PENGGUNAAN ALAT PERAGA DAPAT MENIGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS IV SDN 005 TELUK BINJAI DALAM MATERI LUAS DAN KELILING BANGUN DATAR


Nensi Fitrizana
SD 005 Teluk Binjai Dumai 
 

ABSTRACT
Masalah utama dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan siswa dalam menghitung luas dan keliling bangun datar dan permasalahan ini dapat dicoba mengatasinya dengan penggunaan alat peraga matematika papan berpaku. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah   dengan penggunaan alat peraga dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SDN 005 Teluk Binjai Dumai dalam materi luas dan keliling bangun datar. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan subyek siswa kelas IV SDN 005 Teluk Binjai Dumai yang berjumlah 30 0rang. Penelitian ini diadakan selama 3 bulan. Mulai bulan September sampai Oktober 20017.
Data dari penelitian ini dikumpulkan dari serangkaian tes tertulis menghitung  luas dan keliling bangun datar untuk mengukur kemampuan siswa dalam materi luas dan keliling bangun datar,sedangkan data yang diperoleh dianalisa secara deskriptif. Penelitian ini diadakan sebanyak 2 siklus. Pada siklus I kemampuan siswa tertinggi berkisar 63,3% dari keseluruhan jumlah siswa,sedangkan pada siklus II kemampuan siswa meningkat menjadi  86,7%.  Dengan demikian penggunaan alat peraga pada pembelajaran matematika dalam materi luas dan keliling bangun datar dapat meningkat kemampuan siswa SDN 005 Teluk Binjai Dumai.
Kata kunci : penggunaan alat peraga papan berpaku


