Memulai karir sebagai seorang guru dan mengalami pertama masuk kelas merupakan pengalaman yang mendebarkan membuat siapa saja mengalami demam panggung. Berbagai perasaan dan kecemasan berkecamuk di dalam dada. Apakah saya nantinya sukses berdiri di depan kelas, bagaimana respon siswa nantinya, apakah mereka patuh atau ada yang mengolok-olok kan saya nantinya. Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang biasanya menghantui seorang guru baru.
Namun setelah memasuki kelas, dan kita berhasil mengatasi rasa takut biasanya seorang guru baru mulai menikmati pekerjaannya. Dan dari pertemuan awal itu kita biasanya punya catatan tentang beberapa hal yang harus kita perbaiki. Sebaliknya ada beberapa guru baru, setelah pertemuan awal itu merasa frustrasi kecewa karena mendapat respon yang negative dari siswa dan bahkan menjadi bahan olok-olokan dari siswa. Sehingga untuk hari selanjutnya kadangkala merupakan hari-hari yang menjengkelkan yang membuat guru baru berpikir ulang untuk melanjutkan karir sebagai guru.
Untuk mencegah frustrasi dalam menghadapi dinamika kelas tersebut, 9 tips berikut ini mungkin bisa membantu kawan-kawan guru baru:
Untuk mencegah frustrasi dalam menghadapi dinamika kelas tersebut, 9 tips berikut ini mungkin bisa membantu kawan-kawan guru baru:
1. Menjalin Hubungan
Kunci keberhasilan seorang guru adalah kemampuan membangun hubungan yang baik dengan siswa. Membangun hubungan ini gampang-gampang susah karena bersifat dinamis ditambah lagi kondisi siswa yang beragam. Semakin banyak kita belajar cara menghadapi siswa yang beragam ini, semakin siswa, mudah bagi siswa untuk memahami materi ajar yang kita sampaikan. Hal-hal sederhana yang guru lakukan di depan kelas seperti menanyakan nama, hobi, atau hanya senyuman sederhana saat kita berhadapan dengan mereka akan sangat berarti dan punya pengaruh untuk selanjutnya. Sebagai guru baru kita harus memikirkan cara yang tepat bagaimana memecahkan kebekuan antara kita dan wajah-wajah baru yang kita hadapi itu. Kegiatan ice-breaking akan membantu kita melakukannya.
2. Perlakukan siswa dengan hati-hati
Cobalah untuk berhati-hati saat menangani siswa. Dan ingat kadang kala antara intruksi dan hukuman hanya beda-beda tipis.Selalu ingat bahwa ada garis tipis perbedaan antara menjadi instruksional dan menghukum. Pahami juga kapan harus bersikap ramah dan kapan pula harus bersikap tegas. Yang paling penting juga bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan di dalam kelas. Tidak semua siswa bisa kita ajak berakrab-akrab ria dan tidak semua siswa juga bisa diajak bergurau. Ini harus kita pelajari betul supaya jangan salah kaprah nantinya.
3. Biasakan untuk mengamati
Temukan waktu ketika jam kosong tidak mengajar untuk mengamati ruang kelas lain di gedung sekolah kita. Perhatikan juga prilaku siswa dari kelompok umur atau kelas yang berbeda. Banyak yang dapat kita pelajari melalui pengamatan sederhana. Diskusikan juga dengan teman sesame guru tentang apa yang kita lihat di kelas mereka. Jauh akan lebih baik lagi, undang guru lain untuk mengamati kita menyampaikan pelajaran dan mendapatkan umpan balik atau masukan dari mereka. Bergabunglah dengan komunitas Pembelajar Guru seperti MGMP ataupun KKG untuk mendapatkan informasi yang diperlukan mengenai strategi pengajaran saat ini dan fakta-fakta lain dari sesama guru.
4. Selalu tenang
Jangan takut untuk menerima apa yang tidak kita ketahui dan tidak kuasai. Namun jangan sekedar menerima saja kita harus belajar dengan cepat untuk menutupi kekurangan kita. Mungkin ada beberapa pertanyaan yang diajukan oleh siswa yang jawabannya tidak Anda ketahui. Catat saja dan cari jawabannya secepat mungkin. Untuk masa sekarang kita bisa menggunakan smart phone kalau kita tidak punya referensinya. Sadarilah kelemahan kita pada awal karir sebagai guru merupakan proses untuk menjadi guru professional. Tidak ada guru yang lansung menjadi professional semua memerlukan proses. Yang penting jangan ikhlas menerima kekurangan kita dalam hal materi dan keterampilan yang dibutuhkan seorang guru. Kunci untuk kegigihan adalah memastikan bahwa kita belajar dari kesalahan dan kekurangan kita. Baca juga buku-buku atau video-vidio yang menginspirasi kita untuk menjadi guru yang lebih baik. Jadi dalam suasana apapun kita harus bersikap tenang.
