belum memberi perlakuan, tapi langsung menguji kemampuan anak tentang berhitung
2. Pelaksanaan
a) Menyuruh
anak berhitung dari 1-10
b) Mengenalkan
hasil uji coba
c) Hasil
uji coba sebagai berikut :
HASIL UJI COBA PEMBELAJARAN BERHITUNG
SIKLUS I
NO
|
NAMA ANAK
|
PENILAIAN
|
|||
BB
|
MB
|
BSH
|
BSB
|
||
1
|
Aira
|
√
|
|||
2
|
Balqis
|
√
|
|||
3
|
Sofia
|
√
|
|||
4
|
Aqil
|
√
|
|||
5
|
Vina
|
√
|
|||
6
|
Fatur
|
√
|
|||
7
|
Adid
|
√
|
|||
8
|
Putri
|
√
|
|||
9
|
Nurul
|
√
|
|||
10
|
Caren
|
√
|
|||
11
|
Krisna
|
√
|
|||
12
|
Raka
|
√
|
|||
13
|
Davy
|
√
|
|||
14
|
Syfa
|
√
|
|||
15
|
Lian
|
√
|
|||
16
|
Safa
|
√
|
|||
17
|
Adrian
|
√
|
|||
18
|
Abrar
|
√
|
|||
19
|
Syaiful
|
√
|
|||
20
|
Via
|
√
|
|||
Jumlah
|
3
|
9
|
5
|
3
|
Tabel
Persentase Siklus I
Katagori
|
Siklus I
|
|
Jumlah
|
Persentase
|
|
BB (belum berkembang)
|
3
|
15%
|
MB ( Mulai Berkembang)
|
9
|
45%
|
BSH (BerkembangSesuai Harapan)
|
5
|
25%
|
BSB( Berkembang Sangat Baik )
|
3
|
15%
|
Keterangan
:
Pada tabel diatas dari 20 orang anak,
yang termasuk kategori belum berkembang 3 orang anak, mulai berkembang 9 orang anak,
berkembang sesuai harapan 5 orang anak dan berkembang sangat baik 3 orang anak.
GRAFIK HASIL BELAJAR SIKLUS I
1. Refleksi
a) Anak
yang kemampuan berhitungnya mendapat nilai belum berkembang (BB) sebanyak 3
orang anak (15%),
b) Anak
yang kemampuan berhitungnya mendapat nilai mulai berkembang (MB) sebanyak 9
anak (45%),
c) Anak
yang kemampuan berhitungnya mendapat nilai berkembang sesuai harapan (BSH)
sebanyak 5 anak (25%),
d) Anak yang kemampuan berhitungnya mendapat
nilai berkembang sangat baik sebanyak 3 anak (15%). Ini dikarenakan tingkat
daya konsentrasi anak berbeda-beda, maka tingkat keberhasilanpun akan
berbeda-beda juga.
A. HASIL
PENELITIAN SIKLUS II
1. Siklus
II
Untuk memperbaiki
kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang sudah dicapai pada siklus I,
dibuat perencanaan kembali pada siklus II berdasarkan refleksi tersebut
1. Perencanaan
a) Penulis
mempelajari Kd dan menyusun RPPH
b) Berdasarkan
Kd disusun langkah-langkah pembelajaran
c) Untuk
siklus II penulis mulai memberi perlakuan, dengan menggunakan balok angka
2. Pelaksanaan
a) Memberikan
Pembelajaran berhitung
b) Meminta
anak berhitung dari 1-10 dengan menggunakan balok angka
c) Meminta
anak satu persatu berhitung dengan menggunakan balok angka
d) Hasil
uji coba sebagai berikut :
HASIL UJI COBA
PEMBELAJARAN BERHITUNG MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN BALOK ANGKA
SIKLUS II
NO
|
NAMA ANAK
|
PENILAIAN
|
|||
BB
|
MB
|
BSH
|
BSB
|
||
1
|
Aira
|
√
|
|||
2
|
Balqis
|
√
|
|||
3
|
Sofia
|
√
|
|||
4
|
Aqil
|
√
|
|||
5
|
Vina
|
√
|
|||
6
|
Fatur
|
√
|
|||
7
|
Adid
|
√
|
|||
8
|
Putri
|
√
|
|||
9
|
Nurul
|
√
|
|||
10
|
Caren
|
√
|
|||
11
|
Krisna
|
√
|
|||
12
|
Raka
|
√
|
|||
13
|
Davy
|
√
|
|||
14
|
Syfa
|
√
|
|||
15
|
Lian
|
√
|
|||
16
|
Safa
|
√
|
|||
17
|
Adrian
|
√
|
|||
18
|
Abrar
|
√
|
|||
19
|
Syaiful
|
√
|
|||
20
|
Via
|
√
|
|||
Jumlah
|
0
|
0
|
3
|
17
|
Tabel Persentase :
Katagori
|
Siklus II
|
|
Jumlah
|
Persentase
|
|
BB
( Belum Berkembang)
|
0
|
0%
|
MB
(Mulai Berkembang)
|
0
|
0%
|
BSH
(Berkembang Sesuai Harapan)
|
3
|
15%
|
BSB
(Berkembang Sangat Baik )
|
17
|
85%
|
Keterangan :
Pada tabel
diatas dari dari 20 orang anak tidak ada anak yang berada pada katagori belum
berkembang (BB), dan mulai berkembang (MB), anak yang berkembang sesuai harapan
(BSH) 3 orang anak, dan berkembang sangat baik ( BSB) 17 orang
GRAFIK
HASILBELAJAR SIKLUS II
1. Refleksi
Dari grafik diatas
dapat diketahui bahwa keberhasilan anak pada pertemuan terakhir pada siklus
kedua menunjukkan nilai meningkat dibandingkan pada akhir siklus pertama,
kegiatan perbaikan anak pada akhir siklus kedua menunjukkan nilai sebagai
berikut :
a) Anak yang berada dinilai belum berkembang (BB)
yang berarti nilainya 0%,
b) Anak yang berada pada nilai mulai berkembang
(MB) yang berarti nilainya 0%,
c) Anak
yang nilainya berkembang sesuai harapan
(BSH) sebanyak 3 anak (15%),
ini menunjukkan bahwa
pada nilai BB, MB, BSH, telah terjadi penurunan dan berpindah pada nilai yang
lebih baik yaitu pada nilai berkembang sangat baik (BSB) yaitu sebanyak 17
orang anak (85%).