BAB I
PENDAHULUAN

A.            Latar Belakang
                               Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa untuk mencapai itu maka mulai dari SD siswa diberikan pelajaran-pelajaran yang dapat merangsang kecerdasan otaknya. Salah satu pelajaran yang dapat merangsang otak siswa adalah pelajaran matematika.
                                       Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang besaran,struktur, bangun ruang dan perubahan-perubahan yang pada suatu bilangan. Matematika berasal dari bahasa Yunani Mathematikos yang artinya ilmu pasti. Dalam bahasa Belanda matematika disebut sebagai wiskunde yang artinya ilmu tentang belajar. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, definisi matematika adalah ilmu tentang bilangan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan bilangan yang mencakup segala bentuk prosedur operasional yang digunakan dalam menyelesaikan masalah mengenai bilangan.
     Matematika sangat penting kita pelajari,karena merupakan aspek yang penting dari     pendidikan yang berhasil dan perlu perencanaan yang tepat dari masa kanak-kanak sampai dewasa karena matematika sangat penting bagi kehidupan kita. Salah satu alasan mengapa kita harus belajar matematika sejak dini adalah matematika mengajarkan keterampilan pemecahan masalahan,belajar untuk hidup cerdas ,matematika membuka wawasan tentang pelajaran akdemik lainnya,matematika menyediakan lapangan kerja yang luas dan menjanjikan,matematika bisa membuktikan bahwa kita cerdas ditempat kerja,dengan matematika kita  menjadi  orangtua yang baik dimasa depan. Oleh karena itulah kita sangat perlu untuk mempelajari metematika.
  Dalam pembelajaran matematika terutama dikelas IV SDN 005 Teluk Binjai Dumai banyak hal atau faktor yang mempengaruhi keberhasilaan belajar siswa dan hal-hal yang sering menghambat untuk tercapainya tujuan belajar,karena pada dasarnya setiap anak tidak sama cara belajarnya demikian pula dalam memahami konsep-konsep abstrak. Melalui tingkat belajar yang berbeda antara satu dengan yang lainnya maka guru yang baik adalah guru yang mampu mengajar dengan baik,khususnya ada saat menanamkan konsep yang baru,salah satu media pembelajaran yang diharapkan mampu memberikan bantuan pemecahan masalah dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa adalah menerapkan sistem pembelajaran yang menggunakan media bangun datar khususnya pada mata pelajaran matematika di kelas IV.  
Dengan mempelajari matematika semua siswa tentu saja diharapkan memiliki kemampuan untuk dapat memahami materi luas dan keliling bangun datar dengan memperoleh nilai sesuai dengan criteria ketuntasan minimal (KKM),bahkan diharapkan memperoleh nilai yang melebihi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Namun setelah materi disampaikan, masih ada sebagian siswa yang belum memiliki kemampuan seperti yang diharapkan,sebagian siswa masih belum mampu menyelesaikan materi luas dan keliling bangun datar. Dari keseluruhan siswa kurang dari  70%  nilai siswa belum mencapai KKM.
Terjadinya kesenjangan antara kondisi ideal dengan kenyataan yang terjadi di sekolah bisa disebabkan oleh beberapa hal antara lain belum dimanfaatkannya alat peraga. Oleh sebab itu, pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam pokok bahasan tersebut dianggap sangat tepat untuk membantu mempermudah siswa memahami materi. Disisi lain suasana belajar akan lebih hidup, jika  komunikasi antar guru dan siswa dalam proses belajar dapat terjalin dengan baik. Hal ini di duga pula dapat membantu siswa dalam upaya meningkatkan hasil belajarnya dalam mata pelajaran matematika. Kenyataan yang ada, penggunaan alat peraga di sekolah belum membudayakan, dalam arti tidak semua guru sekolah dasar menggunakan  alat peraga dalam mengajar mata pelajaran matematika. Hal ini disebabkan belum timbul kesadaran akan pentingnya penggunaan alat peraga serta pengaruhnya dalam kegiatan dalam proses belajar terutama dalam pokok bahasan luas dan keliling bangun datar.
Sebagai guru penulis selalu memikirkan bagaimana mengatasi kesenjangan ini yaitu rendahnya hasil belajar matematika,dan penulis merasa hal ini bisa diatasi dengan menggunakan media alat peraga ,tetapi metode ini belum teruji secara ilmiah,oleh sebab itulah penulis tertantang untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “PENGGUNAAN ALAT PERAGA DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS IV SDN 005 TELUK BINJAI  DUMAI DALAM MATERI LUAS DAN KELILING BANGUN DATAR”.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi masalah dalam penilaian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1.       Belum dimanfaatkannya alat peraga di dalam proses pembelajaran.
2.       Belum terjalinnya komunikasi yang baik antara guru dan siswa.
3.       Tidak adanya bimbingan dari orangtua siswa.
4.       Guru belum menguasai materi pelajaran.
5.       Kurangnya minat belajar siswa pada pelajaran matematika

C.  PEMBATASAN MASALAH
                                        Berdasarkan identifikasi masalah diatas penelitian ini hanya dibatasi pada penggunaan alat peraga dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SDN 005 Teluk Binjai Dumai dalam materi luas dan bangun datar.
D.   RUMUSAN MASALAH
                Rumusan masalah dalam penilaian Tindakkan Kelas ini adalah sebagai berikut:
1.       Apakah dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SDN OO5 Teluk Binjai Dumai dalam materi luas dan keliling bangun datar
2.       Faktor-faktor apa sajakah yang dapat  mendukung dan menghambat pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga
E.   TUJUAN PENELITIAN
                                Tujuan diadakan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk membuktikan apakah dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SDN 005 Teluk Binjai dalam materi luas dan keliling bangun datar.
                F.  MANFAAT PENELITIAN
                                Manfaat dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut:
1.       Siswa,diharapkan siswa dapat memperoleh kemudahan dalam mempelajari matematika dan membantu meningkatkan kemampuan siswa khususnya dalam materi luas dan bangun datar.
2.       Guru,dapat meningkatkan kemampuan Guru dalam pembelajaran matematika dan kemampuan siswa dengan menggunakan alat peraga
3.       Sekolah,Meningkatkan mutu sekolah dengan meningkatkan kemampuan siswa sehingga menghasilkan lulusan dengan mutu yang berkualitas.










