MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK USIA DINI KELOMPOK B DI TK ISLAM AL-AZHAR DUMAI MELALUI METODE PERMAINAN BALOK ANGKA


 NOVITA, S.Pd. AUD
TK Islam Al- Azhar Kota Dumai Riau


                                                                 ABSTRACT
            The main problem in this study is the low ability to count on the child and the problem is overcome by using the game method of beam numbers. This study aims to prove that through the method of playing beam numbers can improve the ability to count in early childhood group B in Tk. Islam Al-Azhar Dumai. This research is classroom research with subject of student in TK.Islam Al-Azhar Dumai which amounted to 20 children. Research conducted in 3 month period (September to November2017).
               Data from this study were collected through a series of tests on numeracy learning to measure the progress of students' progress in learning to use the game of beam numbers to improve children's numeracy skills. While the data obtained were analyzed descriptively. The study was conducted in 2 Cycles. In the first cycle the ability to count children is very good value (BSB) only 3 people (15%), whereas in cycle 2 the ability of children to increase very good value (BSB) to 17 people(85%).
                The conclusions of this study are: Based on the program and data presented in Chapter IV, the conclusion of this study is as follows: that through the game method of block beam can improve the ability to count children.
Kata kunci : Meningkatkan kemampuan berhitung anak


A.   Latar belakang
Masih merasa penghasilan kurang? Jangan hanya mengeluh. Mari bergabung untuk mendapatkan Income Rp.800 Juta,- Dari Bisnis Iklan
                   Silahkan klik
http://www.muslimpromo.com/?ref=8100  

Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini dapat diselesaikan melalui jalur formal, non formal, dan informal. Taman kanak-kanak bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial,emosional,kognitif, bahasa, fisik motorik kemandirian dan seni untuk mempersiapkan memasuki pendidikan dasar. Maka dari itulah di tk dikenalkan pembelajran berhitung bagi anak usia dini. Berhitung merupakan bagian dari matematika terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar bagi anak.




Anak usia dini adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan berhitung pada jalur matematika, karena usia dini sangat peka terhadap rangsangan yang yang diterima dari lingkungan.
Pembelajaran berhitung di tk sangat  diperlukan terutama di Tk Islam Al-Azhar karena kenyataan yang terjadi masih banyak anak yang kemampuan berhitungnya masih kurang. Pembelajaran berhitung berguna untuk mengembangkan pengetahuan dasar matematika. Sehingga anak secara mental siap mengikuti pembelajran matematika lebih lanjut di sekolah dasar seperti konsep bilangan, lambang bilangan, warna, bentuk, ukuran, ruang, dan posisi melalui  berbagai bentuk alat dan kegiatan bermain yang menyenangkan.
Secara umum berhitung bagi anak usia dini bertujuan untuk mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung sehingga pada saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran berhitung pada jenjang selanjutnya yang lebih kompleks. Sedangkan secara khusus, dapat berpikir logis dan sistematis sejak dini melalui pengamatan terhadap benda-benda konkrit gambar-gambar atau angka-angka yang terdapat disekitar, anak dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan kemampuan berhitung, ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang lebih tinggi,memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan kemungkinan  urutan sesuai peristiwa yang terjadi disekitarnya,dan memiliki kreatifitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara spontan (Depdiknas, 2000).
Jadi  pembelajaran berhitung anak usia dini diharapkan dapat tercapai dengan maksimal untuk melatih anak berpikir logis dan sistematis sejak dini dan mengenalkan dasar-dasar pembelajaran berhitung sehingga pada saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran  berhitung pada jenjang selanjutnya yang lebih komplek.




