Ketika
sekolahnya dinyatakan sebagai sekolah/madrasah sasaran akreditasi tahun
itu. banyak kepala sekolah dan staf sekolah yang kebingungan dan
gelisah. Apalagi semenjak tahun 2017 sekolah sasaran tidak lagi
berdasarkan usulan KPA (Kordinator Pelaksanan Akreditasi)
Kabupaten/Kota. Tapi berdasarkan isian dapodik sekolah.
Sehingga
banyak sekolah/madrasah tidak menyangka bahwa sekolahnya akan menjadi
sasaran akreditasi untuk tahun itu. Maka reaksinya ada yang panic dan
galau karena mereka merasa belum siap untuk di akreditasi. Maka ada
beberapa sekolah/madrasah mengajukan pengunduruan diri atau minta
diundur. Namun peraturan dari BAN S/M, sekolah sasaran tidak bisa
menungundurkan diri. Rata-rata sekolah yang merasa tidak siap ini adalah
yang isian dapodiknya tidak sesuai dengan kenyataan.
Nah,
apa yang harus dilakukan sekolah dalam mempersiapkan diri untuk
menghadapi akreditasi ini? Pertanyaan ini sering dikemukakan oleh pihak
sekolah. Agar hasil penilaian akreditasi bisa maksimal ada beberapa hal
yang bisa dilakukan sekolah, yaitu:
1. Membentuk Tim Akreditasi Sekaolah/madrasah
Tujuan akreditasi sekolah madrasah adalah untuk peningkatan mutu
pendidikan. Salah satu indicator mutu sekolah/madrasah adalah capaian 8
Standar Nasional Pendidikan. Maka penilaian akreditasi sekolah/madrasah
adalah untuk melihat capaian 8 standar tersebut. Oleh karena itu
pembentukan Tim akrediatasi berdasar kan 8 stnadar tersebut. Jadi tim
yang dibentuk adalah 8 tim. Bisa saja satu tim beranggotakan satu, dua
atau tiga orang tergantung jumlah tenaga yang ada. Satu tim bertanggung jawab untuk satu standar.
2. Bedah Instrumen
Setelah
tim dibentuk, masing-masing tim mulai mempelajari instrument akreditasi
yang menjadi tanggungjawabnya. Instrument penilaian akreditasi terdiri
dari:
- Petunjuk Umum
- Pernyataan Kepala Sekolah
- Data dan Identitas Sekolah/Madrasah
- Instrument Penilaian
- Instrument Pengumpulan Data Informasi Pendukung Akreditasi.
- Teknik Penskoran dan Peringkat
Yang paling penting sekali dipelajari terlebih dahulu adalah Instrument pengumpulan Data Informasi Pendukung akreditasi. Kalau ini tidak difahami maka hasil akreditasi menjadi tidak maaksimal.
Contohnya soal nomor satu tentang standar isi dari instrument akreditasi SMA/M
Guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kompetensi
sikap spiritual siswa sesuai dengan tingkat kompetensi. |
A. 91%-100% guru mengembangkan perangkat pembelajaran
sesuai tingkat kompetensi sikap spiritual B. 81%-90% guru mengembangkan perangkat pembelajaran sesuai tingkat kompetensi sikap spiritual C. 71%-80% guru mengembangkan perangkat pembelajaran sesuai tingkat kompetensi sikap spiritual D. 61%-70% guru mengembangkan perangkat pembelajaran sesuai tingkat kompetensi sikap spiritual E. Kurang dari 61% guru mengembangkan perangkat pembelajaran sesuai tingkat kompetensi sikap spiritual |
Sedang datang pendukung yang diminta:
Rumusan
kompetensi sikap spiritual yaitu menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya. Kompetensi tersebut dapat dicapai melalui
pembelajaran langsung dan tidak langsung (indirect teaching),
berupa keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah/madrasah dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi
siswa.
Hasil kegiatan pengembangan perangkat pembelajaran yang memuat kompetensi sikap spiritual meliputi:
Hasil kegiatan pengembangan perangkat pembelajaran yang memuat kompetensi sikap spiritual meliputi:
1) Program tahunan dan program semester.
2) Silabus.
3) RPP.
4) Buku yang digunakan guru dan siswa dalam pembelajaran.
5) Lembar tugas terstruktur dan kegiatan mandiri untuk siswa.
6) Handout.
7) Alat evaluasi dan buku nilai (Sikap spiritual siswa diamati dan dicatat
wali kelas, guru BK, dan guru mata pelajaran).
Dibuktikan dengan:
1) Dokumen:
a) Perangkat pembelajaran yang disusun guru sesuai dengan tingkat kompetensi pada kompetensi sikap spiritual di SMA/MA.
b) Hasil kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) di MGMP tentang kompetensi sikap spiritual siswa/Penguatan Pendidikan Karakter siswa.
c) Rancangan dan hasil penilaian sikap spiritual, berupa jurnal penilaian, dokumen observasi, penilaian diri, dan penilaian antar teman.
d) Program kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis alQuran, retreat atau kegiatan keagamaan lainnya.
2) Wawancara dengan guru mata pelajaran tentang perangkat pembelajaran yang dibuat oleh guru yang memuat tentang pelaksanaan kompetensi sikap spiritual.
Berdasarkan bukti-bukti yang ada sekolah dapt menentukan apkah pilihan untuk namor 1 A, B, C, D atau E.
3. Melakukan Evaluasi diri sekolah
Setelah mempelajari isi instrument dan buktii pendukungnya,
mulailah masing-masing tim menilai berdasarkan factor pendukung yang
ada nilai standar yang menjadi tanggungjawabnya. Maka nanti akan
dapatlah nilai akreditasi sekolah yang sekolah nilai sendiri.
4. Menetapkan target
Setelah
didapat nilai EDS sekolah untuk setiap nomor instrument akreditasi,
sekolah atau tim yang terlibat mulai mengevaluasi hasilnya. Mungkin
banyak nilai yang rendah. Kemudian perkirakan berapa lagi assessor akan
datang ke sekolah. Misalkan assessor akan datang sekitar 3 bulan lagi.
Nah jangka waktu 3 bulan itu nomor-nomor instrument mana saja yang bisa
ditingkatkan hasilnya dengan melengkapi bukti factor pendukung. Maka
kemudian tetapkan nilai target yang akan diperbaiki selama tenggang
waktu yang ada. Seperti contoh berikut ini:
No. Butir
|
Nilai Sekarang(EDS)
|
Nilai target
|
Bukti Pendukung yang harus disiapkan
|
1
|
C
|
A
| |
2
|
B
|
A
| |
3
|
E
|
C
| |
4
|
D
|
B
| |
5
|
B
|
A
| |
6
|
C
|
A
| |
7
|
B
|
A
| |
8
|
C
|
A
| |
9
|
B
|
A
| |
dst
|
5. Mengirimkan hasil EDS/ mengisi DIA.
Ketika
harus mengisi DIA atau hasil EDS pada aplikasi maka yang siisikan
itulah nilai targert. Dan tim mulai beerja mempersiapkan dan melengkapi
bukti-bukti yang harus dilengkapi untuk mendukung nilai target yang
telah ditetapkan.
Demikianlah beberapa strategi yang bisa dilakukan sekolah dalam menghadapi kedatangan assessor ke sekolah dalam rangka memperoleh hasil akreditasi sekolah/madrasah yang optimal. Selamat bekerja.
No comments:
Post a Comment