BAB II
PEMBAHASAN
1.       Kajian Teoritis
A.   Pengertian Matematika menurut para ahli.
              Dalam Teorinya, Jerome Brunner menyatakan bahwa belajar matematika akan lebih berhasil jika proses pengajaran anak diarahkan pada konsep-konsep dan struktur-struktur yang termuat dalam pokok bahasan yang diajarkan,disamping hubungan yang terkait diantara konsep-konsep dan struktur-struktur tersebut.
Brunner menyarankan keaktifan anak dalam proses belajar secara penuh, agar anak dapat mengenal konsep dan struktur yang tercakup dalam bahan yang sedang diajarkan sehingga anak akan memahami materi yang harus dikuasai.
              Dalam proses pembelajaran hendaknya siswa diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda dengan menggunakan media pembelajaran matematika. Melalui penggunaan media pembelajaran matematika yang ada, siswa akan melihat langsung keteraturan dan pola struktur yang terdapat dalam penggunaan media pembelajaran matematika yang diperhatikannya. Adapun Tahapan-tahapan belajar matematika menurut Brunner adalah sebagai berikut:
1.       Tahap Enaktif
      Dalam tahap ini siswa secara langsung terlibat dalam memanipulasi objek.
2.       Tahap Ikonik
Tahapan dimana kegiatan siswa berhubungan dengan mental,merupakan gambaran dari objek yang dimanipulasinya.                     
3.       Tahap Simbolik
       Tahapan dimana anak-anak memanipulasi simbol-simbol atau objek tertentu.
B.      Penggunaan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika
Menurut Sudjana (2009),alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar  siswa lebih efektif dan efisien. Alat peraga juga dapat digunakan sebagai instrument audio maupun visual yang dapat membantu proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan membangkitkan minat siswa dalam mendalami suatu materi (Faizal,2010). Sebagai media pendidikan,alat peraga juga dapat merangsang dan menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar ( Wijaya dan Rusyan,1994 ).                                                                               
Dari uraian diatas jelaslah bahwa alat peraga pendidikan merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran,perasaan,perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Penggunaan alat peraga dalam kegiatan pembelajaran sangat mendukung sekali untuk pencapaian materi pelajaran. Karena sangat banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan alat peraga ini, diantaranya sebagai berikut:
1.       Menimbulkan minat sasaran pendidikan
2.       Mencapai sasaran lebih banyak
3.       Membantu dalam menghadapi berbagai hambatan dalam proses pendidikan
4.       Merangsang masyarakat atau sasaran pendidikan untuk mengimplementasikan atau melaksanakan pesan-pesan pendidikan
5.       Mempermudah penyampaian bahan materi pelajaran oleh para pendidik
6.        Mempermudah penerimaan sasaran informasi oleh para pendidik
                Seperti yang telah diuraikan diatas,bahwa pengetahuan yang ada pada seseorang diterima melalui panca indera. Berdasarkan penelitian para ahli, bahwa indera yang paling banyak menyalurkan pengetahuan kedalam otak adalah mata. Kurang lebih 75% sampai 85% dari pengetahuan manusia diperoleh melalui mata. Sedangkan 13% sampai 25% lainnya diperoleh melalui panca indera lainnya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan alat peraga/media/alat bantu visual akan lebih mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi atau materi pendidikan.
C.      Alat peraga bangun datar papan berpaku
                Muatan pelajaran Matematika khususnya pada materi luas dan keliling bangun datar,sangat dianjurkan menggunakan alat peraga didalam kegiatan pembelajaran guna untuk tercapainya tujuan materi pembelajaran tersebut.  Alat peraga bangun Datar merupakan alat pembantu pangajaran yang mudah memberi pengertian kepada peserta didik dalam menyelesaikan materi luas dan keliling bangun datar. Alat peraga bangun datar merupakan bagian dari sumber pengajaran yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar matematika untuk lebih mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan terutama untuk pelajaran matematika.
Secara khusus alat peraga bangun datar digunakan dengan tujuan sebagai berikut :
1.      Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap dan keterampilan matematika dalam materi penyederhanaan pecahan dengan menggunakan alat peraga bangun datar.
2.      Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi.
3.      Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu.
4.      Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.
Secara umum alat peraga bangun datar  dapat berfungsi sebagai berikut :
1.      Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif. 
2.      Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar.
3.      Meletakkan dasar - dasar dasar yang kongkrit dari konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme.
4.      Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
5.      Mempertinggi mutu belajar mengajar.
Disamping memiliki fungsi dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi luas dan keliling bangun datar,penggunaan alat peraga ini juga memiliki kekurangan dan kelebihan,diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Kekurangan Alat Peraga Bangun Datar
Kekurangan dari alat peraga bangun datar adalah :
a.       Memerlukan keterampilan khusus untuk merancang dan membuat bagan secara benar, menarik dan simple.
2.      Kelebihan Alat Peraga Bangun Datar
            Kelebihan dari alat peraga bangun datar adalah :
a.    Memberi informasi secara simbolis.
b.   Memperjelas dan memudahkan menangkap data yang rumit
c.    Dapat menggambarkan pertumbuhan atau perkembangan suatu peristiwa atau objek
d.   Lebih mudah menjelaskan apa yang ingin dicapai dari kompetensi dasar pada materi
         Agar proses pembelajaran dapat tercapai secara optimal,maka guru dapat menggunakan alat peraga yang dapat mendukung materi pembelajaran. Alat peraga yang cocok untuk materi luas dan keliling bangun datar diantaranya adalah alat peraga papan berpaku. Alat peraga papan berpaku ini dikenal juga dengan Geoboard yang dibuat dari papan,berbentuk persegi panjang atau bujur sangkar. Pada papan itu dibuat bujur sangkar – bujur sangkar kecil yang pada setiap titik sudutnya ditancapkan paku setengah masuk dan setengah lagi masih timbul. Dalam hal ini akan ditambahkan sebuah dadu yang tiap mata dadunya berisi rumus-rumus luas dan  dari bentuk bangun geometri. Bahan untuk menggunakan alat peraga papan berpaku ini adalah papan, paku, karet, dan dadu yang terbuat dari kayu.
       Manfaat dari alat peraga ini adalah guru dapat dengan cepat  menunjukkan bermacam-macam bentuk geometri,seperti segitiga,persegi,persegi panjang dan bangun datar lainnya. Siswa juga dapat lebih mudah mengikuti guru dalam membuat bentuk geometri tanpa memerlukan banyak waktu untuk menggambar dikertas,tanpa menggunakan penghapus,penggaris,pensil dan kertas. Dengan papan berpaku ini juga dapat dicari luas dan keliling dari bangun datar tersebut,dengan ditambahkannya pemakaian dadu,maka siswa akan lebih mudah untuk menghapalkan rumus-rumus luas dan keliling bangun datar tersebut.
2.       Hipotesis Tindakan
        Berdasarkan teori yang digunakan diatas maka hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah dengan Penggunaan alat peraga bangun datar SDN 005 Teluk Binjai , terhadap luas dan keliling bangun datar, Hasilnya dibuktikan dengan hasil pengamatan dengan peningkatan . Siswa dapat meningkatkan kreativitas melalui penggunaan alat peraga yang tepat. Dapat disimpullkan bahwa efektivitas penggunaan alat peraga bangun datar lebih baik dari pembelajaran konvensional dalam meningkatkan kreativitas siswa pada mata pelajaran matematika.
       Peneliti, penelitian yang berjudul Penggunaan alat peraga bangun datar dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SDN 005 Teluk Binjai Dumai dalam materi luas dan keliling bangun datar, Hasilnya dapat meningkatkan kemampuan siswa melalui alat peraga bangun datar.




BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A.     Seting Penelitian
Setting penelitiannya meliputi : tempat penelitian,waktu penelitian dan siklus penelitian.
1.      Tempat penelitian                                                                                                       penelitian ini diadakan di SDN 005 Teluk Binjai Dumai. Sekolah ini diambil dengan       pertimbangan peneliti mengajar di sekolah ini.
2.      Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini diadakan pada tanggal 25 September 2017  s.d 15  Oktober 2017. 
2.      Siklus Penelitian
            Penelitian Tindakan Kelas ini diadakan dalam dua siklus untuk melihat peningkatan kemampuan siswa dari setiap pokok bahasan perlakuan yang diberikan.
B.     Persiapan Penelitian
Pada tahap persiapan ini peneliti memilih kompetensi dasar (KD), membuat  RPP,               menyiapkan langkah-langkah pembelajaran, mempersiapkan alat ukur atau instrument penelitian.
C.     Subject Penelitian
Subject Penelitian Tindakan Kelas ini adalah Siswa Kelas IV SDN 005 Teluk Binjai Dumai
D.     Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat peningkatan kemampuan siswa dengan menggunakan alat peraga dalam materi luas dan keliling bangun datar. Maka instrument penilaian adalah soal-soal  yang berhubungan dengan kompetensi dasar yang diajarkan.
E.     Analisis Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini, data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti yaitu: 
1.    Data Kualitatif ( nilai hasil belajar siswa ) dapat dianalisa secara deskripsi. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisa statistic deskriptif, misalnya mencari nilai rata-rata, presentasi keberhasilan dan lain sebagainya.
2.      Data Kuantitatif  yaitu data yang berupa informasi yang berbentuk kalimat yang memberikan gambaran tentang ekspresi peserta didik  yang berkaitan dengan tingkat pemhaman suatu mata pelajaran ( kognitif ), pandangan atau sikap ( afektif ) aktifitas peserta didik mengikuti pelajaran,perhatian,antusias dalam belajar,kepercayaan diri, motivasi belajar dapat dianalisa secara kualitatif.