Terjadinya kesenjangan antara kondisi ideal dengan kenyataan yang terjadi disekolah bisa disebabkan terjadi oleh beberapa hal antara lain : metode yang diberikan guru kurang tepat, atau rendahnya kemampuan anak dalam berhitung, kemungkinan juga terjadi  karena alat peraga guru yang kurang menarik, atau juga karena konsentrasi anak yang masih kurang , juga tidak tertutup kemungkinan karena tidak adanya bimbingan belajar dari orang tua.
Sebagai seorang guru, penulis selalu memikirkan bagaimana mengatasi kesenjangan ini yaitu rendahnya kemampuan berhitung pada  anak. Dan penulis merasa bisa menyelesaikan masalah ini dengan menggunakan  metode Permaian balok angka.
Tapi ini belum teruji secara ilmiah. Oleh sebab itulah penulis tertantang untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK USIA DINI PADA KELOMPOK B DI TK ISLAM AL-AZHAR DUMAI MELALUI  METODE BERMAIN BALOK ANGKA “.

A.    Indentifikas Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
1.      Metode yang diberikan guru kurang tepat
2.      Rendahnya kemampuan anak dalam berhitung
3.      Alat peraga guru yang kurang menarik
4.      Kurangnya konsentrasi anak dalam belajar
5.      Tidak adanya bimbingan belajar dari orang tua

B.     Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas penelitian ini hanya dibatasi pada MENINGKATKAN KEMAMAMPUAN BERHITUNG ANAK PADA ANAK USIA DINI KELOMPOK B DI TK ISLAM AL-AZHAR DUMAI MELALUI METODE BERMAIN BALOK ANGKA.




C.    Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini adalah apakah melalui metode bermain balok angka dapat meningkatkan kemampuan berhitung pada anak usia dini pada kelompok B di Tk.Islam Al-Azhar Dumai.

D.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk membuktikan bahwa melalui metode bermain balok angka dapat meningkatkan kemampuan berhitung pada anak usia dini kelompok B di Tk. Islam Al-Azhar Dumai.

E.     Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Sebagai bahan naik pangkat
2.      Untuk meningkatkan hasil belajar anak
3.      Untuk meningkatkan profesional sebagai seorang guru




BAB II
KAJIAN TEORY
A.    Teory yang digunakan
Penelitian ini berhubungan dengan kesiapan anak untuk  memasuki pendidikan kejenjang selanjutnya yaitu jenjang pendidikan dasar. Karena alasan ini pada kajian teori ini perlu diperjelas pada anak usia dini.
1.      Kemampuan Berhitung
Bagi anak usia dini, kemampuan tersebut disebut dengan kemampuan berhitung permulaan, yakni kemampuan yang dimiliki setiap anak untuk mengembangkan kemampuannya, karakteristik perkembangannya dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan dirinya, sejalan dengan perkembangan kemampuannya anak dapat meningkat ke tahap pengertian mengenai jumlah, yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan (Susanto, 2011).
Menurut Piaget, tujuan pembelajaran berhitung anak usia dini sebagai logico-mathematical learning atau belajar berpikir logis dan matematis dengan cara yang menyenangkan dan tidak rumit. Sehingga bukan agar anak dapat menghitung sampai seratus atau seribu, tetapi memahami bahasa matematis dan penggunaannya untuk berpikir (Suyanto, 2005).
2.      Anak Usia Dini
Pengertian anak usia dini menurut para ahli
1.    John locke terkenal dengan teori  “Tabula Rasa”. Teori ini berpendapat bahwa anak lahir dalam keadaan seperti kertas putih sehingga lingkunganlah yang berpengaruh terhadap pembentukan dirinya. Lingkunganlah yang mengisi kertas kosong tersebut yang dinamakan pengalaman. Pengalaman-pengalaman anak akana berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak.
2.    Jean Jaques Rousseau adalah salah satu filsuf yang mendasari teori maturisional yang beranggapan bahwa yang berpengaruh terhadap perkembangan anak adalah berasal dari anak sendiri atau berkembang secara alami. Pendidikan harus membiarkan anak tumbuh tanpa intervensi dengan cara tidak membandingkan anak antara satu dengan yang lainnya.
Dalam pemikirannya Rousseau beranggapan bahwa anak lahir dalam keadaan baik, lingkunganlah yang membuat anak menjadi jahat.
3.    Menurut Froebel, sejak lahir dan menjalani masa kanak-kanak, seseorang harus menjalani hidup sesuai perkembangannya. Secara kodrati, seorang anak membawa sifat baik, sifat buruk anak muncul karena pendidikan yang salah.
4.    Maria Montessori adalah seorang dokter bidang penyakit anak yang meyakini bahwa pendidikan dimulai sejak lahir. Bayi yang masih  kecil perlu dikenalkan dengan orang-orang dan suara-suara, diajak bermain dan bercakap-cakap agar anak-anak dapat berkembang menjadi anak yang normal dan bahagia.
5.    Ki Hadjar Dewantara adalah tokoh pendidikan Indonesia, dan karaena kegigihannya ia dinobatkan sebagai bapak pendidikan Indonesia. Dewantara mendirikan Taman Indria untuk anak usia dini. Pandangan Dewantara tentang pendidikan adalah ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangunkarso, tut wuri handayani.
6.    Gardner adalah tokoh yang terkenal dengan pemikirannya tentang kecerdasan jamak, dalam pemikiran Gardner setiap anak adalah cerdas, tugas guru adalah mengarahkannya agar anak menjadi cerdas. Dimensi kecerdasan menurut Gardner antara lain: kecerdasan bahasa, kecerdasan logika-matematika, kecerdasan music, kecerdasan gerak tubuh, kecerdasan visual-spasial, intrapersonal, interpersonal, naturalis dan spiritual.




