Slow Learners bukan istilah medic atau kejiwaan untuk menggambarkan
kondisi siswa dalam pembelajaran di sekolah. Slow learners adalah siswa biasa yang normal sama seperti
teman-temannya, hanya saja lambat menyerap materi pembelajaran dibandingkan
siswa lainnya. Namun selama ini, guru yang tidak memahami perbedaan individu,
kerap merasa tergannggu dan jengkel menghadapi kelompok siswa ini. Sehingga ada
yang mengidentifikasikan slow learners ini dengan siswa yang bodoh.
Fast students adalah siswa yang selama ini sering
dibangga-bangga oleh gurunya, karena penampilan mereka yang biasa rapi, mereka
juga dikenal cerdas, pintar cepat menangkap materi pembelajaran. Siswa kelompok
inilah yang selalu menjadi juara atau rangking di kelasnya. Sedangkan average
students adalah siswa yang punya kemampuan rata-rata, tidak terlalu cerdas tapi
tidak pula terlalu lambat. Sedangkan slow students adalah mereka yang lambat
menyerap materi pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan selama puluhan tahun menjadi guru, fast students hanya sepuluh
persent dari jumlah siswa, berarti kalau siswa dalam satu kelas 30 orang, fast
students ini hanya 3 orang. Slow students adalah 20 persent dari siswa berarti
kalau siswa 30, yang slow hanya 6 orang. Sedangkan average students adalah
mayoritas di dalam kelas yantu 70 persent dari jumlah siswa.
Meskipun hanya 20 persent dari jumlah siswa, namun keberadaan kelmpok yang slow ini
kadangkala membingungkan dan menjengkelkan bagi sebahagian guru. Mereka yang
hanya 6 orang dari 30 siswa ini sering membuat guru naik pitam dan jengkel.
Nah, bagi Bapak dan Ibu guru yang bermasalah dengan slow
learners ini, mungkin tips berikut ini bermanfaat bagi bapak ibu guru agar
tidak jengkel dan sekaligus agar slow learners ini berhasil naik kelas atau
lulus dam ujian. Sebab keberhasilan mereka di sekolah merupakan tanggungjawab
seorang guru.
1.
Tentukan
Target Capaian.
Pencapaian hasil
belajar siswa yang slow ini tidak bisa dipaksakan untuk sama dengan kelompok
siswa lainnya yaitu fast students dan average students. Capaian mereka seharusnya hanya d untuk bisa mendapat nilai minimal
saja, yaitu KKM saja. Nilai KKM adalah nilai tertinggi yang bisa dicapai oleh
slow learners, setelah mereka mungkin mengikuti dua atau tiga kali remedial. Dengan demikian slow
learners tidak dibebankan untuk menguasai semua indicator pada suatu KD.
Indikator mana yang mereka wajib kuasai ditentukan oleh guru sesuai dengan
tingkat kesulitan indicator tersebut
2.
Memelihara
Kesabaran
Katanya uang susah, tapi diajak
bisnis dengan modal 25 ribu saja ogah. Memang uang datang sendiri ke kantong?
Mari Dapatkan Rp.800 Juta,- dengan modal hanya 25 ribu rupiqh Dari Bisnis Iklan
Rp.800 Juta,- Dari BisnisIklan
Silahkanklik : https://muslimpromo.com/?ref=8076
Silahkanklik : https://muslimpromo.com/?ref=8076
Aspek terpenting dalam menghadapi slow
learners adalah kesabaran guru selama proses belajar mengajar berlansung. Sebab
maslah utama siswa kelompok ini adalah lemahnya kemampuan kognitif mereka.
Seorang guru harus menyadari dan memahami bahwa perhatian mereka dalam belajar
juga rendah; kemampuan mereka untuk berkosentrasi juga lemah dan tidak tahan
lama. Selain itu, guru harus menemukan cara-cara kreatif untuk mengatasi situasi
ini sehingga seluruh kelas tidak terpengaruh. Salah satunya adalah melalui pengulangan. Coba ulangi
setiap instruksi dasar, kata kunci, konsep tanpa membosankan. Jangan terlalu banyak bicara,
tapi perbanyak perhatian.
3.