5. Sadari bahwa kita Merupakan figure Sentral
Semakin kita mengenal siswa kita, semakin besar harapan akan keberhasilan kita dalam mendidik siswa. Kita sebagai guru adalah satu-satunya pemimpin di kelas yang menentukan pembelajaran berhasil atau tidak. Ingat, ditangan guru yang baik, kurikulum yang jelek bisa menjadi kurikulum yang baik. Sebaliknya sebaik apapun kurikulum ditangan guru yang jelek maka hasilnya akan jelek pula. Kita di Indonesia sudah terbiasa ganti-ganti kurikulum. Nah ketika kurikulum berganti jangan kita termasuk guru yang mengeluh. Pikirkan hal positif bagaimana dengan kurikulum itu pembelajaran kita menjadi efektif dan efisien.
6. Memanfaatkan humor
Mengajar memang harus serius. Namun jangan terlalu serius mulai dari awal sampai detik terakhir pertemuan. Selingi juga kegiatan dengan sedikit humor.Tidak diragukan lagi, humor di kelas selalu dapat membantu meredakan situasi tegang. Kelas serius tidak selalu disambut oleh siswa. Mereka cenderung merasa membosankan dan membosankan. Jadi, tambahkan sedikit humor dalam rencana pelajaran kita sedapat mungkin. Itu tidak hanya akan membantu memecah kebosanan di kelas tetapi akan membuat pembelajaran lebih menarik dan hidup.Guru yang baik bisa menentukan kapan saatnya untuk berhumor. Namun harus diingat juga humor hanyalah bumbu. Bumbu yang melebihi dosis akan merusak rasa
7. Tetap Percaya Diri
Cobalah untuk tidak muncul di kelas dengan tampilan kikuk, pemalu apalagi grogi. Jangan diekspos pada siswa bahwa kita baru pertama kali terjun sebagai guru. Mengetahui bahwa kita adalah pendatang baru, mungkin ada diantara siswa mencoba untuk menggoda atau menguji kita dengan pertanyaan. Atau mungkin ada juga yang meremehkan kita. Jadi, kita hanya memberi tahu siswa bahwa kita guru baru dikelas itu tapi kita bukan orang yang belum pengalaman dalam pendidikan.
8. Gunakan alat bantu yang praktis
Cobalah untuk secara ilmiah belajar sebanyak mungkin. Dalam karir mengajar hari ini, Kuasai semua alat bantu mengajar seperti proyektor, speaker, dan apa saja yang ada di ruang kelas. Semakin menguasai alat bantu ini, semakin lancar pekerjaan kita dalam proses pembelajaran. Selain itu, bersikap bijaksana secara teknis akan membantu kita membangun hubungan yang sangat baik dengan siswa dan guru lain.
9. Manfaatkan media social
Saat ini orang-orang saling mengenal melalui media sosial. Namun, berhati-hati jugalah dengan apa yang Anda posting di halaman Facebook atau Twitter. Lebih baik jika kita memiliki dua akun terpisah untuk berbagi pemikiran pribadi dan profesional melalui media sosial.Media social bisa kita gunakan sebagai alat yang efektif dalam pengajaran. Dengan media social kita bisa berdiskusi dan berbagi pikran dengan teman-teman guru dalam mata pelajaran yang sama. Kita juga bisa saling berbagi ide-ide baru yang berhubungan dengan proses belajar mengajar. Atau menanyakan sesuatu yang belum kita mengerti.
Mengajar adalah profesi yang cukup menjanjikan. Sekarang ini income guru tidaklah kecil dibanding dengan ASN lain. Apalagi mereka yang sudah sertifikasi. Pekerjaan guru memang sulit, namun kalau ditekuni cukup asyik juga. Saya pribadi dapat menikmati hobby saya traveling dan camping dengan menjadi guru. Saya tidak seperti beberapa teman lain yang sering mengaku hanya karena terpaksa menjadi guru. Saya sering bilang “ Teaching is fun, teaching makes me happy”. Dan itu bukan sekedar slogan, menjadi guru memang mengasyikkan. Beberapa pengalaman saya dalam mengajar saya tuangkan dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dan karya ilmiah ini juga yang mengantarkan saya untuk dapat berkunjung ke beberapa Negara.
Nah sebagai guru baru teruslah belajar dan memperbaiki kualitas pembelajaran anda, jangan ikut-ikutan mengeluh seperti segelintir guru yang sering memposting kesulitannya di FB. Sukses memerlukan kreatifitas dan usaha. Selamat berkarya.
No comments:
Post a Comment