3.      Pengertian metode
Menurut hebert Bisno (1968) yang dimaksud metode adalah teknik-teknik yang digeneralisaikan dengan baik agar dapat diterima atau dapat diterapkan secara sama dalam sebuah praktek, atau bidang disiplin dan praktek.
Menurut Hidayat (1996 ; 60) kata metode berasal dari bahasa yunani, methodos yang berarti jalan atau cara. Jalan atau cara yang dimaksud disini adalah sebuah upaya atau usaha dalam meraih sesuatu yang diinginkan.
Sedangkan menurut Max Siporin (1975) yang dimaksud metode adalah sebuah orientasi aktifitas yang mengarah pada tujuan-tujuan dan tugas-tugas nyata.
4.      Pengertian  Balok Angka
Balok angka bisa mengajarkan kepada anak tentang pengetahuan angka berapa saja yang terdapat dibalok angka tersebut.
Balok adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk oleh tiga pasang persegi atau persegi panjang, dengan paling tidak satu pasang diantaranya berukuran berbeda. Balok memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik sudut. Balok adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh 6 persegi panjang, di mana setiap sisi persegi panjang berimpit dengan tepat satu sisi
persegi panjang yang lain dan persegipanjang yang sehadap adalah kongruen. (
http://genius.smpn1mgl.sch.id/file.php/1/ANIMASI/matematika/Balok/index.html).




B.     Hipotesa Tindakan
Berdasarkan teori yang digunakan diatas maka hipotesa tindakan ini adalah dengan metode permainan balok angka dapat meningkatkan kemampuan berhitung pada anak usia dini.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.    Setting Penelitian
Setting penelitian ini meliputi : tempat penelitian, waktu penelitian dan siklus penelitian
1.      Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di TK.ISLAM AL-AZHAR DUMAI.
2.      Waktu Penellitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan antara tanggal 25 September s/d 15 Oktober 2017
3.      Siklus Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus untuk melihat perkembangan kemampuan berhitung anak

B.     Persiapan Penelitian
Pada tahap persiapan ini pertama kali peneliti memilih KD, membuat RPPH, menentukan langkah-langkah dan menyiapkan alat ukur/ instrumen penelitian.

C.    Subjec Penelitian
Subjek Penelitian ini adalah anak kelompok B1 Tk.Islam Al-Azhar Dumai.

D.    Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat peningkatan kemampuan anak dalam berhitung dengan menggunakan metode permainan balok angka. Maka instrumen penilaiannya menggunakan observasi skala likert.




E.     Analisis Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini data yang dikumpulkan peneliti yaitu :
1.      Data kualitatif ( nilai hasil belajar siswa) dapat di analisa secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisa statistik deskriptif, misalnya mencari nilai rata-rata, persentasi keberhasilan dan lain sebagainya.
2.      Data kuantitatif, yaitu data yang merupakan informasi yang berbentuk kalimat yang memberikan gambaran tentang ekspresi peserta didik berkaitan dengan tingkat pemahaman suatu mata pelajaran (Kognitif) pandangan atau sikap (afektif), aktifitas peserta didik mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dapat ditulis secara kualitatif.

