Mengajar
sebagai sebuah profesi punya dua sisi ada yang menyenangkan dan ada
juga yang tidak menyenangkan. Banyak hal-hal yang membuat kita
berbahagia sebagai seorang pengajar. Namun ada kalanya seorang guru
menemukan hal yang menjengkelkan yang membuat perasaan tidak nyaman.
Salah satunya adalah ketika berhadapan dengan siswa konfrontatif di
kelas. Setiap guru selama menjalankan profesinya pasti pernah mengalami
berjumpa dengan siswa yang bawaannya ingin melawan saja. Meskipun ini
tidak sering terjadi namun ketika kita mengalaminya timbul kejengkelan
yang mengganggu perasaan.
Jangan Sampai Kehilangan Kendali
Inilah yang paling sulit dalam menghadapi siswa yang konfrontatif ini, yaitu bagaimana kita tidak kehilangan kendali. Meskipun kita emosi usahakan, kita harus tetap tenang. Sadari kita di dalam ruang kelas penuh dengan siswa yang menonton kita. Jika kita kehilangan kesabaran dan mulai berteriak pada seorang siswa konfrontatif, kita telah melepaskan posisi otoritas kita dan menurunkan marwah kita di hadapan siswa. Sebaiknya, tarik napas dalam-dalam dan ingatlah bahwa kita adalah figur sentral dalam situasi itu.
Jangan Tinggikan Nada Suara
Ini berhubungan erat dengan kehilangan kesabaran dan kehilangan kendali. Meninggikan suara hanya akan menambah panasnya situasi. Dari pada teriak-teriak lebih baik berbicara lebih pelan. Inilah suatu hal yang sulit dilakukan saat siswa berbicara dengan nada tinggi. Kalau kita berhasil, ini akan membantu kita untuk tetap tenang dan tampil kurang konfrontatif kepada siswa, sehingga membantu menenangkan situasi.
Jangan Libatkan Siswa lain
Merupakan hal yang kontraproduktif untuk melibatkan siswa lain dalam konfrontasi. Misalnya, jika siswa membuat tuduhan tentang sesuatu yang kita lakukan atau tidak katakan, Melibatkan siswa yang lain untuk mendukung kita akan memperlihatkan kurang percaya dirinya kita di depan kelas. Mungkin lebih baik memberi tanggapan tentang apa yang terjadi di saat situasi mulai tenang.
Bicara Secara Pribadi
Dalam situasi tertentu kita bisa membawa siswa yang konfrontatif ini keruangan lain dimana yang ada hanya kita dan dia. Dengan tidak ada siswa lain, kita dapat berbicara tentang masalah mereka dan mencoba untuk mencapai semacam resolusi sebelum situasi menjadi tidak terkendali. Pastikan bahwa selama ini berlansung, kita dapat akar masalah yang membuat siswa itu marah, kemudian berbicara dengan tenang untuk menentukan resolusi terbaik untuk masalah tersebut. Gunakan teknik mendengarkan aktif saat kita berbicara dengan siswa. Jika kita bisa membuat siswa tenang dan kembali ke kelas, pastikan kita tidak lagi mengungkit-ungkit hal itu lagi di kelas.
Bantuan dari Guru Lain
Jika seandainya kita memang tidak bisa menahan diri usahakan jangan sampai meledak di dalam kelas di depan siswa lain. Dalam hal ini kita jujur saja kita perlu bantuan, maka kita minta bantu kepada pihak lain. Kalau di sekolah kita bisa minta bantu guru BP (Bimbingan Penyuluhan). Guru BP rata-rata mempelajari bagaimana menghadapi siswa yang bermasalah ketika masih kuliah. Pihak lainyang bisa diminta bantuan biasanya juga wakil Kepala Sekolah bagian kesiswaan. Adakalanya juga bantuan diminta kepada guru yang dianggap senior yang berpengalaman segudang menghadapi siswa-siswa yang menyusahkan di kelas.
Kontak Orang Tua Dalam kondisi tertentu,
cobalah untuk melibatkan orang tua sesegera mungkin. Biarkan mereka tahu apa yang terjadi di kelas dan apa yang Anda ingin mereka lakukan untuk membantu situasi. Sadarilah, bagaimanapun, bahwa beberapa orang tua tidak akan bersikap reseptif seperti orang lain dalam upaya kita mendidik anak mereka. Meskipun demikian, keterlibatan orang tua kadang kala sangat membantu, apa lagi jika orang tuanya termasuk mereka yang pengertian.
Cari waktu bicara dengan siswa pada waktu yang lain
Satu atau dua hari setelah situasi diselesaikan ajak siswa yang terlibat ke suatu tempat dan diskusikan situasinya dengan tenang. Gunakan cara ini untuk mencoba dan menentukan apa pemicu yang menyebabkan masalah di tempat pertama. Ini juga merupakan saat yang tepat untuk mencoba dan memberikan ide-ide siswa tentang cara lain untuk menghadapi situasi yang mungkin bisa mereka gunakan di masa depan. Misalnya, kita mungkin meminta mereka untuk berbicara dengan kita secara diam-diam. Ini jauh lebih baik dari pada berteriak di tengah-tengah kelas.
Perlakukan siswa secara Individu
Sadari bahwa strategi yang berhasil dengan seorang siswa mungkin tidak berhasil dengan yang lain. Misalnya, kita mungkin menemukan bahwa seorang siswa menanggapi humor dengan baik sementara yang lain mungkin marah ketika kita mencoba untuk menerangi situasi. Secara nyata siswa berbeda, maka kita harus bisa mengenali perbedaan individu ini. Ada siswa yang bisa kita berakrab ria dan memperlakukannya sebagai teman. Ada pula siswa yang kita harus menjaga jarak dengannya. Karena kalau kita akrab dengan mereka, mereka tidak respek dengan kita. Ada pulaiswa yang harus diperlakukan dengan lemah lembut dan ada pula yang kita harus tegas dengannya. Sebagai guru kita harus bisa membaca perbedaan individu ini.
Jangan di usir dari kelas
Dalam banyak kasus, guru mengusir siswa keluar dari kelas. Atau mengancam siswa “ Kalau tidak kamu, saya yang akan keluar. Ini sesuatu yang menyedihkan. Sebagai guru professional kita harus menyadari bahwa permasalahan yang menjadi tanggungjawab kita tidak hanya yang berhubungan dengan proses belajar mengajar. Tapi juga menghadapi permasalahan yang berhubungan dengan siswa. Kalau kita mengusir siswa atau kita yang keluar ini menunjukkan kita tidk punya pengetahuan dalam menghadapi siswa yang bermasalah.
Itulah beberapa tips dalam menghadapi siswa yang konfrontatif, yang sudak melawan di dalam kelas. Semoga ini bermanfaat bagi teman-teman guru dalam melaksanakan tugasnya. Kalau ada saran dan ide yang berkenaan dengan ini, mohon tinggalkan komen, terimakasih.
Catatan:
1. Bahan diolah dari https://www.thoughtco.com/deal-with-confrontational-students-7802
2. Gambar diambil dari google.
No comments:
Post a Comment