F.      Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam 2 siklus untuk melihat peningkatan kemampuan siswa kelas IV SDN 005 Teluk Binjai  Dumai  dalam materi luas dan keliling bangun datar dengan menggunakan alat peraga. Setiap siklus terdiri dari tiga tahapan yaitu: Perencanaan persiapan,kemudian pelakasanaan yang ditindak lanjuti dengan refleksi.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
            Adapun deskripsi hasil dari Penelitian Tindakan Kelas ini dapat diuraikan dalam tahapan siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut :
A.      Data  kemampuan siswa pra siklus
                Data awal peserta didk sebelum dilakukan tindakan dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
NO
                               NAMA SISWA
NILAI
1.
ANANDA AULIA
75
2.
ADITYA FATURRAHMAN
60
3.
ABEL CALLISTA
85
4.
AURA
80
5.
BAMBANG
45
6.
BAYU
85
7.
BIMA
90
8.
CARISA
90
9.
DODI
65
10.
DENI
70
11.
DINA AMELIA
80
12.
ELIA CAYEL
80
13.
ENDANG FITRIA NINGSIH
65
14.
FIKARATUHA MUDRIKAH
80
15.
GINA SRI REZEKI
90
16.
HARYANTO
70
17.
HENDRI
70
18.
INDAH
65
19.
ICA SOFIA PURTI
60
20.
IBRAHIM
50
21.
JERI
85
22.
JOSHUA
80
23.
KHATERINA
65
24.
LELI NOVITA SARI
60
25.
LAILA SUTRA DEWI
60
26.
MAILA KRISANA
70
27.
NOVITA SARI
55
28.
OVILIA
60
29.
PERMATA DEWI
80
30.
PUTRA OKTAVIANUS
80