F.     Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan ini dilakukan dalam 2 siklus untuk melihat perkembangan peningkatan kemampuan berhitung anak dengan menggunakan metode permainan balok angka. Setiap siklus terdiri dari 3 tahapan yaitu perencanaan, persiapan kemudian pelaksanaan dan ditindaklanjuti dengan refleksi.




BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.     HASIL PENELITIAN SIKLUS PERTAMA
 Adapun deskripsi hasil penelitian tindakan ini dapat diuraikan dalam tahapan siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan seperti berikut ini :
A.    Siklus I
1.      Perencanaan
a)      Penulis mempelajari Kd dan menyusun RPPH
b)      Berdasarkan Kd disusun langkah-langkah pembelajaran
c)      Untuk siklus I penulis belum memberi perlakuan, tapi langsung menguji kemampuan  anak tentang berhitung
2.      Pelaksanaan
a)      Menyuruh anak berhitung dari 1-10
b)      Mengenalkan hasil uji coba
c)      Hasil uji coba sebagai berikut :
HASIL UJI COBA PEMBELAJARAN BERHITUNG
SIKLUS I
NO
NAMA ANAK
PENILAIAN
BB
MB
BSH
BSB
1
Aira



2
Balqis



3
Sofia



4
Aqil



5
Vina



6
Fatur



7
Adid



8
Putri



9
Nurul



10
Caren



11
Krisna



12
Raka



13
Davy



14
Syfa



15
Lian



16
Safa



17
Adrian



18
Abrar



19
Syaiful



20
Via



Jumlah

3
9
5
3

Tabel Persentase Siklus I
Katagori
Siklus I
Jumlah
Persentase
BB (belum berkembang)
3
15%
MB ( Mulai Berkembang)
9
45%
BSH (BerkembangSesuai Harapan)
5
25%
BSB( Berkembang Sangat Baik )
3
15%

Keterangan :
Pada tabel diatas dari 20 orang anak, yang termasuk kategori belum berkembang 3 orang anak, mulai berkembang 9 orang anak, berkembang sesuai harapan 5 orang anak dan berkembang sangat baik 3 orang anak.

GRAFIK HASIL BELAJAR SIKLUS I

1.      Refleksi
a)      Anak yang kemampuan berhitungnya mendapat nilai belum berkembang (BB) sebanyak 3 orang anak (15%),
b)      Anak yang kemampuan berhitungnya mendapat nilai mulai berkembang (MB) sebanyak 9 anak (45%),
c)      Anak yang kemampuan berhitungnya mendapat nilai berkembang sesuai harapan (BSH) sebanyak 5 anak (25%),
d)      Anak yang kemampuan berhitungnya mendapat nilai berkembang sangat baik sebanyak 3 anak (15%). Ini dikarenakan tingkat daya konsentrasi anak berbeda-beda, maka tingkat keberhasilanpun akan berbeda-beda juga.

A.    HASIL PENELITIAN SIKLUS II
1.      Siklus II
Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang sudah dicapai pada siklus I, dibuat perencanaan kembali pada siklus II berdasarkan refleksi tersebut
1.      Perencanaan
a)      Penulis mempelajari Kd dan menyusun RPPH
b)      Berdasarkan Kd disusun langkah-langkah pembelajaran
c)      Untuk siklus II penulis mulai memberi perlakuan, dengan menggunakan balok angka
2.      Pelaksanaan
a)      Memberikan Pembelajaran berhitung
b)      Meminta anak berhitung dari 1-10 dengan menggunakan balok angka
c)      Meminta anak satu persatu berhitung dengan menggunakan balok angka
d)     Hasil uji coba sebagai berikut :




HASIL UJI COBA PEMBELAJARAN BERHITUNG MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN BALOK ANGKA
SIKLUS II
NO
NAMA ANAK
PENILAIAN
BB
MB
BSH
BSB
1
Aira