Gunakan
Pendekatan dan Alat Peraga Pembelajaran yang Menarik
Seperti sudah
dijelaskan di atas. Slow learners bermasalah dalam memfokuskan perhatiannya
kepada pembelajaran. Maka untuk menanggulanginya adalah pembelajaran dengan
metode dan pendekatan yang bervariasi dan menarik yang menggunakan alat peraga
yang beragam. Guru juga dapat menggunakan
permainan-permainan pendidikan untuk mencapai tujuan pembelajaran; lembar kerja, kamus mini, atau lembar
informasi visual grafis. Bisa juga memberikan pamphlet pelajaran untuk mereka
tempelkan pada papan-papan yang disediakan di kelas sehingga mereka dikelilingi
oleh pengingat pelajaran yang konstan.
4.
Libatkan
Teman Sebaya
Ajarkan siswa lain untuk berempati dengan siswa slow learners ini. Terutama minta mereka untuk tidak menindas atau mencemooh mereka. Berikan mereka pengertian bahwa tidak semua siswa bisa belajar secara cepat. Tutor sebaya kadangkala sangat membantu siswa slow learners. Dengan bantuan teman mereka mendapat dorongan. Biarkan mereka memilih 1 atau 2 dari teman-temannya untuk membentuk kelompok belajar. Tugaskan kelompok belajar mengulangi pelajaran baru hari itu dan membantu pekerjaan rumah.
5. Jangan di
Bebani dengan PR yang Banyak
Kita semua setuju bahwa PR itu bermanfaat. Namun slow learners merasa sulit untuk kosentrasi pada
pelajaran sepanjang hari di sekolah, apalagi pulang ke rumah dan
menyelesaikan PR pula.. Bagi
mereka, kualitas pembelajaran
lebih penting daripada kuantitas. Berikan
PR untuk yang perlu-perlu saja, sekedar membantu mereka memahami pembelajaran dan mengurangi kecemasan mereka. Ini
bertujuan untuk mempertahankan
antusiasme mereka terhadap sekolah. Seorang pendidik dapat menugaskan dan
mengubah pekerjaan rumah secara pribadi dan meninggalkan detail-detail kecil
yang mungkin kurang penting. Misalnya, pekerjaan rumah menulis esai pada bab
bahasa Inggris dapat dimodifikasi untuk membaca bab dua kali, dan memberi tahu
ringkasannya kepada guru akan menjadi ide yang lebih baik
Dorong siswa slow learners ini untuk
mengikuti kegiatan ekstra kurikuler yang ada di sekolah, seperti kegiatan
pramuka, kesenian, olahraga dan lain-lainnya yang sesuai dengan kegemaran
mereka, Kegiantan-kegiatan ini membuat mereka merasa diakui dan dan dihargai.
Dan ini sangat berarti menumbuhkan rasa percaya diri mereka
Penghargaan yang
dimaksud disini tidak perlu berupa medali atau hadiah dan sebagainya Suatu tepuk
tangan saja akan membangkitkan semangat dan kebanggaan mereka. Pada kegiatan
awal pembelajaran, guru bisa saja mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan
materi pembelajaran, namun diyakini mereka bisa menjawabnya. Dengan demikian
guru punya celah untuk memuji dengan mengatakan, “Bagus sekali, excellent” dan
ungkapan sejenisnya sambil mengacungkan ibu jari. Dorongan dan kekaguman di
depan kelas pasti akan membangkitkan semangat, kepercayaan serta rasa
kemenangan untuk berprestasi.
Upaya
untuk mendorong keberhasilan siswa slow learners in akan sangat terbantu
keberhasilannya dengan menjalin kerjasama yang konstruktif antara guru dan
orang tua.Pastikan untuk mendengarkan keluhan dan permasalahan yang dirasakan
oleh orang tua dan mendiskusikan
penyelesaiannya. Sering berkomunikasi dan mengadakan pertemuan berkala
dengan orang tua akan mendatangkan hasil yang lebih baik.
Demikianlah
beberapa tips bagi guru untuk menghadapi siswa yang slow learners di sekolah,
semoga ini ada manfaatnya, Jika ada saran dan masukan silakan tulis pada
koment, sehingga artikel ini nantinya bisa direvisi
Catatan:
No comments:
Post a Comment