REFlEKSI
             Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa nilai siswa yang di dapat secara keseluruhan belum mencapai KKM yang telah ditentukan. Nilai siswa yang tertinggi berjumlah 14 orang (53,3%), sedangkan nilai siswa yang belum mencapai KKM berjumlah 16 orang ( 46,7 % ).
B.      Siklus 1
1.    Perencanaan
a.       Peneliti  mempelajari KD dan menyusun RPP
b.      Berdasarkan KD disusun langkah-langkah pembelajaran
c.       Guru menjelaskan materi  luas dan keliling bangun datar untuk menguji anak melalui soal-soal sesuai kompetensi dasar
2.    Pelaksanaan
a.       Guru menjelaskan materi luas dan keliling bangun datar
b.      Guru memberi soal materi luas dan keliling bangun datar
c.       Guru menganalisa hasil uji coba siswa materi luas dan keliling bangun datar
d.      Hasil uji coba siswa materi luas dan keliling bangun datar sebagai berikut:
Siklus 1 dilakasanakan pada tanggal 25 September 2017. Peneliti mengumpulkan data hasil uji coba siswa mencari luas dan keliling bangun datar sebagai berikut:
NO
                               NAMA SISWA
NILAI
1.
ANANDA AULIA
70
2.
ADITYA FATURRAHMAN
75
3.
ABEL CALLISTA
85
4.
AURA
80
5.
BAMBANG
70
6.
BAYU
90
7.
BIMA
90
8.
CARISA
90
9.
DODI
80
10.
DENI
70
11.
DINA AMELIA
80
12.
ELIA CAYEL
80
13.
ENDANG FITRIA NINGSIH
75
14.
FIKARATUHA MUDRIKAH
80
15.
GINA SRI REZEKI
90
16.
HARYANTO
75
17.
HENDRI
80
18.
INDAH
65
19.
ICA SOFIA PURTI
60
20.
IBRAHIM
65
21.
JERI
90
22.
JOSHUA
90
23.
KHATERINA
65
24.
LELI NOVITA SARI
60
25.
LAILA SUTRA DEWI
60
26.
MAILA KRISANA
70
27.
NOVITA SARI
65
28.
OVILIA
60
29.
PERMATA DEWI
80
30.
PUTRA OKTAVIANUS
80
REFLEKSI
                Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa nilai siswa yang di dapat secara keseluruhan belum mencapai KKM yang telah ditentukan. Nilai siswa yang tertinggi berjumlah 19 orang    ( 63,3% ),sedangkan nilai siswa yang belum mencapai KKM berjumlah 11 orang ( 36.6% ). Pada siklus I ini dapat kita lihat bahwa nilai siswa sudah mengalami peningkatan sekitar 70%  namun  masih ada sekitar 36,6% siswa yang nilainya belum mencapai KKM yang telah ditentukan.
C.      Siklus II
1.       Perencanaan
a.       Peneliti  mempelajari KD dan menyusun RPP
b.       Berdasarkan KD disusun langkah-langkah pembelajaran
c.        Untuk siklus II penulis  menggunakan alat peraga papan berpaku pada kegiatan   pembelajaran matematika  dalam materi menghitung luas dan keliling bangun datar untuk  melakukan uji coba kepada siswa  melalui soal-soal sesuai kompetensi dasar
2.       Pelaksanaan
a.       Guru menjelaskan materi pembelajaran menghitung luas dan kelling bangun datar dengan menggunakan alat peraga papan berpaku
b.      Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai materi menghitung luas dan keliling bangun datar
c.       Siswa secara berkelompok mengadakan uji coba penggunaan alat peraga papan berpaku untuk menghitung luas dan keliling bangun datar
d.      Guru memberi soal materi luas dan keliling bangun datar
e.      Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru sesuai materi yang diajarkan  
f.        Guru menganalisa hasil uji coba siswa materi luas dan keliling bangun datar
g.       Hasil uji caba siswa materi luas dan keliling bangun datar sebagai berikut:
          Siklus II  dilakasanakan pada tanggal 2 Oktober  2017. Peneliti mengumpulkan data hasil uji caba siswa mencari luas dan keliling bangun datar sebagai berikut:
NO
NAMA SISWA
NILAI
1.
ANANDA AULIA
80
2.
ADITYA FATURRAHMAN
80
3.
ABEL CALLISTA
100
4.
AURA
95
5.
BAMBANG
75
6.
BAYU
100
7.
BIMA
90
8.
CARISA
90
9.
DODI
75
10.
DENI
80
11.
DINA AMELIA
80
12.
ELIA CAYEL
80
13.
ENDANG FITRIA NINGSIH
75
14.
FIKARATUHA MUDRIKAH
95
15.
GINA SRI REZEKI
100
16.
HARYANTO
80
17.
HENDRI
70
18.
INDAH
65
19.
ICA SOFIA PURTI
75
20.
IBRAHIM
65
21.
JERI
100
22.
JOSHUA
100
23.
KHATERINA
90
24.
LELI NOVITA SARI
75
25.
LAILA SUTRA DEWI
75
26.
MAILA KRISANA
80
27.
NOVITA SARI
80
28.
OVILIA
70
29.
PERMATA DEWI
80
30.
PUTRA OKTAVIANUS
80