2
Balqis



3
Sofia



4
Aqil



5
Vina



6
Fatur



7
Adid



8
Putri



9
Nurul



10
Caren



11
Krisna



12
Raka



13
Davy



14
Syfa



15
Lian



16
Safa



17
Adrian



18
Abrar



19
Syaiful



20
Via




Jumlah
0
0
3
17



Tabel Persentase :
Katagori
Siklus II
Jumlah
Persentase
BB ( Belum Berkembang)
0
0%
MB (Mulai Berkembang)
0
0%
BSH (Berkembang Sesuai Harapan)
3
15%
BSB (Berkembang Sangat Baik )
17
85%



Keterangan :
Pada tabel diatas dari dari 20 orang anak tidak ada anak yang berada pada katagori belum berkembang (BB), dan mulai berkembang (MB), anak yang berkembang sesuai harapan (BSH) 3 orang anak, dan berkembang sangat baik ( BSB) 17 orang

GRAFIK HASILBELAJAR SIKLUS II


1.      Refleksi
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa keberhasilan anak pada pertemuan terakhir pada siklus kedua menunjukkan nilai meningkat dibandingkan pada akhir siklus pertama, kegiatan perbaikan anak pada akhir siklus kedua menunjukkan nilai sebagai berikut :
a)       Anak yang berada dinilai belum berkembang (BB) yang berarti nilainya 0%,
b)       Anak yang berada pada nilai mulai berkembang (MB) yang berarti nilainya 0%,
c)      Anak  yang nilainya berkembang sesuai harapan (BSH) sebanyak 3 anak (15%),
ini menunjukkan bahwa pada nilai BB, MB, BSH, telah terjadi penurunan dan berpindah pada nilai yang lebih baik yaitu pada nilai berkembang sangat baik (BSB) yaitu sebanyak 17 orang anak (85%).

A.    Pembahasan setiap siklus
1.      Tabel Hasil Belajar Anak siklus I dan II

Tabel Hasil Belajar Anak Siklus I dan II
No
Nama
 Siklus I
Siklus II
BB
MB
BSH
BSB
BB
MB
BSH
BSB
1
Aira






2
Balqis






3
Sofia






4
Aqil






5
Vina






6
Fatur






7
Adid






8
Putri






9
Nurul






10
Caren






11
Krisna






12
Raka






13
Davy






14
Syfa






15
Lian






16
Safa






17
Adrian






18
Abrar






19
Syaiful






20
Via






Jumlah

3
9
5

3
0
0
3
17
Persentase
15%
45%
25%
15%
0%
0%
15%
85%

Keterangan :
Katagori
Siklus I
Siklus II
Jumlah
Persentase
Jumlah
Persentase
BB
3
15%
0
0%
MB
9
45%
0
0%
BSH
5
25%
3
15%
BSB
3
15%
17
85%

2.      Grafik Hasil Belajar Siklus I dan II

Grafik Hasil Belajar Siklus Idan II


1.      Pembahasan
Berdasarkan pada tabel dan grafik diatas, dapat dilihat kegiatan berhitung yang dilakukan anak melalui metode permaianan balok angka di TK.Islam Al-Azhar, menunjukkan bahwa persentase hasil belajar anak mengalami perubahan dan peningkatan. Hal ini terlihat pada hasil belajar anak pada siklus I dibandingkan dengan perbaikan yang telah dilakukan pada siklus II, nilai anak meningkat menjadi lebih baik




BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.    Simpulan
Berdasarkan program dan data-data yang dikemukakan pada Bab IV, maka kesimpulan  dari penelitian ini adalah sebagai berikut : bahwa melalui metode permainanan balok angka dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak.

B.     Saran
1.      Kepada guru agar dapat menggunakan metode bermain balok angka, karena terbukti bahwa melalui permainan balok angka dapat meningkatkan kemampuan anak dalam berhitung
2.      Kepada pihak sekolah hendaknya menyediakan fasilitas  yang lebih baik untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran, serta mengadakan pelatihan kepada guru untuk meningkatkan kualitas mengajarnya.
3.      Kepada orang tua, hendaknya selalu mendukung dan membantu kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah.




DAFTAR REFRENSI



No comments:

Post a Comment