A. Pembahasan
setiap siklus
1. Tabel
Hasil Belajar Anak siklus I dan II
Tabel
Hasil Belajar Anak Siklus I dan II
No
|
Nama
|
Siklus I
|
Siklus
II
|
||||||
BB
|
MB
|
BSH
|
BSB
|
BB
|
MB
|
BSH
|
BSB
|
||
1
|
Aira
|
√
|
√
|
||||||
2
|
Balqis
|
√
|
√
|
||||||
3
|
Sofia
|
√
|
√
|
||||||
4
|
Aqil
|
√
|
√
|
||||||
5
|
Vina
|
√
|
√
|
||||||
6
|
Fatur
|
√
|
√
|
||||||
7
|
Adid
|
√
|
√
|
||||||
8
|
Putri
|
√
|
√
|
||||||
9
|
Nurul
|
√
|
√
|
||||||
10
|
Caren
|
√
|
√
|
||||||
11
|
Krisna
|
√
|
√
|
||||||
12
|
Raka
|
√
|
√
|
||||||
13
|
Davy
|
√
|
√
|
||||||
14
|
Syfa
|
√
|
√
|
||||||
15
|
Lian
|
√
|
√
|
||||||
16
|
Safa
|
√
|
√
|
||||||
17
|
Adrian
|
√
|
√
|
||||||
18
|
Abrar
|
√
|
√
|
||||||
19
|
Syaiful
|
√
|
√
|
||||||
20
|
Via
|
√
|
√
|
||||||
Jumlah
|
3
|
9
|
5
|
3
|
0
|
0
|
3
|
17
|
|
Persentase
|
15%
|
45%
|
25%
|
15%
|
0%
|
0%
|
15%
|
85%
|
Keterangan :
Katagori
|
Siklus
I
|
Siklus
II
|
||
Jumlah
|
Persentase
|
Jumlah
|
Persentase
|
|
BB
|
3
|
15%
|
0
|
0%
|
MB
|
9
|
45%
|
0
|
0%
|
BSH
|
5
|
25%
|
3
|
15%
|
BSB
|
3
|
15%
|
17
|
85%
|
2. Grafik
Hasil Belajar Siklus I dan II
Grafik Hasil
Belajar Siklus Idan II
1. Pembahasan
Berdasarkan
pada tabel dan grafik diatas, dapat dilihat kegiatan berhitung yang dilakukan
anak melalui metode permaianan balok angka di TK.Islam Al-Azhar, menunjukkan
bahwa persentase hasil belajar anak mengalami perubahan dan peningkatan. Hal
ini terlihat pada hasil belajar anak pada siklus I dibandingkan dengan
perbaikan yang telah dilakukan pada siklus II, nilai anak meningkat menjadi
lebih baik
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan
program dan data-data yang dikemukakan pada Bab IV, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
bahwa melalui metode permainanan balok angka dapat meningkatkan kemampuan
berhitung anak.
B. Saran
1. Kepada
guru agar dapat menggunakan metode bermain balok angka, karena terbukti bahwa
melalui permainan balok angka dapat meningkatkan kemampuan anak dalam berhitung
2. Kepada
pihak sekolah hendaknya menyediakan fasilitas
yang lebih baik untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran, serta
mengadakan pelatihan kepada guru untuk meningkatkan kualitas mengajarnya.
3. Kepada
orang tua, hendaknya selalu mendukung dan membantu kegiatan yang dilaksanakan
oleh sekolah.
DAFTAR REFRENSI
http://tipsserbaserbi.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-kemampuan-berhitung-pada-anak-usia-dini.html
No comments:
Post a Comment