REFLEKSI
          Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa nilai siswa secara keseluruhan sudah mengalami peningkatan. Nilai siswa yang tertinggi berjumlah 26 orang (86,7% ), sedangkan nilai siswa yang belum mencapai KKM berjumlah 4 orang (13,3%). Dengan demikian dapat kita lihat peningkatan hasil belajar telah tampak dan menunjukkan peningkatan kearah positif dan telah mencapai tingkat peningkatan yang diharapkan penulis.Ternyata dalam pembelajaran yang dilakukan penulis telah mencapai tingkat ketuntasan yang diharapkan terhadap target ketuntasan yang ditargetkan, walaupun masih terdapat satu beberapa kekurangan yang harus dibenahi penulis. Kekurangan tersebut ialah lebih terfokus kepada siswa yang belum aktif saja.Tingkat kekuatan yang muncul pada pembelajaran yang telah dilakukan penulis adalah :
1.      Siswa telah berangsur memahami konsep materi pembelajaran tematik.
2.      Siswa telah berangsur aktif dalam proses pembelajaran dari penggunaan alat peraga papan berpaku, karena siswa dituntut untuk berperan aktif pada saat pembelajaran berlangsung.
3.      Tingkat hasil belajar siswa meningkat secara signifikan sebagaimana telah diuraikan pada uraian di atas.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dengan berbagai upaya dan langkah-langkah untuk melaksanakan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang penulis lakukan. Dengan berbagai kritik, saran, motivasi dan bantuan dari semua pihak. Dan tak lupa melalui berbagai rahmat dan karunia-Nya. Penulis mampu menyelesaikan salah satu persyaratan yang harus dicapai dalam tujuan pembelajaran.
            Pada pembahasan bab simpulan dan saran tindak lanjut ini penulis menyimpulkan dan memberikan saran guna menindaklanjuti proses pembelajaran yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang.
A.   KESIMPULAN
Dengan menyimak dan memahami berbagai uraian dan ulasan yang telah dipaparkan dan disajikan, penulis menyimpulkan uraian dan ulasan tersebut kedalam beberapa pokok simpulan sebagai berikut :
1.    Sebelum diadakan perbaikan pembelajaran mata pelajaran tematik, proses pembelajaran terasa sangat tidak bermakna. Dimana siswa sangat kurang berminat dan bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran, ketuntasan belajar siswa yang sangat rendah, siswa kurang memahami materi pembelajaran. Semua itu disebabkan karena kurangnya kemampuan guru dalam penggunaan alat peraga, sehingga berdampak pada semua mata pelajaran.
2.    Dengan adanya permasalahan pada proses pembelajaran sebelum perbaikan, penulis berupaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan fokus utama yaitu penggunaan alat peraga papan berpaku untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam materi   luas dan keliling bangun datar pada siswa kelas IV SDN 005 Teluk Binjai Dumai.
3.    Setelah siklus 1 (satu) dilaksanakan, hasil belajar siswa belum ada peningkatan secara signifikan. Peningkatan yang diperoleh siswa adalah sekitar 63,3% semula dari 53,3%  menjadi 63,3%. Peningkatan ketuntasan klasikal meningkat sebesar 10%. Namun hasil tersebut belum mencapai batas ketuntasan klasikal yang diharapkan penulis, yaitu 85% dari jumlah siswa yang diteliti. Maka penulis melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II (dua). Dimana hasil belajar siswa meningkat secara signifikan. Dengan nilai siswa pada siklus I (satu) yang semula 63,3% meningkat menjadi 86,7%. Sedangkan pada ketuntasan klasikal siklus I (satu) sebesar 53,3% menjadi 63,3%%.
4.    Dari ketiga poin di atas dapat diketahui bahwa pengunaan alat peraga papan berpaku pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan klasikal siswa kelas IV SDN 005 Teluk Binjai Dumai dalam pembelajaran tematik pada materi menghitung luas dan keliling bangun datar.
5.    Dengan demikian, baik hasil belajar, pemahaman, minat, perhatian dan konsentrasi siswa mampu berpadu dengan baik dan meningkat secara signifikan setelah penulis menggunakan alat peraga papan berpaku selama proses penelitian dilaksanakan.

B.   SARAN
Secara naluriah penulis menyadari bahwa hasil tulisan ini masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, saran dan motivasi yang membangun dan berorientasi positif terhadap kompetensi penulis guna perbaikan peningkatan kegiatan belajar mengajar dan profesionalitas penulis. Namun, melihat hasil belajar yang diperoleh setelah penulis menggunakan alat peraga pada pembelajaran matematika, penulis menyarankan untuk :
1.    Menggunakan alat peraga yang relevan pada setiap pembelajaran yang akan dilaksanakan sesuai dengan materi pembelajaran.
2.    Menerapkan metode dan model pembelajaran yang relevan dalam setiap mengelola pembelajaran.
3.    Meningkatkan keikutsertaan siswa secara langsung dalam pembelajaran guna memaksimalkan peranan siswa dalam proses pembelajaran.
4.    Mengupayakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa, karena hal tersebut sangat penting untuk pembelajaran berikutnya bagi siswa.
5.    Memperhatikan setiap aktivitas, ungkapan perasaan dan sikap siswa guna memberikan pembelajaran bermakna bagi siswa.
6.    Menerapkan pembelajaran berkelompok guna mengasah sikap tanggung jawab siswa baik bagi dirinya maupun kelompok dalam melakukan pembelajaran.
7.    Memantau setiap kegagalan dan keberhasilan siswa guna menindaklajuti pembelajaran yang telah dilakukan kearah yang lebih baik.
8.    Merefleksikan setiap pembelajaran guna perbaikan pada proses pembelajaran berikutnya.
Sebagai upaya meningkatkan pembelajaran di masa yang akan datang, hasil penelitian ini perlu ditindak lanjuti agar menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan efisien. Salah satu bentuk tidak lanjut yang perlu kita perhatikan adalah, perlunya pembentukan suatu wadah kegiatan yang mampu mewadahi aspirasi dan meningkatkan professionalitas guru di masa yang akan datang. Misalnya Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S), namun selain kedua wadah diskusi dan musyawarah tersebut, perlu adanya wadah baru yang dapat menampung dan menyelesaikan segala permasalahan pembelajaran yang terjadi, dihadapi, dan dialami oleh guru di kelas atau di sekolahnya masing-masing sebagai wujud dan tuntunan professionalitas seorang guru.


DAFTAR REFERENSI

3.       Coretantangann.blogspot.co.id/2012

No comments:

Post a Comment